Anda di halaman 1dari 21

PULP CAPPING INDIRECT AND

PULP CAPPING DIRECT


Preceptor: drg. Arlina Hapsari, Sp. KG
Presented by:
1. Afifa Tasya Nur F. (21101900027)
2. Annisha Savira (21101900031)
3. Annisa Firdaus (21101900030)
4. Ariatin Nafi’ah (21101900032)
5. Arina Zuhaila Amna (21101900035)
6. Ayatusyifa’ MS. (21101900036)
7. Ali Jawad (21101900028)
8. Deta Salsabila Faridha (21101900042)
9. Himmatul Karimah (21101900057)
10. Iedha Rizka Puspitaningtyas (21101900060)
11. Karita Rahma Aulia (21101900063)
12. Naelil Chisbiyyah (21101900079)
Pendahuluan

 Kaping pulpa merupakan tindakan perawatan pulpitis reversible dengan


cara memberi selapis tipis medikamen pada pulpa yang terinflamasi, dan
melindunginya dari mikroorganisme tambahan.

 Perawatan ini dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan keadaan


atap pulpanya, yaitu:

a) Kaping pulpa direk

b) Kaping pulpa indirek  

2
Pulp Capping

a) Kaping pulpa direk adalah pemberian selapis tipis medikamen


langsung di atas atap pulpa yang terbuka dengan tujuan menjaga
vitalitas pulpa, dan meginduksi pembentukan dentin tersier oleh
odontoblast-like cells.
b) Kaping pulpa indirek  dengan cara memberi selapis tipis medikamen
di atas atap pulpa yang hampir terbuka untuk menginduksi formasi
dentin tersier pada daerah kompleks dentin-pulpa oleh sel odontoblast
(Lipski et al., 2018)

3
Indikasi Pulp Capping Indirect
 Pulpa vital dengan karies dalam yang hampir mengenai atap pulpa
(kondisi selapis tipis dentin)
 Tidak terdapat pulpagia atau tanda pulpitis irreversible.
 Tidak ada mobilitas gigi
 Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi
 Tidak ada bukti radiografi patologi pulpa
 Tidak ada resorpsi akar atau penyakit radikuler yang terlihat secara
radiografis.

4
Kontra Indikasi Pulp Capping
Indirect
a) Riwayat:
 Nyeri yang tajam, penetrasi sakit bertahan setelah penarikan stimulus.
 Nyeri spontan yang berkepanjangan, terutama malam hari.
b) Pemeriksaan Klinis:
o Mobilitas gigi yang berlebihan.
o Perubahan warna gigi.·
o Tes vitalitas pulpa negatif.
c) Pemeriksaan Radiografik:
 Lesi karies besar dengan paparan jelas pada pulpa.
 Terganggunya atau rusaknya lamina dura.
 Ruang ligamen periodontal melebar
 Radiolusensi di daerah apeks akar atau didaerah furkasi
5
Indikasi Pulp Capping Direct

 Pulpa sudah mulai terbuka karena trauma atau


prosedur restorasi gigi
 Fraktur mahkota  salah satu tanduk terbuka
 Tidak ada rasa sakit spontan sebelumnya
 Gigi dapat di restorasi
 Pada foto radiografi jaringan pulpa dan apikal
serta jaringan penyangga gigi tidak ada kelainan.
Kontra Indikasi Pulp Capping
Direct
 Sakit gigi yang akut pada malam hari  pulpitis irreversible
 Ada sakit spontan
 Gigi goyang
 Ada penebalan pada jaringan periodontal  perkusi (+)
 Ada tanda degenerasi pulpa atau periapikal  pada foto
radiografi
 Ada perdarahan yang banyak dari pulpa terbuka
Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan

 Keberhasilan pulp capping indirect dipengaruhi oleh:


a) usia pasien
b) ukuran paparan
c) prosedur restoratif
d) vitalitas pulpa

 Pada pasien muda, potensi untuk berhasil lebih besar karena jaringan
pulpa dan vaskularisasi yang baik.

8
Alat dan Bahan
Alat : •Pinset berkerat
•Bur bulat •Plastis filling instrument
•Excavator •Semen Spatula
•Hachet email atau pahat •Stopper cement

Bahan:
1) Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan
pH 12-13. Bahan ini sering digunakan untuk direct pulp capping. Jika
diletakkan kontak dengan jaringan pulpa, bahan ini dapat
mempertahankan vitalitas pulpa tanpa menimbulkan reaksi radang, dan
dapat menstimulasi terbentuknya batas jaringan termineralisasi atau
jembatan terkalsifikasi pada atap pulpa.
9
Bahan

2) Zinc Oxide Eugenol      


ZOE sering digunakan dalam indirect pulp capping dan
mempunyai kemampuan dalam pembentukan odontoblast.
Eugenol, secara biologis merupakan bagian yang paling
aktif dari bahan ini dan mempunyai derivat fenol yang
menunjukkan toksisitas serta memiliki sifat antibakteri.
Manfaat eugenol dalam pengendalian nyeri disebabkan
karena kemampuan memblokir. ZOE tidak sering lagi
digunakan saat ini karena menyebabkan persentasi yang
tinggi terhadap resorpsi internal dan tingkat
kesuksesannya hanya 55-57%

10
Bahan

3) Mineral Trioxide Aggregate (MTA)      


MTA adalah bubuk yang mengandung trikalsium silikat, bismuth oxide, dikalsium silikat,
trikalsium aluminat, tetracalcium aluminate dan dicalcium sulfat dihidrat. MTA dibuat
dengan hidrasi menjadi gel koloid dengan pH 12,5, mirip dengan Ca (OH)2. Setting timenya
3-4 jam, compressive strenghtnya sebanding dengan IRM (Intermediate Restorative
Material), MTA kompatibel.      Pada penelitian membandingkan MTA dengan
Ca(OH)2 untuk direct pulp capping, kedua material ini menunjukkan tingkat kesuksesan
100% setelah 2 tahun. 

11
Bahan
4) Resin Adhesive     
Bahan resin adhesive yang terbukti dapat digunakan sebagai bahan kaping pulpa secara langsung adalah bahan
resin adhesive yang mengandung kombinasi utama :Polyethylene Glycidyl Methacrylate (PEGDMA),
Glutaraldehide 5% dan Bisphenol-Glycidyl Methacrylate (Bis-GMA), kombinasi 4- Methacrylate Trimmellitate
anhydride (4-META), Hydroxyethyl Methacrylate (HEMA) dan transmisi impuls saraf.

Selain itu, penelitian menunjukan terjadinya inflamasi kronis setelah aplikasi ZOE akan diikuti oleh
pembentukan lapisan odontoblastik yang baru dan terbentuklah dentin sekunder. PolyMethyl Methacrylate
(PMMA), serta kombinasi Methacryloxyethyl Phenyl Hidrogen Phospatase (Phenyl-P), N-Methacryloyl-5-
aminosalicylic Acid (5-NMSA), Bis-GMS, HEMA dan Methacryloxydcl Dehydrogen Phospate (MDP)

Bahan resin adhesive terdiri dari bahan etsa, larutan primer, dan komponen adhesive yang dikemas dan
digunakan sesuai dengan generasi sistem adhesive bahan itu sendiri. Penelitian menunjukkan pada
perbandingan resin adhesive dan dycal, untuk indirect pulp capping, material ini menunjukkan tingkat
kesuksesan 96% untuk resin dan 83% untuk dycal.

12
Prosedur Pulp Capping Indirect

1. Lakukan pemeriksaan objektif dan 2. Isolasi gigi (Rubber dam)


pemeriksaan penunjang untuk melihat 3. Buang enamel (Round bur)
kondisi pulpa dan periapikal
4. Pembersihkan karies (Excavator, Low-speed
round carbide bur)

13
Prosedur Pulp Capping Indirect

5. Bilas kavitas dan keringkan 8. Lakukan pemeriksaan follow-up (Cek dentin,


pulpa, dan periapical)
6. Aplikasi Calcium Hydroxide
7. Tumpat sementara dengan RMGIC

14
Prosedur Pulp Capping Indirect
9. Buka tumpatan sementara dan hilangkan dentin yang tidak
teremineralisasi
10. Bilas kavitas
11. Aplikasi Calcium hydroxide
12. Aplikasi RMGIC
13. Aplikasi etsa, bonding
14. Aplikasi Resin Komposit
15. Cek oklusi

Hasil pemeriksaan setelah 4 tahun


15
Prosedur Pulp Capping Direct

1) Siapkan peralatan dan bahan. Gunakan kapas, bor, dan


peralatan lain yang steril.
2) Isolasi gigi: Selain menggunakan rubber dam, isolasi
gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva ejector,
jaga posisinya selama perawatan.
3) Preparasi kavitas.: Tembus permukaan oklusal pada
tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-
kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada
kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten
gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.
16
4) Ekskavasi karies yang dalam: Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula
dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian
yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
5) Berikan kalsium hidroksida.: Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang
dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.
6) Pengaplikasian lining dan komposit

17
Keberhasilan perawatan
Pulp capping direct sampai saat ini masih merupakan suatu metode
perawatan yang valid di bidang endodontic, karena bila perawatan ini berhasil
maka vitalitas dari gigi dengan pulpa terbuka dapat dipertahankan. Kondisi ini
sangat tergantung pada diagnosis yang tepat sebelum perawatan, tidak ada bakteri
yang mencapai pulpa dan tidak ada tekanan pada daerah pulpa yang terbuka.

Keberhasilan perawatan pulp capping direct, ditandai dengan hilangnya rasa


sakit, serta reaksi sensitive terhadap rangsang panas atau dingin yang dilakukan
pada pemeriksaan subjektif setelah perawatan. Kemudian pada pemeriksaan
objektif ditandai dengan pulpa yang tinggal akan tetap vital, terbentuknya
jembatan dentin yang dapat dilihat dari gambaran radiografi pulpa, berlanjutnya
pertumbuhan akar dan penutupan apical.

18
Kegagalan Perawatan
Perdarahan yang terjadi dapat berperan sebagai penghalang sehingga tidak terjadi kontak
antara bahan kalsium hidroksida dengan jaringan pulpa. Hal ini menyebabkan proses
penyembuhan pulpa terhambat. Kegagalan perawatan ditandai dengan pemeriksaan subjektif
yaitu timbulnya keluhan, misalnya gigi sensitive terhadap rangsang panas dan dingin atau
gejala lain yang tidak diinginkan. Kemudian pada pemeriksaan objektif dengan radiografi
dilihat adanya gambaran radiolusen yang menunjukkan gumpalan darah atau terjadinya
resorpsi internal.
Prognosis Pulp Capping direct sampai saat ini masih merupakan suatu metode perawatan
yang valid di bidang endodontik. Kondisi ini sangat tergantung pada diagnosis yang tepat
sebelum perawatan, tidak ada bakteri yang mencapai pulpa dan tidak ada tekanan pada daerah
pulpa yang terbuka. Keberhasilan dari pulp capping pada lesi pulpa terbuka karena karies
lebih rendah. Kegagalan meningkat jika observasinya dilakukan lebih lama. Prognosis baik
juga tergantung pada kekooperatifan pasien dalan perawatan.

19
Daftar Pustaka

• Barata, Terezinha J, Et Al., 2009, INDIRECT PULP TREATMENT IN A PERMANENT MOLAR: CASE
REPORT OF 4-YEAR FOLLOW-UP, Article In Journal Of Applied Oral Science: Revista FOB · March
2009Doi: 10.1590/S1678-77572009000100014 · Source: Pubmed
• Moursi, Amr M., dkk. 2013. Clinical Cases in Pediatric Dentistry. New York: Wiley-Blackwel
• Nisha Garg, Amit Garg; 2015; Textbook Of OPERATIVE DENTISTRY; New Delhi: Jaypee Brothers
• Kurniasari, Ari. 2017. Efektivitas Pasta Biji Kopi Robusta (Coffea Robusta) Sebagai Bahan Direct Pulp
Capping Terhadap Jumlah Sel Makrofag dan Sel Limfosit Pulpa Gigi. Digital Repository Universitas Jember
• Grossman, Louis I., S. Oliet., Rio, C.E Del. 2013. Ilmu Endodontik dalam praktek. Edisi 11. Jakarta: EGC.
h. 66-128.
• Garg, Nisha dan Garg, Amit. 2014. Textbook of Endodontics. India: Jypee Brothers Medical Publishers.
h. 24-26

20
Thanks!
Any questions?

21

Anda mungkin juga menyukai