SULAWESI TENGAH
DI SUSUN OLEH :
NIM : 2022030226
CI LAHAN CI INSTITUSI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
a. Defenisi Mobilitas
1. Mobilitas
(Wulandari, 2018).
2. Imobilitas
(Wulandari, 2018).
tubuh, yaitu:
1. Tulang
Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang
memiliki tekstur keras dan terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai
memiliki tekstur yang lebih lembut dan berisi sumsum tulang, yaitu
tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
2. Sendi
yang bisa digerakkan, tetapi ada juga yang tidak. Sendi yang tidak bisa
3. Otot
otomatis. Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja secara
pembuluh darah.
4. Tulang rawan
kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang rangka.
sendi. Ligamen terdiri atas serat elastis yang tersusun dari protein.
tubuh.
6. Tendon
tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Ada banyak jenis tendon
dan lengan.
c. Fisiologi Muskuloskeletal
berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menarik tendon dan tulang untuk
pesan ke otot agar mengendur dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti
Kalium adalah kation utama cairan intra sel. Kenyataannya 98% dari
simpanan tubuh 3000 – 4000 mEq berada didalam sel dan 2% sisanya kira
–kira 70 mEq terutama dalam pada komponen ECF. Kadar kalium serum
ormal adalah 35-55 mEq / L dan sangat berlawanan dengan sel yang
sekitar 160 mEq / L. kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut
intrasel, sehingga berperan penting dalam menahan cairan didalam sel dan
bagian kecil dari kalium total, tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi
dimembran sel. Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan
utama potensial membrane sel pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti
saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah
e. Pemeriksaan fisik
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
5. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau
pengisian kapiler.
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Tindakan penanganan
1. Terapi
a. Penatalaksana Umum
1) Kerjasama tim medis interdisiplin dengan partisipasi
semampu pasien.
target terapi.
lainnya.
mineral.
7) Program latihan dan remobilisasi dimulai ketika kestabilan
ambulasi terbatas.
lain-lain.
kardiovaskular.
e) Latihan ROM Pasif dan Aktif, Latihan ini baik ROM aktif
vibrasi dada.
a. Pengkajian Keperawatan
1. Aspek biologis
lain-lain.
lain-lain.
f) Aspek spiritual, hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah
lain-lain.
intervensi.
mobilitas.
b. Diagnosa Keperawatan
DX KEPERAWATAN
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
dengan kriteria hasil : 3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual dan
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
DX KEPERAWATAN
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
dengan nyeri maka mobilitas fisik meningkat 2. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
2. Kecemasan fisik
3. Nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2018. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Perry & Potter. 2018. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
Tarwoto & Wartonah, 2018. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Kushariyadi. 2019. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Prima Medik.