Oleh :
Maria Matilde Mbenu
NIM : PO 5303204181056
Semester I
i
HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH
KELAS RPL
Mengetahui
Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc
NIP : 197303201994021001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PELAYANAN ASUHAN
KEPERAWATAN GIGI DI PUSKESMAS RUKUN LIMA
Diajukan
oleh:
Penguji
Ferdinan Fankari,S.SiT,M.Kes
NIP : 197201051997091001
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang
Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc
NIP : 197303201994021001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Pendidikan adalah Perlengkapan Paling Baik di Hari Tua”
(Aristoteles)
PERSEMBAHAN
Puji Tuhan........................
Ku olah kata,ku baca makna,ku ikat dalam alinea,ku bingkai dalam bab,jadilah
mahakarya...........
Karya ini ku persembahkan teruntuk:
Kedua orangtuaku Bapak Lorensius Mbenu (Alm.)& Mama Dorothea Mbepa yang
senantiasa selalu memberikan Do’a dan dukungannya.
Suami tercinta (Yohanes Parhe) yang menjadi penyemangat di kala aku lelah,yang
menjadi obat di kala sakit,yang menjadi air di kala aku dahaga.
Anak-anakku yang Ganteng (Juan,Enzo,Carol dan Thom)
Adik-adikku (Renti Mbenu,Vinno Mbenu dan Astrid Mbenu)yang telah membantu
dengan caranya masing masing dan semua keluarga.
Ibu Yovita Thresia Bara,S.sos Pimpinanku sekaligus motivator yang senantiasa
memberikan motivasi dan menjadi sumber inspirasi
Para sahabat yang tidak bisa di sebutkan satu persatu,Teman teman serta orang orang
yang dekat di hatiku,Tanpa mereka semua aku takan berarti
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas Praktikum ini dengan Judul “Pelayanan Asuhan
Keperawatan Gigi individu di Puskesmas Rukun Lima ”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ragu Harming Kristina,SKM,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang
2. Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang.
3. Ferdinan Fankari, S.SiT,M.Kes, selaku penguji tugas praktikum ini.
4. Irma Ulfa,Amd.KG selaku pembimbing (CI) yang telah membantu dalam penyusunan
laporan praktikum ini.
5. Teman-teman RPL angkatan ke II yang dengan setia mendukung dan memberikan
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan praktikum ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini.
Kupang,…....... 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Pemeriksaan Subyektif........................................................................................3
B. Pemeriksaan Obyektif .........................................................................................3-5
A. KESIMPULAN
B. SARAN
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
vi
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN
GIGI DI PUSKESMAS RUKUN LIMA
Diajukan
oleh:
Penguji
Ferdinan Fankari,S.SiT,M.Kes
NIP : 197201051997091001
Pembimbing
Irma Ulfa,Amd.KG
NIP. 197902242006042023
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang
Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc
NIP : 197303201994021001
v
vii
HALAMAN PERSETUJUAN
PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI INDIVIDU DI
PUSKESMAS RUKUN LIMA
OLEH
MARIA MATILDE MBENU
KELAS RPL
Pembimbing
Irma Ulfa,Amd.KG
NIP. 197902242006042023
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang
Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc
NIP : 197303201994021001
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas Praktikum ini dengan Judul “Pelayanan Asuhan
Keperawatan Gigi individu di Puskesmas Rukun Lima ”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ragu Harming Kristina,SKM,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang
2. Melkisedek O.Nubatonis,SKM,MDc selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Kupang.
3. Ferdinan Fankari, S.SiT,M.Kes, selaku penguji tugas praktikum ini.
4. Irma Ulfa,Amd.KG selaku pembimbing (CI) yang telah membantu dalam penyusunan
laporan praktikum ini.
5. Teman-teman RPL angkatan ke II yang dengan setia mendukung dan memberikan
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan praktikum ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini.
Kupang,…....... 2018
Penulis
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut salah satunya dengan
dilakukan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut yang terencana, ditujukan untuk kelompok tertentu yang dapat
diikuti dalam satu kurun waktu tertentu diselenggarakan secara
berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal
(Depkes RI, 1995).
Sasaran pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut diantaranya
ditujukan kepada kelompok rentan penyakit terhadap penyakit gigi dan mulut
yaitu pada ibu hamil, anak pra sekolah dan anak usia sekolah (Depkes
RI,1998).
Tujuan dari kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah memupuk sikap dan pola perilaku sehat pada individu dalam menjaga
keperawatan atau kesadaran pelihara diri khususnya keperawatan gigi dan
mulut serta mewujudkan derajat kesehatan gigi pada masyarakat sebagai
bagian kesehatan secara umum (BPP, 2013).
Keberhasilan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dapat
diketahui dari target nasional tahun 2010 adalah DMF-T ≤ 2, OHI-S ≤ 1,2, PTI
≥ 20%, CPITN ≥ 3 sextan sehat ( Depkes RI, 2000).
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien yang bernama
Nn. Maria Goreti Rhi umur 23 tahun pada tanggal 6 November 2018,
didapatkan hasil pemeriksaan OHI-S = 2,2 , DMF-T = 11, PTI = 1%, dan
CPITN = 3 sextan gigi sehat. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan adanya
kesenjangan antara target nasional dan hasil dilapangan. Maka dari itu, untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada Nn.Maria Goreti Rhi
perlu dilaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara individu.
1
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini yaitu “Bagaimana gambaran pengetahuan
individu tentang kesehatan Gigi dan mulut yang harus di jaga dan di
perhatikan”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh pola makan terhadap penyakit karies gigi
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi tentang pola makan
Mengidentifikasi tentang penyakit Karies Gigi
3. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan ini:
Laporan ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan sumber bagi penulis
selanjutnya untuk laporan yang sama agar dapat menambah wawasan bagi
pembaca
2. Bagi Penulis
selain itu, laporan ini sebagai tugas dalam menempuh pendidikan Diploma
III
2
BAB II
DESKRIPSI KASUS/TINDAKAN
A.Pemeriksaan Subyektif
B.Pemeriksaan Obyektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh data data mengenai keadaan gigi dan
mulut pada Nn. Maria Goreti Rhi sebagai berikut (kartu status terlampir) :
a) Status kebersihan gigi dan mulut
OHI-S = 2,2 (kriteria sedang)
DI = 1,6 (kriteria sedang)
CI = 0,6 (kriteria Baik)
b) Status kesehatan gigi tetap
DMF-T = 11
D =6
M =4
F =1
c) Status perawatan gigi
F
PTI 100% 1 / 11100% 1%
DMF T
d) Status kesehatan jaringan periodontal
CPITN = 3 sextan gigi sehat
3
e) Diagnosis Hasil Pemeriksaan
No Nama JK Umur Diagnosa
1. Maria P 23 Tahun Gigi 16 Sisa akar,24 Karies Email,26
Goreti Karies pulpa,27 Karies Email,28 Karies
Rhi Dentin,37 Karies dentin,36 Sisa akar,46
sisa akar,47 sisa akar di sertai polip
Identifikasi Masalah
Dari data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. OHI-S = 2,2 dimana DI = 1,6 dan CI = 0,6 sedangkan menurut target nasional OHI-
S < 1,2 berarti keadaan ini belum memenuhi target nasional dan perlu dilakukan
tindakan pembersihan karang gigi.
2. DMF-T = 11 dimana D = 6, M = 4 dan F = 1 sedangkan menurut target nasional
DMF-T < 2 berarti keadaan ini belum memenuhi target nasional dan perlu
dilakukanperawatan gigi.
3. PTI = 0,09% sedangkan menurut target nasional PTI > 20% berarti keadaan ini
belum memenuhi target nasional dan perlu dilakukan perawatan gigi.
4. CPITN = 3 sedangkan target nasional CPITN > 3 berarti keadaan ini sudah
memenuhi target nasional dan perlu ditingkatkan lagi.
Prioritas Masalah
4
Alternatif Pemecahan Masalah
5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. KARIES DENTIS
6
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat
dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk,
fungsi.Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-
besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan
penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi
dan makanan.
2. Anatomi Gigi
Secara Anatomis, gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu : lapisan Email/Enamel, yaitu
jaringan gigi yang paling keras, yang berfungsi melindungi jaringan-jaringan
dibawahnya. Lapisan berikut yaitu Dentin, berwarna lebih kuning, mengandung ujung-
ujung syaraf, sehingga bila tidak terlindungi oleh Email akan terasa ngilu bila terkena
rangsang, baik rangsang fisis seperti panas atau dingin maupun rangsang mekanis.
Juga terdapat lapisan Cementum yang melindungi akar gigi dan biasanya ternanam
dalam tulang dan ditutup oleh gusi. Lapisan ini juga sensitive, sehingga bila terbuka
akan menimbulkan rasa ngilu.
Ketiga lapisan ini melindungi ruang pulpa yang berisi pembuluh darah, syraf dan jaringan-
jaringan lainnya dari iritasi.
7
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan
dan kemampuan buffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah
melindungi jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi
yang mengurangi keausan okulasi yang disebabkan karena pengunyahan,
Pengaruh buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan diklasifikasikan
element gigi dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi kolonisasi
mikroorganisme, Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis yang
dapat mengurangi akumulasi plak.
c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar paritis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah
dikeluarkan glandula sebanyak 1000 – 1500 ml, kelenjar submandibularis
mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air
ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur – unsur makanan.
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan
sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies
gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena : therapi radiasi kanker ganas,
xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies
yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun
dengan kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono,
2003).
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering menyebabkan
karies yaitu :
a) Streptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu 13 spesiesnya yaitu
Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan
pH medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi
yang banyak mengkonsumsi sukrosa
b) Actynomyces
8
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces
visocus dan actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan
merusak periodontonium.
c) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.
e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta
bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi
kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter
Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.
1. Teori Asidogenik Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalah proses
kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi
kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan
residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam
proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini,
karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan
karies.
2. Teori Proteolitik Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu prose
proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam
teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan
sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini.
Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies
yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini
menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Manley dan
Hardwick (1951) menggabungkan teori proteolitik dan teori asidogenik. Menurut
mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori
9
ini menyatakan bahwa bakteri-bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat,
dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu
terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamela email, menyerang
email dan dentin sebelum tampak adanya gejala klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela
email, hanya terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme.
Perubahan email ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh
bakteri dalam plak gigi diatas email. Lesi awal ini disebut juga calky aanamel.
3. Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi adalah
suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang
menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email
dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta
komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-
zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga
terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa.
C. KERENTANAN GIGI
10
2. Kondisi rongga mulut/lingkungan sekitar
Kerentangan gigi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya, terutama
saliva karena dalam keadaan normal, gigi selalu dibasahi oleh saliva. Saliva mempunyai
kemampuan remineralisasi karies yang masih dini, karena saliva mengandung banyak
ion kalsium dan fosfat.
Kemampuan remineralisasi saliva akan meningkat jika ada ion fluor. Selain itu saliva
juga mempengaruhi komposisi migroorganisme dalam plak, dan mempengaruhi PH,
sehingga bila saliva berkurang atau hilang karies akan meningkat.
Selain dipengaruhi oleh saliva kerentanan terhadap karies juga dipengaruhi oleh
susunan gigi geligi dalam mulut. Susnan gigi yang tidak beraturan dan berjejal,
memudahkan terselipnya sisa makanan dan menyulitkan pembersihannya. Akibatnya
mudah terjadi karies gigi.
11
dirasakan pasien baik yangdirasakan saat ini ataupun dimasa lampau sehubungan dengan
kariesnya, seperti adakah rasa ngilu, sakit ataupun perasaan tidak nyaman pada gigi
tersebut, bilamana keluhan-keluhan itu timbul, dan bagaimana reaksi gigi terhadap
rangsangan dingin dan lain-lain.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan alat-alat diagnostic untuk mengetahui adanya
perubahan pada gigi, baik erupa bercak atau lubang, kedalaman karies, besar lubang
karies, kegoyangan gigi, maupun warna gigi.
3. Pemeriksaan fitalitas gigi
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui fitalitas gigi, sehingga dapat ditetapkan
diagnosa dan rencana perawatannya. Pemeriksaan vitalitas gigi dapat dilakukan dengan
berbagai cara namun disini hanya dibahas pemeriksaan vitalitas gigi yang umum
digunakan, antara lain :
a. Pemeriksaan Termal
Pemeriksaan termal merupakan pemeriksaan yang mudah dan murah, dan paling
sering digunakan. Disini digunakan rangsangan dingin atau panas. Gigi vital akan
memeberi reaksi positif pada pemeriksaan termal, terutama pada rangsangan dingin,
sedang gigi nonvital tidak akan bereaksi terhadap rangsangan dingin. Biasanya
menggunakan clhorethyl yang disemprotkan pada coton pellet, dan diletakkan pada
dasra karies yang telah dibersihkan ataupun permukaan gigi yang paling sensitive
seperti leher gigi. Sedang test termal panas dapat menggunakan gutta percha point
yang dipanaskan.
b. Pemeriksaan dengan pulp vitalitester/pulp tester/electro pulp tester.
Pemeriksaan ini menggunakan arus listrik lemahdengan kekuatan arus listrik yang
dapat diatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan ujung alat pada permukaan
gigi yang telah dikeringkan, kemudian arus listrik dinaikkn perlahan-lahan sampai
gigi memberikan reaksi.
4. Pemeriksaan jaringan sekitar gigi
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui keadaan jaringan sekitar gigi, apakah ada
peradangan ataupun kelainan-kelainan pada jaringan disekitar gigi. Pemeriksaan ini
meliputi :
a. Pemeriksaan ketuk/perkusi
Dengan mengetuk gigi dengan ujung instrument diagnostic. Reaksi positif pada
pemeriksaan ini menandakan adanya kelainan pada jaringan periodontal ataupun
12
periapikal.perkusi dapat dilakuakn secara vertical, untuk mengetahui adanya
peradangan periapikal atau dilakukan perkusi horizontal untuk mengetahui adanya
peradangan periodontal.
b. Pemeriksaan palpasi/perabaan
Dengan melakukan perabaan atau penekanan pada jaringan lunak disekitar gigi.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada jaringan disekitar
gigi, seperti pembengkakan dan lain-lain.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini diakukan bila diperlukan informasi leih lanjut, untuk memperkuat
penetapan diagnosa dan rencana perawatan. Disini umum digunakan adalah rongent
foto, akan tampak kelaian disekitar gigi dan tulang rahang yang tidak tampak pada
pemeriksaan fisik.
13
Bahan-bahan ini dibiarkan didalam kavitas untuk beberapa waktu, aru setelah itu
dilakukan penambaln tetap.
4. Pulpitis Irreversible Akut
Pada kondisi ini pasien sedang mengalami rasa sakt yang hebat, karena itu perlu
dilakukan eliminasi/ mengurangi rasa sakit terlebih dahulu. Ada beberapa macam-
macam bahan yang dapat digunakan untuk keperluan ini, misalnya anastesi pulpa,
eugenol dan lain-lain. Setelah kondisi akut dilewati, baru dilakukan perawatan
endodontic/perawatan syaraf. Perawatan ini dilakukan dengan membuka atap pulpa,
membuang jaringan pulpa, sterilisasi serta pengisian seluruh rongga pulpa dan saluran
akar, selanjutnya dilakukan penambalan.
5. Gigi ganggren/ Ganggren Pulpa
Seperti pada gigi dengan pulpitis irreversible dimana kelaianan telah mencapai jaringan
pulpa, bahkan disini gigi telah mengalami kematian pulpa, maka bila gigi akan
dipertahankan harus dilakukan perawatan endodontic terlebih dahulu. Selanjutnya
dengan mempertimbangkan restorasi yang sesuai apkah cukup dengan penambalan biasa
atau perlu restorasi lain seperti jaket Crown dan lain-lain
6. Ganggren Radix / Sisa Akar
Biasanya pada Ganggren radix sisa mahkota sudah sangat lemah bahkan mungkin sudah
tidak ada lagi, maka gangrene radix lebih dianjurkan untuk dicabut. Namun bila
pencabutan tidak dapat dilakukan misalnya karena kondisi pasien yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan pencabutan, maka dilakukan perawatan endodontic
pada ganggren radix tersebut.
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi,yaitu
enamel,dentin dan sementum,berupa daerah yang membusuk pada gigi,terjadi akibat
proses secara bertahap melarutkan mineral permukaan gig dan terus berkembang ke
bagian dalam gigi.Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada
gigi,yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi.Dampaknya,gigi menjadi
keropos,berlubang,bahkan patah.
Proses ini terjadi karena aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat
diragikan
Proses ini ditandai dengan dimineralisasi jaringan keras dan di ikuti kerusakan zat
organiknya,sehingga dapat terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi,yaitu
lapisan dentin serta dapat mencapi ulpa (Kumala,2006).
SARAN
1. Pasien dianjurkan untuk datang pada kunjungan sesuai rencana pelayanan asuhan untuk
melakukan pembersihan karang gigi, penambalan GI elemen 24,27.28 dan Pencabutan
Gigi 16,36,46,47.
2. Lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat
gigi minimal 2x sehari yaitu setelah makan dan sebelum tidur malam.
3. Mengatur pola makan dengan memperbanyak makan makanan bergizi, berserat dan
berair serta mengurangi makanan manis dan melekat.
4. Mengunyah dengan 2 sisi rahang agar terhindar dari karang gigi.
5. Untuk periksa gigi minimal 6 bulan sekali ke poli gigi.
15
Lampiran 1
melakukan “Perencanaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu”
Berkaitan dengan kegiatan tersebut di atas maka dengan ini saya melampirkan status
pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada
individu.
Demikian penjelasan singkat ini, atas kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Penulis
16
DAFTAR PUSTAKA
Rasinta T.Karies Gigi.Juwono L, edtor. Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2014
hlm.1-79
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs318/en/
hlm 146-55.
17
18
19
20