BLOK 6 PEMICU 1
“OH... GIGI BUNGSUKU...”
KELOMPOK XI
DOSEN PEMBIMBING
dr. Eka Roina Megawati, M.Kes
dr.Lita Feriyawati M.Kes., Sp.PA.
dr. Tri Widyawati, M.Si, Ph.D
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.Laporan ini berisi
tentang hasil diskusi pemicu 1 blok 6 yang berjudul “Oh...Gigi Bungsu ku...”.
Laporan pemicu ini kami susun berdasarkan hasil diskusi kami yang bertujuan untuk
memenuhi persyaratan dalam sidang pleno . Laporan ini tidak akan selesai tanpa bimbingan
dari dosen pembimbing dan begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam
diskusi dan memberikan kami masukan-masukan yang berarti.Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.
Untuk kesempurnaan laporan ini di masa mendatang, saran dan pendapat yang
konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa
selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nervus trigeminus merupakan saraf sensoris utama untuk wajah. Sebelum keluar dari
cranium, nervus trigeminus terpecah jadi 3 cabang utama yaitu nervus ophtalmicus ,nervus
maxillaris dan nervus mandibularis . Nervus Trigeminus adalah nervus cranialis kelima.
Cabang besar memerankan fungsi sensoris pada wajah, sedangkan cabang yang lebih kecil
memerankan fungsi motorik mengunyah. Cabang V1 keluar melalui fissura orbitalis superior
bersama nervus III, IV, VI. Cabang V2 keluar melalui foramen rotundum. Cabang V3 keluar
melalui foramen ovale.
Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau
nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf
trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.
1. Pearce CE. Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama. 2009: 350.
2. Platzer W. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Ed. 1. Dharma A, penerjemah.
Jakarta: EGC, 1991 : 322
3. Netter, FH. (2014). Atlas of Human Anatomy Sixth Edition. Philadelphia: Saunders.
4. Newman, Md Nancy. Cranial Nerves Functional Anatomy. Journal of Neuro-
Ophthalmology 2007; 27(3): 247-8.
5. Indra I. Aktivitas Otonom. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 2012; 12(3): 180-6.
6. Bahrudin, M. Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Keluarga.2018;13(1):7-13.
7. Sovia E, Yuslianti ER. Farmakologi Kedokteran Gigi Praktis. Yogyakarta: Penerbit
DEEPUBLISH. 2019: 12-31.
8. Tim MGMP Pati. Farmakologi: Disusun Berdasarkan Kurikulum SMK Farmasi.
Yogyakarta: Deepublish. 2015: 80-84.
9. Murphy PB, Bistas KG, Le Jk. Clindamycin. StatPearls, 2019.
10. DiPiro JT, Wells BG, Schwminghammer TL. Pharmacotherapy Handbook. 9th ed.
Inggris: McGraw-Hill Education Companies, 2015: 148-150.
11. Ganiswara SG. Farmakologi dan Terapi. 6th ed. FKUI, 2014.
12. Moriarty C, Carrol W. Paracetamol: pharamocoly, prescribing an dcontroversies.
BMJ, 2014.