0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan4 halaman
Model pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning dan Inquiry Learning memiliki perbedaan dalam pendekatan, peran guru, dan tujuan pembelajaran. Problem Based Learning menekankan pada pendekatan masalah autentik, guru berperan sebagai moderator, dan bertujuan melatih berpikir kritis. Discovery Learning memberi kebebasan siswa untuk bereksperimen sendiri dengan guru sebagai pembimbing, serta bertujuan mengembangkan berpikir kreatif. Sedangkan Inquiry Learning menekank
Model pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning dan Inquiry Learning memiliki perbedaan dalam pendekatan, peran guru, dan tujuan pembelajaran. Problem Based Learning menekankan pada pendekatan masalah autentik, guru berperan sebagai moderator, dan bertujuan melatih berpikir kritis. Discovery Learning memberi kebebasan siswa untuk bereksperimen sendiri dengan guru sebagai pembimbing, serta bertujuan mengembangkan berpikir kreatif. Sedangkan Inquiry Learning menekank
Model pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning dan Inquiry Learning memiliki perbedaan dalam pendekatan, peran guru, dan tujuan pembelajaran. Problem Based Learning menekankan pada pendekatan masalah autentik, guru berperan sebagai moderator, dan bertujuan melatih berpikir kritis. Discovery Learning memberi kebebasan siswa untuk bereksperimen sendiri dengan guru sebagai pembimbing, serta bertujuan mengembangkan berpikir kreatif. Sedangkan Inquiry Learning menekank
TUGAS : Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning dan Inquiry Learning.
NO. Indikator Problem Based Learning Discovery Learning Inquiry Learning
1. Pengertian Problem Based Learning merupakan Prosedur mengajar yang Model pembelajaran inquiry adalah suatu model pengajaran dengan mementingkan pengajaran perseorangan, rangkaian kegiatan pembelajaran yang pendekatan pembelajaran siswa pada manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum menekankan pada proses berpikir secara masalah autentik. Masalah autentik dapat sampai kepada generalisasi. Metode kritis dan analisis untuk mencari dan diartikan sebagai suatu masalah yang discovery learning merupakan komponen menemukan sendiri jawaban dari suatu sering ditemukan siswa dalam kehidupan dari masalah yang dipertanyakan sehari-hari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif 2. Konten pembelajaran Masalah yang sudah ada dan biasa terjadi Masalah baru yang dirumuskan oleh guru Masalah yang sudah ada dan bukan yang diangkat pada kehidupan sehari-hari atau hasil rekayasa guru sehingga peserta permasalahan yang dekat kaitannya didik harus mengerahkan seluruh dengan peserta didik pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian 3. Tujuan utama Mempersiapkan peserta didik untuk Mempersiapkan peserta didik untuk Mempersiapkan peserta didik untuk pembelajaran berfikir kritis dan analistis berfikir kreatif dan inovatif berfikir kritis, logis dan analistis 4. Teknis dan sistematika Proses diskusi dan penyelidikan Siswa dibebaskan bereksperimen untuk Proses diskuis dan penyelidikan pembelajaran diarahkan oleh guru menemukan jawaban atas permasalahan diarahkan oleh guru namun guru tidak terlalu banyak terlibat 5. Peran guru Moderator Pembimbing Moderator 6. Kelebihan 1. Mengembangkan pemikiran kritis dan 1. Teknik ini mampu membantu siswa Pembelajaran yang keterampilan kreatif untuk mengembangkan, menekankan kepada 2. Meningkatkan kemampuan memperbanyak kesiapan, serta pengembanganaspek kognitif, afektif, memecahkan masalah penguasaan keterampilan dalam dan psikomotor secara seimbang dapat 3. Meningkatkan motivasi siswa dalam proses kognitif/mendalam tertinggal memberikan ruang kepada siswa untuk belajar dalam jiwa siswa tersebut belajar sesuai dengan gaya belajar 4. Membantu siswa belajar untuk 2. Siswa memperoleh pengetahuan yang mereka sesuai dengan perkembangn mentransfer pengetahuan dengan bersifat sangat pribadi/individual psikologi modern dapat melayani situasi baru sehingga dapat kokoh/mendalam kebutuhan siswa yang memiliki 5. Dapat mendorong siswa/mahasiswa tertinggal dalam jiwa siswa tersebut kemampuan diatas rata-rata mempunyai inisiatif untuk belajar dapat membangkitkan kegairahan secara mandiri belajar para siswa 6. Mendorong kreativitas siswa dalam 3. Teknik ini mampu memberikan pengungkapan penyelidikan masalah kesempatan kepada siswa untuk yang telah ia lakukan berkembang dan maju sesuai dengan 7. Dengan PBL akan terjadi kemampuannya masing-masing pembelajaran bermakna. 4. Mampu mengarahkan cara siswa 8. Dalam situasi PBL, siswa/mahasiswa belajar, sehingga lebih memiliki mengintegrasikan pengetahuan dan motivasi yang kuat untuk belajar lebih ketrampilan secara simultan dan giat mengaplikasikannya dalam konteks 5. Membantu siswa untuk memperkuat yang relevan. dan menambah kepercayaan pada diri 9. PBL dapat meningkatkan kemampuan sendiri dengan proses penemuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif sendiri siswa/mahasiswa dalam bekerja, 6. Strategi itu berpusat pada siswa tidak motivasi internal untuk belajar, dan pada guru. Guru hanya sebagai teman dapat mengembangkan hubungan belajar saja, membantu bila di interpersonal dalam bekerja perlukan kelompok. 7. Kekurangan 1. Kurang terbiasanya peserta didik dan 1. Pada siswa harus ada kesiapan dan 1. Sulit mengotrol kegiatan dan pengajar dengan metode ini. Peserta kematangan mental untuk cara belajar keberhasilan didik dan pengajar masih terbawa ini. Siswa harus berani dan 2. Siswa sulit merencanakan kebiasaan metode konvensional, berkeinginan untuk mengetahui pembelajaran oleh karena terbentur pemberian materi terjadi secara satu keadaan sekitarnya dengan baik. dengan kebiasaan siswa arah. 2. Bila kelas terlalu besar penggunaan dalambelajar 2. Kurangnya waktu pembelajaran. teknik ini akan kurang berhasil. 3. Memerlukan waktu yang panjang Proses PBL terkadang membutuhkan 3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa untuk mengiplementasikannya waktu yang lebih banyak. Peserta dengan perencanaan dan pengajaran didik terkadang memerlukan waktu tradisional mungkin akan sangat untuk menghadapi persoalan yang kecewa bila diganti dengan teknik diberikan. Sementara, waktu penemuan. pelaksanaan PBL harus disesuaikan 4. Dengan teknik ini ada yang dengan beban kurikulum. berpendapat bahwa proses mental ini 3. Menurut Fincham et al. (1997), "PBL terlalu mementingkan proses tidak menghadirkan kurikulum baru pengertian saja , kurang tetapi lebih pada kurikulum yang memperhatikan perkembangan atau sama melalui metode pengajaran yang pembentukan sikap dan keterampilan berbeda," bagi siswa. 4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu 5. Teknik ini mungkin tidak memberikan apa yang mungkin penting bagi kesempatan untuk berpikir secara mereka untuk belajar, terutama di kreatif. daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya. 5. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk "melepaskan kontrol" dan menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi 8. Sintak 1. Orientasi siswa kepada masalah 1. Stimulation 1. Orientasi 2. Mengorganisasikan siswa untuk 2. Problem statement 2. Merumuskan masalah belajar 3. Data collection 3. Merumuskan hipetesis 3. Membimbing penyelidikan individual 4. Data processing 4. Mengumpulkan data maupun kelompok 5. Verification 5. Menguji hipotesis 4. Mengembangkan dan menyajikan 6. Generalization 6. Merumuskan kesimpulan hasil karya 5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah