Anda di halaman 1dari 29

1

SKENARIO 1

In-Vitro Fertilization

Seorang pasangan suami istri datang ke klinik fertilitas untuk melakukan embryo
transfer (ET). Pasien sedang dalam program in-vitro fertilization. Dokter menjelaskan bahwa
embrio akan ditanam dalam uteru pasien dalam bentuk morula. Setelah dilakukan Embryo
transfer, dokter akan memantau pertumbuhan dan perkembangan embro lebih lanjut.

A. KLARIFIKASI ISTILAH ( STEP 1 )


1. Embryo transfer : Benih calon janin dari hasil fertilisasi, pemindahan embrio ke dalam
uterus untuk membangun kehamilan.
2. Morula : Kumpulan dari 13-20 sel blastomer, Massa padat blastomer yang dibentuk
melalui pembelahan zigot, Fase pertama pada pertumbuhan embrio.
3. Klinik fertilitas : Klinik medis yang membantu suatu pasangan untuk mencapai proses
kehamilan
4. Uterus : Organ reproduksi pada wanita yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan
dan perkembangan janin
5. In-vitro Fertilization : Suatu pembuahan sel telur oleh sel sperma diluar tubuh sang
wanita

B. RUMUSAN MASALAH ( STEP 2 )


1. Bagaimana proses fertilisasi?
2. Bagaimana proses perkembangan embrio?
3. Pada saat keadaan apa saja sepasang suami istri melakukan IVF?
4. Apa perbedaan IVF dan fertilisasi pada umumnya?
5. Apa dampak positif dan negatif IVF?

C. ANALISIS MASALAH ( STEP 3 )


1. Tahapann tahapannya adalah:
a. Tahapan 1 : Penembusan ovorus
b. Tahapan 2 : Penembusan corona radiata
2

c. Tahapan 3 : Penembusan zona pelusida


d. Tahapan 4 : Fusi oosit dan membran plasma
e. Tahapan 5 : Fusi pronukleous pria dan wanita

2. Morula – Blastula – Grastula – Diferensiasi dan Organogenesis


3. IVF digunakan pada saat
a. Untuk menangani infertisitas
b. Wanita yang kurang subur
c. Kualitas sperma kurang bagus
d. Mencegah penyakut turun temurun
4. Perbedaan IVF dan Fertilisasi adalah
a. IVF dilakukan di luar tubuh (cawan petri), sedangkan fertilisasi dilakukan di
dalam tubuh (rahim)
b. Pasien IVF biasanya tidak subur (sperma, sel telur) , sedangkan fertilisasi subur
(sperma, sel telur)
c. Sperma pada proses IVF tidak melalui tahapan seleksi alam, sedangkan proses
fertilisasi melalui seleksi alam
5. Dampak positif dan negatifnya adalah:
a. Positif:
i. Mempunyai bayi
ii. Bisa menentukan jenis kelamin
iii. Menghindari penyakit genetika turun temurun
b. Negatif
i. Biaya besar
ii. Alergi, Lupus, Infeksi
iii. Tingkat keberhasilan tidak 100%

D. SISTEMATIKA MASALAH ( STEP 4 )


1. Proses peleburan pada sel telur dengan sel sperma
3

Gambar 1 Proses sel sperma menuju uterus

Gambar 2 Struktur Sperma Gambar 3 Struktur Ovum

2. Tahapan perkembangan embrio adalah:


a. Morula : Merupakan fase I pada pertumbuhan, terjadi morulasi
b. Blastula : Terjadi krisistoma pensida dan nidasi
c. Gastula : Terjadi primitif Steak
d. Orgenogenesis : Proses pembentukan organ tubuh pada makhluk hidup
dibentuk berasal dari masing – masing lapisan
e. Diferensiasi : Terjadi proses pembelahan sel mitosis dan melewati 4
lankah yaitu; Profase, Metafase, Anafase, Telofase
3. IVF digunakan pada saat
a. Untuk menangani infertisitas
b. Wanita yang kurang subur
c. Kualitas sperma kurang bagus
4

d. Mencegah penyakut turun temurun


e. Biasanya faktornya yaitu:
i. Testis benar benar tidak mampu memproduksi sel sperma
ii. Testis tidak dapat menghasilkan sperma dengan jumlah yang memadai
iii. Ovarium tidak mampu memproduksi sel telur
iv. Vagina menghasilkan zat – zat anti bodi yang mematikan sperma

4. Proses pembuahan yang terjadi didalam IVF melewati 4 proses yaitu:


a. Induksi ovulasi
b. Pengambilan sel telur
c. Fertilisasi sel telur
d. Transfer embrio

Dilakukannya IVF karena adanya kerusakan di dalam tubapalofi, selain itu juga bisa
menentukan hasil sel telur dan sel sperma lebih dari satu

5. Dampak Positif dan negatifnya adalah:


a. Positif:
i. Mempunyai bayi
ii. Bisa menentukan jenis kelamin
iii. Menghindari penyakit genetika turun temurun
b. Negatif
i. Biaya besar
ii. Alergi, Lupus, Infeksi
iii. Tingkat keberhasilan tidak 100%
iv. Dapat terkena kanker Ovarium

MIND MAP
5

Fertilisasi

Struktur Sperma Perkembangan


Proses
dan Ovum embrio

Morula, Blastula,
Normal IVF Gastrula,
Orgonogenesis

Dampak positif Mitosis dan


dan negatif Miosis

E. SASARAN BELAJAR (STEP 5)


1. Siklus pertumbuhan dan perkembangan sel
2. Proses fertilisasi
3. Proses perkembang embrio
4. Struktur, fungsi sel sperma dan ovum

F. BELAJAR MANDIRI (STEP 6)

G. PENJELASAN (STEP 7)

1. Siklus Pertumbuhan dan Perkembangan Sel


a. Pertumbuhan Sel
Siklus Sel Pada Sel Eukariotik Siklus sel terbagi menjadi 2 tahapan penting
yaitu tahapan pertumbuhan dan tahapan perkembangan. Tahapan pertumbuhan
terdiri dari 3 fase yaitu fase istirahat / G0 (Gap 0), fase G1, fase S (sintesis), fase
G2. Pada fase pertumbuhan sel, terjadi penggandaan kromosom yaitu pada fase
G1, S, G2. Pada fase perkembangan yaitu fase M/Mitosis (kariokinesis dan
6

sitokinesis), terjadi pembelahan sel menjadi dua secara sempurna dan setiap sel
anakan membawa kromosom yang jumlahnya sama dengan sel induknya.1

Gambar 1.1. Siklus Sel Pada Sel Eukaryot


(Bruce Alberts, Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts 2008)

Proses penggandaan kromosom terjadi pada fase S membutuhkan waktu


sekitar 10 - 12 jam. Fase S merupakan fase terlama karena membutuhkan waktu
separuh dari waktu siklus sel. Pada saat sel memasuki fase S, kromosom akan
mengganda karena terjadinya replikasi DNA. Bila pada manusia, replikasi sel yang
semula kromosom jumlahnya 46, berubah menjadi dua kali lipatnya (2X46).
Selain itu terdapat sintesis berbagai protein yang dibutuhkan untuk pengaturan
pertumbuhan sel dengan melibatkan proses transkripsi. Dalam proses transkripsi
terjadi proses sintesis mRNA dengan DNA sebagai cetakannya dan dilanjutkan ke
proses translasi. Dalam proses translasi terjadi proses sintesis protein dengan
mRNA sebagai cetakannya. Protein yang disintesis pada fase G1 dan fase S
dibutuhkan dalam proses persiapan untuk menuju fase M, selain itu kromosom
yang disintesis juga membutuhkan protein histon. Kromosom yang telah
mengganda selanjutnya akan dibagi sama rata pada anakan sel. Selain proses
perbanyakan kromosom, terdapat proses pembelahan sel. Pembelahan sel terjadi
pada fase M dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam pada sel mamalia. Waktu
pembelahan sel cukup singkat jika dibandingkan dengan waktu perbanyakan
kromosom. Jika Anda melihat aktivitas sel dengan bantuan mikroskop cahaya,
maka perbanyakan kromosom dapat dibagi menjadi fase interfase yang meliputi
(G0, G1, S, G2) dan fase pembelahan mitosis maupun meiosis. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel tubuh/autosom, sedangkan pembelahan meiosis terjadi di
sel gamet. Kenampakan kromosom di setiap fase yang terdapat pada mitosis
7

maupun meiosis, dapat diamati menggunakan mikroskop cahaya. Pada tahap


interfase, sel tidak terlihat menjalankan aktivitas apapun, namun ternyata di fase
interfase sel mempersiapkan kebutuhan pembelahan dimulai dari perbanyakan
organel, perbanyakan kromosom, hingga sel siap membelah.1
1) Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan sel induk menjadi dua sel anakan secara
sempurna, dimana setiap sel anakan membawa kromosom yang jumlahnya sama
dengan sel induknya, pada fase inilah yang disebut sebagai perkembangan
karena dari satu sel berkembang menjadi dua sel, yang terdiri dari dua peristiwa
besar yaitu: 1) mitosis: dimana pada peristiwa ini terjadi pembagian kromosom
pada dua inti sel dari calon sel anakan. 2) Sitokenesis: yaitu terjadinya
pembagian sitoplasma menjadi dua bagian sama untuk dua sel anakan. Pada fase
M ini membutuhkan waktu kurang dari satu jam. untuk sel eukaryot.
Fase M ini terdiri dari empat tahapan, berurutan mulai dari profase,
metafase, anafase dan telofase . 1) Profase: Pada fase ini terjadi proses
penebalan pada benang-benang kromosom menjadi kromatid, namun membran
inti sel masih menyelimuti kromatid tersebut. 2) Metafase: yang ditandai dengan
hilangnya membran inti, kemudian benang-benang kromatid berada pada bagian
ekuator. 3) Anafase: benang-benang kromatid ditarik pada posisi dua kutub
yang berlawanan oleh benang-benang spindel. 4) Telofase: Benang-benang
kromatid pada masing-masing kutub tersebut kemudian dibungkus oleh
membran yang disebut sebagai membran inti. Sehingga pada fase telofase ini
sudah terbentuk dua inti sel (kariokinesis) yang ditandai terbentuknya membran
inti, dan ditandai dengan adanya pemisahan sitoplasma (sitokinesis), dan
akhirnya dihasilkan dua sel anakan yang sempurna, dimana setiap sel anakan
membawa 23 pasang kromosom yang sama persis dengan jumlah kromosom sel
induknya. 1
8

Gambar 1.2 Pembelahan mitosis

2) Meiosis
Mitosis adalah pembelahan sel somatik menjadi dua sel anak identik ,
sedangkan meiosis adalah pembelahan sel yang khusus untuk menghasilkan
gamet (spermatozoa atau ovum) yang jumlah kromosomnya telah dikurangi dari
jumlah kromosonya telah dikurangi dari jumlah diploid (2n) menjadi haploid
(1n).Meiosis dimulai pada akhir interfase pada siklus sel. Meiosis menghasilkan
sel germinal-ovum dan spermatozoa. Proses ini mempunyai dua hasil yang
sangat penting, yaitu:1
1. Pengurangan jumlah kromosom dari jumlah diploid(2n) menjadi haploid
(1n), untuk meastikan bahwa tiap gamet mengandug jumlah DNA dan
kromosom haloid.
2. Rekomendasi gen, untk memastikan variabilitas genetik dan diversitas pool
(kumpulan) gen.
Meiosis terdiri atas peristiwa berbeda, yaitu:
 Meiosis I, atau pembelahan reproduksi (peristiwa pertama).
Pasangan kromosoom homolog berbaris, anggota tiap pasangan saling
berpisah dan bergerak ke kutub berlawanan, dan sel membelah; dengan
demikian, tiap sel anak menerima setengah jumlah kromosom (jumlah
haploid)
 Meiosis II, atau pembelahan ekuatorial (peristiwa kedua). Kedua
kromatid dari imigrasi kromatid ke kutub yang berlawanan dan
pembentukan dua sel anak. Ketua peristiwa tadi menghasilkan empat sel
9

(gamet), masing-masing dengan jumlah kromosom haploid dan isis DNA


haploid.
1. Meiosis I
Meiosis (pembelahan reduksi ) memisahkan pasangan kromoson
homolog, sehingga mengurangi jumlah kromosom dari diploid (2n)
menjadi haploid (1n). Pada gametosis, ketika sel germinal berada pada
Fase S siklus sel yang mendahului meiosis, jumlah DNA 2n (46
kromosom). Meiosis I terjadi seperti tamak pada gambar 1.1
 Profase I
Proses pada meiosis I berlangsung lama dan terdiri atas lima
fase berikut ini:

 Leptoten
Masing-masing kromoson, yang tersusun atas dua
kromatid yang saling dihubingkan pada sentromernya, mulai
berkondensasi (menebal), dan membentuk untai panjang di
dalam inti.

 Zigoten
Pasang kromosom homolog saling mendekat, berbaris
berhadapan (lokus gen ke lokus sen), dan bersinaps lewat
kompleks sinaptonemal, membentuk tetrad.
 Pakiten
Kromosom terus menebal, menjadi gemuk dan pendek;
kiasmata (tempat crossing over [pindah silang]) terbentuk saat
pertukara-acak materi genetic terjadi antara kromoson
homolog.
 Diploten
Kromosom terus menebal dan kemudian mulai berpisa,
sehingga kiasmata tampak jelas.
 Diakinesis
Kromoson menebal maksimal, anak inti dan selubung
manghilang, sehingga kromosom bebas berada di sitoplasma.
10

Pada kesimpulannya, Profase I yang merupakan permulaan


meiosis, dimulai sesudah DNA digandakan menjadi 4n pada Fase S.
 Metafase I
Selama metafase I, kromosom homolog berjejar berpasangan
pada lempeng ekuatorial aparaatus spindle secara acak, yang
selanjutnya memastikan pengacakan kromoson maternal dan
paternal. Selanjutnya, benang spindle melekat dan paternal.
Selanjutnya, benang spindle melekat pada kinetokor kromosom.
 Anaphase I
Anaphase I terjadi saat pasangan kromosom homolog mulai
berpisah, dan memulai migrasinya ke kutub berlawanan pada sel.
Pada anaphase I, kromoson homolog salig menjauh manuju ke
kutub berlawanan. Tiap kromosom masih terdiri atas dua kromatid.
 Telofase I
Selama telofase I, kromosom yang masing-masing terdiri atas
dua kromatid, bermigrasi dan mencapai kutub yang berlawanan.
Telofase I serupa dengan telofase pada mitosis. Kromosom
mencapai kutub berlawanan, inti terbentuk kembali, dan terjadi
sitokinesis yang menghasikan dua sel anak. Tiap sel mengandung
23 kromosom merupakan jumlah haploid (In), tetapi karena tiap
kromosom tersusun atas dua kromatid, jadilah isi DNAnya masih
diploid. Kemudian, masing-masing dari dua sel anak yang baru
terbentuk memasuki meiosis II.
b. Perkembangan Sel
 Meiosis II
Pembelahan ekuatorial tidak didahului oleh fase S. Pembelahan tersebut
serupa dengan mitosis dan terbagi atas profase II, metafase II, anafase II, telofase
II dan sitokinesis. Kromosom berbaris di ekuator, kinetokornya melekat pada
benang spindel, diikuti oleh migrasi kromatid ke kutub berlawanan, dan sitokinesis
membelah kedua sel, untuk menghasilkan empat sel anak dari sel germinal diploid
asalnya. Masing-masing dari empat sel anak tersebut mengandung jumlah DNA
dan kromosom haploid.
11

Tidak seperti sel anak yang berasal dari mitosis, yang masing-masing
mengandung jumlah kromosom diploid dan merupakan salinan identik satu sama
lain, keempat sel yang berasal dari meiosis mengandung jumlah kromosom haploid
dan berbeda secara genetik karena terjadinya pengacakan kromosom dan pindah
silang. Jadi, setiap gamet mengandung komplemen genetiknya yang unik.1

Gambar 1.3 Tahap meiosis pada sebuah sel (yang dibuat ideal) yang mngandung jumlah diploid
(2n)dari 4 kromosom.

2. Proses Fertilisasi
Reaksi akromoson, yang terjadi sesudah pengikagan pada zona pelusida, dipicu poeh
protein zona.reaksi ini memuncak pada peleoasan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk
menembus zona pelusida,meliputi substansi.mirip akrosin dan mirip tripsin

Fase fertilasi meluputi:2


* Fase 1, penetrasi korona radiata
* Fase 2, penetrasi zona pelusida
* Fase 3, penyatuan membaran sel oosit dan sperma
12

 Fase 1: Penetrasikorona radiata

Dari 200 hingga 300 juga spermatozoa yang normalnya diletakan di dalam
salutan genitalia wanita, hanya 300 hingga 500 yang mencapai tempat fertilisasi.
Hanya satu dari spermatozoa ini yang membuahi sel telur. Diduga bahwa
spermatozoa lainnya membantu sperma yang membuahi dalan penetrasi sawar
yang melindungu gamet wanita.sperma yang terkapasitasi bebas menembus sel-
sel korona

 Fase 2: Penetrasi zona pelusida

Zona ini merupakan selubung glikoprotein yang mengelilingi sel telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan memicu reaksi
akromoson. Baij pengikatan maupun reaksi akromosom ini di perantai oleh
ligan ZP3,Suatu protein pelepasan. Pelepasan enzim akromosom (akrosin)
memungkinkan sperma menembus zona sehingga berkontak dengan membran
plasma oosit. Permeabilitasbzona pelusida berubah ketika kepala sperma
berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini menyebabkan pelepasan enzim
lisosom dari granula korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada
gilirannya, enzim-enzim ini mengubah sifat zona pelusida ( reaksi zona ) untuk
mencegah penetrasu sperma dan menginaktifkan tempat-tempat reseptor spesies
untuk spermatozoa lainnya telah di permukaan zona. Spermatozoa lainnya telah
ditemukan terbenam di dalam zona pelusida,namun hanya satu yang tampaknya
dapat menembus oosit

 Fase 3: Penyatuan membran sel oosit dan sperm

Perletakan awal sperma pada oosit diperantsi sebagian oleh interaksi


integrin di oosit dan liganya di sintergin di sperma dan sel telur menyati. Oleh
karena membran plasma yang menutupi tudung kepala akrosom menghilang
selama reasi akrosom,penyatuan sebenernya terjadi antara membran oosit dan
membran yang menutupi baguan posterior kepala sperma. Pada manusia,baik
kepala maupun ekor spermatozoa masuk ke dalam sitoplasma oosit,tapi
membran plasma ditinggalian pada permukaan oosit.
13

3. Proses perkembangan embrio

Gambar 1.4 Tabel periode kritis perkembangan janin

a. Pengertian Embrio
Embrio (bahasa Yunani: έμβρυον) yaitu, merupakan sel atau organisme yang hidup
pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri.3
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini
merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel
pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.3
Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel
dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan
manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu
dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan
manusia.3

Gambar 1.5 Embrio urin


14

b. Perkembangan Embrio
Merupakan pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio
yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina. 3 tahapan fase embrionik yaitu:4

Gambar 1.6 3 tahapan fase embrionik

i. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu
proses terbentuknya morula.

ii. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. Ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut
dengan blastosoel.
iii. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah
semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula. Yaitu:4
a. Ektoderm
Ektoderm merupakan lapisan tunggal dari sel-sel yang bertanggung jawab atas
pertumbuhan kulit, rambut, kuku, jaringan saraf, yang meliputi pula alat indaria
15

(organ sensoris), kelenjar ludah, cavitas nasi, bagian bawah canalis analis, tractus
genitalis dan glandula mammae.
b. Endoderm
Melapisi saccus vitellinus dan berkembang membentuk traktus digestivus,
hepar, pancreas, larings, trakea, paru, vesika urinaria dan urethra.
c. Mesoderm
Merupakan lapisan jaringan selain ectoderm dan endoderm yang berasal
dari inner cell mass. Sebagian mesoderm terletak disekeliling cakram embrio.
Perkembangan lebih lanjut dari mesoderm ini akan menghasilkan system sirkulasi
dan limfatik, tulang, otot, ginjal, ureter, organ genetalia, dan jaringan subcutan
pada kulit.

Gambar 1.7 Perkembangan embrio

c. Perkembangan Embrio :1
Usia kehamilan Perkembangan fetus

14 hari pertama · Blastokist diberi makan (nutrien) oleh sitoplasmanya


sendiri
16

· Pembuluh darah primitif untuk embrio mulai


berkembang pada mesoderm

Hari ke 14-28 · Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh


darah pada vili corion placenta primitive

· Sirkulasi embrio/maternal dengan demikian telah


terbentuk & darah dapat beredar

· Kepala embtio dapat dibedakan dari badannya

· Tunas-tunas tungkai dan lengan telah tampak

· Terjadi sikap fleksi yang terjadi secara perlahan

· Sistem utama dalam tubuh telah ada dalam bentuk


rudimenter

· Jantung menonjol dari tubuh & mulai berdenyut

Hari ke 28-42 · Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke-


6

· Lengan mulai memanjang dan tangan mendapatkan


bentuknya

· Timbul dan mata rudimenter

· Telinga tampak tetapi terletak lebih rendah

· Gerakan pertama dapat dideteksi


denganultrasound mulai minggu ke-6

Minggu ke 8 · Menandai akhir masa embrio

Umur Kehamilan Perkembangan Fetus

Minggu ke 8-10 · Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan tubuh

· Leher lebih panjang sehingga dagu tidak lagi menyentuh


tubuh
17

· Jari tangan dan jari kaki dapat dilihat

· Pusat-pusat penulangan (osifikasi) muncul pada tulang


rawan (kartilago)

· Terbentuk kelopak mata, tetapi menutup sampai minggu ke


25

· Usus (intestinum) mengalami penonjolan (herniasi),


kedalam funiculus umbilicalis karena tidak tersedia cukup
ruang dalam abdomen

· Insersi funiculus umbilicalis sangat rendah pada abdomen.


Apabila perut ibu diraba terlalu keras, maka fetus akan
bergerak menjauh (dapat diamati pada scan)

Minggu ke 12 · Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gr

· Sirkulasi fatal telah berfungsi

· Tractus renalis mulai berfungsi

· Terdapat reflek menghisap dan menelan

· Genetalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis


kelaminya

Minggu ke 12-16 · Panjang badan kira-kira 16 cm pd akhir minggu ke 16,


beratnya 100 gr

· Kulit sangat tembus pandang (transparan), sehingga vasa


darah dapat terlihat

· Deposit (timbunan) lemak subcutan terjadi menjelang


minggu ke 16

· Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo mulai tumbuh


pada tubuh

· Tungkai lebih panjang dari lengan

Minggu ke 16-20 · Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang


18

· Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang


badan

· Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak


pada tempatnya yang normal

· Kelopak mata (palpebra), alis mata (supersilia) dan kuku


telah tumbuh dengan sempurna

· Tungkai mempunyai proporsi relatif yang baik terhadap


tubuh

· Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-X (walaupun sinar-


X tidak dipergunakan untuk keperluan diagnosis)

· Kelenjar minyak (glandula sebacea) telah aktif dan vernix


caseosa akan melapisi tubuh fetus

· Gerakanfetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan


minggu ke-18

· Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah


minggu ke 20

· Traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7-17 ml urine


dikeluarkan setiap 24 jam

Minggu ke 20-24 · Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu sdikit lemak
subkutan

· Lanugo lebih gelap dan vernix caseosa meningkat

· Dari minggu ke 24 dan seterusnya, fetus akan menyepak


dalam merespons rangsangan (stimulus) msialnya bising yang
keras dari luar

· Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang


tenang & merdu

· Semua organ telah tumbuh dengan baik


19

· Pemberian sakarin ke dalam cairan amnion memperlihatkan


adanya kecepatan menelan 2x lebih besar. Penambahan lipidol
menyebabkan fetus menyeringai

Minggu ke 24-28 · Mata terbuka, alis mata dan bulu mata telah berkembang
dengan baik

· Rambut menutupi kepala

· Lebih banyak deposit lemak subkutan yang mnyebabkan


kerutan kulit berkurang

· Testis mengalami penurunan dari abdomen kedalam scrotum


pada minggu ke 28.

· Fetus yang lahir lahir pada akhir masa ini masih mempunyai
angka kematian (mortalitas) yang tinggi karena gangguan
pernapasan (respirasi)

Minggu ke 28-32 · Lanugo mulai berkurang

· Tubuh mulai membulat karena lemak disimpan disana.

Minggu ke 32-36 · Lanugo sebagian besar telah terlepas (rontok), tetapi kulit
masih tertutup oleh vernix caseosa

· Testis fetus laki-laki didalam scrotum pada minggu ke 36

· Ovarium perempuan masih berada disekitar cavitas pelvic

· Kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari

· Umbilicus sekarang terletak lebih dipusat abdomen

Minggu ke 36-40 · Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum


sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan lewatnya, fetus melalui jalan lahir

· Gerakan pernapasan fetus dapat diidentifikasikan pada


pemindaian ultrasound. Sekarang terdapat cukup jaringan
20

lemak subkutan dan fetus mendapat tambahan berat badan


hampir 1 kg pada minggu tersebut.

Gambar 1.8 Tabel usia perkembangan embrio


4. Struktur dan fungsi sel ovum dan sperma
a. Pengertian Ovum
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium dari
organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk manusia),
tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum).
Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah
kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita,terdapat
dalam sel telur ini.Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui.5
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya
melepaskan sel telur yang telah matang atau siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan
"hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang sejak
masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan
bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi genetik manusia.
Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin besar pula peluang / kemungkinan
terjadinya anak dengan kelainan atau kecacatan. Secara umum, batasan usia reproduksi
sehat bagi wanita berkaitan dengan.5
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang berarti "benih")
dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi seksual dikenal
21

sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan
yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.5
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan bertahan
hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma
berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma
datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan
perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa
kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan
membawa kromosom.5
b. Struktur Ovum

Gambar 1.9 Struktur Ovum

Beberapa lapisan pelindung, yaitu :5


i. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
ii. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di
bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk
spermatozoa.
iii. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi
luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan)
dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada
manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki
ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ.5
22

Membran plasma dari sel telur disebut membran vitelline, dan memiliki fungsi yang
sama seperti pada sel lain, terutama untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari
mereka.5
Zona pelusida, lebih dikenal sebagai ‘jelly mantel’, adalah yang tebal, lapisan
berbasis protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu melindungi sel
telur. Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama pembuahan dan mencegah
lebih dari satu sperma memasuki sel telur.5
Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel
granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel. Korona
radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan bertindak seperti pembungkus
gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni tuba falopi.5
c. Pengertian sel sperma
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang berarti "benih")
dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi seksual dikenal
sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan
yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.6
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan bertahan
hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma
berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma
datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan
perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa
kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan
membawa kromosom.6
Sel sperma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “benih”. Oleh karena itu, dapat
dikatakan jika sel sperma adalah sistem reproduksi utama pada laki-laki. Sel sperma
adalah sel di dalam reproduksi laki-laki yang dibentuk di testis. Sel inilah yang nantinya
akan bertemu dengan sel telur (ovum) pada wanita untuk bersatu dan membentuk zigot
yang merupakan cikal bakal janin atau manusia. Sel sperma pada manusia bersifat
haploid yang ebrjumlah 23 kromosom, sehingga jika nantinya sel sperma bertemu
dengan sel telur pada wanita, maka lengkaplah sel tersebut menjadi sel yang bersifat
diploid yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 46 buah.6
Sel sperma berbentuk seperti layaknya seekor kecobong yang memiliki ukuran
kepala sekitar 5 mikrometer-3 mikrometer, sedangkan ekornya memiliki ukuran sekitar
50 mikrometer. Sel sperma pertama kali diteliti dan ditemukan oleh seorang ilmuwan
23

yang bernama Anthony van Leuwenhook pada tahun 1677. Sperma secara garis besar
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Sel ini juga memiliki beberap
aenzim yang berguna untuk mendukung tugasnya dalam mencapai sel telur. Energy yang
diperoleh dari sel sperma berasal dari mitokondria yang dikandungnya.6
Sperma dikeluarkan oleh seorang laki-laki melalui ejakulasinya dan keluar melalui
saluran reproduksi termasuk uretra. Karena saluran kencing dan saluran reproduksi pada
laki-laki itu adalah satu, beda halnya dengan wanita. Saat keluar, maka sperma akan
langsung masuk ke dalam vagina wanita dan dengan kemampuan pergerakannya
bergerak sampai ke ovarium untuk bertemu dengan sel telur (ovum).6
Sel sperma yang bergerak disebut juga dengan spermatozoa, sedangkan sel sperma
yang tidak bergerak disebtu dengan spermatium. Sel sperma terkandung di dalam cairan
semen. Jadi, air mani yang disebut oleh orang awam adalah gabungan dari cairan semen
dan sel sperma.6
d. Struktur sel sperma

Gambar 2.1 Struktur sperma

Seperti yang telah disebutkan di atas, sperma secara garis besar dibagi menjadi 3
bagian, yaitu :
1. Kepala
Kepala pada sel sperma berbentuk lonjong dan terdapat inti sel (nucleus) dengan
kadungan iformasi genetic berupa DNA di dalamnya. Informasi genetic inilah yang
akan bertemu dengan informasi genetic dari sel telur dan akan menentukan apakah
janin nya seorang laki-laki ataupun perempuan.6
24

Pada kepala sel sperma ini juga diselubungi oleh dua enzim yang membantu sel
sperma untuk menembus pertahanan reproduksi wanita. Terdapat enzim
hialuronidase yang berfungsi untuk menembus lapisa korona radiate pada sel telur,
dan enzim akrosin yang berfungsi untuk menembus zona pelusida.6
2. Badan
Bagian tengah dari sel sperma mengandung banyak mitokondria yang berguna
sebagai sumber energy bagi sel sperma dalam menjalankan aktivitasnya. Di dalam
mitokondria ini, terdapat 11 buah mikrotubulus, serta mempunyai ATP-ase untuk
menghidrolisis (mengolah ATP sebagai bahan utama sumber energi).6
3. Ekor
Ekor sperma berbentuk flagella (alat gerak pada mikroorganisme) yang
berbentuk sitoskeleton serta memiliki ukurn yang panjang sekitar 50 mikrometer.
Ukuran panjang dari ekor sel sperma ini sangat menentukan sebuah kecepatan dari
sel sperma. Rata-rata, sel sperma dapat bergerak dengan kecepatan 30 inci/jam.6
25

DAFTAR PUSTAKA

1. Gartener. L.P., Hiatt J.L. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi ketiga. Saunders
Elsevier; 2014.hlm. 58-65
2. Sadler TW. Langman Medical Embriology 10th ed. Jakarta : penerbit buku Kedokteran
EGC : 2000 . hlm 45-46
3. Sadler. TW. Embriologi Kedokteran Langman. Ed. 12. Jakarta : EGC.2013. ISBN :
978-979-044-461-4.
4. Sadler TW. Embriologi Kedokteran Langman (Langman’s Medical Embryology). Edisi
Ke-12. Jakarta: EGC; 2012.
5. Chandradinata. Buku Ajar Patologi Obstentri. Jakarta:EGC. 2006
6. Susilawati. Spermatology. Malang:Ubpress. 2011
26

REFLEKSI
27

REFLEKSI
28

REFLEKSI
29

REFLEKSI

Anda mungkin juga menyukai