Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL
PENYAKIT PAGET
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KeperawatanMedikalBedah
(KMB)

Dosen Pembimbing : Saurmian Sinaga, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:
Novita Natasya Makahity
(1490121054)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2021
A. Pengertian
Penyakit paget (Osteitis Deforman) merupakan salah satu gangguan
metabolism tulang yang ditandai dengan proses remodeling lubang yang
abnormal. Penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, namun umunya
abnormalitas fungsi osteoklast atau osteoblast pada penderita penyakit paget
menjadi sangat aktif sehingga mengubah homoestasis normal dari remodeling
tulang. (Selvya,dkk2012).

C. Anatomi Fisiologis
Menurut Nursanti Afrilia, dkk (2020)
System rangka adalah suantu system organ yang memebrikan
dukungan fisik pada mahluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi
tiga tipe : eksternal, internal, dan basis cairan ( rangka hidrostatik),
walaupun system rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainya karena tidak adanya struktur penunjang.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti
tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligament ,tendon,otot
dan organ lainya. Rata- rata manusia dewasa memiliki 206 tulang.
Walaupun jumlah ini dapat bervariasi anatara individu.
Berikut fungsi rangka manusia yang memiliki kaitanya dengan anggotra dan
bagian tubuh lainya :
1. Memberikan bentuk tubuh dan menegakkan tubuh
Adanya fungsi rangka ini memberikan bentuk tubuh serta mampu
menegakkan tubuh pada seseorang. Beberapa susunan tulang yang ada pada
tubuh manusia seperti tulang pada kaki dan tulang belakang, memiliki fungsi
untuk menegakkan tubuh. Tinggi dan rendahnya postur seseorang
bergantung pada rangka ini. Susunan tulang – tulang tengkorak dan
tulang pada bagian depan memberikan fungsi untuk memebntuk tubuh
manusia. Dari fungsi rangka inis angat bergantung pada bentuk wajah
seseorang. Pada tangan,kaki , dan dada dan lainya memilki fungsi rangka
yang berbeda- beda.

2. Sebagai tempat melekatnya otot


Fungsi rangka manusiaselanjutnya adalah sebagai tempat melekatnya
otot- otot. Rangka dan otot memang telah dikenal sebagai dua bagian dalam
tubuh yang tak dapat dipisahkan.Tanpa adanya otot, rangka tubuh tidak dapat
bergerak dan badan manusia akan kaku. Rangka dan otot bekerjasama untuk
memudahkan manusia bergerak, misalnya menggerakan lengan, kaki, leher
dan sebagainya.
3. Sebagai pelingdung organ- organ dalam tubuh
Rangka tubuh manusia yang merupakan susunan tulang adalah bagian
tubuh yang paling keras. Maka dari itu, fungsi rangka juga dapat melingdungi
organ- organ yang ada dalam pada tubuh manusia. Rangka ini akan
melingdungi alat- alat tubuh yang bersifat lunak dan penting.
4. Tempat menghasilkan sel darah merah
Komponen sel- sel darah merah berasal dari rangka tubuh. Fungsi rangka
ini memberikan tempat sebagai pembentukan darah merah dan darah putih.
Biasanya rangka yang mampu menjadi tempat pembentukan sel- sel darah
inipada tulang pipa dan tulang paha.
5. Tempat pembentukan sumsum kuning
Sumsum kuning adalah tempat menyimpan lemak. Lemak sebagai
sumber energy cadangan pada manusia ini terdapat pada rangka manusia. Jadi,
secara taklangsung bahwa fungsi rangka manusia sebagai tempat
penyimpanan energy pada tubuh.
6. Menyimpan mineral
Ada sekitar 62% matriks tulang yang tersususn dari garam anorganik
terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat dan ada sekitar 99% kalsium
ada pada rangka tubuh. Rangka tubuh yang terdiri dari tulang- tulang ini
sebagai tempat menyimpan kalsium dan fosfor. Kalsium berfungsi sebagai
kontraksi otot dan pembekuan darah. Fosforberfungsi sebagai pemebentukan
ATP.
7. Sebagai fungsi imunologis
Fungsi rangka ini sebagai tempat menghasilkan sel-sel imunitas atau
kekebalan tubuh yang ada dalam sumsum tulang .

B. Pembagian tulang penyusun rangka tubuh


Tulang- tulang yang menyususun rangka tubuhkita terbagi menjadi 2
bagian, yaitu kerangka aksial dan kerangka apendikular. Kerangka aksial meliputi
80 tulang pada manusia, sedangkan kerangka apendikularterdiri dari 126 tulang.
a. Kerangka aksial
Kerangka aksial berfungsi untuk melingdungi organ dan memelihara
postur tubuh. Tulang yang termasuk dalam kerangka aksial antara lain :
 Tulang tengkorak ( Skull)
Tulang tengkorak tersusun dari 22 tulang yang bergabungbersama, kecuali
bagian rahang (mandibula). Tulang ini berperan dalam membentuk kepala manusia
dan menlingdungi organ dalam, seperti otak dan mata. Bagian- bagian pada tulang
tengkorak terdiri dari kranium, mandibula, dan maksila.
 Tulang belakang ( vertebrata)
Fungsi dari tulang ini adalah untuk menopang bagian tubuh lainya. Tulang
belakang pada manusia terdiri dari 26 ruas. Bagian-bagian pada tulang belakang
dibedakan berdasarkan lokasinya:
 . Leher :7 ruas
 . Bagian dada/punggung : 12 ruas
 . Pinggang : 5 cm
 . Sacrum : 1ruas
 . Tulang ekor : 1 ruas
 Tulang rusuk dan tukang dada ( ribs & sternum )
Tulang rusuk dan dada berfungsi untukmelingdungi organ jantung dan paru-
paru. Tulang rusuk bergabung dengan tulang dada karena dihubungkan oleh
tulang rawan yang bernama kosta.

b. Kerangka Apendikular
Fungsi utama dari kerangka apendikular adalah sebagai pengerak tubuh.
Tulang yang termasuk ke dalam kerangka apendikular diantaranya adalah :
 . Anggota gerak atas (Upper Limbs)
Tangan atau lengan merupakan angggota gerak bagian atas. Tulang pada
bagian lengan terdiri dari tulang lengan atas ( humerus), pengumpil (
radius), dan Hasta ( ulna). Selaini tu, tulang pada bagian telapak
tangan disebut juga dengan metacarpal.
 . Anggota gerak bawah ( Lower Limb)
Manusia menggunakan kaki sebgaai anggota gerak bagian bawah. Tulang
pada kaki terdiri dari tulang paha (femur), betis ( fibula, dan tulang
kering ( tibia), sementara bagian telapak kaki tersusun dari tulang
yang bernama metatarsal.
 . Tulang panggul ( Pelvis Girdle )
Tulang panggul atau gelang panggul berfungsi untuk menghubungkan
kaki dengan kerangka aksial. Bagian- bagian tulang panggul terdiri atas :
Tulang ini terdiri dari 3 bagian ,yakni :
1. Ilium
merupakan bagian terbesar dari tulang pinggul. Bentuknyalebar speerti
kipas dan melengkung. JIka anda ingin tahu dimana letakilium.
Coba letakkan tangan anda dipanggul,pasti anda akan merasakan
keberadaan tulang ini.
2. Pubis
Bagian ini paling depan dari tulang pinggul. Posisinya dekat dengan
organ kelamin dan berjumlah dua buah yang disebut simfisis
pubis. Pubis sangat kuat, namun bisa longgar saat persalinan
karena merupakan jalur lahir bayi.
3. Ischium
Tulang yang menopang berat badan anda saat duduk, sehingga sering
disebut dengan tulang duduk. Posisinya berada dibawah ilium dan
disamping pubis.
4. Sakrum
Posisi sacrum berada dibelakang panggul dan terdiri darilima tulang
belakang yang menyatu. Sakrum juga membantu dalam menopang
berat badan pada tubuh.
5. Tulang ekor
Terahkir adalah tulang ekor yang berada dibagian bawah sacrum.
Bagian ini bertugas sebagai penghubung berbagai otot yang mebantu
anda dalam berjalan, berlari, dan menggerakkan kaki.
Penyakit paget adalah gangguan tulang yang menyebabkan kerusakan
abnormal di jaringan tulang pada bagian- bagian tertentu. Biasanya tulang tampak
lebih tebal dan lebih besar. Penyakit ini nantinya bisa menganggu proses daur
ulang nbormal tubuh. Yaitu ketika jaringan tulang baru secara bertahap
menggantikan jaringan tulang yang lama. Suatu jenis sel yang disebut osteoklas
merupakan sel yang bisa merusak jaringan tulang. Osteoklas yang terlalau aktif
menyebabkan pembentukan tulang bekerja dengan cepat untuk mengganti tulang
yang hilang.
Jaringan tulang baru yang tidak teratur ini membuat tulang rapuh dan
mduah patah. Kondisi ini biasanya terjadipada tulang belakang, panggul, kaki, atau
tengkorak. Namun, tak menutup kemungkinan area tulang yang lain pun bisa
terpengaruh. Hal ini terjadi karena tubuh menghasilkan tulang baru lebih cepat dari
biasanya. Akibatnya, tulang yang baruini lebih lemah dari tulang normal sehingga
bisa menyebabkan nyeri, kelainan bentuk, dan patah tulang.
D. Etiologi
Menurut Selvya,dkk 2012 .
Faktor – faktor yang dianggap sebagai penyebab penyakit paget adalah :
1. Autoimun
2. Kelainan endokrin yang berhubungan dengan penyakit hiperparatiroid
3. Kelainan congenital pada jaringan ikat
4. Kelainan vascular
5. Kelainan system saraf otonom
6. Infeksi virusparamyxoviruses
7. Kelainan genetic (teori ini masih sangat lemah)
8. Faktor lingkungan

E. Manifestasi Klinis

1. Nyeri dan kaku yang terkena penyakit


2. Osteoarthritissekunder (ketika penyakit paget yang terjadi disekitar
sendi)
3. Deformitas tulang
4. Panas Tinggi (karena adanya hipervaskularity)
5. Komplikasi neurologis (adanya kompresi jaringan saraf)
F . Patofisiologi

Kelainan awal pada penyakit paget adalah peningkatan dramatis dari laju
resorpsi tulang pada satu (monostoti) atau beberapa daerah tulang (poliostoti).
Osteoklas pada penyakit paget memilki bentuk yang abnormal, yaitu berukuran lima
kali lebih besar dan mengandung + 20 inti tiap sel bila dibandingkan dengan
osteoklas orang dewasa normal yang hanya mengandung 3-4 inti tiap sel. Osteoklas
ini juga mengandung badan inklusi yang berbentuk struktur mikrosilinder, dan
badan inklusi ini memiliki karakteristik yaitu menyerupai partikel virus. Badan
inklusi ini tidak spesifik untuk osteoklas pada penyakit paget dan banyak sturktur
yang menyerupai bahan inklusi ini seperti pada penyakit osteopetrosis,
pycnodsostosis, dan pada makrofag pasien yang menderita hereditary oxalosis.

Sel osteoblas walaupun jumlahnya banyak, namun tidak memiliki ikelainan.


Karena resorpsi tulang berhubungan dengan formasi tulang. Maka peningkatan
resorpsi tulang dibarengi oleh peningkatan laju pemebntukan tulang yang dapat
meningkat hingga 40 kali lipat. Tulang yang baru berbentuk memiliki struktur yang
tidak teorganisasi ( chaotic) yang ekmudian berakibat menurunya kekuatan tulang
dan meningkatnya resiko fraktur dan deformitas. Sebagai tambahan, peningkatan
dari formasi tulang berakibat peningkatan vaskularitas dan peningkatan jumlah
jaringan penunjang fibrosa di sumsum tulang, serta peningkatan formasi tulang yang
tidak teratur. Secara histologist, kelainan menyebabkan hilangnya gambaran
arsitektur normal dari tulang, dan digantikan oleh gambaran mozaik dari tulang yang
merupakan gabungan dari woven bone dan tulang lamellar. Penyakit ini sering
mengenai tulang panjang pada ekstrimitas bawah dan tulang tengkorak, yaitu tulang
pelvis, femur, vertebra lumbal, tulang tengkorak dan tibia .

Kelainan sitologis ditandai dengan peningkatan aktifitras osteoklas dan


osteoblas. siklus pertumbuhan tulang dipercepat, kadar alkaline phosphate di darah
meningkat akibat peningkatan aktifitas posteoblas, begitu juga kadar urinary hydroxi
proline yang menunjukkan peningkatan kerja osteoklas. Penyakt iniumumnya
bersifat asimptomatik dan biasanya terdeteksi secara tidak sengaja padapemeriksaan
radiologis, atau akibat peningkatan kadar alkaline phosphate.

.
F. Patofisiologi

Infeksi virus Genetik Lingkungan Factor Pencetus


lainya

Abnormalitas

Osteoklast

Resepsi tulang

Meningkat

Mekanisme
kompensasi
fisiologis oleh
osteoblast

Peningkatan
kinerja

Osteoblast

Proses
remodeling
tulang
meningkat

Tulang baru
abnormal
(lunak,
membesar dan
rentan)

Gangguan citra Deformitas Resiko tinggi Nyeri


tubuh cedera maupun
fraktur
Resiko HDR Intoleransi
aktivitas

G. Pemeriksaan diagnostic

1. Labotorium

Pada pemeriksaan darah ditemukan peningkatan serum alkalin fostase.


Sedangkan pada pemeriksaan urin, ditemukan peningkatan
hidrosiprolin.Serum kalsium dan fosfor normal, tetapi pada penderita yang
dimobilisasi mungkin terdapat hiperkalsemia.

2. Histopatologi

Pada pemeriksaan histopatologik ditemukan struktur tulang yang tidak normal


pada paget disease, osteoklas lebih aktif daripada osteoblas.

3. Radiologik

1. Foto polos

Pada pemeriksaan radiologis foto polos tulang tampak penebalan korteks dan
sklerosis tulang dengan trabekulasi yang kasar. Pada tulang tengkorak
terdapat gambaran osteoporosis sirkumskripta terutama pada bagian
frontal dan oksipital (pada fase osteolitik). Pada fase campuran, terdapat
osteoporosis sirkumskripts disertai area sclerosis. Sedangkan pada tahap
lanjut, akan tampak cotton wool appearance. Pada tulang panjang, terdapat
gambaran flame shaped atau balde of grass disertai penebalan korteks dan
trabekula yang kasar.

Pada tulang vertebrata terdapat pembesaran tulang vertebra dan trabekular


yang kasar. Korteks yang menebal meyebabkan timbulnya gambaran
“picture frame” pada pelvis, terdapat penebalan ilopetineal line pada fase
awal. Sedangkan padatahap lanjut terdapat pembesaran pelvis yang tidak
simetris, trabekular yang kasar dan skelorosis.

2. Ct Scan

Pada pemeriksaan dengan Ct Scan dapat terlihat korteks tulang yang menebal
dan kasar

3. Radionuklida

Pemeriksaan radinuklida scanninhg tulang dapat membantu mengdentifikasi


tulang pada penyakit paget. Pemeriksaan dimasukkan sejumlah bahan
radiaktif dengan cara diinjeksi ke vena pasien. kemudian bahan tersebut
masuk ke dalam alirran darah dan mengisi tulang dimana terdapat penyakit
paget. Pada hasil pemeriksaan tampak peningkatan uptake bahan radiaktif
pada tulang.

G. Penatalaksanaan

Menurut Selvya,dkk 2012 .

1. Non Farmakologi

Pada pasien menderita penyakit paget dianjurkan sebagai mungkin


menghindari jatuh atau keelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya patah
tulang.

2. Tindakan Keperawatan

Biasanya operasi dilakukan jika salah satu komplikasi berikut :

- Ostearthritis yang menyebabkan nyeri

- Fraktur pada tulang panjang


- Deformitas berat

- Nerve entrapment

- Spinal Stenosis

- Osteosarcoma yang dapat didiagnosis dini.

3. Farmakologi

Menurut Selvya,dkk 2012 .

- Biphosphonate

adalah obat antiresorptive yang paling banyak digunakan dan saat


dianggap sebagai pilihan utama untuk terapi penyakit paget. Banyak klinis
yang merasa aminobiphosonates seperti pamidronate, risedronate, dan
zoledronic acid lebih baik daripada jenis biphosponate yang lama seperti
etidronate dan tiludronate karena aminobiphosonates lebih efektif dalam
mengurangi bone tumover.Biphosponate dapat diberikan secara oral
maupun intravena.

- Terapi kalsitonin

Memungkinkan remodeling tulang pagetik abnormal menjadi tulang


lamellar normal, mengurangi nyeri tulang dan membantu mengurangi
komplikasi neurologis dan biokimia. Kalsitonin diberikan secara subkutan.

- Disodium Etidronat (EHDP)

Suantu senyawa fifosfat, meghasilkan pengurangan pergantian tulang cepat


dan mengurangi nyeri dan juga menruunkan peningkatan fosfate alkali
serum dan kadar hidroksiprolin urine.

.
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

(Nurarif & Kusuma, 2015)

Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, No
Medrec, Diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab, hubungan dengan klien, alamat
b. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama
Keluhan saat dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan klien sejak timbulnya gejala (sebelum masuk RS) dan
penanganan yang dilakukan dirumah dan di RS sampai dengan menjadi
kasus kelolaan.
3) Riwayat Penyakit Masa Lalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita, terutama yang berhubungan dengan
penyakit sekarang
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Catat riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit yang
diderita saat ini. Apakah ada predisposisi genetik terhadap penyakit yang
diderita saat ini atau perilaku yang didapat (memiliki kepribadian tipe A,
gaya hidup yang penuh stress)
5) Genogram;
Dibuat dalam 3 generasi

c. Pola Aktifitas Sehari-hari


(Dapat menggunakan pola fungsi kesehatan dari sumber lain/Gordon)

Jenis aktifitas klien ditulis sebelum dan sesudah klien sakit


1. Pola Makan dan Minum
Makan
Jenis makanan
Frekuensi
Jumlah Makanan
Bentuk Makanan
Makanan Pantangan
Gangguan/Keluhan
Minum
Jenis minuman
Frekuensi
Jumlah Minuman
Gangguan/keluhan
2. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi
Jumlah
Konsistensi dan Warna
Bau
Gangguan/Keluhan
BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
Gangguan/Keluhan

3. Pola istirahat/tidur
- Siang : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
- Malam : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
4. Personal Hygiene
- Mandi
- Cuci rambut
- Gosok gigi
- Ganti Pakaian
- Gunting Kuku
- Gangguan / Masalah
5. Pola Aktifitas/latihan fisik
- Mobilisasi /Jenis aktifitas
- Waktu/lama/frekuensi
- Gangguan/masalah
6 Kebiasaan Lain
- Merokok
- Alkohol
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Tingkat Kesadaran:
o Kualitatif : Compomentis/ apatis/ Somnolent/ Sopor/
Soporocomatus/ Coma
o Kuantitatif : GCS (EMV)
b) Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
2) Data fisik Head To Toe
a) Sistem pernafasan
Inspeksi : melihat apakah ada gangguan pernapasan, apakah ada
pernapasan cuping hidung, ada penumpukan sekret atau tidak
Palpasi : lakukan pemeriksaan taktil premitus
Auskultasi : kaji apakah ada suara napas tambahan atau tidak
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui area di bawah lokasi yang
diperkusi berisi jaringan paru dengan suara sonor, berisi cairan dengan
suara redup, berisi padat atau darah dengan suara pekak, atau berisi udara
dengansuara hipersonor
b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : kaji apakah terdapat sianosis atau tidak
Palpasi : biasannya denyut nadi meningkat akral hangat CRT < 2detik
Perkusi : pada pemeriksaan normal pemeriksaan perkusi yang
didapatkanpada thorax adalah redup.
c) Sistem persarafan
Inspeksi: apakah 12 saraf nervus cranial berfungsi dengan baik atau adanya
Perubahan
d) Sistem perkemihan
Inspeksi: apakah klien mengeluh nyeri saat berkemih, apakah adanya
perubahan pada warna dan bau BAK, apakah ada tanda-tanda infeksi
(kalor, rubor, dolor, tumor, function laesa), terdapat massa padat dibawah
abdomen bawah (distensi kandung kemih)
Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau tidak, apakah kandung kemih teraba
penuh atau tidak, apakah teraba benjolan pada kelamin klien atau tidak,
apakah teraba massa ginjal yang membesar atau tidak.
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin terdapat
suara redup dikandung kemih karena terdapat residual (urin).
e) Sistem pencernaan
Inspeksi : mukosa mulut bagian dalam lembab/kering, lidah bersih atau
tidak, gigi klien utuh atau tidak, terdapat karies gigi atau tidak, apakah
terjadi pembesaran tonsil atau tidak, bentuk abdomen kembung/datar
Auskultasi : mendengarkan peristaltik usus normal atau tidak
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran
permukaan halus.
Perkusi : kesembilan regio abdomen jika perkusi terdengar tympani
berarti perkusi dilakukan diatas organ yang berisi udara, jika terdengar
pekak berarti perkusi mengenai organ padat.
f) Sistem integument
Inspeksi : turgor kulit kering atau lembab, apakah ada luka atau tidak,
apakah ada tahi lalat atau tidak, apakah adanya bulu pada kulit, warna kulit,
apakah ada kelainan di kulit
Palpasi : apakah ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
g) Sistem musculoskeletal
Inspeksi : ekstremitas kanan dan kiri simetris atau tidak, ada tidaknya
kelainan pada bentuk tulang dan sendi, apakah ada fraktur atau tidak,
kekuatan tonus otot ekstremitas atas dan bawah normal atau tidak,
mampu menggerakan persendian atau tidak
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, ada edema atau tidak
h) Sistem Reproduksi
Inspeksi : tampak bersih, tidak terdapat luka pada alat kelamin klien, tidak
adanya keputihan. tidak ada ruam kemerahan pada labia minora dan
mayora,
i). Sistem imun
Apakah ada riwayat alergi (udara dingin, ac, debu, zat kimia) atau tidak

j). Sistem endokrin

Inspeksi : apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, apakah ada


kelainan atau tidak

k). Sistem Pengindraan


Inspeksi : apakah pada fungsi perasa makanan baik atau tidak, apakah ada
gangguan penglihatan atau tidak, apakah dapa mencium bau atau tidak

e. Data psikologis
Apakah pasien merasa minder atau tidak, apakah nyaman dengan
kondisinya atau tidak, apakah klien percaya diri atau tidak, apakah klien
tau mengenai penyakit yang dideritanya dan apakah klien punya cara
tersendiri dalam mengatasi penyakitnya, bagaimana cara klien dalam
mengelola stressnya.
f. Data social
Apakah klien menolak atau menerima interaksi dengan orang lain atau
tidak, apakah klien berinteraksi dengan lingkungan sekitar atau tidak,
apakah klien berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan di
lingkungan masyarakat sekitar klien.
g. Data spiritual
Keyakinan dari klien apa, apakah klien taat beribadah atau tidak, ritual
apa yang dilakukan oleh klien (berdoa bersama dirumah atau pergi ke
tempat ibadah)

2. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk mendapatkan
masalah keperawatan

3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Intoleransi Aktivitas
3. Gangguan Citra Tubuh

4. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Intevensi Rasional
Dx
1. TUPEN : 1.Identifikasi skala 1. agar mengetahui
: Setelah dilakukan nyeri tindakan apa yang
tindakan 1x 24 jam dilakukan sesuai
diharapkan : masalah dengan skala nyeri
teratasi
TUPAN : 2.Dapat
2. Ajarkan latihan mengontrol rasa
Setelah dilakukan
pernapasan dalam nyeri yang
tindakan 3x 24 jam
dengan kriteria hasil : dirasakan .
- meirngis
3. Ajarkan teknik 3.Mengalihkan
kesakitan
menurun manajemen nyeri focus klien ke hal
- cara lain sehingga dapat
mengalihkan mengurangi rasa
nyeri secara nyeri
mandiri 4.Kolaborasi dengan 4. Agar rasa nyeri

meningkat dokter dalam pemberian berkurang


obat anti nyeri sementara

2. TUPEN : 1. Identifikasi gangguan 1. Mengetahui


: Setelah dilakukan fungsi tubuh yang faktor penyebab
tindakan 1x 24 jam mengakibatkan kelelahan yang
diharapakan : kelelahan dialami
- Keluhan
intoleransi 2. Lakukan latihan 2. Agar
aktivitas rentang gerak pasif dan/ melancarkan
berkurang atau aktif peredaran darah
- Klien dapat
mengerakan 3. Anjurkan melakukan 3. Agar tidak klien

tulangnya aktivitas secara bertahap tidak mengalami

sesuai dengan kelelahan

apa yang
diajarlan oleh
perawat
- Klien dapat
membatasi
aktivitasnya
TUPAN :
Setelah dilakukan
tindakan 3x 24 jam
dengan kriteria hasil
- Kemudahan
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari meningkat
- Keluhan lelah
menurun
- Kekuatan tubuh
bagian atas
membaik
- Kekuataan
tubuh bagin
bawah
membaik

3. TUPEN : 1. Identifikasi harapan 1. Dapat


: Setelah dilakukan citra tubuh berdasarkan menumbuhkan niat
tindakan 1x 24 jam tahap perkembangan bagi klien dalam
diharapakan : menerima keadaan
- Klien dapat fisiknya.
menerima 2. Diskusikanlah cara 2. Dapat

kenyataan akan mengembangkan mengembangkan


kondisinya harapan citra tubuh potensi yang klien

- Klien dapat secara realistis miliki.


lebih percaya 3. Dengan
diri dengan dukungan klien
kemampuan 3. Anjurkan mengikuti dapat lebih
yang ada pada kelompok pendukung bersemangat dalam
dirinya menjalani
TUPAN : hidupnya.
Setelah dilakukan 4. Dapat
tindakan 3x 24 jam 4. Latih peningkatan membangun
dengan kriteria hasil : penampilan diri kepercayaan diri
- Verbalisasi klien dalam
perasaan negatf lingkungan social.
tentang
perubahan
tubuh menurun
- Verbalissi
kekhawatiran
pada
penolakan /
reaksi orang
lain
- Focus pada
penampilan
masa lalu
menurun
- Hubungan
social baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nuratif & Kusuma. NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 2.

Nursanti Afrilia,dkk. 2020. Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Skeletal. Polteknik


Kesehatan Surakarta

Selvya ayu,dkk.2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal ( Penyakit Paget. Universitas Tanjungpura Pontianak. Fakltas
Kedokteran Program Studi Ilmu Kperawatan.

PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai