Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM REPRODUKSI
CANCER SERVIKS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KeperawatanMedikalBedah
(KMB)

Dosen Pembimbing : Saurmian Sinaga, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:
Novita Natasya Makahity
(1490121054)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2021
A. Pendahuluan
Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan
Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan didunia
setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks. Meninggal dunia karena kanker serviks
artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap
bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus
kanker termasuk kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang
sudah lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh
tubuh sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi.
(Juanda Desby, 2015 )
Berdasarkan data diatas penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai masalah
keperawatan kanker serviks mulai dari pengertianya, anatomi fisiologisnya, etiologinya,
patofisiologisnya, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan serta menyusun asuhan
keperawatanya.

B. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada aderah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya.

C. Anatomi Fisiologis
 Anatomi Serviks
Serviks atau leher rahim merupakan bagian sistem reproduksi perempuan yang
letaknya di bagian ujung depan rahim yang menghubungkan antara vagina dan
rahim. Serviks membentuk bagian inferior dari uterus, berbentuk seperti silinder
yang lebar, dengan panjang 2 – 3,5 cm dengan saluran sempit di tengahnya yang
disebut kanalis servikalis yang menghubungkan uterus dengan rahim. Serviks uteri
terbentuk oleh jaringan ikat, otot polos, pembuluh darah dengan konsistensi kenyal.
Bagian utama pada serviks terdiri atas bagian ektoserviks dan endoserviks.
Ektoserviks adalah bagian dari serviks yang dapat dilihat dari dalam vagina selama
pemeriksaan ginekologi. Ektoserviks ditutupi oleh epitel skuamosa berwarna
mengkilat dan merah muda pada forniks kanan, kiri, depan dan belakang.
Endoserviks adalah bagian serviks yang berada di dalam yang menutupi permukaan
kanalis servikalis dan tidak dapat dilihat selama pemeriksaan ginekologi. Pada
bagian tengah serviks terdapat 2 lubang yang disebut lubang mulut leher rahim luar
(orificium uteri externa) dan lubang mulut leher rahim dala (orificiumuteri interna).
Kedua lubang tersebut dihubungkan oleh kanalis servikalis. Orificiumuteri externa
menghubungkan serviks dan vagina sedangkan orificiumn uteri interna yang
merupakan terusan dari bagian endoserviks atau kanal endoserviks menghubungkan
serviks dengan rahim.
Saat lahir, leher rahim biasanya ditutupi oleh epitel skuamosa atau epitelberlapis
gepeng. Namun seiring berjalannya waktu, karena faktor hormon steroidovarium
maka akan menyebabkan terjadinya penambahan, pematangan, dan pelepasansel
epitel tersebut secara terus menerus yang menyebabkan terbentuknya epitel baru.
Secara histologi, serviks uteri terdiri atas epitel skuamosa berlapis, epitelkolumnar
selapis bersilia dan area peralihan antara dua epitel tersebut yang disebutsambungan
skuamo-kolumnar (SSK) atau zona transformasi.
Epitel skuamosa berlapis adalah epitel yang melapisi bagian ektoserviks. Epitel
ektoserviks mempunyai beberapa lapisan. Pada lapisan bawah terdapat lapisan basal
yangberbatasan dengan jaringan ikat (stroma). Lapisan basal ini memegang peranan
penting karena fungsinya sebagai regenerasi sel yang akan tumbuh ke atas kemudian
menjadi sel-sel epitel skuamosa yang matang. Diatas lapisan basal, secara berurut
dari bawah sampai keatas terdapat lapisan sel parabasal, sel menengah, sel
superfisial, dan lapisan yang terkelupas.
Bagian endoserviks dilapisi oleh epitel kolumnar selapis bersilia yang salahsatu
fungsi utamanya adalah menghasilkan sekret. Sekret akan dihasilkan daripengaruh
hormon esterogen. Sekret akan banyak di produksi pada saat fase ovulasi,sedangkan
pada saat fase luteal produksinya akan berkurang. Epitel endoserviksmempunyai
lapisan yaitu jaringan ikat (stroma), membran basal, dan epitel kolumnaryang
tersusun dari satu lapis musin . Di antara epitel skuamosa dan epitelkolumnar
terdapat suatu jembatan atau sambungan yang disebut sambungan skuamo-kulumnar
(SSK). SSK ialah bidang atau garis yang menjadi penyatuan antara lapisan
epitelskuamosa dengan epitel kolumnar. Secara morfogenetik, terdapat 2 macam
SSK yaitu SSK asli dan SSK palsu. Hal tersebut disebabkan karena epitel serviks
akan mengalamiperubahan seiring dengan proses kehidupan pada wanita. Epitel
kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa. Proses pergantian epitel disebut
metaplasia. Aktivitas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas
karena pengaruh pH vaginayang rendah.8,9,10SSK asli yang menjadi tempat
pertemuan antara epitel skuamosa asli denganepitel kolumnar, sedangkan SSK palsu
merupakan tempat pertemuan epitel skuamosametaplastik dan epitel kolumnar.9,10

D. Etiologi
Penyebab terjadinyakelainan pada sel- sel serviks tidak diketahui seara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks:
1. HPV( Human Papilomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat
berbahaya adalah HPV tipe 15,18,45 dan 56.
2. Merokok
3. Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
4. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
5. Berganti- ganti pasangan seksual
Suami/ pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada
usia dibawah 18 tahun, berganti- ganti pasnagan dan pernah
menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7. Gangguan system kekebalan
8. Pemakaian pil KB
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10.Golongan ekonomi lemah ( karena tidak ammpu melakukan Pap smear
secara rutin )

E. Manifestasi Klinis
 Tanda- tanda dini kanker serviks kebanyakan tidakmenimbulkan gejala. Akan
tetapi, dalam perjalanananya akanmenimbulkan gejala seperti :
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosisi
jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama ( tingkat ii dan iii)
3. Perdarahanyang dialami segera setelah senggama
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
 Pada tahap lanjut keluhan berupa:
1. Cairan pervaginam yang berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pinggang dan pinggul
4. Sering berkemih
5. Buang air kecil atau air yang besar yang sakit
6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan
obstruksi ureter).
7. Anemi akibat perdarahan berulang
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut sara
F. Patofisiologi

Proses metaplasi Dysplasia serviks Ca. Serviks


- berhubungan seks < 17 th

- Merokok

- Higene seks yang kurang Tahap Awal Tahap Lanjut Terapi


- virus HIV
Nekrosis jaringan
Menyebar kepelvik Pembesaran massa
- sering melahirkan dengan serviks
perslinan bermasalah
Penipisan sel epitel
Malu Tekanan Intrapelvik
- sering berganti – ganti
pasangan

- herediter Hambatan interaksi Tekanan INtrra Rusaknya


social Abdomen permeabilitas
pembuluh darah

Pemebentukan asam Metabolisme


lakatat Nyeri Akut Perdarahan
anaerob

Kelelahan Suplai O2 turun Resiko kekurangan


Anemia
volume cairan

Defisit perawatan
diri
Hb turun Imunitas menurun Resiko Infeksi

Radiasi Pembedahan/ histerektomi


Kemoterapi
Pre Post Mempercepat
pertumbuhan sel Pre Post
normal
Defisensi Kurang Pengetahuan
pengetahuan Aktivitas fisik
Memperpendek usia
Ansietas Ansietas terbatas
akar rambut

Alopecia Gangguan citra Intoleransi aktifitas


tubuh

Peningkatan
pemansan pada Gastrointestinal Perkemihan Kompresi pada RES
epidermis kulit

Peningkatan tekanan Cysitis Anemia


Eritema, pecah- gaster
pecah, kering,
pluritus Leukosit menurun
Mual, Muntah Gangguan eliminasi
urine
Kerusakan Integritas Resiko Infeksi
Kulit Anoreksia

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. Pemeriksaan diagnostic

1. Sitologi / Pap Smear

2. Schilentest

3. Koloskopi

Memeriksa dengan menggunakanalat yang dibesarkan 10-14 kali

4. Kolpomikroskopi

Melihat hapusan vagina ( Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali

5. Biopsi : dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya

6. Konisasi : Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan

7. Pemeriksaan foto paru – paru dan CT-Scan hanya dilakukan atas indikasi dari
pemeriksaan klinis atau gejala yang timbul.

F. Penatalaksanaan

Terapi kanker serviks dilakukan bila didiagnosis telah dipastikan seara histologik dan
sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan
rehabilitasi dan pengamatan lanjutan ( tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker
serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum
penderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya
tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerahyang abnormal
seluruhnya telah diangkat pada waktupemeriksaan biopsy. Pengobatan pada lesi prekaknker
bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran, juga disebut diaterrmi),
pembedahan laser untukmenghancurkan sel- selyang abnormal tanpamelukai jaringan
yang sehat disekitarnya dan LEEP ( Loop Eletrosurgical Excision Prosedure) atau
konisasi.
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, No Medrec, Diagnosa
medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab, hubungan dengan klien, alamat
b. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama
Keluhan saat dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan klien sejak timbulnya gejala (sebelum masuk RS) dan
penanganan yang dilakukan dirumah dan di RS sampai dengan menjadi kasus
kelolaan.
3) Riwayat Penyakit Masa Lalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita, terutama yang berhubungan dengan penyakit
sekarang
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Catat riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit yang diderita saat
ini. Apakah ada predisposisi genetik terhadap penyakit yang diderita saat ini atau
perilaku yang didapat (memiliki kepribadian tipe A, gaya hidup yang penuh stress)
5) Genogram;
Dibuat dalam 3 generasi
c. Pola Aktifitas Sehari-hari
(Dapat menggunakan pola fungsi kesehatan dari sumber lain/Gordon)

Jenis aktifitas klien ditulis sebelum dan sesudah klien sakit


1. Pola Makan dan Minum
Makan
- Jenis makanan
- Frekuensi
- Jumlah Makanan
- Bentuk Makanan
- Makanan Pantangan
- Gangguan/Keluhan
Minum
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Jumlah Minuman
- Gangguan/keluhan
2. Pola Eliminasi
BAB
- Frekuensi
- Jumlah
- Konsistensi dan Warna
- Bau
- Gangguan/Keluhan
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Gangguan/Keluhan-
3. Pola istirahat/tidur
- Siang : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
- Malam : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
4. Personal Hygiene
- Mandi
- Cuci rambut
- Gosok gigi
- Ganti Pakaian
- Gunting Kuku
- Gangguan / Masalah
5. Pola Aktifitas/latihan fisik
- Mobilisasi /Jenis aktifitas
- Waktu/lama/frekuensi
- Gangguan/masalah
6 Kebiasaan Lain
- Merokok
- Alkohol

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Tingkat Kesadaran:
o Kualitatif : Compomentis/ apatis/ Somnolent/ Sopor/ Soporocomatus/
Coma
o Kuantitatif : GCS (EMV)
b) Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
2) Data fisik Head To Toe
a) Sistem pernafasan
Inspeksi : melihat apakah ada gangguan pernapasan, apakah ada pernapasan
cuping hidung, ada penumpukan sekret atau tidak
Palpasi : lakukan pemeriksaan taktil premitus
Auskultasi : kaji apakah ada suara napas tambahan atau tidak
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui area di bawah lokasi yang diperkusi
berisi jaringan paru dengan suara sonor, berisi cairan dengan
suara redup, berisi padat atau darah dengan suara pekak, atau
berisi udara dengan suara hipersonor
b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : kaji apakah terdapat sianosis atau tidak
Palpasi : biasannya denyut nadi meningkat akral hangat CRT < 2detik
Perkusi : pada pemeriksaan normal pemeriksaan perkusi yang
didapatkanpada thorax adalah redup.
c) Sistem persarafan
Inspeksi : apakah 12 saraf nervus cranial berfungsi dengan baik atau adanya
perubahan
d) Sistem perkemihan
Inspeksi : apakah klien mengeluh nyeri saat berkemih, apakah adanya perubahan
pada warna dan bau BAK, apakah ada tanda-tanda infeksi (kalor,
rubor, dolor, tumor, function laesa), terdapat massa padat
dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih)
Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau tidak, apakah kandung kemih teraba
penuh atau tidak, apakah teraba benjolan pada kelamin klien atau
tidak, apakah teraba massa ginjal yang membesar atau tidak
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin terdapat suara
redup dikandung kemih karena terdapat residual (urin).
e) Sistem pencernaan
Inspeksi : mukosa mulut bagian dalam lembab/kering, lidah bersih atau
tidak, gigi klien utuh atau tidak, terdapat karies gigi atau tidak,
apakah terjadi pembesaran tonsil atau tidak, bentuk abdomen
kembung/datar
Auskultasi : mendengarkan peristaltik usus normal atau tidak
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran permukaan
halus.
Perkusi : kesembilan regio abdomen jika perkusi terdengar tympani berarti
perkusi dilakukan diatas organ yang berisi udara, jika terdengar pekak
berarti perkusi mengenai organ padat.
f) Sistem integument
Inspeksi : turgor kulit kering atau lembab, apakah ada luka atau tidak, apakah
ada tahi lalat atau tidak, apakah adanya bulu pada kulit, warna
kulit, apakah ada kelainan di kulit
Palpasi : apakah ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
g) Sistem musculoskeletal
Inspeksi : ekstremitas kanan dan kiri simetris atau tidak, ada tidaknya kelainan
pada bentuk tulang dan sendi, apakah ada fraktur atau tidak,
kekuatan tonus otot ekstremitas atas dan bawah normal atau tidak,
mampu pmenggerakan persendian atau tidak
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, ada edema atau tidak
h) Sistem Reproduksi
Inspeksi : tampak bersih, tidak terdapat luka pada alat kelamin klien, tidak
adanya keputihan. tidak ada ruam kemerahan pada labia minora dan
mayora,
i). Sistem imun
Apakah ada riwayat alergi (udara dingin, ac, debu, zat kimia) atau tidak
j). Sistem endokrin
Inspeksi : apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, apakah ada kelainan atau
tidak
k). Sistem Pengindraan
Inspeksi : apakah pada fungsi perasa makanan baik atau tidak, apakah ada
gangguan penglihatan atau tidak, apakah dapa mencium bau atau
tidak
e. Data psikologis
Apakah pasien merasa minder atau tidak, apakah nyaman dengan kondisinya atau
tidak, apakah klien percaya diri atau tidak, apakah klien tau mengenai penyakit yang
dideritanya dan apakah klien punya cara tersendiri dalam mengatasi penyakitnya,
bagaimana cara klien dalam mengelola stressnya.
f. Data social
Apakah klien menolak atau menerima interaksi dengan orang lain atau tidak,
apakah klien berinteraksi dengan lingkungan sekitar atau tidak, apakah klien
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan di lingkungan masyarakat sekitar
klien.
g. Data spiritual
Keyakinan dari klien apa, apakah klien taat beribadah atau tidak, ritual apa yang
dilakukan oleh klien (berdoa bersama dirumah atau pergi ke tempat ibadah)
2. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk mendapatkan masalah
keperawatan

3. Diagnosa Keperawatan
Pre Post :
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
3. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi proses penyakit dan terapi
yang akan dijalani
Post :
1.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,muntah sekunder
terhadap penyakit dan pengobatan.( kemo) .
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, tirah baring
3. Gangguan citra tubuh b.d tahapan perkembangan penyakit dan terapi penyakit (
post kemoterapi)
4. Intervensi Keperawatan
Pre Post
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional
keperawata
n
1. Nyeri akut TUPEN : Setelah 1. Identifikasi 1. Agar mengetahui
b.\d agen dilakukan tindakan skala nyeri tindakan apa
cidera keperawatan 1x24 jam yang dilakukan
biologis diharapkan : sesuai dengan
- Nyeri berkurang skala nyeri
- Tidak meringis
2. Ajarkan latihan 2. Dapat
kesakitan
pernapasan mengontrol rasa
- Dapat
dalam nyeri yang
mengalihkan rasa
nyeri seara dirasakan .
mandiri
TUPAN :
3. Ajarkan teknik
Setelah dilakukan 3. Mengalihkan
manajemen
tindakan keperawatan focus klien ke
nyeri
3x24 jam dengan hal lain sehingga

kriteria hasil: dapat

- Klien tidak mengurangi rasa

meringis kesakitan nyeri


4. Kolaborasi
- Klien tidak merasa 4. Agar rasa nyeri
dengan dokter
gelisah berkurang
dalam
- Berfokus pada diri sementara
pemberian obat
sendiri anti nyeri
2. Ansietas b.d TUPEN : Setelah 1. Identifikasi 1. Dapat
kurang dilakukan tindakan tingkat ansietas mengetahui cara
informasi keperawatan 1x24 jam penangananya
mengenai diharapkan :masalah sesuai dengan
prosedur teratasi tingkat
pengobatan TUPAN : kecemasan klien.
Setelah dilakukan
2. Gunakan
tindakan 3x24 jam 2. Membangun
pendekatan yang
dengan kriteria hasil : hubungan saling
tenang dan
- verbalisasi percaya agar
menyakinkan
kebingungan klien dapat
menurun menceritakan
- rasa khawatir kecemasan yang
akibat kondisi dialaminya.
3. Informasikan
yang dihadapi 3. Dapat
seara factual
menghilangkan
mengenai
ketakutan yang
diagnosis,
dialami klien
pengobatan dan
terkait dengan
prognosis.
prosedur dalam
pengobatan
4. Jelaskan
4. Dapat
prosedur,
meringankan
termasuk sensasi
kecemasan klien.
yang mungkin
dialami.
3. Defisiensi TUPEN : Setelah 1. Identifikasi 1. Dapat
pengetahuan dilakukan 1x24 jam kesiapan dan mengetahui
b.d Diharapkan : kemampuan kesiapan klien
keterbatasan - Dapat menerima dalam menerima
informasi meningkatkan informasi informasi yang
proses pengetahuan
penyakit dan klien disampaikan
terapi yang - Klien dapat
akan dijalani memahami dan 2. Sediakan materi

menerapkan dan media 2. Memudahkan


dalam pendidikan klien dalam
kehidupan kesehatan menerima
sehari- hari informasi
TUPAN : Setelah 3. Berikan

dilakukan 3x24 jam kesempatan 3. Agar dapat

dengan kriteria hasil : bertanya meningkatkan

- Verbalisasi pengetahuan

minat dalam klien tentang


4. Jelaskan faktor penyakitnya.
belajar
risiko yang 4. Agar klien dapat
meningkat
mempengaruhi menerapkan
- Perilaku sesuai
kesehatan materi yang
dengan
pengetahuan disampaikan

yang dalam kehidupan

diterimanya sehari – hari.

- Kemampuan
dalam .

menjelaskan
pengetahuan
tentang suatu
topik
meningkat.
Post
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan Keperawatan
1. Ketidakseimbangan TUPEN : Setelah 1. Identifikasi 1. agar
nutrisi kurang dari dilakukan kesiapan materi
kebutuhan tubuh b.d tindakan dan yang
mual, muntah keperawatan kemampuan disampaik
sekunder terhadap 1x24 jam menerima an dapat
penyakit dan diharapkan : informasi dipahami
pengobatan - Klien dapat
memahami 2. Berikan 2. meningkat
akan informasi kesempatan kan
yang bertanya pengetahu
disampaikan an agar
- Klien dapat klien
menerima dapat
bahwa ini mengerti
3. Ajarkan 3. agar klien
adalah efek
pasien dan dapat
samping dari
keluarga mengetah
tindakan
mengenai ui efek
kemoterapi
efek terapi samping
pada fungsi dari
TUPAN :
sumsum pengobata
Setelah dilakukan
tulang, n
tindakan
folikel
keperawatan
rambut,
3x24 jam dengan
fungsi
kriteria hasil :
seksual dan
- Klien
toksisitas
dapat
organ .
menerim
a efek
samping
dari
kemoter
api
- Klien
dapat
menjala
ni proses
kemoter
api
dengan
kesabara
n

2. Intoleransi aktivitas TUPEN : 1. Identifikasi 1. Mengetah


b.d kelemahan Setelah gangguan ui faktor
umum, tirah baring dilakukan fungsi penyebab
tindakan tubuh yang kelelahan
1x24 jam mengakibat yang
diharapak kan dialami
an : kelelahan
- Keluhan
intoleransi 2. Lakukan 2. Agar

aktivitas latihan melancark

berkurang rentang an

- Klien dapat gerak pasif peredaran

mengerakan dan/ atau darah

tulangnya sesuai aktif


dengan apa yang 3. Anjurkan 3. Agar tidak
diajarlan oleh melakukan klien tidak
perawat aktivitas mengalam
- Klien dapat secara i kelelahan
membatasi bertahap
aktivitasnya
TUPEN :
Setelah dilakukan
tindakan 3x 24
jam dengan
kriteria hasil :
- Kemudahan
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
- Keluhan
lelah berkurang
kekuatan tubuh
bagian atas
membaik
- Kekuataan
tubuh bagin
bawah membaik
3. Gangguan citra tubuh TUPEN : 1. Identifikasi 1. Dapat
b.d tahapan Setelah harapan citra menumbuhkan
perkembangan dilakukan tubuh niat bagi klien
penyakit dan terapi tindakan 1x 24 berdasarkan dalam menerima
(post kemoterapi) jam diharapakan : tahap keadaan fisiknya.
- Klien dapat perkembangan
menerima
kenyataan akan
kondisinya 2. Diskusikanlah 2. Dapat
- Klien dapat cara mengembangkan
lebih percaya mengembangka potensi yang klien
diri dengan n harapan citra miliki.
kemampuan tubuh secara
yang ada pada realistis
dirinya
TUPAN : 3. Anjurkan
mengikuti 3. Dengan
Setelah dilakukan
kelompok dukungan klien
tindakan 3x 24
pendukung dapat lebih
jam dengan
bersemangat
kriteria hasil :
dalam menjalani
- Verbalisa
hidupnya.
si
4. Latih
perasaan peningkatan 4.Dapat
negatf penampilan diri
membangun
tentang
kepercayaan diri
perubahan
klien dalam
tubuh
lingkungan social.
menurun
- Verbalissi
.
kekhawati
ran pada
penolakan
/reaksi
orang lain
- Focus
pada
penampila
n masa
lalu
menurun
- Hubungan
social
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Juanda, Desby, Kesuma.2015. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
untuk pencegahn Kanker serviks. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan vol.2

PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 2.

Anda mungkin juga menyukai