Skenario
In-Vitro Fertilization (IVF)
Seorang pasangan suami istri datang ke klinik fertilitas untuk melakukan
embryo transfer (ET). Pasien sedang dalam program in-vitro fertilization (IVF).
Dokter menjelaskan bahwa embrio akan ditanam dalam uterus pasien dalam
bentuk morula. Setelah dilakukan embryo transfer, dokter akan memantau
pertumbuhan dan perkembangan embrio lebih lanjut.
Mind Map
Pertumbuhan dan
FERTILISASI Proses Fertilisasi
Perkembangan Embrio
Sel
STEP 7 - Penjelasan
1.
c. Lisosom
Organel berbentuk vesikel yang terbentuk dari beberapa
bagian badan Golgi yang lepas dan kemudian menyebar ke
seluruh sitoplasma. Berdiameter 250-750 nm.
Fungsi : berperan dalam pencernaan intra sel (pencernaan
benda-benda asing di dalam sel)1
d. Peroksisom
• Terbentuk dengan cara mereplikasi diri (berasal dari
bagian RE halus yang lepas) bukan dari badan Golgi)
• Mengandung enzim oksidase dan bukan hidrolase
Fungsi : berperan dalam oksidasi senyawa hidrogen
peroksida (H2O2)1
e. Vesikel Sekretori
Hampir semua zat sekretori dibentuk oleh sistem RE-Badan
Golgi dan kemudian dilepaskan dari badan Golgi ke dalam
sitoplasma dalam bentuk vesikel penyimpanan (vesikel
sekretori/granula sekretori)1
f. Mitokondria (gudang energi sel)
Ada di semua bagian sitoplasma sel dengan jumlah berbeda.
Beberapa mitokondria berdiameter hanya beberapa ratus nm
dan berbentuk globulus, dan juga bentuj memanjang-
berdiameter 1 nm dan panjang 7 nm.1
2. Siklus Sel :
a) Mitosis :
b) Meoisis :
Pembelahan meiosis adalah suatu proses terjadinya
pembelahan sel pada sel-sel kelamin dari organisme-organisme yang
melakukan proses reproduksi dengan cara generatif ataupun seksual.
Pembelahan meiosis terjadi melalui 2 proses yakni meiosis I dan
meiosis II. Pada meiosis I, biasanya akan terjadi proses reduksi pada
kromosom, karena yang sudah terjadi merupakan proses pembagian
pada kromosom yang memiliki sifat homolog, sedangkan meiosis II,
merupakan pembelahan sel secara mitosis, karena yang akan terjadi
disini adalah tahapan pembagian pada kromatid bersaudara yang akan
menjadi kromosom. pada proses meiosis I maupun proses meiosis II
terdiri dari beberapa fase yakni, fase profase, fase metafase, fase
anafase, dan juga fase telofase. Di antara proses meiosis I dengan
proses meiosis II tidak terdapat tahap interfase.2
Proses meoisis 1 :
Kepala spermatozoa
Bentuk utama dari kepala spermatozoa adalah oval, tumpul
mengandung nucleus dengan kromatin yang padat sekali. Kroatin
terdiri dari DNA yang kompleks dari protein dasar yang dikenal
sebagai protamine sperma. Jumlah kromosom spermatozoa adalah
haploid atau setengah dari sel somatic, sel spermatozoa yang
haploid ini dihasilkan dari pembelahan secara meiosis sel yang
terjadi selama pembentukan spermatozoa atau proses
spermatogenesis
Akrosom
Bagian anterior akhir dari inti spermatozoa dibungkus oleh
akrosom tipis, lapisan membran yang menutup ini terbentuk pada
saat proses pembentukan spermatozoa. Pada akrosom berisi
beberapa enzim hidrolitik antara lain proacrosin, hyaluronidase,
dan asam hydrolase yang dibutuhkan pada proses fertilisasi.
Bagian equator akrosom ini merupakan bagian yang
penting pada spermatozoa, hal ini karena bagian anterior post
akrosom ini mengawali penganggabungan dengan membrane
oosit pada proses fertilisasi
B. Sel Ovum
Zona pellusida
Lapisan glikoprotein yang mengelilingi membran plasma
oosit mamalia. Ini adalah bagian konstitutif penting dari oocyte.
Zona pellucida pertama kali muncul di oosit primer unilaminar. Ini
disekresi oleh oosit dan folikel ovarium. Zona pellucida dikelilingi
oleh cumulus oophorus. Kumulus terdiri dari sel-sel yang merawat
telur ketika dipancarkan dari ovarium
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian cair pada sel yang terbungkus
oleh membran sel. Setiap sel memiliki sitoplasma, tetapi struktur
dari sitoplasma antar sel ini berbeda satu dengan yang lain,
tergantung dari fungsi sel tersebut. 70 – 90% sitoplasma
merupakan cairan yang tidak berwarna. Selebihnya merupakan
sitoskeleton (rangka sel), dan berbagai organel. Sitoplasma
merupakan salah satu dari tiga bagian utama sel selain membran
sel dan inti sel. Oleh karena itu sitoplasma merupakan bagian yang
sangat penting
Korona radiata
Sel-sel folikular yang disekitarnya yang berubah dari gepeng
menjadi kuboid dan berfroliperasi,korona radiata terletak di
membrana basalis yang memisahkan dari jaringanikat ovarium.
Korona radiata bisa dikatakan juga sel granulosa.2
disebut zygotae. Jadi zygotae adalh ovum yang telah dibuahi oleh
spermatozoon.
Sebelum terjadi fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami
proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam perubahan bentuk
tapi juga perubahan dari jumlah kromosom.
Induk dari sel telur disebut oogonium, yang menghasilkan sebuah
sel telur dan 3 buah benda poler yang hanya mempunyai separuh
kromosom dari sel yang biasa. Induk sel mani, ialah spermatogonium yang
menghasilkan 4 ekor spermatozoa juga dengan separuh kromosom dari sel
biasa.
Setelah fertilisasi zygote mempunyai 46 buah kromosom lagi; 23
buah dari sel mani dan 23 buah dari sel telur. Karena kromosom yang
menentukan sifat-sifat makhluk, maka dapat difahami bahwa zygote yang
kelak akan menjadi anak untuk sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah
dan sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah dan sebagian mempunyai
sifat-sifat dari ibu.
Fase I
Spermatozoa menembus sawar corona radiata
Fase II
Satu atau lebih spermatozoa menembus zona pelusida
Fase III
Satu spermatozoa menembus membran oosit sambil kehilangan
membran plasmanya sendiri. Inset memperlihatkan spermatosit normal
dengan tudung kepala akrosom.
Pada bulan ketiga, kepala berukuran setengah dari PPB. Pada bulan
kelima, kepala berukuran sepertiga dari PPT, dan pada saat lahir,
ukurannya sekitar seperempat PPT.
Selama bulan kelima, gerakan janin dapat dengan jelas dirasakan
oleh ibu, dan janin ditutupi oleh rambut halus pendek. Janin yang
dilahirkan pada bulan keenam atau di awal bulan ketujuh, sulit untuk
bertahan hidup terutama karena sistem pernapasan dan sistem saraf
pusat belum berdiferensiasi sempurna. Pada umumnya, lamanya
kehamilan untuk janin genap bulan (aterm) dianggap 280 hari, atau 40
min ggu sesudah onset hari pertama haid terakhir, atau yang lebih
akurat, 26 hari atau 3n minggu sesudah fertilisasi.
Plasenta terdiri dari dua komponen: (1) bagian janin, berasal dari
korion frondosum atau korion vilus, dan (2) bagian ibu, berasal dari
desidua basalis. Ruang di antara lempeng korion dan desidua terisi
dengan danau antarvilus darah ibu. Percabangan vilus (jaringan janin)
tumbuh ke dalam danau darah ibu dan terendam di dalamnya.2
Sirkulasi janin selalu terpisah dari sirkulasi ibu oleh (1) membran
sinsitium (turunan korion) dan (2) sel-sel endotel dari kapiler janin.
Oleh karenanya, plasenta manusia adalah tipe hemokorialis. Danau
antarvilus pada plasenta yang telah tumbuh sempurna mengandung
sekitar 150 ml darah ibu, yang diganti tiga atau empat kali per menit.
Area vilus bervariasi dari 4 hingga 14 m2, yang memfasilitasi
pertukaran di antara ibu dan anak.
Fungsi utama plasenta
pertukaran gas
pertukaran nutrien dan elektrolit
transmisi antibodi ibu, yang memberikan imunitas pasif
padajanin
produksi hormon, seperti progesteron, estradiol, dan
estrogen (selain itu, juga memproduksi hCG dan
somatomamotropin)
detoksifikasi beberapa obat.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A. C, Hall J. E. Ermita I. I. I, penerjemah. Widjajakusumah M. D,
Tanzil A, editor edisi Indonesia. Fisiologi Kedokteran. Edisi Revisi Berwarna
ke-12. Singapore: Elsevier. 2016.
2. Sadler T.W. Embriology Kedokteran Langman. Perubahan sel germinativum
menjadi gamet pria dan wanita. Egc. Edisi 12. Jakarta 2014. Hlm: 11-13.
3. Susilawati T. SPERMATOLOGY. Edisi 1. Universitas Brawijaya Press. 2011.
4. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. Edisi 8. 2012.