Anda di halaman 1dari 14

Anatomi Telinga Manusia: Bagian-Bagian, Fungsi Dan

Struktur Terlengkapnya
Contents [show]

Bagian bagian telinga – Mendengar adalah salah satu kemampuan telinga


manusia dalam menunjang komunikasi satu sama lain. Alat indra ini
berfungsi menjaga keseimbangan pada tubuh. jika telinga Anda mengalami
gangguan, maka aktivitas yang Anda lakukanpun mengalami hambatan.
Nah, untuk mengenal lebih jauh bagian bagian telinga, berikut ini.

Anatomi Telinga Manusia


Telinga manusia dibagi dalam tiga bagian, yakni telinga luar (outer ear),
telinga tengah (middle ear), dan telinga bagian dalam (inner ear). Perhatikan
gambaran anatomi telinga yang terdiri atas tiga bagian berikut ini :

1. Bagian Telinga Luar (Outer Ear)


Bagian telinga luar yang terbentuk dari daun telinga (auricular) dan liang
telinga (ear canal) atau kanal pendengaran eksternal. Auricula terbentuk
pada tulang rawan elastis dan melekat erat dibagian kulit yang miring.
Fungsinya adalah untuk menangkap suara dan juga melokalisasi suara.
Bagian auricula ini terbentuk cekungan yang disebut concha, lalu pada
bagian pinggirannya dinamakan heliks.

Bagian daun telinga antara lain terdiri :


a. Heliks
b. Spiral
c. Antiheliks
d. Fosa skafoid
e. Fosa segitiga
f. Crura antiheliks
g. Antitragus
h. Lobule
i. Tragus

Liang telinga (ear canal) terbentuk pada tulang rawan serta tulang temporal.
Ukurannya kurang lebih 4 cm dari tragus menuju membran timpani
(tympanic membrane) sebagai gendang telinga yang melengkung
membentuk huruf S. Lengkunganini digunakan untuk mencegah dari
benda asing menuju membran timpani. Ada kondil mandibula di bagian
depan tulang liang telinga serta sel udara mastoid pada bagian ujungnya.

Ada sejumlah saraf sensori pada bagian telinga luar, misalnya saraf
oksipital, saraf aurikular, saraf ariculotemporal, serta cabang aurikular
saraf fagus (saraf arnold).

2. Bagian Telinga Tengah (Middle Ear)


Fungsi telinga pada bagian ini ialah menghantarkan suara dari kumpulan
auricula pada telinga bagian dalam. Bagian telinga ini berbentuk
memanjang dari rongga menuju membran timpani lalu ke jendela oval yang
terdiri atas tulang malleus, incus, serta stapes dan terdapat banyak dinding
yang rumit. Seperti dinding lateral, dinding tagmental, dinding medial, dan
dinding jugularis.

Membran timpani bentukya tipis dan semi transparan yang memisahkan


antara telinga luar dengan telinga tengah yakni terdiri dari pars tensa dan
pars flaccida. Manubrium malleus ini melekat kuat dimembran timpani
berbentuk cekungan yang disebut umbo. Bagian yang melebihi tinggi umbo
dinamakan dengan flaccida pars lalu sisanya dinamakan pars tensa.

Terdapat tiga saraf sensori di membra timpani, yakni saraf arnold, saraf
auriculotemporal dan cabang saraf timpanik. Didalam permukaan
membran timpani ada rantai tulang bergerak yang dinamakan ossicles,
antara lain incus (landasan), malleus (palu), dan stapes (sanggurdi). Unsur-
unsur pada tulang ini digunakan untuk menghantarkan dan memperkuat
dari gelombang suara sampai 10 kali lebih kuat dari udara menuju
perilymph telinga dalam.

Selain itu, ada saluran eustachius yang terhubung pada telinga tengah
dengan bagian hulu kerongkongan serta hidung (nasofaring). Bagian ini
berfungsi untuk menyamakan tekanan udara dengan gerakan dari buka
tutup. Otot penting yang ada di telinga tengah yaitu otot stapedius dan juga
tendon tensor tympani.
Bagian horizontal pada saraf wajah melintasi di rongga timpani. Maka dari
itu, jika terjadi kelumpuhan pada saraf atau pada otot wajah akan
menyebabkan suatu ketajaman suara yang terhalang dan terjadinya
kerusakan pada telinga bagian dalam.

3. Bagian Telinga Dalam (Inner Ear)


Bagian telinga dalam disebut juga dengan rongga labirin yang fungsinya
dapat membantu keseimbangan lalu menyalurkan suara pada sistem saraf
pusat. Rongga terbentuk dari sebuah labirin osseus, yakni rangkaian tulang
temporal dan juga labirin membran (kantung serta saluran membran).
Labirin membran juga mempunyai komponen vestibular, koklea, dan
semisirkular (setengah lingkaran).

Koklea (cohclea) ialah organ penting bagian teling dalam yang berbentuk
cangkang siput. Bentuknya menyerupai tabung yang membengkok ke arah
bagian belakang sejauh 2,5 lingkaran dan bentuk kerucut pada ujungnya.
Bagian ini mempunyai tiga bilik, yakni skala vertibuli, saluran koklear, dan
skala timpani. Pada koklea, ada organ korti yang fungsinya mengubah
gelombang suara jadi impuls saraf.

Vestibuli adalah bagian penghubung antara koklea dengan saluran


semisirkular. Yaitu terdiri dari sakula dan utrikula, yang sel rambutnya
dapat menjaga keseimbangan posisi kepala dengan gaya gravitasi di saat
tubuh dalam keadaan diam.

Sementara itu semisirkular ialah saluran setengah lingkaran pada tiga


saluran yang berbeda, yakni kanalis semisirkularis vertical keatas, kanalis
semisirkularis horizontal, dan kanalis semisirkularis vertikal belakang yang
isinya ampula. Fungsinya adalah untuk menentukan kesadaran posisi pada
kepala saat terjadinya gerakan rotasi ataupun memutar.

Bagaimana Cara Kita Dapat Mendengar?


Dengan memahami anatomi telinga, kita sudah mempelajari dari bagian-
bagian yang menyusun telinga, yakni telinga bagian luar, telinga bagian
tengah, dan juga telinga bagian luar. Dari ketiga bagian telinga ini menjadi
saluran suara diluar yang masuk kemudian diterjemahkan pada otak.
Dilansir Stanford Childrens merupakan suara dari sekitar kita yang
ditangkap oleh telinga luar berupa getaran atau gelombang. Kemudian,
suara itu diturunkan ke liang telinga jadi akan memberikan sebuah
tekanan atau pukulan pada gendang telinga (membran timpani). Saat itulah
gendang telinga akan bergetar, dan getaran akan diteruskan ke tulang
ossicles menjadi getaran kuat dan dikirim ke telinga pada bagian dalam.
Lalu getaran berubah menjadi impuls listrik dan dikirim pada saraf
pendengaran otak. Kemudian otak menerjemahkan impuls ini sebagai
suara.
Inilah pembahasan mengenai bagian-bagian telinga. Semoga bermanfaat.
Telinga (Lengkap), Pengertian, Bagian - Bagian dan
Fungsi Telinga, Cara Kerja dan Kelainan Telinga, Ear
Function.
berbagaireviews.com | 26 Juli 2018

PENGERTIAN TELINGA.

Telinga menurut kamus besar Bahasa Indonesia yaitu Organ Pendengaran dan
berperan dalam keseimbangan serta posisi tubuh. Telinga merupakan salah satu
panca indera manusia yang berfungsi untuk mendengar. Telinga berperan terhadap
pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga memiliki
reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara yang datang melalui
gendang telinga. Maka dari itu, manusia mampu mengenali bunyi dalam not balok
dengan baik.

Telinga adalah Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra pendengaran
dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ yang berperan
terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga
memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun
Telinga memiliki batasan frekuensi suara yang dapat didengar, yaitu yang
frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.

Meski begitu, batasan frekuensi suara yang dapat didengar hanya 20Hz-20.000Hz.
Makanya sering terjadi orang tiba-tiba mengalami kerusakan pendengaran setelah
mendengarkan bunyi yang sangat keras atau melebihi 20.000Hz. Memahami
dengan baik fungsi serta bagian-bagian yang terdapat pada telinga dapat membantu
kita untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan
lingkungan yang sehat dan aman bagi telinga. Masing-masing organ yang
menyusun telinga bekerja sama sehingga telinga mampu menangkap gelombang
suara dari udara.

Mengubahnya menjadi getaran dan mengirim sinyal tersebut ke otak untuk


diterjemahkan. Sehingga, jika ada satu saja dari sistem tersebut yang mengalami
kelainan atau kerusakan, seseorang dapat mengalami kesulitan dalam mendengar
atau bahkan kehilangan pendengarannya sama sekali. Mungkin bagi orang awam
indera pendengar ini hanya terdiri dari satu organ tunggal saja.

FUNGSI TELINGA.

Selain menjalankan fungsinya untuk menerjemahkan gelombang suara menjadi


sinyal-sinyal yang dapat dipahami otak, telinga juga membantu mempertahankan
posisi kepala. Cairan yang berada dalam telinga dapat membantu keseimbangan
tubuh sehingga tubuh kita dapat mempertahankan postur dan koordinasi yang tepat.

Telinga sebagai pengatur keseimbangan

Terdapat struktur khusus pada organ telinga yang berfungsi mengatur dan menjaga
keseimbangan tubuh. Organ ini berhubungan dengan saraf otak ke VIII yang
berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan untuk mendengar.

Telinga sebagai indera pendengaran.

Telinga dapat berfungsi sebagai indera pendengaran apabila terdapat gelombang


suara yang masuk melalui telinga luar yang akan diterima oleh otak melalui proses
terjadinya pendengaran yang akan kami jelaskan dibawah.

Bagian - Bagian Telinga dan Fungsinya.

Secara luas telinga di bagi menjadi 3 bagian besar, yaitu Telinga Luar, Telinga
Tengah, dan Telinga dalam. Masing – masing bagian tersebut memiliki fungsi
spesifik terhadap tugasnya masing – masing. Berikut penjelasan untuk bagian –
bagian telinga tersebut :

1. Telinga Luar.

Telinga bagian luar terdiri atas 

 daun telinga (aurikula), 


 saluran telingan luar (analis auditoris eksternal),
 gendang telinga (Membran Timpani) yang membatasinya dengan telinga dalam.

Daun Telinga terbentuk oleh susunan tulang rawan yang memiliki bentuk khas untuk
mendukung fungsinya, yaitu untuk memusatkan gelombang suara yang masuk ke
saluran telinga.

Saluran Telinga Luar, dalam bagian ini terdapat kelenjar sudorifera yaitu kelenjar yang
dapat menghasilkan serumen (bahan mirip lilin yang dapat mengeras). Serumen ini
menjaga telinga agar tidak banyak kotoran dari luar yang masuk ke dalam, juga dapat
menghindari masuknya serangga karena memiliki bau tidak sedap.

Membran Timpani adalah bagian yang berfungsi untuk menangkap gelombang suara.

FUNGSI DAUN TELINGA (AURIKULA).

Menangkap getaran gelombang bunyi atau suara


Ketika getaran gelombang suara datang mendekati telinga, daun telinga merupakan
yang pertama menerima suara tersebut selain menangkap, daun telinga juga
mengumpulkan suara tersebut supaya masuk dan tersalur menuju lobang telinga, daun
telinga terbentuk dari tulang rawan yang memiliki kelenturan, sehingga memberikan
kemudahan untuk menangkap gelombang suara yang mendekatinya.

Mangatur arah gelombang yang diterima.

Daun telinga juga berfungsi untuk mengarahkan getaran gelombang suara yang ia dapat
agar bisa tersalur menuju lobang telinga, ketika kamu berada di keramaian atau sedang
berada diatas motor yang melaju kencang, kamu pasti sulit mendengar suara orang
yang sedang berbicara denganmu, hal tersebut dikarenakan karena banyaknya getaran
gelombang yang terus berbunyi secara bergantian sehingga gelombang suara tidak
tersalur dengan baik menuju lobang telingamu.

Memberikan tekanan udara di sekitar gendang telinga.

Pernahkah kamu merasakan sakit telinga atau merasa tuli ketika sedang berada di atas
pesawat, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang berada di
luar dengan tekanan udara disekitar gendang telinga, ketika tekanan udara di luar
telinga lebih tinggi dari tekanan udara di dalam telinga, hal ini akan menyebabkan
gendang telinga terasa sakit atau terasa tertekan oleh sesuatu.

Ketika hal tersebut terjadi, daun telinga akan mengatur dan menyeimbangkan tekanan
udara yang berada di sekitar gendang telinga, sehingga telinga tidak lagi terasa sakit.
Terjadinya tekanan udara yang lebih tinggi di sekitar gendang telinga akan
menyebabkan gendang telinga bekerja lebih maksimal dari sebelumnya, hal ini
berfungsi agar telinga tetap mampu untuk mempertahankan jumlah frekuensi yang
diterima yaitu kisaran 20-20.000 hz.

Memberikan perlindungan terhadap gendang telinga.

Yang memberikan perlindungan terhadap gendang telinga bukan hanya bulu-bulu halus
yang berada di dalam lubang telinga (folikel), namun daun telinga juga memiliki fungsi
untuk melindungi gendang telinga, struktur dan pola yang rumit pada daun telinga juga
memiliki fungsi untuk mencegah masuknya serangga-serangga kedalam lobang telinga
kita.

Mangatur volume suara yang diterima.

Daun telinga memiliki fungsi untuk mengatur keras lemahnya volume suara yang akan
diterima, Bentuk bagian dalam daun telinga yang terlihat rumit dan bergelombang
memiliki fungsi untuk membatasi getaran gelombang suara yang diterima oleh telinga,
sehingga mampu menerima getaran suara yang kuat, namun masih dalam rentang
frekuensi yang dapat diterima oleh manusia.
Mendeteksi arah datangnya getaran gelombang.

Saat getaran suara datang dan menyentuh daun telinga, sayaraf-syaraf yang terdapat
pada daun telinga akan melakukan proses penyaringan informasi, agar dapat
mengetahui darimana datangnya sumber suara tersebut, hal ini yang menyebabkan kita
bisa mengetahui arah datangnya suara meskipun dengan mata tertutup.

Fungsi saluran telinga luar (Analis Auditoris Eksternal).

Saluran telinga luar atau lobang telinga hampir memiliki fungsi yang sama dengan daun
telinga, setelah menerima getaran suara dari daun telinga lobang telinga akan
mengarahkannya kepada gendang telinga, pada lobang telinga terdapat bulu-bulu halus
yang berfungsi untuk mengatur kuat lemahnya getaran yang ia terima sebelum sampai
di gendang telinga, selain itu bulu-bulu halus ini juga berfungsi untuk mencegah
serangga masuk kedalam lobang telinga.

Fungsi gendang telinga (Membran Timpani).

Dalam istialh medis gendang telinga disebut membran timpani, gendang telinga memiliki
mentuk seperti lembaran bulat, ia pemisah antara telinga luar dan telinga tengah,
masing-masing telinga mempunyai satu gendang telinga. Gendang telinga memiliki
ketebalan 0.1 milimeter dan berdiameter 8 – 10 milimeter, meskipun ukurannya kecil
dan tipis gendang telinga cukup kuat dan memiliki kelenturan, sehingga tidak mudak
rusak dan robek.

Gendang telinga memiliki 3 lapisan yaitu: lapisan luar yang terhubung dengan kulit
telinga luar, kemudian lapisan dalam disebut membran mukosa yang terhubung dengan
telinga bagian tengah, dan lapisan tengah yang tersusun oleh serat radial dan sirkulasi,
lapisan tengah memiliki fungsi untuk memberikan tegangan dan kelenturan pada
gendang  telinga, gendang telinga mempunyai pembuluh darah dan saraf-saraf yang
sensitif terhadap rasa nyeri.

Gendang telinga memiliki fungsi memberikan bantuan berupa proses mendengar, yaitu
proses menghantarkan getaran gelombang suara, saat getaran gelombang suara masuk
telinga dan menyentuh gendang telinga, maka akan terjadi getaran pada gendang
telinga, getaran tersebut akan berlanjut menuju telinga bagian tengah, dan ke telinga
bagian dalam.
2. Telinga Tengah.

Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dan menjaga tekanan udara tetap
seimbang. Dinding dari bagian ini dilapisi oleh sel epite. Fungsi Utamanya adalah untuk
meneruskan Suara yang diterima dari Telinga Luar ke Telinga Bagian Dalam. Pada
telinga bagian tengah terdapat Tuba Eustachius, yaitu bagian yang menghubungkan
telinga dengan rongga mulut (faring). Tuba Eustachius Ini berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara antara telinga bagian luar dengan telinga bagian
tengah.

Telinga bagian tengah terdiri atas 3 tulang pendengaran utama yaitu 

 Maleus(Martil), 
 Incus(Landasan)
 Stapes(sanggurdi).

Tulang – Tulang ini saling berhubungan satu sama lain (dihubungkan oleh sendi) karena
adanya sendi maka tulang – tulang ini dapat bergerak. Rangkaian 3 Tulang yang
sedemikian rupa ini berfungsi untuk mengirimkan getaran yang diterima dari membran
timpani pada telinga luar menuju ke Jendela Oval Telinga Dalam.  Tuba Eustachius ini
selalu menutup kecual saat menelan dan menganga. Oleh karena itu saat kita dalam
ketinggian tertentu, apabila telinga berdengung, kita dianjurkan untuk menelan, karena
menelan dapat membuka tuba eustachius yang akan menyeimbangkan kembali tekanan
udara.
3. Telinga Dalam.

Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga dalam disebut
juga sebagai labirin karena bentuknya. Labirin tulang (Labirin Osea) merupakan rongga
yang terbentuk pada tonjolan tulang pelipis yang berisikan cairan perilimfe. Labirin
Membran terletak pada bagian yang sama dengan bagian labirin tulang, namun
tempatnya lebih dalam dan dilapisi oleh sel epitel serta berisi cairan endolimfe.

Labirin Tulang telinga dalam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

 Koklea (Fungsinya lebih ke pendengaran)


 Vestibuli (Fungsinya lebih ke menjaga keseimbangan)
 Kanalis Semisirkularis (Fungsinya lebih ke menjaga keseimbangan) 

1. Koklea (Rumah Siput).

Koklea berbentuk seperti tabung bengkok ke belakang lalu berlilit mengelilingi tulang
dan membentuk seperti kerucut di ujungnya. Koklea berfungsi sebagai reseptor karena
memiliki sel – sel saraf di dalamnya. Dalam Tabung Koklea terdapat bagian yang
dibentuk oleh tulang dan membran koklea, bagian ini disebut Membran Basilaris.
Membran Basilaris berfungsi memisahkan koklea menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian
atas disebut Skala Vestibuli, dan pada bagian bawah disebut skala timpani. Diantara
skala vestibuli dan skala timpani terdapat skala media. Bagian atas Skala media dibatasi
oleh membran vestibularis (reissner) dan bagian bawahnya oleh membran basilaris.
Dalam skala vestibuli dan Skala Timpani terdapat cairan yang disebut dengan cairan
perilimfe. Cairan ini berasal dari cairan serebrospinal yang masuk melalui sebuah
saluran kecil, kemudian bermuara di vestibuli. Sedangkan dalam skala media terdapat
cairan yang disebut dengan endolimfe yang belum diketahui darimana asalnya.

Pada Bagian atas membran basilaris terdapat suatu struktur khusus yang dikenal
dengan nama organ korti. Organ Korti berfungsi mengubah getaran suara menjadi
impuls. Organ Korti adalah struktur yang disusun oleh sel-sel rambut dan sel
penyokong, sel rambut pada organ korti ini dihubungkan dengan bagian auditori
(pendengaran) dari saraf otak VIII.

2. Vestibuli.

Vestibuli adalah bagian yang terdiri dari sakula dan utrikula. Sakula dan Utrikula ini
disusun oleh sel rambut yang memiliki struktur khusus, sel rambut ini disebut macula
acustika. Sel rambut pada sakula tersusun secara vertikal, sedangkan pada utrikula
tersusun secara horizontal. Pada sel rambut macula austica ini tersebar partikel serbuk
protein kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolith. Secara sederhana cara kerja
vestibuli dapat dijelaskan :

Saat berubahnya posisi kepala, Otolith yangs sensitif terhadap gravitasi lepas dari sel
rambut pada macula asutica, hal ini merangsang timbulnya “respon pendengaran” yang
akan direspon oleh otot untuk menjaga keseimbangan.
3. Kanalis Semisirkularis (Saluran Setengah Lingkaran).

Kanalis Semisirkularis adalah saluran setengah lingkarang yang terdiri dari 3 saluran
semisirkularis yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berbeda.  3
Saluran tersebut adalah :

 Kanalis Semisirkularis Horizontal


 Kanalis Semisirkularis Vertikal Superior (Vertikal Atas)
 Kanalis Semirikularis Vertikal Posterior (Vertikal Belakang)

Proses Cara Kerja Telinga Terjadinya Pendengaran .


Gelombang Suara masuk melalui telinga luar -> Masuk ke membran timpani ->
Membran Timpani mengubah gelombang suara menjadi getaran -> Getaran Diteruskan
ke Koklea (Rumah Siput -> Getaran membuat cairan di rumah siput bergerak ->
Pergerakan cairan merangsang berbagai reseptor rambut di koklea (rumah siput) -> Sel
rambut akan bergetar à Getaran akan dikirim melalui saraf sensoris menuju otak dalam
bentuk impuls -> Otak menerima impuls dan menerjemahkannya sebagai suara.
Singkatnya dapat disusun seperti dibawah ini.

 Getaran gelombang suara atau bunyi datang menuju telinga.


 Setelah itu daun telinga menangkap getaran gelombang suara.
 Kemudian menuju liang telinga, gendang telinga, martil, landasan, sanggurdi.
 Lanjut ke tingkap jorong dan cairan limfe.
 Setelah itu rumah siput bergetar dan merangsang bagian ujung saraf.
 Lalu menuju Saraf Pendengaran hingga sampai di pusat pendengaran yaitu di
otak besar.
 Kemudian terjadi proses barulah terdengar bunyi.

Kelainan dan Penyakit Telinga.

Beberapa penyakit telinga ada yang dapat menyebabkan terjadinya ketulian bahkan
dapat terjadi ketulian permanen, berikut macam-macam kelainan pada telinga yang
perlu kamu ketahui :

 Ketulian, tuli mengaju pada kehilangan kemampuan dengar, baik itu sebagian
atau secara total. Hal ini dapat terjadi karena cidera pada bagian-bagian telinga,
penyakit bawaan atau karena penyebab fisiologis. Tuli yang disebabkan karena
cidera atau kerusakan organ telinga bagian tengah disebut sebaai ketulian
konduktif, sedangkan tuli yang disebabkan karena kerusakan oragn dibagian
dalam disebut dengan ketulian sesorineural.
 Otitis eksterna, merupakan inflamasi pada telinga luar, bisa terjadi karena infeksi
atau karena masalah di bagian bagian kulit seperti dermatitis.
 Otitis media, merupakan inflamasi pada telinga bangian tengah. Biasanya
disebabkan karena adanya infeksi.
 Tinnitus, kondisi dimana telinga berdengung. Bisa terjadi akibat penuaan atau
karena terlalu sering terpapar kebisingan.
 Vertigo, disebabkan karena adanya disfungsi pada sistem vestibular. Penyebab
utama vertigo adalah BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo) ang
merupakan kelainan yang muncul pada telinga dalam.
 Cedera saluran telinga dan trauma telinga tengah, dapat disebabkan karena efek
suara ledakan atau karena trauma mekanik akibat masuknya benda asing. Paling
sering terjadi karena kesalahan dalam membersihkan telinga. Objek yang
digunakan untuk membersihkan telinga seringkali malah mendorong serumen
lebih dalam yang dapat menyebabkan serumen impaksi (serumen menghalangi
gendang telinga) hingga kontak dengan kulit tipis yang kemudian menyebabkan
cidera hingga pendarahan.
 Pecahnya gendang telinga, dapat disebabkan karena suara yang sangat keras,
perubahan signifikan tekanan udara, infeksi atau masuknya benda asing
sehingga merobek membran timpani.
 Acoutic neuroma, merupakan tumor non kanker yag dapat tumbuh pada syaraf
telinga menuju ke otak. Gejalanya dapat berupa gangguan pendengaran,vertigo
dan tinnitus.

Anda mungkin juga menyukai