DI SUSUN OLEH :
NAMA : NOVIANTI
NIM : 2022031025
CI LAHAN CI INSTITUSI
PENDAHULUAN
1. Defenisi
a. Mobilisasi
bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kesehatannya.
b. Imobilisasi.
secara aktif akibat berbagai penyakit atau gangguan pada alat/organ tubuh
yang bersifat fisik atau mental. Dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan
tidak bergerak / tirah baring yang terus – menerus selama 5 hari atau lebih
(bed rest) selama 3 hari atau lebih (Adi, 2005). Suatu keadaan keterbatasan
2008).
2. Anatomi Cephalgia
perkembangan evolusi. Otak terdiri dari batang otak terdiri atas otak tengah,
pons, dan medulla, serebelum, otak depan (forebrain) yang terdiri atas
bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut:
sinaps dari korda spinalis; keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum,
homeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan
berperan dalam kontrol motorik. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus
otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola ± pola
kesadaran diri. Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus
penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua aferen
nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari
terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen
dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu,
aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas. Nyeri alih
biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari kepala dan yang
jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan
mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya
sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari
trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal. Saraf trigeminus terdiri
dari 3 yaitu V1, V2 dan V3. V1, oftalmikus, menginervasi daerah orbita dan
mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta
maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas, dan
daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga,
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi
innervasi faring dan laring.Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah
C1, C2, dan C3. Ramus dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital
major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk
cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. Saraf ini
bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis yang mana
saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang
dikelilingi oleh superior nuchal line dan the aponeurosis of trapezius. Melalui
oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital yang mana
merupakan cabang dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala melalui
dan posterior. Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2
vena korteks serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa
tengah serta fossa posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari
kulit kepala, bagian dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan
paranasal, telinga tengah dan luar, gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang
tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan
pleksus koroideus.
3. Fisiologi Cephalgia
saat bila ada jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri
inilah, seorang individu akan bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri
tersebut. Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri
oleh stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik, termal,
dan kimia. Mekanik, spasme otot merupakan penyebab nyeri yang umum
Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak
dengan kecepatan kerusakan jaringan yang timbul. Hal ini juga berlaku untuk
penyebab nyeri lainnya yang bukan termal seperti infeksi, iskemia jaringan,
memar jaringan, dll. Pada suhu 450C, jaringan–jaringan dalam tubuh akan
mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar populasi. Kimia, ada
beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin, serotonin,
histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Dua zat lainnya
P tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari berbagai zat yang telah
menimbulkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion
sebanding dengan intensitas nyeri yang dirasakan karena kedua zat ini dapat
jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada keadaan iskemia terdapat
Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve endings.
Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada
oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada organ
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri kronik
(slow pain). Nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh adanya stimulus
mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju
Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1 detik
setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus
mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus
kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis
adalah free nerve endings, jalur yang ditempuh dapat dibagi menjadi dua
pathway yaitu fast-sharp pain pathway dan slow- chronic pain pathway.
Setelah mencapai korda spinalis melalui dorsal spinalis, serat nyeri ini akan
berakhir pada relay neuron pada kornu dorsalis dan selanjutnya akan dibagi
menjadi dua traktus yang selanjutnya akan menuju ke otak. Traktus itu adalah
memiliki serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui kolumn
dari batang otak (sebagian kecil), nukleus talamus bagian posterior (sebagian
bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir pada daerah
diberikan.
sinyal dari serat Aδ. traktus ini , saraf perifer akan hampir seluruhnya berakhir
pada lamina II dan III yang apabila keduanya digabungkan, sering disebut
lamina V lalu kemudian kebanyakan serabut saraf ini akan bergabung dengan
serabut saraf dari fast-sharp pain pathway. Setelah itu, neuron terakhir yang
panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras antero lateral.
Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir pada batang otak
diteruskan ke talamus. Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga
area yaitu nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, area
mengelilingi aquaductus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak
nyaman dari tipe nyeri. Dari area batang otak ini, multipel serat pendek
neuron akan meneruskan sinyal kearah atas melalui intralaminar dan nukleus
ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu dari hipotalamus dan bagian
basal otak.
4. Etiologi
Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari
namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan
Trauma
Tumpul
Ekstrakarnial
Peningkatan tekangan
intrakranial
Nyeri Akut
Intoleran Aktivitas
Perubahan sistem
muskoloskeletal
a. Pemeriksaan fisik
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
5) Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau
pengisian kapiler.
b. Pemeriksaan Penunjang
sulit dievaluasi.
a. Terapi
1) Penatalaksana Umum
toilet.
Ambulasi dini.
e) Latihan ROM Pasif dan Aktif, Latihan ini baik ROM aktif maupun
imobilitas.
drainase lebih efektif bila diikuti dengan perkusi dan vibrasi dada.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aspek biologis
individu.
orang lain dalam melakukan aktivitas, jenis latihan atau olahraga yang
c. Pemeriksaan fisik, meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan
e. Aspek sosial kultural, pengkajian pada aspek sosial kultural ini dilakukan
f. Aspek spiritual, hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana
keyakinan dan nilai yang dianut klien dengan kondisi kesehatan yang
pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak teratur dan
didefinisikan sangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang dalam
sering, distensi abdomen bagian bawah, dan batas kandung kemih yang
bagian bawah.
termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, rasa penuh,
karpet yang lepas, penerangan yang tidak adekuat, tangga yang tinggi,
lantai licin, dan tempat duduk toilet yang rendah dapat menurunkan
termasuk jalan koridor yang terhalang, tempat tidudan posisi yang tinggi,
B. Diagnosa Keperawatan
DX KEPERAWATAN
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
dengan kriteria hasil : 3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual dan
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
DX KEPERAWATAN
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
dengan nyeri maka mobilitas fisik meningkat 2. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
2. Kecemasan fisik
3. Nyeri
D. Implementasi
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
komunikasi.
E. Evaluasi
2018). Menurut Setiadi (2018) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2018. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Perry & Potter. 2018. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
Tarwoto & Wartonah, 2018. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Kushariyadi. 2019. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Prima Medik.