Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENYULUHAN KONSULTASI GIZI

“ALAT PERAGA DALAM PENDIDIKAN GIZI”

DOSEN PENGAMPUH :

IBU. DR. GRACE KERLY LONY LANGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

1. JEFLYN RATU LUMBU


2. ADEL NDABUKE
3. REGINA DAANAN
4. MEGA P. MALONDA
5. SEPTIA LESTARI
6. PUTRY REGINA LABULANGO
7. FIDELIA HOROKUBUN
8. MEGA WENDA
9. REGITA SUID
10. DARMA RUMALAG
11. CHRISTIAN TANDAJU
12. DANIELO MARASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MANADO JURUSAN GIZI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat
serta karunianya sehingga Kami Kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima
kasih kepada Ibu. Dr. Grace Kerly Lony Langi selaku Dosen mata kuliah
“Penyuluhan Konsultasi Gizi” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan kedepannya.

Manado, 17 April 2024

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................4

C. Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Definisi Alat Peraga......................................................................................5

B. Fungsi Alat Peraga..........................................................................................6

C. Keuntungan menggunakan Alat peraga..........................................................7

D. Manfaat Alat peraga......................................................................................9

E. Alat Peraga Visual Devices Dalam Pendidikan Gizi....................................9

F. Alat Peraga developing written material.....................................................11

G. Macam-macam saluran Yang dapat digunakan..........................................11

H. Bentuk atau jenis dan sasaran pendidikan Gizi...........................................13

I. Perkembangan baru dalam pendidikan gizi....................................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................19

A. Kesimpulan...................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat peraga dalam pendidikan gizi penting untuk mendukung pemahaman
tentang gizi dan pola makan yang sehat. Sebab Pendidikan gizi sangat penting
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang
dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pemahaman Materi kepada
masyarakat tentang gizi dan pola makan yang sehat bisa kompleks.

Alat peraga dapat menjadi media komunikasi yang efektif untuk


menyampaikan informasi gizi, terutama kepada kelompok yang sulit dijangkau
secara langsung atau pun tidak langsung. Alat peraga dalam pendidikan gizi dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dalam menjaga kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Alat Peraga
2. Fungsi Alat Peraga
3. Keuntungan menggunakan Alat peraga
4. Manfaat Alat peraga
5. Alat Peraga Visual Devices Dalam Pendidikan Gizi
6. Alat Peraga developing written material
7. Macam-macam saluran Yang dapat digunakan
8. Bentuk atau jenis dan sasaran pendidikan Gizi
9. Perkembangan baru dalam pendidikan gizi

C. Tujuan
A. Mampu Memahami Definisi, fungsi dan manfaat dari alat peraga
B. Mampu memahami keuntungan menggunakan alat peraga bentuk serta jenis

4
C. Mengetahui macam-macam saluran yang dapat digunakan serta perkembangan
baru dalam pendidikan gizi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Alat Peraga


 Media Pendidikan Gizi

Media pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam


menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran, berfungsi untuk membantu dan
memperagakan sesuatu didalam proses pendidikan (Maulana 2009; Fitriani 2011).
Media pendidikan gizi merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan.

Media dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan


mempermudah pengertian (Arsyad 2009; Fitriani 2011). Media pendidikan
kesehatan memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi atensi,fungsi afektif, fungsi
kognitif, dan fungsi kompensatori. Fungsi atensi diartikan bahwa media memiliki
kekuatan untuk menarik perhatian peserta. Fungsi afektif adalah media berfungsi
untuk mempengaruhi sikap dan emosi peserta didik. Fungsi kognitif diartikan
bahwa gambar atau simbol-simbol lain yang digunakan dalam sebuah media akan
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran, mengingat gambar atau lambang
yang jelas akan mempermudah proses pikirpenerima pesan. Fungsi kompensatori
yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi informasi (Taufik 2007). Media
promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu promosi kesehatan. Dengan
demikian, sasaran dapat mempelajari pesan-pesan kesehatan dan memutuskan
mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan (Notoadmodjo
2007).

Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak

5
panca indera yang digunakan, semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang
diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan
mengerahkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan
pemahaman. Menurut penelitian para ahli, panca indera yang paling banyak
menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75% sampai 87%),
sedangkan 13% sampai 25% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan
melalui indera lainnya (Tanoyo 2003; Maulana 2009). Pada waktu menggunakan
alat peraga atau media pendidikan, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 1)
senyum adalah lebih baik untuk mencari simpati; 2) tunjukkan perhatian bawa hal
yang akan dibicarakan adalah penting; 3) pertahankan kontak mata; 4) gaya bicara
hendaknya bervariasi agar peserta tidak bosan dan mengantuk; 5) libatkan peserta
atau pendengar dan beri kesempatan mencoba alat-alat tersebut; dan 6) jika perlu,
berikan selingan humor agar tidak membosankan (Maulana 2009).

Media dikelompokan menjadi beberapa kelompok menurut Fitriani (2011),


yaitu:

1. Media Audio (alat bantu dengar/audio aids) adalah media/alat yang


menstimulasi indera pendengaran atau hanya mengandalkan kemampuan
suara saja. Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”. Suara yang
berada pada range pendengaran manusia sebagai audio, dan gelombangnya
sebagai acoustic signals. Contoh media audio adalah radio, kaset tape, dan
CD.
2. Media Visual (alat bantu lihat/visual aids) adalah media/alat yang
menstimulasi atau mengandalkan indera penglihatan dalam wujud visual.
Contoh media visual adalah poster, leaflet, flip chart (lembar balik), slide,
transparan OHP, komik, papan tulis, buku, majalah, dan surat kabar.
3. Media Audiovisual (alat bantu dengar dan lihat/audio-visual aids) adalah
media/alat yang mempunyai unsur suara dan gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, namun umumnya terbatas dalam
hal biaya dan peralatan yang diperlukan. Contoh media audiovisual adalah

6
film, video, televisi, komputer, dan LCD proyektor. Media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah poster, leaflet, dan multimedia.

B. Fungsi Alat Peraga


Alat peraga dalam pendidikan gizi memiliki beberapa fungsi penting:

1. isualisasi Konsep: Mereka membantu mengilustrasikan konsep-konsep


gizi kompleks secara visual, membuatnya lebih mudah dipahami oleh
individu atau kelompok.
2. Edukasi Interaktif: Beberapa alat peraga dirancang untuk memberikan
pengalaman interaktif, yang memungkinkan individu untuk secara
aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
3. Demonstrasi Praktis: Dengan menggunakan alat peraga, seperti model
makanan sehat atau piramida makanan, pendidik dapat memberikan
demonstrasi praktis tentang bagaimana menyusun makanan sehari-hari
yang seimbang.
4. Motivasi dan Keterlibatan: Alat peraga yang menarik dapat
memotivasi dan melibatkan peserta dalam pembelajaran,
meningkatkan minat mereka untuk mempelajari lebih lanjut tentang
gizi.
5. Pengingat: Mereka juga dapat berfungsi sebagai pengingat tentang
pentingnya pola makan yang sehat dan membantu memperkuat pesan-
pesan penting yang disampaikan selama pembelajaran.

Dengan memanfaatkan alat peraga dengan baik, pendidik dapat


meningkatkan efektivitas pembelajaran gizi dan membantu individu
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya nutrisi dalam
menjaga kesehatan.

7
C. Keuntungan menggunakan Alat peraga

Keuntungan menggunakan alat peraga dalam penyuluhan gizi antara lain:

1. Mempermudah Pemahaman: Alat peraga dapat membantu audiens


memahami informasi gizi dengan lebih baik melalui visualisasi yang jelas
dan nyata.
2. Memperkuat Pesan: Dengan menggunakan alat peraga, pesan yang
disampaikan dapat lebih mudah diingat oleh audiens.
3. Meningkatkan Keterlibatan: Alat peraga yang menarik dapat
meningkatkan keterlibatan audiens dalam penyuluhan.
4. Menyampaikan Informasi Kompleks: Beberapa konsep gizi mungkin sulit
dipahami secara verbal, tetapi dapat lebih mudah dimengerti melalui alat
peraga yang interaktif atau visual.
5. Menggugah Perhatian: Alat peraga yang menarik dapat membantu
menggugah perhatian audiens, sehingga pesan yang disampaikan lebih
mudah diterima.

Adapun Contoh alat peraga gizi yang sering digunakan meliputi:

 Pyramid Makanan: Untuk menggambarkan piramida makanan yang sehat


dan seimbang.
 Model Piring Makanan Sehat: Untuk memperlihatkan proporsi yang tepat
dari setiap jenis makanan yang harus dikonsumsi.
 Poster Gizi: Untuk memberikan informasi gizi secara visual dengan
menggunakan gambar dan teks yang mudah dipahami.
 Brochure atau Leaflet: Untuk memberikan informasi gizi yang ringkas
namun informatif.
 Flashcards Gizi: Untuk membantu mengingat konsep-konsep gizi penting
dengan cepat.
 Alat Peraga Interaktif: Seperti permainan atau aplikasi yang mengajarkan
prinsip-prinsip gizi secara interaktif.

8
D. Manfaat Alat peraga
Alat peraga memiliki beberapa manfaat penting dalam pendidikan gizi,
antara lain:

1. Memvisualisasikan konsep yang abstrak Alat peraga dapat membantu


memperjelas konsep-konsep abstrak dalam gizi seperti zat gizi, proses
metabolisme, dan lainnya menjadi lebih konkret dan mudah dipahami.
2. Meningkatkan daya ingat dan pemahaman Penggunaan alat peran dapat
merangsang beberapa indera seperti penglihatan dan pendengaran,
sehingga dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan.
3. Menarik minat dan perhatian siswa Alat permainan yang menarik dan
interaktif dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam
mempelajari gizi, sehingga mereka lebih termotivasi dan terlibat dalam
proses pembelajaran.
4. Memberikan pengalaman belajar yang konkret Alat peraga dapat
memberikan pengalaman belajar yang nyata dan konkret kepada siswa,
misalnya dengan menggunakan model makanan, replika organ
pencernaan, atau alat ukur antropometri.
5. Memfasilitasi pembelajaran aktif dan partisipatif Alat peraga dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
seperti melakukan percobaan, simulasi, atau pemaparan yang berkaitan
dengan gizi.

E. Alat Peraga Visual Devices Dalam Pendidikan Gizi


Alat peraga visual adalah salah satu bentuk media atau benda yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan informasi secara
visual. Dalam konteks pendidikan gizi, alat peraga visual sangat penting karena
gizi melibatkan banyak konsep dan informasi yang dapat lebih mudah dipahami

9
melalui representasi visual. Beberapa contoh alat peraga visual yang sering
digunakan dalam pendidikan gizi termasuk poster yang menampilkan piramida
makanan, infografik yang menggambarkan komposisi nutrisi dalam makanan,
diagram yang menunjukkan siklus metabolisme, dan grafik yang membandingkan
nilai gizi antara berbagai jenis makanan.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari Alat Peraga Visual yaitu
antara lain:

 Kelebihan dari alat peraga visual

Salah satu kelebihan utama alat peraga visual adalah kemampuannya


untuk menarik perhatian siswa. Dengan menggunakan gambar, grafik, dan warna
yang menarik, alat peraga visual dapat membuat materi pembelajaran menjadi
lebih menarik dan memikat bagi siswa. Selain itu, alat peraga visual juga
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik. Dengan melihat representasi visual
tentang konsep-konsep gizi, siswa dapat memahami informasi dengan lebih
mudah dan cepat daripada hanya dengan membaca teks. Alat peraga visual juga
memberikan gambaran yang jelas dan konkret tentang konsep-konsep gizi,
sehingga membantu siswa untuk mengingat informasi dengan lebih baik.

 Kekurangan Alat Peraga Visual:

Namun, ada juga beberapa kelemahan dalam penggunaan alat peraga


visual. Salah satunya adalah keterbatasan dalam menyajikan informasi yang
kompleks. Meskipun alat peraga visual efektif dalam menyampaikan informasi
dasar tentang gizi, namun untuk konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak,
seperti proses biokimia dalam tubuh manusia, mungkin sulit untuk dijelaskan
hanya dengan menggunakan gambar atau diagram. Selain itu, penggunaan alat
peraga visual juga memerlukan ruang penyimpanan yang cukup. Poster, grafik,
dan alat peraga visual lainnya membutuhkan tempat yang aman dan terlindung
agar tidak rusak atau rusak.

10
F. Alat Peraga developing written material
Alat peraga dalam konteks pengembangan materi tertulis adalah benda
atau media yang digunakan untuk mengilustrasikan atau menjelaskan konsep,
proses, atau informasi tertentu secara visual atau praktik. Dalam konteks
penulisan tentang nutrisi, alat peraga dapat berupa gambar, diagram, tabel, atau
bahkan contoh makanan atau bahan makanan untuk memperjelas atau
memperkuat pemahaman tentang topik tersebut.

G. Macam-macam saluran Yang dapat digunakan

Berikut Alat peraga media edukasi yang sering digunakan dalam


pendidikan gizi adalah:

1. Lembar balik

Lembar balik adalah suatu alat peraga dalam bentuk buku di mana tiap
lembar berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai
pesan informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut Biasanya terdiri
lembaran-lembaran yang berukuran sekitar 50 cm x 75 cm. Atau 38 cm x 50 cm,
disusun dalam urutan tertentu dan diikat (dibendel) pada bagian atasnya. Ada
yang berukuran kecil seperti baku yang disebut flipbuk atau lembur balik meja
berukuran kurang lebih 21 cm x 28 cm. Beberapa keuntungan lembar balik, antara
lain isi pokok pembicaraan dapat disiapkan sebelumnya, urutan penyajian dapat
diatur dengan tepat, chart dapat diambil dan ditukar tempatnya, mudah disiapkan.
Bahan dan cara pembuatan lembar balik adalah bahan alat seperti sejumlah kertas
ukuran flipchart yang dibendel pada ujungnya, semua alat-alat untuk menggambar
dan menulis, standart, clip (yang agak besar) dan paku. Cara pembuatannya
adalah memilih tema, membuat tulisan/skrip, membuat gambar dari isi tulisan itu
mewarnai bila perlu, pretesting ke teman dan lakukan perbaikan serta ikat/bendel
pada bagian atasnya dan gantungkan pada standar

11
2. Leaflet

Leaflet banyak digunakan dalam konseling gizi. Leaflet adalah selembar


kertas yang dilipat sehingga dapat terdiri atas beberapa halaman. Kadang-kadang,
leaflet didefinisikan sebagai selembar kertas yang berisi tulisan tentang sesuatu
masalah untuk suatu sara don tujuan tertentu, Tulisan umumnya terdiri atas 200-
400 kata dan leaflet harus dapat ditangkap/dimengerti isinya dengan sekali boca.
Ada beberapa keuntungan leaflet, antara lain dapat disimpan dalam waktu lama,
lebih informatif dibanding poster, dapat dijadikan samber pustaka/referensi, dapat
dipercaya karena dicetak oleh lembaga resmi, jangkauan dapat lebih luas karena
satu leaflet mungkin dibaca oleh beberapa orang, penggunaan dapat
dikombinasikan dengan media lain, mudah dibawa kemana-mana Sedangkan
keterbatasan leaflet, antara lain hanya bermanfaat untuk orang yang melek huruf
dan tidak dapat dipakai oleh orang yang buta huruf, mudah tercecer dan hilang,
perlu persiapan khusus untuk membuat dan menggunakannya

3. Poster

Poster adalah suatu pesan singkat dalam bentuk gambar dan/ tulisan,
dengan tujuan mempengaruhi seseorang untuk menginginkan sesuatu yang
ditawarkan dan utntuk mempengaruhi agar orang itu bertindak. Poster adalah
media yang paling umum digunakan di lingkungan kesehatan. Poster mempunyai
ciri-ciri tertentu, antara lain sederhana tetapi mempunyai daya guna dan daya tarik
maksimal, memuat suatu pesan atau ide tertentu, yang akan disampaikan kepada
orang yang melihatnya, teks ringkas, jelas, dan bermakna. Pada umumnya, poster
hanya mampu menimbulkan awareness, dan sebagai alat bantu tidak mendidik
dengan sendirinya. Beberapa keuntungan poster, antara lain mudah pembuatannya
apalagi sekarang ada komputer, waktu untuk membuatnya tidak terlalu lama,
murah, dapat menjangkau sasaran banyak, mudah menggugah orang banyak untuk
berpartisipasi, dapat dibawa kemana-mana, merangsang orang yang melihatnya
untuk mengikuti maksud poster, membantu meningkatkan efektivitas proses
belajar mengajar, membangkitkan motivasi belajar dan menarik perhatian, dapat
ditempelkan dimana-mana, sehingga tidak memerlukan tempat yang khusus.

12
Setiap alat peraga pasti mempunyai keterbatasan, termasuk media poster.
Keterbatasan tersebut, antara lain kemungkinan bisa terjadi perbedaan penafsiran
gambar oleh orang yang melihatnya karena tingkat pengetahuan orang yang
melihatnya sangat besar pengaruhnya terhadap pemahaman, apabila penempatan
kurang tepat/strategis mungkin poster tersebut tidak banyak dilihat orang sehingga
tidak banyak mencapai target sasaran, kualitas gambar sangat besar pengaruhnya
terhadap berhasilnya penggunaan poster.

4. Flashcard

Flashcard adalah sejumlah kartu bergambar yang biasanya berukuran 25 x


30 cm, dengan tujuan menyampaikan masalah tertentu. Gambar-gambar dapat
dicetak dari foto dan dapat digambar dengan tangan. Keterangan tentang gambar
tercantum di bagian belakang setiap kartu yang harus dibacakan oleh yang
menggunakannya. Gambar-gambar tersebut disajikan sebagai bagian dari
rangkaian pesan yang dibacakan. Dengan demikian, sasaran/klien akan ingat
dengan pokok-pokok pembicaraan. Beberapa keuntungan dari flaschard, antara
lain mudah dibawa kemana-mana, dapat disimpan lama, flaschard yang sama
dapat dipakai oleh orang yang sudah mengerti untuk meneruskan kembali Pesan
kepada orang lain dan dipakai untuk kelompok maksimal 30 orang.

H. Bentuk atau jenis dan sasaran pendidikan Gizi


Ada beberapa bentuk dan jenis pendidikan gizi, tergantung dari sisi mana
kita memandangnya. Sasaran pendidikan gizi adalah individu, kelompok ataupun
masyarakat. Dilihat dari tempat dimana dilakukan, pendidikan gizi dapat di
bedakan menjadi tiga yaitu:

a. Pendidikan gizi di sekolah. Pendidikan gizi sekolah adalah pendidikan


gizi yang dilakukan disekolah dengan sasarannya adalah murid. Materi
yang disampaikan pada pendidikan gizi sekolah sesuai dengan
permasalahan gizi pada anak sekolah seperti tentang gizi seimbang,
sarapan pagi yang sehat, jajanan anak sekolah yang sehat, membawa
bekal ke sekolah.

13
b. Pendidikan gizi di Rumah Sakit. Pendidikan ini dilakukan di rumah
sakit-rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien atau keluarga
pasien. Materi yang disampaikan sesuai keadaan penyakit pasien
seperti diet untuk penyakit tertentu dan sebagainya. Pendidikan gizi di
rumah sakit bisa berupa pendidikan kelompok misalnya pada
kelompok ibu hamil yang sedang menunggu di poliklinik rumah sakit,
ataupun pendidikan individu yang sering disebut konseling pada pasien
penderita penyakit tertentu.
c. Pendidikan Gizi di tempat-tempat kerja. Pendidikan ini dilakukan di
perusahaan- perusahaan. Sasaran pendidikan gizi di perusahaan adalah
karyawan atau pegawai di perusahaan atau kantor. Materi pendidikan
menyangkut gizi tenaga kerja kaitan dengan produktivitas kerja dan
lain sebagainya. Misalnya gizi seimbang untuk meningkatkan
produktivitas kerja, sarapan pagi penting sebelum memulai
beraktivitas, atau masalah gizi pada tenaga kerja dan upaya untuk
mengatasinya dan lain sebagainya.

Di samping pengelompokan berdasarkan tempat dimana dilakukan


pendidikan gizi di atas, pendidikan gizi dapat juga dibedakan berdasarkan jumlah
sasaran pendidikan. Di bawah ini akan dipaparkan jenis pendidikan gizi
berdasarkan jumlah sasaran pendidikan gizi yang dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Pendidikan Gizi individu/perorangan.


Sasaran pendidikan ini adalah individu perseorangan. Pendidikan
individual ini biasanya digunakan untuk membina perilaku baru. Pendekatan
individual ini digunakan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
yang berbeda-beda sehubungan dengan permasalahan yang dihadapinya.
Dengan pendekatan individual ini petugas kesehatan/gizi akan mengetahui
secara tepat permasalahan dan memberikan solusi yang tepat pula untuk
pemecahan masalahnya. Penerapan dari pendidikan gizi individual ini adalah
konseling dan konsultasi. Dengan cara ini akan terjadi kontak yang lebih
intensif antara petugas gizi (konselor) dengan sasaran (klien).

14
2. Pendidikan Gizi Kelompok.
Pendidikan Gizi Kelompok adalah pendidikan gizi yang sasarannya
kelompok dengan karakteristik yang sama. Misalnya pendidikan atau
penyuluhan gizi pada ibu hamil, pendidikan gizi pada ibu menyusui, pelatihan
pada kader gizi, penyuluhan anemia gizi pada remaja putri, gerakan makan
sayur dan buah pada murid Taman kanak-kanan dan lain sebagainya. Dalam
pendidikan gizi yang sasarannya kelompok harus mengingat besar kecilnya
kelompok serta latar belakang kelompok. Untuk kelompok besar metodenya
akan berbeda dengan pendidikan pada kelompok kecil. Pada kelompok besar
dapat dilakukan dengan metode ceramah, seminar. Untuk kelompok kecil
dapat dilakukan dengan metode diskusi kelompok, curah pendapat (brain
storming), Bola salju (snow balling), bermain simulasi, bermain peran dan
lainnya.
3. Pendidikan Gizi Massa (Public).
Pendidikan Gizi Massa adalah pendidikan gizi yang sasarannya
masyarakat luas. Pendidikan gizi semacam ini bersifat umum yaitu tidak
membedakan jenis kelamin, umur, pekerjaan, status esosial ekonomi tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan-pesan atau materinya harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh massa tersebut. Pendidikan
gizi ini biasanya dipergunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
(awareness) terhadap suatu inovasi atau perilaku baru. Beberapa penerapan
pendidikan gizi yang bersifat umum seperti ceramah umum (public speaking),
pidato-pidato tentang gizi, Sinetron di TV, Bill Board (spanduk, poster).

I. Perkembangan baru dalam pendidikan gizi.


 Perkembangan baru dalam pendidikan gizi memanfaatkan teknologi
komputer.

Jenis program utama yang dirancang untuk para profesional dan konsumen
meliputi analisis nutrisi, layanan makanan dan manajemen resep, perencanaan
menu, nutrisi klinis, interaksi obat-nutrisi, penilaian risiko kesehatan dan resep
gaya hidup, pendidikan makanan dan nutrisi, dan permainan. Selain program yang

15
dirancang khusus untuk pendidikan pangan dan gizi, terdapat alat produksi umum
seperti paket grafis, koleksi foto dan clip art komputer, dan perangkat lunak
presentasi, yang digunakan oleh pendidik gizi untuk meningkatkan produksi,
adaptasi, dan diseminasi gizi.

Materi pendidikan.Program yang menganalisis asupan nutrisi disambut


baik oleh para peneliti dan ahli gizi rumah sakit. Mereka menemukan analisis
nutrisi terkomputerisasi secara signifikan mengurangi waktu dan tenaga dalam
menghitung asupan menggunakan kalkulator dan buku komposisi makanan.
Program-program tersebut kini telah digunakan secara luas untuk tugas-tugas di
kelas mulai dari siswa sekolah dasar hingga sekolah kedokteran, dan telah
ditawarkan sebagai layanan pendidikan gizi di pusat perbelanjaan dan pameran
kesehatan, dalam pameran sains, dan oleh para profesional di bidang kesehatan
masyarakat dan layanan penyuluhan kooperatif. Pelatih kebugaran, ilmuwan
makanan, dan profesional layanan makanan. Program ini digunakan di klinik
dokter sebagai bagian dari penilaian medis atau sesi konseling nutrisi.

Program juga telah dikembangkan untuk pasar komputer rumahan.


Popularitas program analisis pola makan ini terus meningkat seiring dengan
kesadaran konsumen akan hubungan antara asupan makanan dan kesehatan dan
ingin menyesuaikan asupan makanan mereka sendiri (misalnya lebih
rendah/tinggi kalori atau lemak). Program multimedia, seperti “Tantangan
Piramida” (Dennison, 1995) yang menggabungkan video, slide, grafik, suara, dan
teks dengan interaksi komputer, diharapkan dapat memperluas penggunaan
analisis gizi dalam program pendidikan gizi.

Efektivitas program-program ini untuk menghitung asupan nutrisi untuk


tujuan penelitian dan pendidikan, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
nutrisi, dan mengajarkan komposisi makanan kepada beragam khalayak telah
didokumentasikan dengan baik. Kecepatan penghitungan memungkinkan analisis
gizi lebih sering digunakan dalam bidang pendidikan dan konseling.

16
 Analisis nutrisi berdasarkan kuesioner frekuensi makanan ( FFQs )

FFQ adalah metode jalan pintas untuk mengumpulkan informasi tentang


asupan makanan. Pertama, perangkat lunak yang terkomputerisasi memungkinkan
untuk dengan mudah memperkirakan asupan nutrisi yang dapat diandalkan.
Namun kuesioner tetap sulit untuk dikelola sendiri karena diperlukan entri
keyboard. Kemudian dikembangkan perangkat lunak untuk memudahkan
pengumpulan data. Pada pertengahan tahun 1980an, Jacobson (1984)
mendemonstrasikan bahwa klien di klinik kesehatan masyarakat akan
menggunakan layar sentuh komputer untuk melaporkan asupan makanan mereka.
FFQ disajikan pada layar komputer dan komputer diprogram untuk menghitung
asupan nutrisi. Harga perangkat keras yang mahal menghalangi penerapan metode
ini secara luas, meskipun staf yang mewawancarai klien tentang asupan makanan
dibebaskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk konseling. Perangkat
keras menjadi lebih terjangkau dan pihak lain telah menunjukkan efektivitas biaya
dan kelayakan metode ini (Suitor & Gardner, 1992; Byron, 1995). Baru-baru ini,
meningkatnya ketersediaan perangkat keras multimedia memungkinkan program
FFQ mudah digunakan untuk khalayak yang lebih luas, termasuk mereka yang
memiliki kemampuan baca tulis rendah.

Salah satu contoh perangkat lunak multimedia perencanaan menu versi


konsumen, yang dikirimkan dalam floppy disk, adalah “Ready, Set, Dinner” (US
National Potato Board, 1994). Perangkat lunak ini dikembangkan untuk
digunakan dalam program komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan
konsumsi kentang segar. Perangkat lunak perencanaan menu multimedia
memungkinkan pengguna dengan mudah mencari perpustakaan yang berisi 40
resep, membuat menu dan daftar belanjaan, menemukan informasi nutrisi, dan
menggunakan grafik, musik dan animasi. Beberapa outlet digunakan untuk
mempublikasikan program tersebut. Perangkat lunak ini dipromosikan (i) dalam
buletin yang dikirimkan kepada ibu-ibu yang bekerja, (ii) selama tur media satelit
dari selebriti televisi sekolah menengah pertama yang populer, (iii) kepada editor
berita makanan, kesehatan, dan komputer, dan (iv) dengan menempatkannya di

17
toko kelontong di kios di tempat pembelian, dekat toko kentang, dengan kartu
resep dan informasi tentang cara mendapatkan perangkat lunak yang
didistribusikan di kios; (v) di Internet dimana program tersedia untuk diunduh;
dan (vi) dalam iklan cetak.

 Nutrisi klinis

Program komputer untuk menilai status gizi pasien terbatas; memetakan rekam
medis; mengajari pasien tentang pola makan dan penyakit; pemantauan
pertumbuhan (Anon, 1986) dan untuk pendidikan dengan bantuan komputer dan
pendidikan berkelanjutan bagi para profesional kesehatan dan medis.

 Alat penilaian

Aplikasi yang menggunakan kemampuan komputer dalam perhitungan


dan pengelolaan data banyak tersedia. Perangkat lunak untuk komputer desktop
dan program untuk komputer genggam berguna untuk banyak formula yang
digunakan dalam penilaian nutrisi, termasuk kebutuhan energi metabolik basal,
Indeks Massa Tubuh (BMI), berat badan yang diinginkan, nitrogen, dan
pertukaran makanan penderita diabetes. Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan
berbagai parameter. Alat-alat ini berguna dalam penelitian dan layanan di rumah
sakit dan komunitas. Hal ini memungkinkan penggunaan perhitungan yang lebih
tepat, dibandingkan dengan perhitungan yang hanya menggunakan aturan praktis,
dengan lebih sedikit kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai
perawatan gizi. Alat-alat ini mungkin tidak terlalu rumit dibandingkan manual.

Contoh perangkat lunak sistem informasi kesehatan adalah “ProMis”. Ini


adalah alat untuk mengelola data dalam jumlah besar seperti tingkat keparahan
malnutrisi atau diare. Save the Children menggunakan sistem ini untuk
memperbaiki kesenjangan dalam penjatahan makanan (Hendricks, 1995). Ada
potensi untuk membangun sistem pendidikan gizi ke dalam sistem data ini.

 Interaksi nutrisi-obat

18
Perangkat lunak interaksi nutrisi-obat adalah contoh database khusus
untuk nutrisi klinis. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat menilai
nutrisi apa pun yang mungkin terganggu dengan rejimen pengobatan. Bantuan ini
membuat interaksi lebih mungkin dipertimbangkan ketika meresepkan obat.

 Pendidikan pasien

Program untuk memberikan informasi dan pendidikan diet kepada pasien


tersedia untuk individu dengan diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan rejimen
pengobatan yang kompleks. Program-program ini mengajarkan pasien tentang
penyebab penyakit, gejala, komplikasi, manajemen diet dan perencanaan menu.
Tingkat personalisasi dan interaktivitas sangat bervariasi.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran, berfungsi untuk membantu dan
memperagakan sesuatu didalam proses pendidikan (Maulana 2009; Fitriani 2011).
Media pendidikan gizi merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan.

Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak
panca indera yang digunakan, semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang
diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan
mengerahkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan
pemahaman.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Ariani, AP (2010). Pentingnya Alat Peraga dalam Pembelajaran Gizi. Jurnal


Pendidikan Gizi

Ulfa Ferdhyanti. “Teknik Hitung Leukosit dan eritrosit urine”. Diambil Pada Bab
2: Infeksi Saluran kemih. Bab 3: Epidemiologi ISK. Dan Bab 4: Etiologi
ISK. Hal: 5-15

Long B, Koyfman A. Diagnosis dan Penatalaksanaan Unit Gawat Darurat Infeksi


Saluran Kemih. Emerg Med Clin Utara Am. November 2018; 36 (4):685-
710.

Tang M, Quanstrom K, Jin C, Suskind AM. Infeksi Saluran Kemih Berulang


Berhubungan Dengan Kelemahan pada Orang Dewasa Lanjut Usia.
Urologi. 2019 Januari; 123 :24-27.

Maharjan G, Khadka P, Siddhi Shilpakar G, Chapagain G, Dhungana GR. Infeksi


Saluran Kemih Terkait Kateter dan Produsen Biofilm yang Keras Kepala.
Bisakah J Menginfeksi Mikrobiol Dis Med. 2018; 2018 :7624857.

21
22

Anda mungkin juga menyukai