Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

”PENYULUHAN BAHAYA NAPZA”


(NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF)

Dosen Pengampu: Dr. Siang Br. Tarigan, S. Pd, S. Kep, M. Kes

Disusun Oleh:

FADLAN ABDUL FUAD MANURUNG (P07520221071)

II B Sarjana Terapan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN

T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kepada saya rahmat dan karunianya
untuk bisa melaksanakan dan mengerjakan tugas membuat makalah penyuluhan yang berjudul
“PENYULUHAN BAHAYA NAPZA”. Tujuan saya membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas saya di mata kuliah Promosi Kesehatan yang dimana sebagai dosen
pengampu untuk tugas ini adalah Ibu Dr. Siang Br. Tarigan, S. Pd, S. Kep, M. Kes. Saya
berterima kasih kepada dosen saya yang telah memberikan tugas ini, karena saya yakin
makalah ini sangat berguna buat saya di masa depan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang penting bagi saya yang
telah membantu saya dalam mengerjakan makalah dan menjadi support system yang sangat
baik dalam mendukung saya ketika ada tugas perkuliahan maupun permasalahan. Karena tanpa
mereka, saya tidak dapat menjamin apakah saya dapat mengerjakan sesuatu hal dengan baik
tanpa adanya kendala.

Saya berharap, apa yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi saya dan orang lain serta
menjadi berkah yang mendatangkan kebaikan. Dan saya juga berharap, tugas yang saya
lakukan ini mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan membuat nilai saya menjadi bagus.
Saya ucapkan terima kasih.

Medan, 15 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... ii
BAB I ……………………………………………………………………………... 1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………. 1
C. Rumusa Masalah ………………………………………………………… 2
BAB II ……………………………………………………………………………. 3
TINJAUAN TEORITIS ………………………………………………………… 3
1. PENYULUHAN …………………………………………………………. 3
2. NAPZA …………………………………………………………………… 5
BAB III …………………………………………………………………………… 14
TINJAUAN KASUS ……………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini, di zaman era globalisasi, semua hal di dunia ini dapat diakses dan
didapat dengan sangat mudah. Mulai dari apa yang kita butuhkan seperti informasi, ilmu
pengetahuan, sandang, papan, pangan, politik, ekonomi, teknologi, hukum dan lain sebagainya.
Tak dipungkiri juga pada aspek kesehatan bahkan hal ini berdampak bagus juga terhadap hal
yang bersifat buruk seperti penipuan, perampukan, pembunuhan, narkoba, pasar gelap dan lain-
lain. Sekarang semua di akses secara online. Baik itu konsultasi tentang penyakit, obat-obatan,
tanda dan gejala penyakit serta rekomendasi pemulihan penyakit dan masih banyak lagi.

Namun, tak bisa kita lupakan bahwa masih banyak daerah-daerah terpencil di seluruh dunia
yang belum terjamah teknologi apalagi pelayanan kesehatan. Namunhal ini bisa menjadi
keuntungan bagi mereka yang melakukan kejahatan. Seperti halnya penyelundupan dan
tindakan hal illegal lainnya. Sehingga membuat daerah tersebut menjadi terlambat berkembang
dan masih merasa asing dan tak terlalu percaya dengan hal-hal dari luar daerah mereka. Hal
tersebut dikarenakan tidak adanya kemauan dari daerah tersebut untuk mencoba keluar dari
daerah untuk melihat dunia luar atau karena akses menuju tempat mereka sangatlah susah
dijangkau. Sehingga mereka tak mau mengambil jalan susah untuk pergi keluar. Dan bisa juga
karena budaya dan kultur daerah mereka sendiri yang membuat mereka terlambat berkembang
sedangkan dunia tetap berputar dan maju dalam hal perkembang di segala aspek.

Maka dari itu, orang-orang masih memiliki rasa keadilan dan kesadaran akan hal itu pun
melakukan berbagai cara untuk membuat daerah-daerah terpencil tersebut bisa berkembang
dan dapat menerima perubahan dari dunia diluar dari daerah mereka sendiri. Yaitu dengan cara
melakukan penyuluhan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyuluhan
2. Untuk mengetahui apa itu NAPZA
3. Mengetahui pentingnya penyuluhan NAPZA
4. Kita dapat mengetahui bagaimana caranya melakukan penyuluhan NAPZA
5. Untuk memenuhi nilai dari tugas ini.

1
C. Rumusan Masalah
1. Defenisi dari penyuluhan
2. Metode penyuluhan
3. Alat bantu penyuluhan
4. Defenisi Napza
5. Jenis-jenis Napza
6. Bahaya Napza
7. Penyuluhan Napza

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. PENYULUHAN
A. Defenisi Penyuluhan

Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun kelompok,
memberi pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar dapat membentuk
sikap dan perilaku hidup yang seharusnya. Hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan
nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang
dicita-citakan (Notoatmodjo, 2012).

B. Metode Penyuluhan

Pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku sasaran


penyuluhan. Untuk mencapai suatu hasil yang optimal, penyuluhan harus disampaikan
menggunakan metode yang sesuai dengan jumlah sasaran (Notoatmodjo, 2014). Metode
penyuluhan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Metode individual

Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku
atau inovasi.

b. Metode penyuluhan kelompok

Metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan
kelompok kecil.

c. Metode penyuluhan massa

Metode penyuluhan massa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat


yang sifatnya massa atau public.

C. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan
bahan materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi
untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam proses penyuluhan kesehatan. Edgar

3
Dale membagi alat peraga tersebut menjadi sebelas macam dan menggambarkan tingkat
intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Dari kerucut tersebut dapat dilihat
bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal
ini berarti bahwa dalam proses penerimaan pesan, benda asli mempunyai intensitasnya yang
paling tinggi untuk mempersepsikan pesan dan informasi. Sedangkan penyampaian bahan yang
hanya dengan kata – kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Alat
peraga akan sangat membantu dalam promosi kesehatan agar pesan-pesan kesehatan dapat
disampaikan lebih jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas
dan tepat. Alat peraga berfungsi agar seseorang lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap
rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan bagi kehidupan. Secara
garis besar terdapat tiga macam alat peraga penyuluhan, antara lain:

a. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata
(penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan, misalnya slide, film, dan
gambar.
b. Alat bantu dengar (audio aids) yang dapat membantu dalam menstimulasikan indra
pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan, misalnya : radio dan
Compact Disk (CD).
c. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids) yang dapat menstimulasi indra penglihatan
dan pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan
Digital Versatile Disk (DVD).

Media yang digunakan ketika melakukan penyuluhan adalah leaflet. Leaflet adalah suatu
bentuk penyampain informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lebaran yang dilipat, isi
informasi dapat berupa bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi (Notoatmodjo, 2014).
Leaflet dapat dijadikan media sosialisasi untuk mencapai tujuan berupa peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku. Kelebihan yang dimiliki media leaflet
yaitu lebih bertahan lama dan dapat disimpan untuk dilihat sewaktu-waktu. Isi materi informasi
yang disampaikan melalui media leaflet harus singkat, padat berupa pokok-pokok uraian yang
penting saja dengan menggunakan kalimat yang sederhana.

4
2. NAPZA
A. Defenisi NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, meliputi
zat alami dan sintetis yang bila dikonsumsi dapat menimbulkan perubahan fungsi fisik dan
psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2009).

NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Akditif) adalah zat yang apabila masuk kedalam
tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SSP) sehingga menimbulkan
perubahan aktivitas mental, emosional dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan pada zat tersebut (Hidayat, 2005).

NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang
yang mengonsumsinya. Manfaat maupun resiko penggunaan NAPZA tergantung pada
seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya dan bersamaan dengan obat atau
NAPZA lain yang dikonsumsinya (Kemenkes RI, 2010).

B. Jenis-Jenis NAPZA
1. Narkotika

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :

• Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
• Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Morfin, Petidin.
• Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein

5
2. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika
terdiri dari 4 golongan :

• Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
• Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
• Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
• Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam (BK,
DUM).
3. Zat Adiktif Lainnya

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

• Minuman Alkohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan


susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
- Golongan A: kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
- Golongan B: kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur).
- Golongan C: kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker).

6
• Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin.
• Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.

Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol


terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol
sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

C. BAHAYA PENGGUNAAN NAPZA

Napza sangatlah berbahaya pada kesehatan tubuh kita. Walaupun bahayanya Napza
tergantung beberapa factor seperti banyaknya takaran penggunaan, keseringan pengunaan dan
pencampuran Napza dengan lainnya, sebisa mungkin untuk tidak pernah memakai apalagi
menyentuh benda tersebut. Karena sekali kita masuk ke dalamnya, akan sangat sulit untuk bisa
meninggalkannya.

Napza akan menjadi masalah yang lebih gawat lagi bila penggunaan narkoba, tertular
dan menularkan HIV/AIDS pada orang lain. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Jika hal ini sampai terjadi maka penanganan dan
pemutusan rantai HIV/AIDS akan sukar dilakukan dikarenakan virus yang sudah menyebar ke
banyak orang dan lingkungan sekitar.

Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga berdampak


negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang. Penyalahgunaan narkoba dapat
merusak ekonomi karena sifat obat yang membuat ketergantungan, dimana tubuh pengguna
selalu meminta tambahan dosis dan dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong
relatif mahal maka hal tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi keluarga bisa
bangkrut bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai ketergantungan anggotanya terhadap
narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulkan persoalan kriminalitas
seperti pencurian, penodongan bahkan perampokan.

Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang atau beberapa
orang anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang merusak secara fisik maupun psikis
akan berdampak kepada ketidaknyamanan hubungan sosial dalam keluarga. Penyalahguna
narkoba juga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perilaku pengguna yang tidak
terkontrol dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Terlebih jika dikaitkan

7
dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan
kematian. Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara, oleh karena itu
negara melarang narkoba.

Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai berikut :

1. Aspek fisik

• Gagal ginjal
• Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati
• Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
• Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
• Cacat janin
• Impotensi
• Gangguan menstruasi
• Pucat akibat kurang darah (anemia)
• Penyakit lupa ingatan/pikun
• Kerusakan otak
• Pendarahan lambung
• Radang pancreas
• Radang syaraf
• Mudah memar
• Gangguan fungsi jantung
• Menyebabkan kematian
2. Aspek psikologis
• Emosi tidak terkendali
• Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan
kenyataan)
• Selalu berbohong
• Tidak merasa aman
• Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
• Tidak memiliki tanggung jawab
• Kecemasan yang berlebihan dan depresi
• Ketakutan yang luar biasa

8
• Hilang ingatan (gila)
3. Aspek sosial
• Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu
• Mengganggu ketertiban umum
• Selalu menghindari kontak dengan orang lain
• Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan hubungan seks secara bebas
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual

D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi pada kaum remaja yang tinggal di


perkotaan. Mereka biasanya mempunyai sifat kosmopolit, relatif tidak cepat menikah karena
harus menempuh masa belajar hingga jenjang universitas, bahkan hingga memperoleh
pekerjaan dianggap layak. Pada masa itulah mereka hidup dalam pancaroba; antara kanak-
kanak dan kedewasaan, baik fisik, mental, maupun sosio-kulturalnya. Ia hidup antara
kebebasan dan ketergantungan kepada orang tuanya; mereka ada dalam pembentukan nilai-
nilainya sendiri serta sikapnya, baik sikap keagamaan, maupun sikap kultural dan sosialnya.
Remaja sedang mencari identitas sikapnya terhadap lingkungan dan sesamanya. Dalam kondisi
yang serba mendua itulah seringkali remaja tergelincir ke jalur kenakalan, yang disebut
juvenile delinquency. Pada masa itu banyak remaja yang melakukan kenakalan, pelanggaran
hukum, bahkan tindak kriminal. Motivasinya ialah karena ingin mendapatkan perhatian “status
sosial”, dan penghargaan atas eksistensi dirinya.

Dengan kata lain, kenakalan remaja merupakan bentuk pernyataan eksistensi diri di
tengahtengah lingkungan dan masyarakatnya, bukan kenakalan semata. Salah satu
penyimpangan perilaku ini adalah perilaku seksual. Sementara salah satu bentuk pelanggaran
hukum ialah meminum minuman keras, obat terlarang hingga ganja dan zat adiktif lainnya

9
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual

line-height: 150%;">Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :

• Cenderung memberontak
• Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
• Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
• Kurang percaya diri
• Mudah kecewa, agresif dan destruktif
• Murung, pemalu, pendiam
• Merasa bosan dan jenuh
• Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
• Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
• Identitas diri kabur
• Kemampuan komunikasi yang rendah
• Putus sekolah
• Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

a. Lingkungan Keluarga

• Komunikasi orang tua dan anak kurang baik


• Hubungan kurang harmonis
• Orang tua yang bercerai, kawin lagi
• Orang tua terlampau sibuk, acuh
• Orang tua otoriter
• Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
• Kurangnya kehidupan beragama.

1O
b. Lingkungan Sekolah
• Sekolah yang kurang disiplin
• Sekolah terletak dekat tempat hiburan
• Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
secara kreatif dan positif
• Adanya murid pengguna NAPZA
c. Lingkungan Teman Sebaya
• Berteman dengan penyalahguna
• Tekanan atau ancaman dari teman.
d. Lingkungan Masyrakat / Sosial:
• Lemahnya penegak hukum
• Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

Adapun faktor lain yang beresiko tinggi sehingga remaja dapat menggunakan narkoba,
diantaranya :

• Keluarga yang kacau balau, terutama adanya orang tua yang menjadi penyalahguna
narkoba atau menderita sakit mental
• Orang tua dan anak kurang saling memberi kasih sayang dan pengasuhan
• Anak/remaja yang sangat pemalu
• Anak yang bertingkah laku agresif
• Gagal dalam mengikuti pelajaran di sekolah
• Miskin ketrampilan sosial
• Bergabung dengan kelompok sebaya yang berperilaku menyimpang
• Tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua
• Tidak berada dalam pengawasan orang tua
• Suka mencari sensasi
• Dikucilkan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya
• Tidak mau mengikuti aturan/norma/tata tertib
• Rencah penghayatan spiritualnya.

11
Ciri-ciri penyalahguna narkoba:
• Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari
• Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk
• Kamar tidak mau diperiksa atau selalu dikunci
• Sering didatangi atau menerima telepon orang-orang yang tidak dikenal
• Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar/di dalam tas.
• Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan
• Sering kehilangan uang/barang di rumah
• Malas belajar
• Mudah tersinggung
• Sulit berkonsentrasi
• Menghindari kontak mata langsung
• Berbohong atau memanipulasi keadaan
• Kurang disiplin
• Bengong atau linglung
• Suka membolos
• Mengabaikan kegiatan ibadah
• Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
• Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-tempat
tertutup.

E. PENCEGAHAN DAN SOLUSI PENYALAHGUNAAN NAPZA

Faktor yang dapat mencegah orang menggunakan narkoba :

• Ikatan yang kuat di dalam keluarga


• Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan
pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
• Keberhasilan di sekolah
• Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan organisasi-
organisasi keagamaan.
• Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
• Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik

12
• Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
• Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
• Memonitor aktivitas mereka
• Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
• Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
• Orang tua harus menjadi panutan
• Orang tua menjadi teman diskusi
• Orang tua menjadi tempat bertanya
• Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
• Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.
• Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba
• Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
• Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
• Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebih
• Hargai kejujuran
• Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
• Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama
keluarga
• Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba atau
tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.
• Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hatihati
dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

JUDUL:

“PENYULUHAN BAHAYA NAPZA”

SASARAN PENYULUHAN:

• Masyarakat

DILAKSANAKAN DI:

• Tempat umum (puseksmas, masyarakat binaan, pedesaan, perkotaan dan lain-lain)

TUJUAN PENYULUHAN:

1. Tercapainya perubahan perilaku masyarakat dalam membina hidup dan memelihara


perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dengan memahami bahaya NAPZA pada
kehidupan
2. Terbentuknya perilaku sehat pada masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat
baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang disebabkan NAPZA.

METODE PENYULUHAN:

Metode penyuluhan Massa

MEDIA PENYULUHAN:

Media cetak (Poster)

MATERI PENYULUHAN:

1. Apa Itu NAPZA?


➢ NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya,
meliputi zat alami dan sintetis yang bila dikonsumsi dapat menimbulkan perubahan
fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2009). Yang

14
dimaksud dengan perubahan fugsi fisik yaitu setelah menggunakan NAPZA, kita
akan kehilangan rasionalitas pikiran kita untuk sementara. Sehingga
mengakibatkan perubahan fungsi fisik atau anggota tubuh kita yang sebagaimana
seharusnya fungsinya menjadi tidak digunakan sesuai fungsi yang sebenranya.
Sedangkan perubahan psikis adalah perubahan mental dan akal pikiran untuk
sementara yang mana mengakibatkan kita tidak dapat membedakan yang asli dan
yang palsu, yang ada dan tidak ada serta yang baik dan benar.
2. Jenis-jenis NAPZA
➢ Narkotika

Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.

Narkotika terdiri dari 3 golongan :


• Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
• Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Morfin, Petidin.
• Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein
➢ Psikotropika

Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari
4 golongan :

• Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi

15
• Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
• Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
• Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam (BK,
DUM).
➢ Zat Adiktif Lainnya
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

• Minuman Alkohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan


susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
- Golongan A: kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
- Golongan B: kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur).
- Golongan C: kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker).
• Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan
sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus
Cat Kuku, Bensin.
• Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.

16
Bahaya NAPZA!!!

Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai berikut :

1. Aspek fisik

• Gagal ginjal
• Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati
• Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
• Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
• Cacat janin
• Impotensi
• Gangguan menstruasi
• Pucat akibat kurang darah (anemia)
• Penyakit lupa ingatan/pikun
• Kerusakan otak
• Pendarahan lambung
• Radang pancreas
• Radang syaraf
• Mudah memar
• Gangguan fungsi jantung
• Menyebabkan kematian
4. Aspek psikologis
• Emosi tidak terkendali
• Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan
kenyataan)
• Selalu berbohong
• Tidak merasa aman
• Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
• Tidak memiliki tanggung jawab
• Kecemasan yang berlebihan dan depresi
• Ketakutan yang luar biasa
• Hilang ingatan (gila)

17
5. Aspek sosial
• Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu
• Mengganggu ketertiban umum
• Selalu menghindari kontak dengan orang lain
• Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan hubungan seks secara bebas
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

1. Faktor individual

line-height: 150%;">Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat

Faktor Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA


Faktor yang dapat mencegah orang menggunakan narkoba :

• Ikatan yang kuat di dalam keluarga


• Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan
pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
• Keberhasilan di sekolah
• Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan organisasi-
organisasi keagamaan.
• Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
• Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
• Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
• Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak

18
• Memonitor aktivitas mereka
• Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
• Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
• Orang tua harus menjadi panutan
• Orang tua menjadi teman diskusi
• Orang tua menjadi tempat bertanya
• Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
• Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.
• Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba
• Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
• Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
• Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebih
• Hargai kejujuran
• Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
• Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama
keluarga
• Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba atau
tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.
• Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hatihati
dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.

TUJUAN AKHIR PENYULUHAN:

Pelaksanaan program Penyuluhan Bahaya NAPZA di masyarakat sekitar terbukti memberikan


kontribusi positif terhadap upaya pencegahan bahaya NAPZA bila kita memakainya
dikarenakan dampak dari pemkaiannya yang sangat merugikan dan mengerikan pada kesehatan
dan juga kehidupan, selain itu banyak orang yang sebenarnya memiliki rasa ingin tahu yang
besar sehingga tujuan dari penyuluhan dapat tercapai

Selain penyuluhan bahaya NAPZA , di dalam penyuluhan juga akan dijelaskan dan di paparkan
gambar dari bermacam jenis NAPZA seperti yang telah dijelaskan. Ada 4 macam NAPZA
sesuai kepanjangannya yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

BNN, Final Buku Awas Narkoba Masuk Desa, 2009

Hidayat. 2005. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba

Kemenkes RI. (2010). Pedoman Konseling Gangguan Penggunaan NAPZA Bagi Petugas
Kesehatan.

Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.

M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan Melawan,
Bandung : Nuansa, 2004

20
20

Anda mungkin juga menyukai