Anda di halaman 1dari 34

1

Skenario
In-Vitro Fertilization (IVF)
Seorang pasangan suami istri datang ke klinik fertilitas untuk melakukan
embryo transfer (ET). Pasien sedang dalam program in-vitro fertilization (IVF).
Dokter menjelaskan bahwa embrio akan ditanam dalam uterus pasien dalam
bentuk morula. Setelah dilakukan embryo transfer, dokter akan memantau
pertumbuhan dan perkembangan embrio lebih lanjut.

STEP 1 - Klarifikasi Istilah


1. In-Vitro Fertilization (IVF) : - Suatu proses pertumbuhan di luar tubuh
- Sebuah teknologi kesehatan perihal
pembuahan sel telur dan sperma yang
dikembangkan di tabung
2. Embrio : - Hasil pembuahan dari sel sperma
& anak/bakal anak
- Organisme pada awal perkembangan
- Organisme perkembangan dari mulai
awal pertumbuhan sampai akhir minggu
ke 8 kehamilan
3. Bentuk morula : - akibat pembelahan sel secara terus
menerus
- Pembelahan zigot secara terus menerus
yaitu dari 2 sel ke 4 sel dan seterusnya
4. Uterus : - Organ reproduksi betina / wanita
Tempat tumbuh dan berkembanganya
janin
- Organ manusia terletak diantara kantong
kemih dan rektum
5. Embrio Transfer : Teknologi untuk menempatkan sperma ke
dalam rahim
6. Klinik fertilitas : Tempat konsultasi untuk membicarakan
kesuburan dan menghasilkan keturunan
2

STEP 2 - Rumusan Daftar Masalah


1. Apa kemungkinan pasien tersebut melakukan proses bayi tabung?
2. Bagaimana proses IVF?
3. Apa efek samping dari program IVF?
4. Faktor yang menentukan keberhasilan lahirnya bayi tabung?
5. Bagaimana proses bertemunya sperma dan ovum?
6. Proses fertilitasi secara normal?
7. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan?

STEP 3 - Analisis Masalah


1. Sel telur, sperma, endometrias berat, saluran Tuba Fallopi yang terblokir
2. Sel telur diambil dan sperma diambil kemudian digabungkan pada tabung
selama 3-5 hari
3. - Keputihan, sembelit, rasa begah ringan, kram ringan
- Stress dan resiko kehamilan kembar
4. - Faktor usia
- Riwayat reproduksi
- Gaya hidup
- Faktor dari kesehatannya
5. Sperma menembus corona radiata lalu masuk dan menembus zona
pelusida dan berfusi dengan sel oosit
6. Berlangsung di ampula sertiga luar tuba fallopi spermatozoa bergerak
cepat ke vagina  Rahim  tuba  ovum dikeluarkan ovarium 
ditangkap flimbre pada ujung prosikmalnya dibawa ke dalam tuba fallopi
7. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio :
Pertumbuhan Perkembangan
Pre fertilitasi Zigot
Minggu pertama Morulla
Minggu kedua Blastula
Periode embrionik Gastrula
Periode bulan 3 sampai akhir Organogenesis

STEP 4 - Sistematika Masalah


1. - Tidak berfungsi dengan baik
3

- Sperma dihasilkan sedikit atau bergerak abnormal


- Kelenjar dinding Rahim tumbuh abnormal
- Jalan sperma menuju uterus itu terhambat sehingga tidak sampai
tuba fallopi
2. - Disuntik obat keseburan ada stimulasi dan pembentukan ovarium
- Sel telur disuntik obat keseburan
- Sel telur diambil sel sperma diambil lalu didiamkan selama 3-5
hari sehingga mendapatkan embrio yang bagus dari di transfer ke
rahim sehingga bisa hamil
3. - Keputihan : cairan transparan keluar dari dalam vagina segera
setelah diakibatkan oleh proses seka (swabbing) dinding leher
rahim sebelum embrio transfer
- Payudara melunak akibat tingginya level estrogen
- Stress diakibatkan karena proses dari bayu tabung dan juga resiko
kehamilan kembar dapat meningkat apabila embrio lebih dari satu
4. - Ibu kurang dari 41 tahun
- Apabila sudah pernah menargetkan tingkat keberhasilan
- Apabila merokok mempengaruhi tingkat keberhasilan
- Harus dipastikan ibu tidak dapat infeksi yang bisa membahayakan
5. Sperma menembus corona radiata lalu menembus zona pelusida lalu
bertemu sel oosit dan melebur lalu terjadi pembelahan mitosis sehingga
membentuk morula
6. Proses dimana sperma dengan sel telur untuk membentuk sel diploid baru
atau zigot atau fertilisasi merupakan penyatuan sperma dan ovum

7. - Pre fertilisasi, meliputi perkembangan organ reproduksi seksual,


perkembangan kromosom, meiosis, organogenesis,
spermatogenesis
4

- Perkembangan minggu ke 2 (hari ke 1-7) meliputi fertilisasi


pembelahan, blastosit, dan implosit
- Perkembangan minggu ke 2 (8-14) meliputi pembentukan embrio,
blastosit lanjutan, trophoblasit, lanjuta dan mesoderm ekstra
embrio
- Periode embrionik, meliputi pembentukan embrioblast lanjutan,
vascular, genesis, dan plasenta
- Periode bulan 3 sampai lahir disebut juga orgagenesis sampai
terjadi pertentangan organ dan sistem tubuh dan proses kelahiran

Mind Map

Pertumbuhan dan
FERTILISASI Proses Fertilisasi
Perkembangan Embrio

Sel

Sperma Siklus Ovum

STEP 5 - Sasaran Belajar


1. Bagaimana struktur dan fungsi organel sel?
2. Bagaimana siklus sel (pertumbuhan dan perkembangan)?
3. Bagaiaman komponen sel sperma dan sel telur?
4. Bagaimana proses fertilisasi?
5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio?

STEP 6 - Belajar Mandiri


Belajar Mandiri
5

STEP 7 - Penjelasan
1.

Gambar 1 Struktur Sel 1


 Membran Plasma (Membran Sel)
Membran plasma merupakan bagian terluar sel yang
menyelubungi sel dengan suatu struktur yang tipis, lentur,
elastis, dengan ketebalan hanya 7,5-10 nm. Membran sel hampir
seluruhnya tersusun atas protein dan lipid. Perkiraan
komposisinya adalah : protein 55 %; fosfolipid 25%; kolestrol
13%; lipid lain 4%; dan karbohidrat 3%.1
Fungsi :
- Pengatur pertukaran zat dari dalam sitoplasma dan
lingkungan liar.
- Sebagau penerima rangsang dari luar sel.
- Sebagai pelindung isi sel.

Gambar 2 membran plasma 1


 Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan protoplasma yang terdapat di
luar membran inti. Cairan ini berfungsi sebagai tempat
terjadinya reaksi kimia serta penyuplai bahan kimia untuk reaksi
tersebut. Sitoplasma dipenuhi oleh partikel serta organel
berukuran besar dan kecil yang tersebar. Bagian cair yang
bening dari sitoplasma yang merupakan tempat partikel tersebut
6

tersebar disebut sitosol; yang terutama mengandung protein,


elektrolit, dan glukosa yang terlarut. Di dalan sitoplasma
tersebar lemak netral berbentuk globulus, granula glikogen,
ribosom, vesikel sekretori, dan lima organ yang sangat penting
yaitu:
a. Retikulum Endoplasma
Suatu jaringan berbentuk tubulus dan struktur vesikel
gepeng dalam sitoplasma. Dindingnya juga terbentuk dari
membran berlapis lipid ganda yang terdiri atas sejumlah
besar protein, mirip dengan membran sel. Luas permukaan
(sel hati) dapat mencapai 30-40 kalo luas permukaan
membran sel.1 Dibagi menjadi:
• Ribosom dan RE Bergranula. Melekat sejumlah besar
partikel bergranula kecil ( ribosom) di bagian retikulum.
Ribosom tersusun atas campuran dari RNA dan protein, dan
berfungsi untuk sintesis molekul protein baru di dalam sel.
• RE Tidak Bergranula/RE Halus. Berfungsi dalam sintesis
zat lipid dan berperan dalam proses sel lain yang
diperantarai enzim yang berada di dalam retikulum.1
b. Badan Golgi
Badan Golgi memiliki membran yang mirip dengan
membran RE halus. Badan Golgi biasanya tersusun atas
empat atau lebih lapisan vesikel yang tipis, gepeng, tertutup,
yang tersusun menumpuk serta terletak dekat dengan salah
satu sisi nukleus. Badan Golgi ini penting pada sel sekretori,
dimana badan tersebut terletak di sisi sel tempat zat
sekretori akan dikeluarkan. Vesikel transpor kecil terus-
menerus dilepaskan dari RE dan bergabung dengan badan
Golgi. Zat yang diangkut vesikel transpor ke badan Golgi
membentuk lisosom, vesikel sekretori, dan komponen
sitoplasma lainnya.1
Gambar 3 Badan Golgi 1
7

c. Lisosom
Organel berbentuk vesikel yang terbentuk dari beberapa
bagian badan Golgi yang lepas dan kemudian menyebar ke
seluruh sitoplasma. Berdiameter 250-750 nm.
Fungsi : berperan dalam pencernaan intra sel (pencernaan
benda-benda asing di dalam sel)1
d. Peroksisom
• Terbentuk dengan cara mereplikasi diri (berasal dari
bagian RE halus yang lepas) bukan dari badan Golgi)
• Mengandung enzim oksidase dan bukan hidrolase
Fungsi : berperan dalam oksidasi senyawa hidrogen
peroksida (H2O2)1
e. Vesikel Sekretori
Hampir semua zat sekretori dibentuk oleh sistem RE-Badan
Golgi dan kemudian dilepaskan dari badan Golgi ke dalam
sitoplasma dalam bentuk vesikel penyimpanan (vesikel
sekretori/granula sekretori)1
f. Mitokondria (gudang energi sel)
Ada di semua bagian sitoplasma sel dengan jumlah berbeda.
Beberapa mitokondria berdiameter hanya beberapa ratus nm
dan berbentuk globulus, dan juga bentuj memanjang-
berdiameter 1 nm dan panjang 7 nm.1

 Nukleus (pusat pengaturan sel)


8

Mengandung sejumlah besar DNA/gen. Fungsi gen


adalah menentukan karakteristik protein sel dan mengatur serta
mendukung proses reproduksi sel itu sendiri. Mekanisme
nukleus mengatur sel yaitu sebuah nukleus dalam fase interfase
(periode diantara dua mitosis) memperlihatkan materi kromatin
berwarna gelap di seluruh bagian nukleoplasma. Selama mitosis,
matwri kromatin tersusun dalam bentuk struktur yang lebuh
kompleks yaitu kromosom.1
 Membran Nukleus (selubung nukleus)
Dua lapis membran yang terpisah, yakni satu membran
di dalam membran yang lain. Membran luar terhubung dengan
RE yang berada di sitoplasma sel, dan ruangan antara kedua
membran nukleus juga terhubung dengan ruangan di dalam RE.1
 Nukleolus dan Pembentukan Ribosom
Tidak memiliki sebuah membran pembatas, tetapi
nukleolus hanya merupakan suatu kumpulan sejumlah besar
RNA dan protein yang jenisnya sama dengan protein yang
ditemukan ribosom. Nukleolus membesar secara bermakna bila
sebuah sel secara aktif menyintesis protein.

Gambar 4 Struktur nukleolu dan pembentukan ribosom1


Gen DNA yang spesifik dalam kromosom menyebabkan sintesis
RNA. Beberapa di nukleolus, sebagian besarnya diangkut keluar
melalui pori-pori nukleus ke dalam sitoplasma. RNA dan protein
membentuk ribosom yang “matang” yang berperan penting pada
pembentukan protein sitoplasma.1
9

2. Siklus Sel :
a) Mitosis :

Gambar 5 Proses Pembelahan Mitosis2


Proses peleburan antara sel-sel kelamin jantan dan sel-sel kelamin
betina yang nantinya akan membentuk zigot yang mempunyai sifat diploid
(2n). Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, zigot akan
melakukan proses pembelahan berkali-kali secara mitosis sehingga
menghasilkan jumlah yang sangat banyak yakni jutaan sel. Hal tersebut
dapat terjadi dikarenakan zigot akan melakukan proses pembelahan diri
dari yang semula berjumlah satu sel saja bisa menjadi berjumlah 2 sel, 4
sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, 64 sel, dan seterusnya.
G1 : secara spesifik, pada tahap G1 ukuran sel bertambah besar akibat
pertumbuhan sel. S : Pada tahap S, terjadi duplikasi kromosom dan sintesis
DNA (replikasi DNA). Kromosom yang semula tunggal akhirnya berubah
menjadi ganda. G2 : Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai
persiapan untuk pembelahan sel. Pada fase ini, ADN cepat sekali
bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN
(asam ribonukleat) serta protein berlangsung.2
10

- Interfase : bagian-bagian inti sel yang akan terlihat keruh dan


selanjutnya secara lambat akan terlihat benang-benang kromatin yang
sangat halus. Pada fase ini, sel-sel dalam kondisi / keadaan yang
dinamis, bagian sel-sel yang masih aktif akan mengadakan proses
sintesis zat dan melakukan proses pengumpulan energi-energi sebagai
suatu proses persiapan untuk melakukan proses pembelahan sel secara
mitosis. akibatnya akan terjadi suatu proses penimbunan zat dan juga
energi yang bisa menyebabkan masa maupun volume yang bertambah
menjadi semakian besar, sehingga akan terjadi ketidak seimbangan
dengan bagian luar dari sel. Pada akhirnya kondisi / keadaan ini, akan
mendorong sel-sel untuk melakukan proses pembelahan sel secara
mitosis. Setelah tahap interfase pada proses pembelahan sel secara
mitosis memasuki fase yang dinamakan mitotic yaitu tahap profase,
tahap metafase, tahap anafase dan juga tahap telofase.
- Tahap Profase : Pada tahap profase, bagian dari benang-benang
kromatin akan terjadi suatu proses memendek dan juga menebal dan
akan membentuk sebuah kromosom. Kemudian, pada setiap bagian
kromosom akan melakukan proses membelah dan memanjang
menjadi dua bagian, yakni pada masing-masing anak dari kromosom
yang disebut kromatid, dan bagian dinding inti akan mulai melakukan
proses melebur. 2
Ciri-ciri tahap profase :
Di bagian dalam karioteka (membran inti))
 Pada bagian-bagian dari nukleolusakan menghilang.
 Terjadi proses pembentukan pada kromosom yang terbentuk dari
benang-benang kromosom.
 Pada bagian karioteka (yang sering disebut dengan membran inti)
akan menghilang dan terjadi proses pemecahan.
 Terjadi proses duplikasi (penggandaan) pada bagian-bagian dari
kromosom dan kemudian menjadi kromatid.
 Selanjutnya kromatid hasil dari duplikasi (penggandaan) akan
melakukan suatu proses pelekatan pada bagian dari sentromer.
11

Di bagian luar karioteka (membran inti)


 Akan terlihat dua pasang sentriol (ini biasanya terjadi khusus
pada sel hewan saja) yang kemudian dikelilingi oleh aster, yang
terbentuk menjadi sentrosom.
 Pada bagian sentriol akan mengalami pergerakan menuju ke
bagian kutub yang mempunyai arah berlawanan karena aster.
Aster merupakan benang-benang spindel yang akan membentuk
suatu bangunan menyerupai bentuk bintang.
 Benang-benang spindel tersebut akan melakukan proses
pengikatan kromosom-kromosom pada bagian konetokor pada
sebuah sentrosom.
- Tahap Metafase : Pada tahap metafase, bagian dari benang-benang
yang terdiri dari sepasang kromatid akan menuju ke bagian-bagian
tengah dari sel dan akan langsung menempatkan dirinya pada bagian
bidang tengah dari sel-sel tersebut. Bidang ini biasa disebut dengan
bidang ekuator. Bidang ekuator merupakan suatu bidang tempat
terjadinya proses pembelahan sel. 2
Ciri-ciri metafase adalah :
 Terjadi suatu proses peleburan karioteka (membran inti) secara
sempurna.
 Benang-benang spindel akan menempati daerah-daerah bekas
inti.
 Kromatid akan melakukan pergerakan menuju ke arah bidang
ekuator atau disebut dengan bidang pembelahan dan kemudian
sentromernya akan terikat dengan benang-benang spindel.
 Kromatid akan berjajar di sepanjang bidang ekuator atau bidang
pembelahan.
12

- Tahap Anafase : Pada tahap anafase, pada kedua bagian kromatid


akan memisahkan dirinya dari pasangannya dan akan melakukan
pergerakan menuju ke bagian ujung atau bagian kutub sel-sel yang
mempunyai arah saling berlawanan.2 Mulai pada waktu tersebut,
pada bagian kromatid akan berlaku sebagai kromosom yang baru.
Ciri-ciri anafase adalah :
 Bagian sentromer akan membelah menjadi dua bagian dan
bagian kromatid akan berpisah.
 Pada Benang-benang spindel antar bagian kromosom dan juga
bagian sentriol akan memendek sehingga masing-masing
kromosom akan tertarik ke bagian kutub yang mempunyai arah
berlawanan.
 Tarikan pada benang-benang spindel pada bagian kromosom
adalah sebagai akibat dari proses kontraksi pada bagian
mikrotubulus.
 Kromosom sudah sampai pada masing-masing bagian
kutubnya.
 Serat-serat antara kromosom akan mengalami perenggangan
sehingga bagian sel akan menjadi memanjang.2
- Tahap Telofase : Pada tahap telofase, setiap bagian dari kutub akan
terbentuk kromosom-kromom yang memiliki sifat identik. Maka
bagian dari dinding inti sel-sel akan mengalami proses
pembentukan kembali. Pada bagian dari plasma sel yang akan
terbagi menjadi dua bagian yang sama biasa disebut dengan tahap
sitokinesis. Tahap sitokinesis yang terjadi pada sel hewan, biasanya
ditandai dengan proses melekuknya bagian dari sel-sel ke dalam
dan juga ditandai dengan proses terbentuknya bagian dari membran
sel. Sedangkan tahap sitokinesis yang terjadi pada pada sel
tumbuhan, biasanya ditandai dengan proses terbentuknya bagian
dari dinding sel dan tentunya juga ditandai dengan terbentuknya
membran sel yang baru di bagian tengah-tengah sel.2
13

Ciri-ciri telofase adalah :


 Pada bagian benang-benang spindel yang memiliki fungsi
sebagai pengantung kromosom akan hilang (aster akan
menghilang).
 Pada bagian karioteka (membran inti) akan terbentuk kembali
pada setiap bagain-bagian kutub dari sel dan juga akan
melingkupi pada bagian kromosom.
 Kromosom akan mengalami sebuah proses yang dinamakan
dekondensasi yang menjadi kromatin.
 Bagian nukleolus akan mengalami pembentukan kembali.
 Bagian matrik pada sitoplasma akan kembali dalam kondisi
yang jernih.
 Terjadi suatu proses penebalan pada bagian dari plasma (proses
ini biasa disebut sebagai plasmakinesis) pada bagian-bagian
bidang ekuator yang memiliki peran sebagai langkah awal
dalam proses sitokinesis.
 Terbentuk selaput-selaput pemisah pada bagian -bagian bidang
ekuator / bidang pembelahan (sebagai proses sitokinesis) dan
juga akan terbentuk dua buah sel-sel anak yang baru.
Setiap sel-sel indukan yang mempunyai sifat diploid akan
menghasilkan dua buah sel- sel anakan, yang masing-masing
sel-sel anakan tetap mempunyai sifat diploid. Jumlah yang
dimiliki oleh kromosom sel-sel anakan adalah sama dengan
jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel-sel indukannya.
Apabila pada sel-sel indukannya mengandung sejumlah 46
kromosom, maka pada sel-sel anakannya juga mengandung
sejumlah 46 kromosom.2
14

b) Meoisis :
Pembelahan meiosis adalah suatu proses terjadinya
pembelahan sel pada sel-sel kelamin dari organisme-organisme yang
melakukan proses reproduksi dengan cara generatif ataupun seksual.
Pembelahan meiosis terjadi melalui 2 proses yakni meiosis I dan
meiosis II. Pada meiosis I, biasanya akan terjadi proses reduksi pada
kromosom, karena yang sudah terjadi merupakan proses pembagian
pada kromosom yang memiliki sifat homolog, sedangkan meiosis II,
merupakan pembelahan sel secara mitosis, karena yang akan terjadi
disini adalah tahapan pembagian pada kromatid bersaudara yang akan
menjadi kromosom. pada proses meiosis I maupun proses meiosis II
terdiri dari beberapa fase yakni, fase profase, fase metafase, fase
anafase, dan juga fase telofase. Di antara proses meiosis I dengan
proses meiosis II tidak terdapat tahap interfase.2
 Proses meoisis 1 :

Gambar 6 Pembelahan Meoisis I 2


15

- Profase 1 : Pada tahap profase 1, benang-benang kromatin akan


mengalami proses pemendekan dan penebalan sehingga bisa
membentuk sebuah kromosom. Pada setiap bagian dari kromosom
yang terdiri dari dua bagian kromatid akan bergabung dengan
homolognya sendiri. Proses tersebut biasanya dinamakan dengan
proses sinapsis. Pasangan-pasangan dari kromosom yang memiliki
sifat homolog terseut akan terlihat memiliki empat buah kromatid
sehingga biasa dinamakan dengan tetrad. Pada saat proses
pembentukan sebuah tetrad, maka proses pertukaran antar bagian dari
kromatid bisa terjadi. Hal ini biasa dinamakan sebagai proses pindah
silang atau (sering disebut dengan crossing over). Selanjutnya bagian
inti kemudian akan melakukan proses menghilang dan juga pada
benang-benang spindel dapat dibentuk. Benang-benang spindel akan
membawa bagian tetrad untuk menuju ke bagian bidang pembelahan
atau sering disebut dengan bidang ekuator. Peristiwa pindah silang
(crossing over) tersebut yang terjadi pada tahap profase I adalah
penyebab terjadinya perbedaan antara sifat yang dimilki pada sel-sel
hasil pembelahan sel secara meiosis. Hal tersebut, juga bisa
mengakibatkan tidak adanya kromosom-kromosom yang benar-benar
tampak dan terlihat mirip. Tentunya dalam tahapan ini akan sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh sel-sel
keturunannya. Pada tahapan profase I, terbagi menjadi beberapa
bagian subfase yang berdasarkan struktur dan juga tingkah laku dari
kromosom. 2

- Metafase 1 : Pada tahap metafase 1, kromosom akan bergerak menuju


bagian bidang ekuator atau bidang pembelahan, dan pada kromosom
yang memiliki sifat homolog akan tetap saling bergandengan, dan juga
chiasma akan tetap ada.2
16

- Anafase 1 : Pada tahap anafase 1, kromosom yang memiliki sifat


homolog akan berpisah dan juga bergerak ke bagian kutub yang saling
berseberangan, chiasma dan proses pindah silang (crossing over) akan
selesai.2

- Telofase 1 : Pada tahap telofase 1, akan terjadi proses sitokinesis


sehingga akan terbentuk 2 buah sel yang masing-masing pada bagian
yang memiliki satu buah inti dengan bagian sebelah dari kromosom
yang memiliki sifat homolog. Pada setiap bagian kromosom yang
memiliki sifat homolog terdiri dari dua buah kromatid yang pada
bagian sentromernya masih saling bergabung satu dengan yang
lainnya.2
 Proses Meoisis II :

Gambar 7 Proses Meosis II 2


17

- Profase II : Pada fase ini, biasanya diawali dengan proses


pembelahan sel pada dua buah sentriol sehingga bisa menjadi
dua buah bagian dan juga akan bergerak menuju bagian kutub
yang saling berlawanan arah. Kemudian, mikrotubulus akan
membentuk benang-benang spindel dan juga membentuk
membran inti. Selanjutnya nukleolus akan lenyap.2

- Metafase II : Pada fase ini, bagian kromatid akan bergerak


menuju ke bagian bidang ekuator atau bidang pembelahan.
Bagian sentromer yang terikat oleh benang-benang spindel
yang berasal dari bagian sentriol.2

- Anafase II : Pada fase ini, bagian kromatid yang berpisah akan


membentuk sebuah kromosom dengan bagian sentromernya
sendiri-sendiri, selanjutnya akan bergerak menuju ke bagian
kutub yang saling berlawanan arah. Pada fase ini juga akan
terbentuk sebuah kromosom rekombinasi.2

- Telofase II : Pada fase ini, bagian kromosom yang telah sampai


pada bagian kutub, dan selanjutnya akan mengalami proses
dekondensasi yang akan menjadi kromatin dan juga akan
terbentuk bagian selaput inti di bagian sekeliling inti tersebut
oleh mikrotubulus.2
18

3. Struktur dari Sel Sperma dan Sel Ovum :


A. Sel Sperma

Gambar 8 Struktur internal spermatozoa 3


Keterangan gambar :
1. Plasma 7. rest of the A. kepala
membrane distal centriole
2. Membrane 8. thik outer B. leher
akrosom longitudinal
luar fibers
3. Akrosom 9. Mitokondria C. mid piece
4. Membrane 10. aksoneme D. principal piece
akrosom
dalam
5. Nucleus 11. Anulus E. Endpiece
6. Sentriol 12. ring fibers
proksimal
Pada kepala spermatozoa terdapat akrosom, sedangkan dan pada
ekor secara anatomis terdapat bagian middle piece (bagian tengah),
principle pieces (dasar bagian), dan bagian ekor yang terdapat central
axonemal yang terdapat 9+2 mikrotubulus, dan dilapisi dengan auto
fibril, lapisan mitokondria yang membentuk kolo longitudiunal pada
dorsal, ventral, dan circumferial ribs.
19

 Kepala spermatozoa
Bentuk utama dari kepala spermatozoa adalah oval, tumpul
mengandung nucleus dengan kromatin yang padat sekali. Kroatin
terdiri dari DNA yang kompleks dari protein dasar yang dikenal
sebagai protamine sperma. Jumlah kromosom spermatozoa adalah
haploid atau setengah dari sel somatic, sel spermatozoa yang
haploid ini dihasilkan dari pembelahan secara meiosis sel yang
terjadi selama pembentukan spermatozoa atau proses
spermatogenesis
 Akrosom
Bagian anterior akhir dari inti spermatozoa dibungkus oleh
akrosom tipis, lapisan membran yang menutup ini terbentuk pada
saat proses pembentukan spermatozoa. Pada akrosom berisi
beberapa enzim hidrolitik antara lain proacrosin, hyaluronidase,
dan asam hydrolase yang dibutuhkan pada proses fertilisasi.
Bagian equator akrosom ini merupakan bagian yang
penting pada spermatozoa, hal ini karena bagian anterior post
akrosom ini mengawali penganggabungan dengan membrane
oosit pada proses fertilisasi

Gambar 9 potongan sagittal kepala spermatozoa yang terdapat


beberapa bagian3
20

Akrosom terdiri dari dari apical (apical ridge), principal dan


bagian equatorial. Membran bagian luar pada bagial apical segment
disebut dengan akrosom luar. Juga terdapat hubungan dalam akrosom,
yaitu membran dalam dan membran luar dengan inti dan plasma
membran.
 Ekor spermatozoa
Ekor spermatozoa dibagi menjadi leher, bagian tengah,
pokok dan akhir. Leher menghubungkan potongan bagian basal
plate bagian posterior dan bagian terbawah dari nukleus. Bagian
basal plate pada bagian leher berlanjut sampai akhir, dengan
sembilan serabut kasar yang mengeras pada bagian ekor.
Inti bagian tengah pada ekor bersama dengan seluruh
bagian ekor membentuk aksonema. Aksonema ini terdiri dari
sembilan pasang mirotubulus yang tersusun disekitar pusat
flamen. Pada bagian tengah, susunan mikrotubulusnya adalah 9+2
yang dikelilingi oleh sembilan serabut kasar padat yang
berhubungan dengan sembilan pasang aksonema.

Gambar 10 Struktur Ekor Sperma3


Bagian pokok yang merupakan lanjutan dari anulus dan
memanjang mendekati bagian akhir ekor, terdiri dari aksonema
yang terpusat dan bergabung dengan serabut kasar. Lapisan
fibrous diperkirakan memberikan stabilitas untuk gerakan ekor.
Bagian akhir, merupakan batas posterior dari lapisan fibrous yang
hanya berisi aksonema yang dilapisi membran plasma.3
21

B. Sel Ovum

Gambar 11 Struktur Sel ovum3


Struktur dari sel telur atau ovum:
 Nukleus
Inti sel yang berda di dalam sel organel yang ditemukan
pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi
genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam
jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang
membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk
menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel
dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi
untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat
sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari
DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus
dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
22

 Zona pellusida
Lapisan glikoprotein yang mengelilingi membran plasma
oosit mamalia. Ini adalah bagian konstitutif penting dari oocyte.
Zona pellucida pertama kali muncul di oosit primer unilaminar. Ini
disekresi oleh oosit dan folikel ovarium. Zona pellucida dikelilingi
oleh cumulus oophorus. Kumulus terdiri dari sel-sel yang merawat
telur ketika dipancarkan dari ovarium
 Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian cair pada sel yang terbungkus
oleh membran sel. Setiap sel memiliki sitoplasma, tetapi struktur
dari sitoplasma antar sel ini berbeda satu dengan yang lain,
tergantung dari fungsi sel tersebut. 70 – 90% sitoplasma
merupakan cairan yang tidak berwarna. Selebihnya merupakan
sitoskeleton (rangka sel), dan berbagai organel. Sitoplasma
merupakan salah satu dari tiga bagian utama sel selain membran
sel dan inti sel. Oleh karena itu sitoplasma merupakan bagian yang
sangat penting
 Korona radiata
Sel-sel folikular yang disekitarnya yang berubah dari gepeng
menjadi kuboid dan berfroliperasi,korona radiata terletak di
membrana basalis yang memisahkan dari jaringanikat ovarium.
Korona radiata bisa dikatakan juga sel granulosa.2

4. Fertilisasi (pembuahan), proses penyatuan gamet pria dan wanita,


terjadi di daerah tuba uterina ini adalah bagian terlebar tuba dan terletak
dekat ovarium. Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiata
tapi rupa-rupanya spermatozoa mempunyai enzym hyaluronidase yang
dapat mencairkan corona radiata tersebut hingga salah satu spermatozoon
dapat menembus dinding sel telur. Setelah persenyawaan antara sel telur
dan sel mani, yang biasanya terjadi dalam ampulla tubae maka sel telur
23

disebut zygotae. Jadi zygotae adalh ovum yang telah dibuahi oleh
spermatozoon.
Sebelum terjadi fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami
proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam perubahan bentuk
tapi juga perubahan dari jumlah kromosom.
Induk dari sel telur disebut oogonium, yang menghasilkan sebuah
sel telur dan 3 buah benda poler yang hanya mempunyai separuh
kromosom dari sel yang biasa. Induk sel mani, ialah spermatogonium yang
menghasilkan 4 ekor spermatozoa juga dengan separuh kromosom dari sel
biasa.
Setelah fertilisasi zygote mempunyai 46 buah kromosom lagi; 23
buah dari sel mani dan 23 buah dari sel telur. Karena kromosom yang
menentukan sifat-sifat makhluk, maka dapat difahami bahwa zygote yang
kelak akan menjadi anak untuk sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah
dan sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah dan sebagian mempunyai
sifat-sifat dari ibu.
Fase I
Spermatozoa menembus sawar corona radiata
Fase II
Satu atau lebih spermatozoa menembus zona pelusida
Fase III
Satu spermatozoa menembus membran oosit sambil kehilangan
membran plasmanya sendiri. Inset memperlihatkan spermatosit normal
dengan tudung kepala akrosom.

Gambar 12 Proses Fertilisasi4


24

Gambar 13 Proses pembuahan 4


Pergerakan sperma dari serviks ke tuba uterine terjadi melalui
dorongannya sendiri dan dengan bantuan silia uterus. Sperma tidak dapat
langsung membuahi oosit karena harus melewati fase kapasitasi dan reaksi
akrosom. Kapasitasi adalah perubahan fisiologis pada sel sperma yang
menyebabkan terjadinya reaksi akrosom. Kapasitasi terjadi selama 7jam di
dalam saluran reproduksi wanita untuk melakukan pengondisian. Hanya
sperma yang telah terkapasitasi dapat menembus sel-sel korona radiate dan
mengambil reaksi akrosom. Reaksi akrosom yang terjadi setelah
pengikatan ke zona pelusida, dipicu oleh proein-protein zona.2

Gambar 14 proses masuknya sel sperma4


25

1. Sperma yang akan membuahi menembus korona radiate melalui


enzim-enzim terikat-membran yang terdapat dalam membrane
plasma kepala sperma dan berikatan dengan ZP3 di zona pelusida
2. Pengikatan sperma dengan reseptor ini memicu reaksi akrosom,
yaitu saat enzim-enzim hidrolitik pada akrosom di bebaskan ke zona
peluksia
3. Enzim akrosomal menerna zona pelusida, membentuk jalur ke
membrane plasma ovum. Ketika sperma mencapai ovum, membrane
plasma kedua sel ini berrusi.
4. Kepala sperma dengan DNAnya memasuki sitoplasma ovum
5. Sperma merangsang pelepasan sebagai enzim yang tersimpan di
dalam granula kortikal di ovum, yang nantinya menginakbfan
reseptor ZP3 dan mengeraskan zona pelusida sehingga meghambat
terjadinya polispermia.4
Fase 1 : penetrasi korona radiate
Dari 200 sampai 300 jt spermatozoa yang diletakkan di saluran
genitalia wanita,hanya 300 sampai 500 yang mencapai tempat
pembuahan. Hanya satu dari jumlah sel ini yang membuahi sel telur.
Diperkirakan bahwa spermatozoa-spermatozoa yang lain membantu
spermatozoa yang membuahi untuk menembus siwar pelindung gamet
wanita. Sperma yang telah menjalani kapasitas dapat bebas melewati sel-
sel korona.
Fase 2 : penetrasi zona pelusida
Zona pelucida adalah selubung glikoprotein yang memudahkan
spermatozoa mengadakan pengikatan dan reaksi akrosom. Dapat
dikatakan, zona pelucida meruapakan lapisan kedua setelah korona
radiata. Reaksi akrosom ini diperantarai oleh ligan ZP3, yaitu suatu
protein zona pelucida yang berfungsi sebagai reseptor sperma. Pelepasan
enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma menembus zona
pelusida. Permeabilitas sperma ini akan berubah ketika spermatozoa
berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini akan memacu oosit
mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah sifat zona pelucida
26

untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat


reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini. Dapat dikatakan,
saat satu sperma telah menembus zona pelucida, ovum akan
mengondisikan agar tak ada sperma lain yang masuk.
Fase 3 : fusi membrane sel sperma dan oosit
Perlekatan awal sperma ke oosit sebagian diperantarai oleh
interaksi integrin oosit dan ligannya,disintegrin di sperma. Setelah
melekat,membrane plasma sperma dan sel telur menyatu. Karena
membrane plasma yang membungkus tudung kepala akrosom lenyap
sewaktu reaksi akrosom,penyatuan sebenarnya terjadi antara membrane
oosit dan membrane yang membungkus bagian posterior kepala sperma.
Membrane plasma sperma dan sel telur menyatu dan melakukan reaksi-
reaksi atau aktifitas lain yang akhirnya dapat menghasilkan zigot.2

Segera setelah spermatozoa masuk ke oosit,sel telur berspons dengan tiga


cara :
1. Reaksi korteks dan zona.
Akibat pembebasan granula oosit di korteks yang mengandung enzim-
enzim lisosom maka.(a) membrane oosit menjadi tidak dapat ditembus
oleh spermatozoa lain dan ,(b) zona pelusida mengubah struktur dan
komposisinya untuk mencegah pengikatan dan penetrasi sperma.
Reaksi-reaksi ini mencegah polispermi (penetrasi lebih dari
spermatozoa ke dalam oosit).
2. Melanjutkan pembelahan meiotik kedua.
Oosit menuntuskan pembelahan meiotik kedua nya segera setelah
masuknya spermatozoa. Salah satu dari sel anak yang hampir tidak
mendapat sitoplasma,dikenal sebagai bahan polar kedua: sel anak
yang lain adalah oosit definitive. Kromosomnya (22 plus X) tertera
dalam sebuah nucleus vesicular yang dikenal sebagai pro nekleus
wanita.
3. Pengaktifan metabolic sel telur.
27

Faktor yang mengaktifkan ini mungkin dibawa oleh spermatozoa.


Pengaktifan pascafusi dapat dianggap untuk meliputi proses selular
dan molecular awal yang berkaitan dengan embryogenesis dini.
Spermatozoa, sementara itu, bergerak maju hingga terletak berdekatan
dengan pronukleus wanita. Nukleus spermatozoa membengkak dan
membentuk pronukleus pria,ekor terlepas dan berdegenerasi. Secara
morfologis,pronukleus pria dan wanita tidak dapat dibedakan,dan
akhirnya,keduanya berkontak erat dan kehilangan selubang
nukleusnya. Selama pertumbuhan pronukleus pria dan
wanita(keduanya haploid), masing-masing pronukleus harus
mereplikasikan DNAnya. Jika tidak,masing-masing sel dari zigot dua
sel hanya memiliki separuh dari jumlah normal DNA. Segera setelah
sintesis DNA,kromosom tertata pada gelendong sebagai persiapan
untuk pembelahan mitotic normal. Dua puluh tiga kromosom ibu dan
23 kromosom ayah (ganda) memisah secara longitudinal di
sentromer,dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut bergerak
ke kutub yang berlawanan sehingga masing-masing sel zigot
memperoleh jumlah kromosom dan DNA diploid. Sewaktu kromatid-
kromatid berpasangan bergerak ke kutub yang berlawanan,terbentuk
suatu alur dalam di permukaan sel yang secara bertahap membagi
sitoplasma menjadi dua bagian.
Hasil utama pembuahan adalah sebagai berikut.
 Pemulihan jumlah diploid kromosom,separuh dari ayah dan
separuh dari ibu. Karena itu,zigot mengandung kombinasi baru
kromosom yang berbeda dari kedua orang tuanya.
 Penentuan jenis kelamin individu baru. Sperma pembawa
kromosom X menghasilkan mudigah wanita(XX) dan sperma
pembawa kromosom Y menghasilkan maudigah pria (XY).
Karena itu, jenis kelamin kromosomal mudigah ditentukan saat
pembuahan.
 Inisiasi pembelahan, tanpa pembuahan,oosit biasanya
berdegenarasi 24 jam setelah ovulasi.2
28

5. Tahapan Perkembangan Embrio:


A. Minggu Kedua
Minggu kedua perkembangan dikenal sebagai minggu dua:
 Trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan; sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas
 Embrioblas membentuk 2 lapisan; epiblas dan hipoblas
 Mesoderm ekstraembrional terbelah menjadi 2 lapisan; lapisan
somatopleura dan splanknopleura
 Terbentuk 2 rongga; rongga amnion dan yolk sac.
Di permulaan minggu,blastokista sebagian tertanam di dalam
stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi : (1)
sitotrofoblas, suatu lapisan dalam yang aktif berproliferasi, dan (2)
sinsitiotrofoblas, lapisan luar yang mengikis jaringan ibu.2
Pada hari ke-9, lakuna berkembang dalam sinsitiotrofoblas.
Kemudian, sinusoid ibu dikikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu masuk
ke jaringan lakuna, dan pada akhir minggu kedua, dimulailah sirkulasi
uteroplasenta primitif .Sementara itu, sitotrofoblas, membentuk kolum-
kolum sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitium.
Kolum-kolum ini adalah vilus primer.2
Pada akhir minggu kedua, blastokista telah sepenuhnya tertanam,
dan defek permukaan di mukosa telah pulih .Sementara itu, embrioblas
berdiferensiasi menjadi (1) epiblas dan (2) hipoblas, bersamasama
membentuk diskus bilaminar .Sel-sel epiblas menghasilkan amnioblas
yang melapisi rongga amnion yang terletak di superior lapisan epiblas.
Sel-sel hipoblas berhubungan dengan membran eksoselom, dan
bersama-sama, keduanya mengelilingi yolk sac primitif.2
Pada akhir minggu ke dua juga, mesoderm ekstraembrional
mengisi ruang di antara trofoblas dan amnion dan membran eksoselom
29

di bagian dalam. Ketika vakuola-vakuola berkembang di dalam jaringan


ini, terbentuk selom ekstraembrional atau rongga korion.2

B. Minggu Ketiga Hingga Minggu Kedelapan


Proses paling khas selama minggu ketiga adalah gastrulasi, yang
dimulai dengan terbentuknya garis primitif, yang memiliki nodus
primitif di ujung sefaliknya. Di regio nodus dan garis, sel-sel epiblas
bergerak masuk (invaginasi) untuk membentuk lapisan sel baru,
endoderm dan mesoderm. Sel-sel yang tidak bermigrasi melalui garis
namun tetap berada di epiblas membentuk ektoderm. Oleh sebab itu,
epiblas membentuk ketiga lapisan germinativum pada mudigah yaitu
ektoderm, mesoderm, dan endoderm kemudian lapisan-lapisan ini
membentuk seluruh jaringan dan organ sel-sel prenotokorda yang
melakukan invaginasi di lubang primitif bergerak maju sampai
mencapai lempeng prekorda. Sel-sel ini terselip di dalam endoderm
sebagai lempeng notokorda .Pada perkembangan selanjutnya, lempeng
terlepas dari endoderm, dan terbentuk korda padat / notokorda.
Notokorda ini membentuk sumbu di garis tengah yang bertindak
sebagai dasar tulang rangka aksial .Ujung sefalik dan kaudal mudigah
dibentuk sebelum garis primitif terbentuk.2
Pada akhir minggu ketiga, ketiga lapisan germinativum dasar, yang
terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm, dibentuk di daerah
kepala, dan proses berlanjut untuk membentuk ketiga lapisan
germinativum ini ke bagian lebih kaudal mudigah sampai akhir
minggu keempat. Diferensiasi jaringan dan organ telah dimulai, dan
terjadi dalam arah sefalokaudal seiring dengan berlanjutnya gastrulasi.
Sementara itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer memperoleh
inti mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus .Ketika kapiler vilus
ini membuat kontak dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai
penghubung, sistem vilus telah siap.2
30

Periode mudigah, yang berlangsung dari minggu ketiga hingga


minggu kedelapan perkembangan, adalah periode ketika setiap lapisan
germinativum, ektoderm, mesoderm dan endoderm membentuk
jaringan dan sistem organnya masing-masing. Sebagai hasil dari
pembentukan organ, gambaran mayor bentuk tubuh mulai terlihat.2
Lapisan germinativum ektoderm membentuk organ dan struktur
yang mempertahankan kontak dengan dunia luar:
● Sistem saraf pusat
● Sistem saraf tepi
● Epitel sensorik telinga, hidung dan mata
● Kulit, termasuk rambut dan kuku; dan
● Hipofisis, kelenjar mamaria dan keringat, serta enamel gigi.

Gambar 15 Proses Periode Mudigah5


Pada akhir minggu ketiga, tabung saraf meninggi dan menutup di
bagian dorsal, sementara tabung usus menggulung dan menutup ke
31

ventral untuk membuat "tabung di atas tabung". Mesoderm


mempertahankan kedua tabung bersama-sama dan mesoderm lempeng
lateral terbelah membentuk lapisan viseral (splanknik) yang
berhubungan dengan usus dan lapisan parietal (somatik) yang,
bersama-sama ektoderm di atasnya, membentuk lipatan dinding tubuh
lateral. Ruang di antara lapisan viseral dan parietal mesoderm
lempeng lateral adalah rongga tubuh primitif. Ketika lipatan dinding
tubuh lateral bergerak ke ventral dan menyatu di garis tengah, rongga
tubuh tertutup, kecuali di regio tangkai penghubung.
Diafragma membagi rongga tubuh menjadi rongga toraks dan
peritoneum. Diafragma berkembang dari empat komponen: (1) septum
transversum (tendon sentral), (2) membrana pleuroperitonealis, (3)
mesenterium dorsal esofagus, dan (4) komponen otot dari somit
setinggi servikal tiga hingga lima (C3-5) dinding tubuh.
Rongga toraks terbagi menjadi rongga perikardium dan dua rongga
pleura untuk paru oleh membrana pleuroperikardialis.2

C. Minggu Kesembilan Hingga Lahir


Periode janin berlangsung ditandai dengan pertumbuhan badan
yang cepat dan pematangan sistem-sistem organ. Pertumbuhan
panjang paling pesat berlangsung selama bulan ketiga, keempat dan
kelima (sekitar 5 cm per bulan), sedangkan penambahan berat paling
pesat selama 2 bulan terakhir kehamilan (sekitar 700 g per bulan)
(Tabel 8.1, hal. 96). Kebanyakan bayi memiliki berat badan 2.700
hingga 4.000 g (6 hingga 9 pon) saat lahir. PJT adalah suatu istilah
untuk bayi yang tidak mencapai ukuran potensialnya yang telah
ditentukan secara genetik dan berukuran kecil secara patologis. KMK
adalah bayi yang sehat tetapi memiliki berat badan di bawah persentil
ke-10 untuk usia kehamilannya ,Perubahan yang mencolok adalah
pertumbuhan kepala yang relatif melambat.2
32

Pada bulan ketiga, kepala berukuran setengah dari PPB. Pada bulan
kelima, kepala berukuran sepertiga dari PPT, dan pada saat lahir,
ukurannya sekitar seperempat PPT.
Selama bulan kelima, gerakan janin dapat dengan jelas dirasakan
oleh ibu, dan janin ditutupi oleh rambut halus pendek. Janin yang
dilahirkan pada bulan keenam atau di awal bulan ketujuh, sulit untuk
bertahan hidup terutama karena sistem pernapasan dan sistem saraf
pusat belum berdiferensiasi sempurna. Pada umumnya, lamanya
kehamilan untuk janin genap bulan (aterm) dianggap 280 hari, atau 40
min ggu sesudah onset hari pertama haid terakhir, atau yang lebih
akurat, 26 hari atau 3n minggu sesudah fertilisasi.
Plasenta terdiri dari dua komponen: (1) bagian janin, berasal dari
korion frondosum atau korion vilus, dan (2) bagian ibu, berasal dari
desidua basalis. Ruang di antara lempeng korion dan desidua terisi
dengan danau antarvilus darah ibu. Percabangan vilus (jaringan janin)
tumbuh ke dalam danau darah ibu dan terendam di dalamnya.2
Sirkulasi janin selalu terpisah dari sirkulasi ibu oleh (1) membran
sinsitium (turunan korion) dan (2) sel-sel endotel dari kapiler janin.
Oleh karenanya, plasenta manusia adalah tipe hemokorialis. Danau
antarvilus pada plasenta yang telah tumbuh sempurna mengandung
sekitar 150 ml darah ibu, yang diganti tiga atau empat kali per menit.
Area vilus bervariasi dari 4 hingga 14 m2, yang memfasilitasi
pertukaran di antara ibu dan anak.
Fungsi utama plasenta
 pertukaran gas
 pertukaran nutrien dan elektrolit
 transmisi antibodi ibu, yang memberikan imunitas pasif
padajanin
 produksi hormon, seperti progesteron, estradiol, dan
estrogen (selain itu, juga memproduksi hCG dan
somatomamotropin)
 detoksifikasi beberapa obat.
33

Amnion adalah kantong besar yang berisi cairan amnion, tempat


janin tergantung oleh tali pusatnya. Cairan (1) meredam guncangan,
(2) memungkinkan janin bergerak, dan (3) mencegah perlekatan
mudigah pada jaringan di sekitarnya. Janin menelan cairan amnion,
yang diserap melalui ususnya dan dikeluarkan melalui plasenta. Janin
menambahkan urin ke dalam cairan amnion, yang sebagian besar dari
urin ini adalah air. Jumlah cairan amnion yang berlebihan
(hidramnion) dikaitkan dengan anensefalus dan atresia esofagus,
sedangkan jumlah yang kurang (oligohidramnion) dikaitkan dengan
agenesis ginjal.2
Tali pusat, dikelilingi oleh amnion, mengandung (1) dua arteri
umbilikalis, (2) satu vena umbilikalis, dan (3) Wharton's jelly, yang
berperan sebagai bantalan pelindung bagi pembuluh darah.2
Selaput janin pada janin kembar bervariasi bergantung pada asal
dan waktu pembentukannya. Dua pertiga dari kembar bersifat dizigot,
atau fraternal; kembar ini memiliki dua amnion, dua korion, dan dua
plasenta, yang kadang menyatu. Kembar monozigot biasanya
memiliki dua amnion, satu korion, dan satu plasenta. Pada kasus
kembar dempet, yaitu janin tidak sepenuhnya terpisah satu sama lain,
terdapat satu amnion, satu korion, dan satu plasenta.2
Sinyal-sinyal yang memulai persalinan (partus) tidak diketahui
dengan jelas, tetapi persiapan untuk persalinan biasanya dimulai
antara 34 hingga 38 minggu. Persalinan itu sendiri terdiri dari tiga
kala: (1) pendataran dan dilatasi serviks, (2) pelahiran janin, dan (3)
pelahiran plasenta dan selaput janin.2
34

DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A. C, Hall J. E. Ermita I. I. I, penerjemah. Widjajakusumah M. D,
Tanzil A, editor edisi Indonesia. Fisiologi Kedokteran. Edisi Revisi Berwarna
ke-12. Singapore: Elsevier. 2016.
2. Sadler T.W. Embriology Kedokteran Langman. Perubahan sel germinativum
menjadi gamet pria dan wanita. Egc. Edisi 12. Jakarta 2014. Hlm: 11-13.
3. Susilawati T. SPERMATOLOGY. Edisi 1. Universitas Brawijaya Press. 2011.
4. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. Edisi 8. 2012.

Anda mungkin juga menyukai