Anda di halaman 1dari 12

METODE PEMBELAJARAN KLINIK

“Sistem Ronde, Modelling, Coaching, Ekperensial”

KELOMPOK 6

Hana Nur Aini


Hayatum Mardhiyah
Helma Suryani
Jeni Irawati
Jufida Megawati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya lah

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Metodik Khusus yang berjudul

“Metode Pembelajaran Klinik Sistem Ronde, Modelling, Coaching dan Ekperensial”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam makalah ini

masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan

sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah ini di kemudian hari.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Allah Yang Maha Esa.

Pekanbaru, 11 Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak globalisasi dan kemajuan zaman telah memberikan pengaruh terhadap

dunia pendidikan. Persaingan dalam peningkatan sumberdaya manusia membuat

perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pendidikannya. Sistem

perencanaan metode pembelajaran yang efektif akan dapat meningkatkan kualitas dan

kompetensi mahasiswa. Oleh karena itu suatu Perguruan Tinggi harus membekali

peserta didiknya dengan attitude, knowledge, skill dan insight sehingga dapat

menciptakan lulusan perawat yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi.

Namun selain di kampus, mahasiswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah di

milikinya di lahan praktik.

Belajar di lingkungan klinik memiliki banyak keunggulan. Pembelajaran klinik

berfokus pada masalah nyata dalam konteks praktik professional. Peserta didik

termotivasi oleh kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui partisipasi aktif

pembelajaran klinik; sedangkan pemikiran, tindakan dan sikap profesional di

perankan oleh pembimbing klinik ( clinical instruction atau CI ). Lingkungan klinik

merupakan wadah bagi maahsiswa untuk belajar pemeriksaan fisik, argumentasi

klinik, pengambilan keputusan, empati, serta profesionalisme yang diajarkan dan

dipelajari sebagai satu kesatuan.

Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa menjadi

seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi


dengan perannya dengan perannya sebagai bidan professional di situasi nyata pada

pelayanan kesehalan klinik atau komunitas (Nursalam & Ferry, 2009).

Tujuan dari praktik klinik selain menerapkan konsep adalah diharapkan peserta

didik lebih aktif dalam setiap tindakan sehingga terampil dalam menggunakan teori

dan tindakan. Hal lain yang menjadi pencapaian di lahan klinik adalah kemampuan

pengambilan keputusan klinis yang mengintegrasikan teori, hukum, pengetahuan,

prinsip dan pemakaian keterampilan khusus. Di lahan klinik peserta didik juga dapat

bereksperimen dengan menggunakan konsep dan teori untuk praktik, menyelesaikan

masalah dan mengembangkan bentuk perawatan baru (Nursalam & Ferry, 2008).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran klinik sitem ronde.

2. Untuk mengetahui metode pembelajaran klinik modelling.

3. Untuk mengetahui metode pembelajaran klinik coaching.

4. Untuk mengetahui metode pembelajaran klinik ekperensial.

C. Manfaat
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Klinik

Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa

menjadi seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk

beradaptasi dengan perannya dengan perannya sebagai bidan professional di situasi

nyata pada pelayanan kesehalan klinik atau komunitas (Nursalam & Ferry, 2009).

B. Macam-macam Metode Pembelajaran Klinik

Adapun beberapa metode dalam pembelajaran klinik :

1. Sistem Ronde

Sistem ronde merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam

praktik langsung. Adapun beberapa tujuan dari sistem ronde adalah :

a. Menumbuhkan cara berpikir kritis.

b. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari

masalah klien.

c. Meningkatkan pola pikir sistematis.

d. Meningkatkan validitas data klien

e. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

f.   Menilai kemampuan membuat justifikasi.

g.   Menilai kemampuan menilai hasil kerja.

h. Menilai kemampuan memodifikasi rencana keperawatan.


Adapun karakteristik sistem ronde yaitu:

a. Klien dilibatkan langsung.

b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik.

c. Pesrta didik dan pembimbing melakukan diskusi.

d.   Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik adanya ide-ide

baru.

e. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta

didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Kelemahan sistem ronde yaitu Klien dan keluarga merasa kurang nyaman

dan privacy  tergangu.

Peran/tugas Peserta Didik dalam sistem ronde adalah:

a. Menjelaskan data demografi.

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.

c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.

d. Menjelaskan hasil yang didapat.

e. Menentukan tindakan selanjutnya.

f. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.

Peran Pembimbing dalam sistem ronde adalah:

a. Membantu peserta didik untuk belajar.

b. Mendukung dalam proses pembelajaran.


c. Memberikan justifikasi.

d. Memberikan Reinforcement.

e. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

rasional tindakan.

f. Mengarahkan dan mengoreksi.

g. Mengintegrasikan teori, dan konsep yang telah dipelajari.

2. Modelling

3. Coaching

Metode penugasan membuat catatan dan laoran tertulis (Eksperensial).

Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan yang membuat

catatan dan laporan secara tertulis, dilahan praktek. Metode ini meliputi

penugasan klinik, penugasan tertulis, stimulasi dan permainan.

Contoh penugasan klinik : Melakukan keterampilan psikomotor dan

pengembangan keterampilan dan penyelesaian masalah dalam pengembilan

keputusan berdasarkan moral dan etik.

Contoh penugasan tertulis :

a. Menulis rencana keperawatan.

b. Studi kasus.

c. Perencanaan penddikan kesehatan.

d. Proses pencatatan.

e. Membuat laporan kunjungan.

f. Pembuatan makalah dan cacatan kerja peserta didik tentang hasil

observasi di lapangan serta pengalaman prakteknya.


4. Eksperensial

Suatu metode yang digunakan dengan pembimbing akademik dalam

membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mengambil

keputusan terhadap kasus yang terjadi dengan pasien atau keluarga pasien.

Adapun peran pembimbing klinik pada metode pembelajaran

eksperensial adalah :

a. Membantu menganalisis situasi klinik melalui proses identifikasi

masalah.

b. Menentukan tindakan yang akan diambil.

c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.

d. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan

pengalaman terhadap masalalu lalu.

e. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses

informasi dan teori pengambilan keputusan.

f. Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah (membantu

peserta didik meningkatkan sikap profesional, mampu menerapkan

masalah konseptual keperawatan dalam kurikulum berdasarkan

masalah aktual, menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa

klinik) dan situasi pengambilan keputusan (pengujian data yang ada,

pengidentifikasian alternatif tindakan, penentuan prioritas tindakan,

pembuatan keputusan) (Nursalam, 2002).


Konferensi dalam sistem pembelajaran klinik pada eksperensial adalah:

a. Dirancang melalui diskusi kelompok. 

b. Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok,

melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan

pendekatan kreaktif.

c. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam

menyelesaikan masalah.

d. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.

e.   Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi kepedulian, issue,

dan penyelesaian masalah oleh disiplin lain.

f. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.

g. Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.

h. Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.

i. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.

j. Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi praktik.

k. Mengembangkan keterampilan beragumentasi.

l. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

m. Jenis konferensi adalah pre dan post konferensi, peer review, issue dan

multidisiplin. (Nursalam, 2002).

n. Konferen hari pertama

Konferen pra praktik klinik dimana Pembimbing menjelaskan tentang

karakteristik ruang rawat, staf dan tim pelayanan kesahatan lain


dimana para peserta didik akan ditempatkan. Pembimbing mengkaji

kembali persiapan peserta didik untuk menghadapi dan memberikan

asuhan keperawatan dengan klien secara baik. mengingatkan peserta

didik untuk membawa perlengkapan dasar. Sedangakan konferensi

paska praktik klinik dimana Pembimbing melakukan diskusi dengan

peserta didik untuk membahas tentang klien, pembimbing memberikan

kesempatan untuk peserta didik dalam mengutarakan pendapat, diskusi

dilakukan ditempat khusus atau terpisah.

o. Konferen hari ke dua dan selanjutnya

Konferen pra praktik klinik dimana pembimbing membahas tentang

perkembangan klien dan rencana tinakan dihari kedua dan selanjutnya,

menyiapkan kasus lain apabila kondisi klien tidak mungkin untuk

diintervensi. Sedangkan konfenren pasca praktik klinik dilakukan

segera setelah praktik, konferen ini berguna untuk memperoleh

kejelasan tentang asuhan yang telah diberikan, membagi pengalaman

antar peseta didik, dan mengenali kualitas keterlibatan peserta didik.


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang

penting diberikan kepada mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga

kesehatan profesional. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan

dapat membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu mengembangkan

ketrampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan yang sesuai dengan standar

serta dapat berorientasi dengan peran profesional.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan


bimbingan klinik. Jakarta: EGC.
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan
keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC.
https://www.scribd.com/doc/154291198/Makalah-Metode-Pembelajaran-Klinik  (  di
akses pada tanggal 06 Maret 2021 jam 18:05 wib )
http://dokumen.tips/documents/makalah-metode-pembelajaran-klinik.html

Anda mungkin juga menyukai