Anda di halaman 1dari 13

BLOK 6 REGULASI

PEMICU 1

“Oh..Gigi Bungsuku….”

Disusun Oleh:

Adilla Elsandi Putri Siregar

210600095

KELOMPOK 3

Fasilitator:

dr. Feby Yanti Harahap., M.Ked(PA), Sp.PA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri menurut Fields, dkk. merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi
pada bagian tertentu pada tubuh. Nyeri sering kali dideskripsikan dengan menggunakan
istilah yang menggambarkan proses kehancuran jaringan atau sesuatu yang bersifat
melakukan penetrasi pada jaringan (misalnya: menusuk, terbakar, hancur, terpelintir) dan
atau reaksi emosional atau fisik (misalnya: sangat ketakutan, mual, serta membuat sakit).
1.2 Deskripsi Topik

Nama Pemicu: oh.. Gigi bungsu-ku......

Penyusun : dr. Eka Roina Megawati, M.Kes; dr.Lita Feriyawati M.Kes., Sp.PA.; Dr. dr.
Yunita Sari Pane MSi

Hari/Tanggal: Senin, 21 Maret 2022

Jam: 13.30-15.30 WIB

SKENARIO

Seorang perempuan berumur 18 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan rasa
sakit berdenyut di daerah gigi paling belakang sebelah kiri dan bengkak ± sejak 3 hari yang
lalu. Pasien mengalami kesulitan saat makan akibat pembengkakan tersebut dan telah
berusaha mengobatinya sendiri dengan meminum obat yang dibelinya di warung, namun
rasa sakit hanya hilang sementara dan pembengkakan semakin besar. Pasien juga mengeluh
badannya terasa demam 2 hari belakangan ini. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik dan sebelumnya tidak pernah melakukan perawatan gigi.

Pada pemeriksaan ekstraoral dijumpai pipi sebelah kiri terlihat sedikit membengkak dan
terasa hangat ketika dipalpasi. Pada pemeriksaan intraoral terlihat adanya gigi impaksi
dengan posisi mesioangular pada gigi 38 dimana sebagian gusi menutupi mahkota gigi dan
sulit dipakai untuk mengunyah sehingga pasien hanya mengunyah memakai satu sisi.

Tindakan awal yang dilakukan oleh dokter gigi adalah eksisi untuk membantu agar erupsi
gigi tersebut berlangsung. Kemudian dokter gigi memberikan resep sebagai berikut:
Antibiotik kapsul Clindamycin 300 mg 4 kali sehari selama 5 hari ; Analgetik-antipiretik
yaitu paracetamol tablet 500 mg 3 kali sehari selama 3 hari pada pasien tersebut.
Pasien dijadwalkan untuk kontrol tujuh hari lagi.

Pertanyaan penuntun untuk menggali learning issues:

1. Jelaskan pembagian saraf trigeminal dan saraf yang menyampaikan informasi

sensorik dari wajah/rahang! (Anatomi)

2. Jelaskan anatomi persarafan gigi! (Anatomi)

3. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri? Dimana lokasi reseptor nyeri (nosiseptor)?

(Fisiologi)

4. Bagaimana jalur yang dilalui dalam susunan saraf, sehingga suatu stimulus yang

menyebabkan nyeri dapat disadari? (Fisiologi)

5. Jelaskan penggolongan antibiotic dan analgetik-antipiretik!

6. Jelaskan aspek farmakologi obat dari clindamycin dan paracetamol! (Farmakologi)


BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan pembagian saraf trigeminal dan saraf yang menyampaikan informasi
sensorik dari wajah/rahang! (Anatomi)
❖ Saraf trigeminal adalah saraf kranial terbesar dan memegang kedua fungsi, motorik
maupun sensorik, tetapi sebagian besar terdiri dari motorik. Bagian ini membentuk
saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Saraf
trigeminal sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu1:
1) Saraf optalmikus
Saraf optalmikus bertugas untuk mengirim informasi sensorik dari wajah
bagian atas, seperti dahi, kulit kepala, dan kelopak mata.
2) Saraf maksilaris
Saraf maksilaris berperan mengirimkan informasi sensorik dari bagian tengah
wajah seperti pipi, bibir atas, dan rongga hidung. Maksilaris juga mempersarafi
gigi-gigi yang ada di rahang atas.
3) Saraf mandibular
Saraf mandibular berfungsi dalam hal sensorik serta motorik. Saraf ini bertugas
mengirim informasi dari telinga, bibir bawah, dan dagu. Saraf ini juga mengatur
pergerakan otot rahang dan telinga. Selain itu, saraf mandibular pun
mempersarafi gigi-gigi rahang bawah.
Saraf yang menyampaikan informasi sensorik dari wajah/rahang adalah saraf
maksilaris. Saraf maksilaris berperan mengirimkan informasi sensorik dari bagian
tengah wajah seperti pipi, bibir atas dan rongga hidung. Saraf maksilaris juga
mempersarafi gigi yang ada di rahang atas. Saraf ini bermula di pertengahan ganglion
trigeminal dan keluar dari tengkorak lewat foramen rotundum1

2. Jelaskan anatomi persarafan gigi!


❖ Semua saraf yang mempersarafi gigi dan gusi adalah cabang dari saraf trigeminal
(V). Saraf trigeminal bercabang menjadi saraf alveolar superior (CN V2) yang
mempersarafi gigi bagian atas (maksilaris) dan saraf alveolar inferior (CN V3)
yang mempersarafi gigi bagian bawah (mandibular).
Dalam persarafan gigi terdapat 2 saraf, yaitu:
1). Saraf alveolar inferior: Gigi bagian bawah seluruhnya dipersarafi oleh cabang
dari saraf alveolar inferior, yang berasal dari saraf mandibular (V3), yang berfungsi
dalam hal sensorik serta motorik. Saraf ini bertugas mengirim informasi dari
telinga, bibir bawah, dan dagu. Saraf ini juga mengatur pergerakan otot rahang dan
telinga. Selain itu, saraf mandibular pun mempersarafi gigi-gigi rahang bawah1
Saraf ini dibagi menjadi cabang insisivus dan mentalis. Cabang insisivus ini
mempersarafi gigi premolar pertama, gigi seri, dan gigi taring. Sedangkan, cabang
mentalis mempersarafi dagu dan bibir bawah.
2). Saraf alveolar superior cabang anterior, medial, posterior : Seluruh gigi
bagian atas dipersarafi oleh saraf ini, yang merupakan percabangan langsung
ataupun tidak langsung dari saraf maksilaris (V2), yang berperan mengirimkan
informasi sensori dari bagian tengah wajah seperti pipi, bibir atas, dan rongga
hidung. Maksilaris juga mempersarafi gigi-gigi yang ada dirahang atas. Saraf
alveolar superior cabang posterior merupakan percabangan langsung dari saraf
maksilaris (V2) dan mempersarafi gigi molar melalui pleksus alveolar superior.
Sedangkan saraf alveolar superior cabang medial dan anterior berasal dari cabang
infra- orbital dari saraf maksilaris (V2). Saraf alveolar superior cabang medial
mempersarafin gigi premolar melalui pleksus alveolar superior. Saraf alveolar
superior cabang anterior mempersarafi gigi seri dan gigi taring.

3. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri? Dimana lokasi reseptor nyeri


(nosiseptor)?

❖ Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan


akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut.2
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik,
reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan
dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri, seperti2:
1). Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif. Ada tiga tipe
serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.
Serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius
dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau nosiseptor. Serabut ini
adalah A-delta dan C. Silent nociceptor, juga terlibat dalam proses transduksi,
merupakan serabut saraf aferen yang tidak berespon terhadap stimulasi eksternal
tanpa adanya mediator inflamasi.

2). Transmisi adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu dorsalis
medula spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neuron aferen
primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi.
Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medula spinalis dan selanjutnya berhubungan
dengan banyak neuron spinal.

3). Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related
neural signals). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan
mungkin juga terjadi di level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu,
kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga
mempunyai jalur desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area
otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya menuju
medula spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan, atau
bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di kornu dorsalis.

4). Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan
hasil dari interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga Nociseptor. Secara
anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin dan ada juga yang tidak
bermiyelin dari syaraf aferen.

4. Bagaimana jalur yang dilalui dalam susunan saraf sehingga suatu stimulus yang
menyebabkan nyeri dapat disadari?

❖ Terdapat 2 jalur yg dilalui, yaitu2:

- Jalur Asenden
Serabut saraf C dan A delta halus, yang masing-masing membawa nyeri akut
tajam dan kronik lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornu dorsalis,
memotong medula spinalis dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau
cabang paleospinotalamikus traktus spino talamikus anterolateralis. Traktus
neospinotalamikus yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer A delta,
bersinap di nukleus ventropostero lateralis (VPN) talamus dan melanjutkan diri
secara langsung ke kortek somato sensorik girus pasca sentralis, tempat nyeri
dipersepsikan sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas. Cabang
paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer serabut saraf
C adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke formatio
retikularis batang otak dan struktur lain. Serat-serat ini mempengaruhi
hipotalamus dan sistem limbik serta kortek serebri
- Jalur Desenden
Salah satu jalur desenden yang telah di identifikasi adalah mencakup 3
komponen yaitu:
a. Bagian pertama adalah substansia grisea periaquaductus (PAG) dan
substansia grisea periventrikel mesenssefalon dan pons bagian atas yang
mengelilingi aquaductus Sylvius.
b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim impulske nukleus ravemaknus
(NRM) yang terletak di pons bagian bawah dan medula oblongata bagian
atas dan nukleus retikularis paragigantoselularis (PGL) di medula
lateralis.
c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumnadorsalis medula spinalis
ke suatu komplek inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula
spinalis.
5. Jelaskan penggolongan antibiotic dan analgetik-antipiretik

❖ Antibiotik adalah obat yang dapat melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotik dapat membantu menghentikan perkembangan bakteri atau
menghancurkan bakteri. Adapun penggolongan antibiotic, seperti3:

• Penicillin
Penicillin bekerja dengan cara mencegah ikatan silang rantai asam amino di
dinding sel bakteri. Ini tidak memengaruhi bakteri yang sudah ada sebelumnya,
tetapi sel bakteri yang baru diproduksi dapat memiliki dinding sel yang lemah
sehingga mudah pecah. Contoh dari penicillin adalah amoxicillin, ampicillin,
penicillin G dan penicillin V
• Tetracycline
Tetracycline adalah golongan antibiotik yang digunakan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme rentan seperti bakteri gram
positif dan negatif, klamidia, mikoplasmata, protozoa, serta riketsia.
Tetracycline bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dalam RNA
mikroba, yakni molekul penting yang bertindak sebagai pembawa pesan DNA.
Obat ini merupakan jenis antibiotik bakteriostatik, yang dapat berarti mencegah
bakteri berkembang biak. Contoh dari tetracycline adalah doxycycline,
micocycline dan tetracycline
• Chepalosporin
Chepalosporin bersifat bakterisidia (membunuh bakteri) dan bekerja dengan
cara yang mirip penicillin. bat ini bekerja dengan cara mengikat dan memblokir
aktivitas enzim yang bertanggung jawab untuk membuat peptidoglikan, yakni
komponen penting dari dinding sel bakteri. Antibiotik golongan ini dapat
membantu untuk mengobati berbagai infeksi, seperti radang tenggorokan,
infeksi kulit, hingga infeksi serius seperti meningitis. Contoh dari
chepalosporin adalah cefixime, cefpodoxime, cefuroxime dan cephalexin
• Quinolon
Quinolon atau yang juga dikenal sebagai fluoroquinolone merupakan golongan
antibiotik aktif untuk melawan bakteri. Antibiotik ini dapat mengobati berbagai
infeksi, termasuk infeksi mata, pneumonia, infeksi kulit, sinus, sendi, saluran
kencing atau ginekologi dll. Contoh dari quinolone adalah ciprofloxacin,
levofloxacin dan moxifloxacin
• Lincomycin
Golongan antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang parah
di mana seseorang tidak bisa mengonsumsi antibiotik penicillin. Lincomycin
tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti pilek atau flu.
Contohnya adalah lincomycin dan clindamycin
• Makrolid
Makrolid adalah antibiotik dengan spektrum aktivitas yang luas yang dapat
melawan banyak bakteri gram positif. Makrolid bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein dalam bakteri. Pada dasarnya obat ini bersifat
bakteriostatik namun dapat menjadi bakterisida pada tingkat konsentrasi tinggi
atau tergantung pada jenis mikroorganisme. Makrolid dapat digunakan secara
luas untuk mengobati infeksi ringan hingga sedang, seperti infeksi saluran
pernapasan, telinga, kulit, dan infeksi menular seksual. Jenis ini sangat berguna
bagi orang yang alergi terhadap beta-laktam. Contohnya adalah azithromycin,
clarithromycin dan erythromycin
• Sulfonamide
Sulfonamide merupakan golongan antibiotik yang secara teknis tidak
membunuh bakteri seperti antibiotik lainnya. Golongan ini bersifat
bakteriostatik, yang berperan menghentikan pertumbuhan bakteri. Sulfonamide
sangat baik digunakan sebagai perawatan topikal untuk mengobati luka bakar
dan infeksi vagina maupun mata serta mengobati infeksi saluran kemih dan
diare. Contohnya adalah sulfacetamide, sulfadiazine dan sulfamethoxazole-
Trimethoprim
• Glycopeptide
Antibiotik golongan ini adalah jenis antibiotik yang bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri dengan cara menghambat
sintetis peptidoglikan. Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati
infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri MRSA, Streptococcus, atau
Enterococcus. Beberapa penyakit yang dapat diobati di antaranya adalah
endokarditis, pneumonia, hingga infeksi kulit yang parah. Contohnya adalah
dalbavancin, oritavancin, teicoplanin dan telavancin
• Aminoglikosida
Aminoglikosida merupakan jenis antibiotik yang digunakan dalam pengobatan
infeksi basil gram negatif aerobik. Meskipun demikian, golongan ini juga
efektif dalam melawan bakteri lain seperti Staphylococci dan Mycobacterium
tuberculosis. Contohnya adalah tobramycin, gentamycin, paromomycin,
amikacin, neomycin dan plazomycin
• Carbapenem
Golongan ini bekerja dengan cara menghambat sintetis dinding sel dan
mengganggu pembentukan dinding sel. Beberapa penyakit yang dapat diobati
oleh antibiotik ini di antaranya adalah infekssi yang sedang sampai yang
membahayakan jiwa. Contohnya adalah doripenem, iminepenem, meropenem
dan ertapenem
Analgetik dan antipiretik adalah golongan obat berfungsi sebagai antidemam sekaligus
antinyeri. Obat golongan ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi,
cedera, sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang temasuk dalam golongan analgetik-antipiretik4:
• Salisilat
Salisilat atau asam salisilat adalah obat yang digunakan untuk meredakan
demam, peradangan, dan rasa sakit. Salah satu yang termasuk obat salisilat
adalah aspirin. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet.
• Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat jenis analgetik dan antipiretik
yang dijual bebas atau bisa didapatkan tanpa resep dokter.
• Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat antiinflamasi
nonstreoid adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat zat penyebab
peradangan, yaitu prostaglandin. Beberapa obat yang termasuk obat NSAIDs
adalah ibuprofen, naproxen, ketoprofen, diclofenac, piroxicam, meloxicam,
ketorolac dan asam mefenamat.

6. Jelaskan aspek farmakologi obat dari clindamycin dan paracetamol

❖ Clindamycin

Clindamycin merupakan antimikroba yang spektrumnya menyerupai


linkomisin namun aktivitasnya lebih besar terhadap organisme yang sensitif.
Clindamycin aktif terhadap Staphylococcus aureus, D. pneumoniae, Streptococcus
pyogenes, Streptococci (kecuali Streptococcus faecalis). Streptococcus viridans
dan Avtinomyces israelli serta aktif terhadap Bacteroides fragilis dan kuman
patogen anaerob yang peka lainnya.5
Clindamycin menghambat sintesa protein dengan cara mengikat pada gugus 50
S sub unit ribosomal bakteri. Clindamycin diabsorpsi hampulir lengkap pada
pemberian per oral, dan kadar puncak 2-3 mcg/ml dikapsulai dalam 1 jam setelah
pemberian 150 mg. Adanya makanan dalam lambung tidak mempengaruhi
absorpsinya. Waktu paruhnya 2,7 jam. Clindamycin didistribusi secara baik ke
berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali ke cairan serebrospinal dan
diekskresi melalui urin dan feses.5
Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek
mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Paracetamol
mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer.
Paracetamol menurunkan demam dengan cara menghambat pengatur panas tubuh
di hipotalamus.6
Paracetamol sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit
kepala, nyeri oto, radang sendi, sakit gigi, flu dan demam. Paracetamol mempunyai
efek mengurangi nyeri pada radang sendiri (arthritis) tapi tidak mempunyai efek
mengobati penyebab peradangan dan pembengkakan sendi.6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada bagian
tertentu pada tubuh.
Saraf trigeminal adalah saraf kranial terbesar dan memegang kedua fungsi, motorik
maupun sensorik. Saraf trigeminal ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Saraf optalmikus,
2. Saraf maksilaris, dan
3. Saraf mandibular
Saraf yang menyampaikan informasi sensorik dari wajah/rahang adalah saraf maksilaris,
hal ini dikarenakan saraf maksilaris berperan untuk mengirim informasi sensorik dari bagian
tengah wajah serperti pipi, bibir atas, dan rongga hidung.
Mekanisme terjadinya nyeri sendiri terdiri dari 4 proses, yaitu :
1. Transduksi
2. Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi nyeri
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri, NH. Peran 12 saraf kranial di kepala, penting untuk penglihatan hingga jantung. 2020.
https://www.sehatq.com/artikel/peran-12-saraf-kranial-di-kepala-penting-untuk-penglihatan-
hingga-jantung. 16 Maret 2022].
2. Bahrudin, M. patofisiologi nyeri (pain). 2017.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/5449/5246#:~:text=Fisiologi
%20Nyeri-
,Mekanisme%20timbulnya%20nyeri%20didasari%20oleh%20proses%20multipel%20yaitu%
20nosisepsi%2C%20sensitisasi,reorganisasi%20struktural%2C%20dan%20penurunan%20in
hibisi. [16 Maret 2022]
3. Yulanda, RF. Miliki fungsi berbeda, ini 10 golongan antibiotic yang perlu kamu tahu. 2021.
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/obat/penggolongan-antibiotik-dan-fungsinya/. [17
Maret 2022]
4. Pane, MDC. Analgetik-antipiretik. 2020. https://www.alodokter.com/analgetik-antipiretik.
[30 Maret 2022]
5. Luthfiyani, SN. Farmokologi clindamycin. 2019.
https://www.alomedika.com/obat/antiinfeksi/antibakteri/clindamycin/farmakologi. [18 Maret
2022]
6. Tyaical. Farmakologi paracetamol. 2013.
https://www.scribd.com/doc/179349167/FARMAKOLOGI-PARACETAMOL-docx. [18
Maret 2022]

Anda mungkin juga menyukai