Referat Vertigo
Referat Vertigo
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
REFERAT
OLEH :
PEMBIMBING :
dr. LISA
BAGIAN NEUROLOGI
MAKASSAR
2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................10
BAB III KESIMPULAN............................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................43
2
BAB I
PENDAHULUAN
dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat kaki, sehingga
lebih memerlukan informasi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu
diperlukan juga informasi gerakan agar dapat terus beradaptasi dengan perubahan
sekelilingnya.
proprioceptif juga berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak
anggota tubuh.
sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena
di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI
kepala.Masingmasing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah,
Telinga luar (auris externa) terdiri dari daun telinga (auricula/pinna), liang
bagian luar. Telinga luar terletak pada pars tympanica ossis temporalis dan pada
2007).
4
Gambar 1. Telinga, Auris; gambaran umum; tampak depan.
suara. Dibentuk oleh cartilago dan dibagian caudalnya terdapat lobulus auriculae.
panjang sekitar 2-3 cm dengan arah ke medial sampai pada telinga tengah, berada
pada pars petrosa ossis temporalis. Sepertiga bagian lateral dibentuk oleh cartilago
Pada ujung medial dari saluran tersebut terdapat membran tympani, yang
Letak dari membran tympani adalah sedemikian rupa sehingga sisi luarnya
menghadap ke arah ventral, caudal dan lateral. Pada saluran ini terdapat mucosa
yang mengandung rambut, kelenjar sabacea dan kelenjar keringat. Hasil produksi
Telinga luar berfungsi sebagai penyalur suara dan sebagai proteksi telinga
tengah. Fungsi telinga luar sebagai penyalur suara tergantung dari intensitas,
frekuensi, arah, dan ada atau tidaknya hambatan dalam penyalurannya ke gendang
serumen, menstabilkan lingkungan dari input yang masuk ke telinga tengah, dan
5
menjaga telinga tengah dari efek angin dan trauma fisik(Emanuel dan Letowski,
2009).
tympani. Atapnya adalah tegmen tympani dari pars petrosa ossis temporalis yang
telinga beserta tulang di sebelah atas dan bawahnya. Dinding depannya berbatasan
dengan canalis caroticus yang di dalamnya terdapat arteri karotis interna. Dinding
medial berbatasan dengan tulang pembatas telinga dalam yang terlihat menonjol
tengah ini juga secara langsung berhubungan dengan nasofaring yaitu melalui
Terdapat 3 buah tulang kecil yang menyilang dalam cavum tympani mulai
dari lateral ke medial. Tulang paling luar ada malleus, di tengah incus dan sebelah
dalam adalah stapes. Ketiga tulang tersebut meneruskan getaran udara yang
Telinga dalam dibatasi oleh tulang temporal (pars petrosa) (Wibowo dan
Paryana, 2007). Telinga dalam terdiri dari koklea dan aparatus vestibularis yang
memiliki dua fungsi sensorik yang berbeda. Koklea berfungsi sebagai sistem
sebagai sistem keseimbangan yang terdiri dari tiga buah canalis semisirkularis,
6
dan organ otolit yaitu sacculusdan utriculus(Sherwood, 2011).
maupun dinamis tubuh ketika ditempatkan pada berbagai posisi (Delitto, 2003).
7
mempertahankan posisi tubuh dimana COG selalu berubah, contoh saat berjalan.
otot, sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak
terhadap respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. Bagian otak
2009).
aparatus vestibularis (labirin) yang berada di telinga dalam. Labirin ini terlindung
oleh tulang yang paling keras. Labirin terbagi menjadi 2 bagian, yaitu labirin
tulang dan labirin membran. Di antara labirin tulang dan labirin membran ini
terdapat suatu cairan yang disebut perilimfa sedangkan di dalam labirin membran
endolimfa dan perilimfa juga mengandung sel rambut yang dapat mengalami
Kanalis Semisirkularis
Kanalis semisirkularis berorientasi pada tiga bidang dalam ruang. Pada tiap
dalam ampula terdapat reseptor krista ampularis yang terdiri dari sel-sel rambut
sebagai reseptor keseimbangan dan sel sustentakularis yang dilapisi oleh suatu
substansi gelatin yang disebut kupula sebagai penutup ampula. Sel-sel rambut
8
terbenam dalam kupula dan dasarnya membentuk sinap dengan ujung terminal
2008).
rotasi kepala seperti ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir, balik atau
tertinggal dan kupula miring ke arah berlawanan dengan gerakan kepala sehingga
sel-sel rambut menekuk. Ketika stereosilia (rambut dari sel-sel rambut) menekuk
ke arah kinosilium (rambut dari sel-sel rambut), maka terjadi depolarisasi yang
Ketika pergerakan perlahan berhenti, sel-sel rambut akan kembali lurus. Dengan
9
Organ Otolit
lantai utrikulus dan semivertikal di dinding sakulus. Makula juga mengandung sel
sustentakularis dan sel rambut. Bagian atasnya ditutupi oleh membran otolit dan
Lapisan ini lebih berat dan insersi lebih besar dari cairan di sekitarnya. Serat-serat
saraf dari sel rambut bergabung dengan serat-serat dari krista di bagian vestibuler
memberikan informasi mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan juga
mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerakan linier (bergerak garis lurus tanpa
arah selain vertikal, rambut akan menekuk sesuai kemiringan karena gaya
kemiringannya. Contoh pergerakan horizontal adalah saat berjalan. Pada posisi ini
belakang. Jika pergerakan ini dilakukan secara konstan maka lapisan gelatinosa
dari tempat tidur, lompat atau naik tangga (Sherwood, 2011).Sinyal-sinyal yang
10
berasal dari berbagai komponen aparatus vestibularis dibawa melalui nervus
dengan masukan dari permukaan kulit, mata, sendi, dan otot untuk (1)
mata eksternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala bergerak;
C. DEFINISI
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo
yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara
definitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah perasaan atau
sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan
sekitar kita rasakan berputar.1
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi
(memutar) tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar atau badan yang berputar. Vertigo termasuk ke dalam gangguan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyongan, rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik.2
Vertigo dibedakan menjadi vertigo vestibuler dan vertigo non vestibuler.
11
Vertigo vestibuler, berdasarkan lokasinya dibedakan menjadi dua yaitu vertigo
perifer dan vertigo sentral. Vertigo perifer melibatkan bagian akhir vestibula
(kanalis semi kularis) atau neuron perifer termasuk nervus VII pars vestibula.
Vertigo sentral dihasilkan dari kelainan yang terjadi pada batang otak (nukleus
vestibularis, fasikulus longitudinalis medialis), serebelum (lobus flokulonodularis
atau traktus vestibuloserebellaris), dan korteks lobus temporalis.3
Lesi vertigo sentral dapat terjadi pada daerah pons, medulla, maupun
serebelum. Kasus vertigo jenis ini hanya sekitar 20% - 25% dari seluruh kasus
vertigo, tetapi gejala gangguan keseimbangan (disekulibrium) dapat terjadi pada
50% kasus vertigo.4
D. ETIOLOGI
12
Muntah berulang, mual, nyari kepala di bagian oksipital, disertai
vertigo dan kesulitan dalam berjalan atau berdiri merupakan gejala
awal.
e. Migren Vertebrobasilar
2. Epilepsi
Epilepsi vestibuler yang disebabkan baik oleh lesi fokal di lobus temporalis
girus superior (korteks primer keseimbangan) atau korteks asosiasi parietal,
yang menerima proyeksi vestibular bilateral dari talamus ipsilateral, akan
membangkitkan serangan dengan gejala dilukiskan sebagai perasaan
melayang/ berputar seperti mau jatuh. Gejala episodik vertigo ini sebagai
suatu serangan atau aura dari bangkitan epilepsi psikomotor.
3. Tumor
a. Tumor Ventrikel IV
b. Tumor Serebelum
c. Tumor Serebri
4. Trauma
Traumatic vertigo merupakan sekuele yang paling sering setelah mengalami
trauma kepala dan leher serta barotrauma. Gambaran klinis berupa sindroma
vertigo vestibularis sentral yang disebabkan oleh disfungsi batang otak.
5. Multiple Sclerosis
Dari pengamatan terhadap 15 kasus multiple skelrosis, ditemukan 40 %
pasien mengalami gejala vestibuler pada episode awal demielinisasi. Pasien
dengan gejala neuro-otologi sebanyak 87% menunjukkan lesi yang
melibatkan traktus vestibularis sentral dan 13 % dengan lesi vestibularis
perifer dengan BPPV.
E. PATOFISIOLOGI
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. (Wreksoatmojo, 2009;
13
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan
sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata),
sebagai penyebab.
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan
yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
14
adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
5. Teorineurohumoral
gejalavertigo.
6. Teori Sinap
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang
parasimpatik. Teori ini dapat meneangkan gejala penyerta yang sering timbul
Vertigo yang disebabkan oleh disfungsi system saraf pusat, atau vertigo
sentral, masih jarang ditemukan. Pada suatu penelitian, vertigo sentral hanya
ditemukan sekitar 5% dari seluruh kasus yang djumpai di gawatdarurat dan klinik
THT, dan hanya 20% dari seluruh kasus vertigo yang ditemukan di klinik
15
(Paparella, 2014)
Batang otak, serebelum, dan labirin perifer disuplai oleh sistem arteri
menjaditumpang tindih.
otak. Sebuah arteri labirin terdapatdi setiap sisicabang arteri basilar dan
canalisacusticus interus. pada sekitar dua pertiga dari orang, arteri basilar berakhir
emboli plak dari arteri vertebralis, atau trombosis arteri lokal. Salah satu atau
kedua arteri vertebralis, arteri basilar, atau salah satu cabang yang lebih kecil
dapat tersumbat.
16
penyebab yanglebihjarangdari vertigo yang berhubungan dengan penyakit
Multiple Sclerosis
dan tanda neurologis. vertigo terisolasi mungkin gejala awal pada sekitar 5%
kasus.
Neuromas Akustik
neuromas akustik adalah tumor sel Schwann yang biasanya berasal dari
Penyebab Lainnya
Vertigo terisolasi akibat infeksi SSP, seperti microabscess, atau kejang lobus
temporal jarang. Vertigo dan pusing adalah komplikasi umum dari trauma kepala
dan leher. vertigo sentral traumatis mungkin disebabkan oleh perdarahan petekie
dalam nucleus nervusvestibular di batang otak.hal iIni mungkin hasil dari shearing
17
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
18
Gambar 4. Profil waktu serangan Vertigo pada beberapa penyakit
2. Pemeriksaan fisis
serebelum.
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi
19
kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.
darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama
Pemeriksaan Neurologis
1. Fungsi vestibuler/serebeler
atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan
pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata
20
Gambar 5. Uji Romberg
c. Uji Unterberger.
arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan
badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan
lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
21
Gambar 6. Uji Unterberger
arah lesi.
22
Gambar 7. Uji Tunjuk Barany
depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada
berbentuk bintang.
atau perifer.
23
Fungsi Vestibuler
posisi terlentang)
24
Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit,
(fatigue).
lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-
fatigue).
b. Tes Kalori
25
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis
bergantian dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-masing
selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air
c. Elektronistagmogram
2. Fungsi Pendengaran
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif,
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke sisi yang
26
b. Audiometri
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG),
G. TATA LAKSANA
Pengobatan kausal
Pengobatan simptomatik
Pengobatan ini ditujukan pada 2 gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar,
melayang) dan gejala otonom (mual, muntah). Gejala yang paling beratpada
27
vertigo vertibuler fase akut, menghilang beberapa hari karena ada kompensasi.
adaptasi/kompensasi sentral.
periferdansentral.
2. Antihistamin
3. Antikolinergik
4. Momoaminergik
28
Obat: amphetamine, efedrin
5. Fenotiasin (antidopaminergik)
(Haldol)
6. Benzodiazepine
7. Histaminic
8. Antiepileptic
Pengobatan rehabilitatif
melalui:
dan somatosensorik.
- Menimbulkan habituasi berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik.
serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada jarak 30cm, mula-mula
29
- Gerakan kepala fleksi dan ekstensi semakin lama semakin cepat, dengan
lantai.
c. Pasien yang sudahdapatberdiri/berjalan:
- Sambil berdiri gerakan mata, kepal, seperti latihan a dan b
- Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup
- Latihan berjalan (gait exercise)
DAFTAR PUSTAKA
BagianIlmuPenyakitSarafFakultasKedokteranUniversitasHasanuddin
BagianSarafFakultasKedokteranUniversitasPadjajaran. Bandung.
duniakedokteran .html
30
Bashiruddin J. Vertigo PosisiParoksismalJinak.Dalam :Arsyad E, IskandarN,
overview
Huang Kuo C., Phang L., Chang R. Vertigo. Part 1-Assesement in General
Practice. Australian Family Physician 2008; 37(5):341-7.
Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press; 2000. p.341-59
Thompson, T. L., & Amedee, R. (2009). Vertigo: A Review of Common
Peripheral and Central Vestibular Disorders. The Ochsner Journal, 9(1), 20
26.
Wahyudi, K. T. Vertigo. CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
Bintoro, A.C. 2000. Kecepatan Rerata Aliran Darah Otak Sistem Vertebrobasilar
pada Pasien Vertigo Sentral. Tesis: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
31
32