OLEH :
Mengetahui
Kapus PPM
Dr.Rudy Hartono,SKM,M.Kes
NIP. 4016067001
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
RINGKASAN
Karies gigi merupakan demineralisasi jaringan keras gigi yang terjadi secara
multifaktor. Multifaktor penyebab karies antara lain interaksi antara gigi dan saliva
sebagai host, bakteri normal dalam rongga mulut (agent), makanan terutama
karbohidrat yang mudah difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis
(environment), serta dalam jangka waktu lama (time). Asam yang terbentuk pada
proses glikolisis dapat menurunkan pH saliva, pH plak, dan pH cairan sekitar gigi
sehingga terjadi demineralisasi gigi (karies gigi) Demineralisasi terjadi sebagai akibat
ketidakseimbangan suasana rongga mulut yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan
parameter saliva. Adapun tujuan kegiatan tersebut adalah untuk Untuk mengetahui pH
saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan air seduhan teh putih dan Untuk
Membandingkan efektifitas seduhan teh putih terhadap pH saliva.
Kegiatan ini dilaksanakan pada siswa kelas IV, V, VI SD Negeri Minasa Upa
Makassar dengan jumblah total 300 siswa dimna tahap pertama dilakukan pengambilan data
dengan memeriksa pH Saliva untuk mengetahui tingkat keasaman saliva dengan
menggunakan pH Meter pada siswa SD Negeri Minasa Upa Makassar. Memberikan
penyuluhan tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut serta cara pemanfaatan teh
putih sebagai obat kumur alami untuk pengobatan karies..
Kata kunci: Teh Putih, pH Saliva
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
plak sehingga efektif dalam mencegah karies (Permatasari dkk., 2013). Teh putih
mengandung polifenol yang terdiri dari tanin dan flavonoid. Flavonoid utama
yang terkandung dalam teh hijau adalah catechin. Empat kandungan utama
catechin antara lain epigallocatechin-3-gallate (EGCG), epigallocatechin (EGC),
epicatechin-3-gallate (ECG), dan epicatechin (EC). Catechin memiliki
kemampuan meningkatkan pH saliva dan menghambat pertumbuhan bakteri
(Awadalla dkk., 2011).
Teh putih adalah tipe teh yang paling sedikit diproses dan memiliki
kandungan katekin yang paling tinggi, dibuat dari daun teh muda (pucuk)
yang diuapkan segera setelah dipanen untuk menonaktifkan oksidasi
polifenol, yaitu enzim yang menghancur katekin. Proses ini menghasilkan teh
putih yang lebih kaya akan katekin dibanding teh hijau.Menurut
Nirmaladewi,dkk dalam penelitiannya membuktikan bahwa berkumur dengan
ekstrak tah putih dapat berpengaruh terhadap kenaikan volume dan pH saliva
serta penurunan skor GI. Dalam penelitian Hervina,mengatakan bahwa berkumur
ekstrak teh putih selama 3 menit dpat meningkatkan sekresi dan pH saliva secara
maksimal.
2
2. Untuk Membandingkan efektifitas seduhan teh putih terhadap pH saliva
1.6 Keterkaitan
Keterkaitan kegiatan pengabdian masyarakat tentang pemanfaatan teh putih
dalam meningkatkan Makassar. mendukung program pemerintah dalam
pembangunan kesehatan untuk persiapan SDM yang produktif dan pengobatan
karies. Poltekkes Makassar sebagai sarana yang menyiapkan dosen dan
mahasiswa dalam melakukan pengabdian masyarakat. Dan kegiatan ini membantu
meningkatkan pengetahuan dalam rangka pencegahan dan pengobatan karies pada
siswa.
3
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
2.1 TEH
2.1.1 Klasifikasi TEH
Tanaman teh umummnya di tanam di perkebunan, tumbuh baik
di ketinggian 200-2.300 Mdpl, dan di panen secara manual. Teh berasal
adri kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok
varietas teh yang terkenal, yaitu Camellia sinensis var. assamica yang
berasal dari Assam dan Camellia sinensis var. Sinensis yang berasal dari
Cina. Camellia sinensis var. assamica daunnya agak besar dan ujung
runcing, sedangkan Camellia sinensis var. Sinensis daunnya lebih kecil
dan ujungnya agak tumpul (Soraya, 2007) Tanaman teh dapat tumbuh mulai
dari pantai sampai pegunungan. Di Pegunungan Assam, teh ditanam pada
ketinggian lebih dari 2.000 Mdpl. Namun, perkebunan teh pada
umumnya dikembangkan di daerah pegunungan beriklim sejuk. Meskipun
dapat tumbuh subur di dataran rendah, tanaman teh tidak akan
memberikan hasil dengan mutu baik. Semakin tinggi daerah penanaman
teh semakin semakin tinggi mutunya (Ghani, 2002). Teh sebagai bahan
minuman dibuat dari pucuk daun tanaman teh yang telah mengalamin
proses tertentu. Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah
memberikan rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan dan terbukti
tidak menimbulkan dampak negatif khasiat yang dimiliki oleh minuman
teh berasal dari kandungan bahan kimia yang terkandung dalam daun teh
(Winarti, 2006) Untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh dan
mendapatkan pucuk daun mudah yang baik, maka pohon teh selalu
dijaga pertumbuhannya dipotong sampai 1 meter. Saat ini jenis tanaman
teh semakin berkembang menjadi beraneka ragam. Ini adalah hasil dari
penyilangan berbagai jenis tanaman teh serta pengaruh tanah dan iklim yang
menghasilkan hasil panen yang berbeda (Tim Dapur Anggrek, 2009)
4
2.1.2 Manfaat Teh Putih Untuk Kesehatan Gigi
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan berkumur teh
putih maka hal itu akan mengatasi berbagai masalah yang ada pada mulut dan
gigi. Selain itu, penggunaan teh putih juga bisa menjaga kesehatan gigi dan
gusi kita. Berikut manfaat teh putih untuk gigi yang bisa anda dapatkan:
2.2 KARIES
5
Karies gigi merupakan salah satu masalah yang terjadi dalam rongga
mulut yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas dan mengurangi kualitas
hidup seseorang karena rasa nyeri yang ditimbulkannya
Karies gigi merupakan demineralisasi jaringan keras gigi yang
terjadi secara multifaktor. Multifaktor penyebab karies antara lain
interaksi antara gigi dan saliva sebagai host, bakteri normal dalam
rongga mulut (agent), makanan terutama karbohidrat yang mudah
difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis (environment),
serta dalam jangka waktu lama (time). Asam yang terbentuk pada
proses glikolisis dapat menurunkan pH saliva, pH plak, dan pH cairan
sekitar gigi sehingga terjadi demineralisasi gigi (karies gigi)
Demineralisasi terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan suasana rongga
mulut yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan parameter saliva
(Suryadinata, 2012).
6
Katekin juga dapat merusak dinding sel bakteri dan membran sitoplasma
serta menyebabkan denaturasi protein. Aktivitas biologis senyawa flavonoid
terhadap bakteri dilakukan dengan merusak sel bakteri.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Survei dan sosialisasi pada lokasi yang akan dilakukan kegiatan untuk
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2. Pengambilan data awal dengan menyiapkan kartu status dan membuat jadwal
kegiatan
3. Mengumpulkan siswa dalam suatu ruangan untuk mengisi lembaran kuisioner
sebelum dilakukan penyuluhan tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut
7
4. Mengumpulkan siswa SD Negeri Minasa Upa Makassar dalam suatau ruangan
dan melakukan penyuluhan dan tanya jawab tentang cara pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut dan cara pemanfaatan teh putih sebagai obat kumur
alami untuk menaikkan pH saliva.
5. Mengumpulkan siswa SD Negeri Minasa Upa Makassar dalam satu ruangan
dan membagikan kembali kuisioner tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut untuk mengevaluasi materi yang telah diberikan.
6. Melakukan pemeriksaan pH saliva pada siswa yang telah diberikan
penyuluhan dan mencatat pH Saliva.
7. Melakukan evaluasi pada siswa dengan melakukan pemeriksaan pH saliva
pada hari ke 6 pada siswa tersebut
8. Membuat laporan kegiatan yang telah dilakukan.
8
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
9
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan ini direncanakan sebagai berikut:
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep
2019 2019 2019 2020 2020 2020
Persiapan
a. proposal
1.
b. izin
pelaksanaan
Pengambilan
2.
data awal
Identifikasi
3
masalah
4 Analisa data
5 Penyuluhan
Pemeriksaan
gingiva
6 dengan
menggunakan
(IG )
Pelaksanaan
pembersihan
karang gigi
7 dan
penggunaan
air rebusan
daun sirih
8 Evaluasi
Penyusunan
9
laporan
10 Seminar hasil
Perbaikan
11
hasil laporan
10
DAFTAR PUSTAKA
Bambang E.T., dan Juniaty, T., 2012. Mengenal 4 Macam Jenis Teh, Diakses
pada 29 Januai 2016
Herawati, W.D. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Teh. Jogjakarta: Trans Idea
Publishing
Hervina. 2014. Ekstrak Teh Hijau Yang Dikumur Selama Tiga Menit Lebih
Meningkatkan Sekresi, Ph Dan Kadar Bikarbonat Saliva Dibanding
Satu Menit Dan Dua Menit. Penelitian Pendahuluan. Denpasar.
11
sinensis). Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah
Mada: Hal 1-2
Somantri, R & Tanti. 2011. Kisah dan Khasiat Teh. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama
Syah, Andi N.A. 2006. Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro
Media Pustaka
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan jelas) drg. Asridiana , M.Mkes
5 NIDN 4021056401
7 E-mail asridianapoltekkes@gmail.com
1. Dental material
11 Mata Kuliah yang Diampu 2. Epidemiologi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
13
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Juta Rp)
14
E. Karya buku dalam 5 Tahun terakhir
Jumlah Penerbit
No Judul Buku Tahun
Halaman
Penyakit Gigi Poltekkes
1 2011 105 Makassar
dan mulut
Poltekkes
2 Dental material 2014 102 Makassar
Sumber
Tahun Judul Jabatan
Dana
2017 Pencegahan karies gigi melalui Ketua Kegiatan Poltekkes
pemberian flour pada murid SD Kemenkes
Negeri Mamajang II Makassar
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah
benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung-
jawabkannya.
15
2. ANGGOTA PELAKSANA 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan jelas) drg. Lucia Yauri, M. Mkes
5 NIDN 4020025801
7 E-mail …………………………….
3…………………..
B. Riwayat Pendidikan
16
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Juta Rp)
17
E. Karya buku dalam 5 Tahun terakhir
Jumlah Penerbit
No Judul Buku Tahun
Halaman
1
Sumber
Tahun Judul Jabatan
Dana
18
3. ANGGOTA PELAKSANA II
A. Identitas Diri
5 NIDN 4006105901
7 E-mail ellis_mirawati@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan
19
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Juta Rp)
20
D. Karya buku/jurnal dalam 5 Tahun terakhir
Jumlah Penerbit
No Judul Buku Tahun
Halaman
Analisis Kepuasan 2011
Pasien Terhadap
Komunikasi Poltekkes
1 Therapeutic Oleh Makassar
Perawat Gigi di
Puskesmas Antara
Kel. Tamalanrea
Pengaruh 2012
Merokok
Terhadap
Terjadinya Poltekkes
2 Penyakit Makassar
Periodontal di
Lingkungan
Padongko Kab.
Barru th. 2011
Hubungan Kadar 2013
Fluoride Dalam
Air Minum
Terhadap
Terjadinya
Hipoplasia Poltekkes
3
Enamel Dan Makassar
Karies Gigi Pada
Masyarakat di
Pesisir Pantai
Galesong Kab.
Takalar
Gambaran Derajat 2013
Keasaman pH
Saliva Pada Ibu Poltekkes
4 Hamil di PKM Makassar
Kaluku Bodoa
Kec. Tallo Kota
Makassar 2013
21
E. Pengalaman Pengabdian Masyarakat
Sumber
Tahun Judul Jabatan
Dana
2012 Gerakan Menggosok Gigi Dalam Poltekkes
Rangka Menurunkan Debris Indeks Makassar
Pada Anak SDN Rappocini Kota
Makassar
22
4. ANGGOTA PELAKSANA III
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Munadirah, S.SiT M.Mkes
3 Jabatan Lektor
5 NIDN 4004025701
7 Email munadirah.poltekkes@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan S1 S2
Tahun 2009
23
D. Kegiatan penelitian
No. Judul Penelitian Jabatan Tahun
E. Publikasi Ilmiah
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/No/Thn
24
LAMPIRAN 2. GAMBARAN IPTEKS YANG AKAN DILAKSANAKAN
PADA MITRA
25
26