A. Pasien Anak
1. Mengatakan hal hal yang menyenangkan dalam praktek dokter gigi dan
bukan sebaliknya.
2. Tidak menjadikan perawatan gigi sebagai hukuman ataupun ancaman.
3. Agar orang tua tidak menceritakan dengan suara ketakutan didepan si
anak oleh karena salah satu penyebab rasa takut adalah bila mendengar
pengalaman orang tuanya yang tidak menyenangkan di praktek gigi,
mereka dapat mencegah timbulnya rasa takut untuk mengatakan hal-hal
yang menyenangkan dalam praktek dokter gigi dan bagaimana baiknya
dokter gigi.
4. Agar orang tua jangan sekalipun menggunakan praktek dokter gigi
sebagai ancaman atau hukuman.
5. Agar orang tua memperkenalkan si anak dengan bidang kedokteran gigi
sebelum anak sakit gigi. Anak dibawa ke dokter gigi agar diperoleh
hubungan yang dekat dengan ruang praktek maupun dengan dokter gigi
itu sendiri.
6. Keberanian orang tua pada waktu mengantarkan anak ke praktek dokter
gigi dapat menimbulkan rasa berani anak. Sebaliknya rasa cemas itu
dapat menimbulkan keadaan yang tidak menguntungkan.
7. Lingkungan rumah dan sikap orang tua yang baik akan membentuk
temperamen anak yang umumnya merupakan pasien dokter gigi yang
baik juga.
8. Agar orang tua tidak memberi sogokan supaya anak mau diajak ke
dokter gigi.
9. Orang tua dianjurkan perlunya perawatan gigi yang rutin dan teratur,
tidak hanya dalam merawat gigi tetapi juga dalam membentuk anak
sebagai pasien yang baik.
10. Agar orang tua jangan merasa malu, cerewet atau bersikap kejam
mengatasi rasa takut terhadap perawatan gigi. Hal ini hanya membuat si
anak dendam pada dokter gigi dan usaha dokter gigi menjadi lebih sulit.
11. Agar orang tua mencegah kesan yang jelek mengenai perawatan gigi
yang datangnya dari luar.
12. Orang tua tidak boleh menjanjikan pada anak apa yang akan dan tidak
dilakukan oleh dokter gigi. Dokter gigi tidak boleh dibatasi apa yang
akan dilakukannya pada anak tersebut. Orang tua juga tidak boleh
menjanjikan pada anaknya bahwa dokter gigi tidak akan menyakitinya.
Kebohongan hanya menyebabkan kekecewaan dan rasa tidak percaya
diri.
13. Beberapa hari sebelum kunjungan, agar orang tua menyampaikan pada si
anak bahwa mereka akan pergi ke dokter gigi.
14. Setelah anak memasuki ruang praktek gigi, sebaliknya orang tua
mempercayakan anaknya secara keseluruhan pada dokter giginya.5
C. Dokter Gigi
Untuk menjadi dokter gigi yang baik ada beberapa hal yang berkaitan dengan
kelayakan seorang dokter gigi yang harus dipatuhi oleh dokter gigi, yaitu:1
Untuk menjadi dokter gigi yang baik ada beberapa hal yang berkaitan dengan
kepatuhan seorang dokter gigi yang harus dipatuhi oleh dokter gigi, yaitu:6
Dalam praktiknya, seorang dokter gigi pasti akan menemui pasien seorang anak kecil.
Dalam menghadapi pasien anak, seorang dokter gigi harus mampu menguasai teknik
berkomunikasi khusus pada anak dan menjalin komunikasi yang baik pada orang
tuanya.
Dalam menghadapi pasien anak dan berkomunikasi baik dengan orang tuanya seorang
dokter gigi bisa menerapkan metode TEACHER, yaitu :7
Trust : Seorang dokter gigi harus mampu berkomunikasi baik dengan pasien
anak dan membangun kepercayaan diri dalam diri anak bahwa tidak
akan ada rasa sakit yang timbul dengan bertanya hal-hal yang tidak ada
kaitannya dengan sakit.
Elicit : Seorang dokter gigi harus mampu mengorek semua informasi dan
riwayat sakit sang anak dari orangtua atau bahkan dari pasien itu sendiri
seghingga membuat pasien harus dibawa ke praktiknya.
Agenda: Seorang dokter gigi harus mampu membuat agenda awal dan agenda
lanjutan tentang masalah sang anak agar orangtua yakin bahwa keluhan
anaknya ditanggapi.
Health plan : Seorang dokter gigi harus membuat rencana perawatan lanjutan dengan
pasien anak dan orang tua dengan memperhatikan kemampuan dan
juga keterbatasan yang dimiliki sang anak dan juga sang orang tua.
Rehearse : Seorang dokter gigi harus mampu meminta sang anak untuk
mengulang rencana yang telah dibuatnya untuk mengetahui pengertian
anak. Dokter gigi juga harus menjelaskan dan menekankan hal-hal
yang wajib dilaksanakan sang anak terkait rencana perawatan, dan
seorang dokter gigi haarus mampu mencari solusi apabila ada masalah
dalam upaya pelaksanaan rencana perawatan sang anak.
Pembahasan
Rasa takut atau cemas pada anak adalah suatu mekanisme perlindungan diri
karena seorang anak akan merasa takut terhadap sesuatu yang asing baginya.
Penyebab lain dari rasa cemas anak adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana
perawatan yang dilakukan dokter gigi. Triad of Concern dapat dicegah jika terdapat
tiga komponen yang saling mendukung antara anak, orang tua, dan dokter gigi. Peran
dokter gigi dan orang tua sangat penting disini, orangtua dapat mengedukasi anak
dengan cara yang bisa diterima oleh anak dan dokter gigi dapat melakukan
pencegahan rasa cemas anak dengan menjauhkan peralatan yang sekiranya dapat
menakuti anak seperti bor dan lainnya. Bila anak sudah memiliki persepsi buruk
tentang dokter gigi, maka anak akan mendapat trauma dan akan berpengaruh pada
kehidupannya kelak
Sumber
1. Bunga’Allo CB, Lampus BS,Gunawan PN. Hubungan perasaan takut anak terhadap
perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado. J e-Gigi
(eG) 2016;4 (2) : 166-170.
6. Konsil Kedokteran Indonesia. Pedoman praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia.
3th ed. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2016: 1-10
7. Sukardi E, Soetjiningsih, Kandera W, dkk, ed. Modul komunikasi pasien-dokter:
Suatu pendekatan holistik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007: 97-100.