BLOK 3
PERILAKU DAN KOMUNIKASI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
Dosen pembimbing:
2019
1. Ketua : Annisa Rahma Yakubi (190600188)
2. Sekretaris : Huzreen Sofea Binti Zakaria (190600222)
Anggota :
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,
laporan hasil diskusi Pemicu 6 Blok 3 dengan judul “Pendidikan Kesehatan Masyarakat” dapat
selesai dengan tepat pada waktunya. Laporan pemicu ini kami susun berdasarkan hasil diskusi
pemicu kami yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam sidang pleno. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan laporan ini sehingga dapat terselesaikan.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu
Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai
seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau
pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit
dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
1.2. TUJUAN.
Untuk mendeskripsikan pengertian pendidikan kesehatan masyarakat dan menyebutkan prinsip
prinsip pendidikan kesehatan masyarakat
Produk:
Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa
yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga
dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita
menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh
satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Keterbatasan waktu – tidak berkomunikasi atau berkomunikasi secara tergesa-
gesa, tidak bias memenuhi persyaratan komunikasi
Fisiologis –
Perbedaan persepsi dan Bahasa - Persepsi adalah interpretasi pribadi terhadap
suatu hal tertentu. Msalnya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu
kata dengan cara yang berbeda.
Perbedaan budaya - Ada kalanya, kita juga perlu berkominikasi dengan orang
lain yang berbeda budaya. Dengan adanya perbedaan budaya, maka pola
komunikasi yang terjadi juga akan berbeda. Hal ini menjadi suatu hambatan
komunikasi yang paling sulit untuk diatasi.
Gangguan fisik - Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu
proses komunikasi yang berlangsung contohnya berupa akustik yang buruk, tulisan
yang tak terbaca, cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya.
Kegelisahan yang tinggi – berucap di khalayak ramai bisa menyebabkan resah
gelisah .
Lengkap - suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap , apabila berisi
semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan
yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.
Singkat - suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya
dalam jumlah kata sekecil mungkin ( singkat , padat tetapi jelas ) tanpa
mengurangi makna , namun tetap menonjolkan gagasannya.
Pertimbangan - penyampaian pesan , hendaknya menerapkan empati dengan
mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan.
Kejelasan - pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti
dan mudah diinterpresikan serta memiliki makna yang jelas.
Kesopanan - pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan , akan
memupuk hubungan baik dalam komunikasi bisnis.
Ketelitian - pesan hendaknya dibuat dengan teliti , dan menggunakan tata bahasa ,
tanda baca dan ejaan dengan benar ( formal atau resmi )
Turutan - Harus ikuti turutan yang betul dari awal hingga akhir supaya tidak
bercampur aduk
Pesan bisa diterima, artinya tidak bertentangan langsung dengan norma maupun
adat istiadat
Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif
artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan
untuk memahami maksud pengirim.
2. Kelompok membuat rencana penyuluhan kesehatan gigi kepada murid-murid SD (buat
matriks yang berisi : tanggal, tujuan penyuluhan, sasaran, isi/materi ceramah, metode
yang digunakan, media yang dipakai, tempat pernyuluhan, waktu dan evaluasi.
TANGGAL TUJUAN SASARAN ISI MATERI METODA MEDIA TEMPAT WAKT EVALUASI
U
Kamis, Memberikan Murid 1.Pengertian 1.Ceramah 1.Poster Ruanga 14.30
05 edukasi/penyulu SD Gigi (jenis 2.Phantom n WIB-
Desember han tentang Negeri gigi,jumlah 3.Sikat gigi kelas 15.00
2019 karies gigi Medan gigi dan WIB
(gigi berlubang) Kelas 5 fungsi gigi)
2.Gigi
berlubang
(Pengertian
gigi
berlubang,pe
nyebab gigi
berlubang
dan
bagaimana
gigi yang
sehat)
3.Pencegahan
(cara
menyikat
gigi,waktu
yang tepat
untuk
menyikat gigi
dan makanan
sehat)
3. Simulasi penyuluhan kesehatan gigi.
a. Siapkan alat peraga, materi penyuluhan, tenaga penyuluh, model (phantomdan sikat
gigi), atur ruangan dan jadwal penyuluhan. Matriks rencana penyuluhan dibacakan
sebelum simulasi penyuluhan dimulai
b. Simulasikan selama ±20 menit (perhatikan langkah-langkahnya)
Kelompok 1
Penggunaan kata nama yang tidak sesuai kerna pada pengenalan mereka. Mereka
membahasakan diri menggunakan “kami”. Seharusnya untuk lebih menarik perhatian
anak-anak SD, mereka perlu menggantikan bahasa “kakak” supaya anak-anak tersebut
berasa selesa mendengar penyuluhannya.
Para penyuluh terlalu kaku dan langsung tidak bergerak bebas sekitar ruangan kelas
malah sepertinya kurang berinteraksi dengan anak-anak.
Tidak menjelaskan kapan waktu secara spesifik sikat giginya kerna sesetengah anak
SD masih bingung tentang cara sikat gigi yang benar.
Kelompok 2
Tidak perlu menyebut jumlah gigi anak-anak kerna itu bisa membingunkan mereka
dengan nomor-nomor yang mereka jarang temui.
Penutup penyuluhan agak sedikit tergantung kerna para penyuluh seakan ada lagi
mahu mempresentasikan namun diakhiri begitu saja.
Perlu nyatakan dengan lebih jelas satu-persatu penyebab gigi berlubang , dan
bagaimana bisa terjadi. Misalnya, mengapa teh manis itu bisa mengakibatkan gigi
berlubang .
Kelompok 3
Tidak semua orang berinteraksi dengan anak-anak SD malah ada yang hilang
konsentrasi semasa penyuluhan diberikan.
Perlu membawa model makanan atau minuman sebagai contoh supaya anak-anak bisa
mempelajari dengan lebih mudah dan cepat.
Sentiasa bersedia dengan setiap apapun soalan yang ditanya oleh anak SD supaya
mereka tidak bingung.
Model phantom itu seharusnya dikasi ke anak-anak supaya mereka bisa praktik dan
belajar sendiri cara sikat gigi yang benar.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik. Peran pendidikan kesehatan mencakup:Peran pendidikan kesehatan dalam
faktor lingkungan,. peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku, peran pendidikan
kesehatan dalam pelayanan kesehatan, peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas.
Pentingnya pendidikan kesehatan menunjukan bahawa Hal tersebut jelasdan bisa dibuktikan.
Dengan kesadaran pentingnya akan kesehatan ini diharapkanterbentuknya karakter-karakter
pemuda yang tangguh secara otaknya maupunsecara fisiknya. Akhirnya dengan keseriusan
sekolah dan guru pada pendidikankesehatan, diharapkan terbentuk peserta didik yang bukan
hanya memilikikecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual saja, tetapi juga memiliki
ragayang sehat dan kuat.
DAFTAR PUSTAKA