Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM INTEGUMEN
TUMOR KULIT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
(KMB)

Dosen Pembimbing : Saurmian Sinaga, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:
Novita Natasya Makahity
(1490121054)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2021
A. Pendahuluan
Kulit merupakan organ yang sensitive akan faktor dari luar debu, udara, karena
harus selalu berperan aktif untuk interaksi tubuh dengan dunia luar secara langsung.
Salah satu kelainan yang terjadi pada kulit yaitu tumor kulit. Prevalensi WHO, lebih dari
70.230 orang di dunia meninggal karena terlalu sering terpapar sinar matahari yang
mengakibatkan mereka menderita kanker kulit. Kematian yang disebabkan melanoma
adalah kasus yang bisa disebut karena keterlambatan penanganan, karena bila dideteksi
sedini mungkin peluang melanoma dapat disembuhkan masih besar(Isnani Alifa
Nur,2019)
Berdasarkan data diatas penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai masalah
keperawatan Tumor Kulit mulai dari pengertianya, anatomi fisiologisnya, etiologinya,
patofisiologisnya, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan serta menyusun asuhan
keperawatanya.

B. Pengertian
Tumor kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel- sel
epidermis, dan melanosit. Tumor- tumor ini dpaat merupakan tumor jinak atau ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau emnembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.

C . Anatomi Fisiologis
Kulit terdiri dari 3 lapisan utama yakni:
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
setiap bagian tubuh, yang paling tebal berukuran1 mm misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang palingtipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi,
dahi danperut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit, epidermis melekat eratpada dermis
karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zatmakanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melaluidinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis
(Andriyani,Triana & Juliarti, 2015).Epidermis tersusun dari beberapa lapisan seperti
keratinocytes,melanocytes, sel langerhans, lymphocytes dan sel merkel (Standring,et al.
2016)
2. Dermis
Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis dimana merupakanjaringan iregular yang
menghubungkan serat-serat kolagen dan terdiridari lapisan elastis yang terbentuk dari
glycosaminoglycans,glicoprotein dan cairan. Dermis juga mengandung saraf,
pembuluh darah, jaringan lymphatics dan epidermal. Manfaat dari dermis yakni
mempertahankan keelastisan kulit dengan mengatur jaringan kolagendan lapisan
elastisnya. Dermis tersusun dari 2 lapisan yakni lapisanpapilari (membuat mekanisme
anchorage, mendukung metabolismedan mempertahankan kerusakan pada epidermis,
juga menjaga sistemsaraf dan pembuluh darah), dan lapisan retikular (menentukanbentuk
dari kulit) (Standring, et al. 2016)
3. Hipodermis
Lapisan terakhir yakni hipodermis yang merupakan lapisanpenghubung beberapa
jaringan yang tebal yang berhubungan denganlapisan terakhir dari dermis. Jaringan
adiposa yang biasannya terletak antara dermis dan otot-otot pada tubuh (Standring, et al.
2016).
D. Etiologi
Sampai saat ini peneybabb pasti daritumor kulit belum sepenuhnya dipahami dan
secara khas tumor timbul diatas kulit yang dirusak achaya matahari dengan adanya
banyak karastosis aktinik. Factor yang berkemungkinan berkaitan terbentuknya tumor
kulit ini adalah :
1. Factor fisika ( sinar ultraviolet: cahaya matahari diduga factor peneybab
utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada kulit dan
penyebab lain meliputi : iradiasi sinar X, luka bakar,
jaringan parut)
2. Factor kimia ( kontak dengan senyawa arsen, ter, dan aspal)
3. Factor virus : virus papiloma humanus ( HPV), diduga menginfeksi pada
awal kehidupan, lalu bersemayam secara laten dalam tubuh,
paparan UV terlalu lama mungkin dapat mengaktifkan gen virus, atau
menonaktifkan gen regulator pertumbuhan sel.
4. Lesi prakanker : kelainan kulit tertentu, sperti keratosis seboroik,xedorema
pigmentosum dll. sering dapat mengalami perubahan keganasan.

E. Manifestasi Klinis
1. Karsinoma basal ( Basalioma)
- Tumor berawal sebagai benjolan licin yang snagat kecil ( nodul) dan tumbuh s
lambat
- Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng
- Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan.
- Batas pinggir kanker kadang tampak memutih
- Kanker bisa mengalami perdarahan dan emmbentuk keropeng lalu sembuh,
sehingga penderita menduganya sebagai luka dan bukan kanker.
- Sebetulnya pergantian anatara peradrahan dan penyembuhan ini merupakan cirri
yang khas untuk karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa.
2. Karsinoma sel skuamosa ( skuamosa)
- Karsinima sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik dengan
permukaan berkeropeng yang tidak kunjung smebuh .
- Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaaanya menyerupai
kutil.
- Kadang terlihat seperti luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan dibawahnya.
3. Melanoma maligna
Umumnya tidak diketahui tetapi, sinar ultra violet paling dicurigai sebagai
melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih
atau cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak- bercak, kecoklatan
pada kulitnya. Gejala umumnya :
 Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
 Gatal
 Perubahan bentuk menjadi tidak etratur atau nervus bertambah luas serta
bertambah tebal, pertumbuhan horizontal atau vertical, permukaan tidak
arta.
 Membentuk tukak
 Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainya. Karena melanoma
maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka
kemampuan untuk mengenali kegansan dini perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak diekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/
leher, ekstremitas atas, kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen
baru atau adanya tahi lalat yang berubah seperti :
 Perubahan dalam warna
 Perubahan dalam ukuran ( terutama pertumbuhan yang cepat ).
 Timbulnya gejala ( gatal, rasa terbakar, atau arsa sakit)
 Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
 Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen
 Berkembangnya lesi satelit
F. Patofisiologi

UVA & UVB Diserap oleh DNA


Sinar matahari UVA
& UVN jenis & tipe
kulit yang rentan
terhadap sinar
matahari Proliferasi melanosit
penebalan kulit
mutasi DNA
Genetic Deposisi melanin

Mutasi DNA Berkurangnya


apoptosis

Tahi Lalat Menghasilkan factor


Pembelahan terus-
pertumbuhan
menerus melanosit
fibrinogen dasar
yang rusak

Menstimulasi
Menembus dermis Fase radial, fase
proliferasi melanosit
vertikel
autoimun

Metastasis Melanoma Nodul kebiruan

Lesi prucusor in situ Pilipoid / nodul Timbul plak


hitam kebiruan kehitaman
dipermukaan kulit
Pigmentasi macula
Metastase limfogen
dan hematogen Papula Invasif
Kerusakan integritas
kulit
Pembedahan
Penebalan Lesi
Nyeri

Defisensi Gangguan citra


Kemoterapi/ Radiasi pengetahuan tubuh
Ansietas
Resiko Infeksi
Invasi dermal

G. Pemeriksaan diagnostic

1. Pemeriksaan sinar x toraks, hitung sel darah ytang lengkap, tes faal hepar
dan pemeriksaan Ct Scan atau Radionukleida biasanya diminta dokter kalau
terdapat kecurigaan kea rah kelainan metastatic, sinar rontgen boleh diberikan
pada penderita telah berusia 60 sampai 70 tahun dengantumor yang snagat
besar disekitar kelopak mata, daun telinga, atau bibir.
2. HAsil biopsy, pengambilan dengan cara eksisi
3. Pemeriksaan riwayat penyakit dan keluarga
4. Palpasi kelenjar limfe regional
5. Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang ( 5 tahun) dianggap jelek
kalau tebal lesi melebihi 4 mm. Metastasis pada melanoma cenderung
terjadi pada tulang, hepar, paru- paru, len, system saraf pusat dan
kelenjar limfe.

H. Penatalaksanaan

1. Tindakan pembedahan

- Pembedahan eksisi :
Pada teknik ini, tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal
disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
- Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Tumor dieksisi beserta dengan jaringan normal disektitarnya dengan
batas yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Non Pembedahan

- Photodynamic therapy
Melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui nteraksi
agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena fotosensitizer
diarahkan secara langsung ditargetkan pada jaringan lesi,
photodynamic therapy dapat emminimalkan kerusakan pada struktur
sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit
kepala yang bersifat primer dan superficial.
- Radiasi
Radiasi menggunakansinar x-ray dengan energy tinggiuntuk
membunuh sel kanker. Dikatakan bahwa radiasi bukanlah untuk
menyembuhkan kanker, melainkan sebagai terapi adjuvant setelah
pemebdahan untuk mencegah rekurensi dari selkanker atau untuk
menegah metastasis.
- Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat- obatan untuk
membunuh sel kanker khusus pada tipe melanoma maligna. Hal ini
disebabkann karena sifat dari melanoma maligna yang sering
melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi
yang digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang
dikombinasikan dengan VInblastine, Temozolomide ( temodar),
danPaclitaxel.
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

(Nurarif & Kusuma, 2015)

Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, No
Medrec, Diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab, hubungan dengan klien, alamat
b. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama
Keluhan saat dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan klien sejak timbulnya gejala (sebelum masuk RS) dan
penanganan yang dilakukan dirumah dan di RS sampai dengan menjadi
kasus kelolaan.
3) Riwayat Penyakit Masa Lalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita, terutama yang berhubungan dengan
penyakit sekarang
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Catat riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit yang
diderita saat ini. Apakah ada predisposisi genetik terhadap penyakit yang
diderita saat ini atau perilaku yang didapat (memiliki kepribadian tipe A,
gaya hidup yang penuh stress)
5) Genogram;
Dibuat dalam 3 generasi

c. Pola Aktifitas Sehari-hari


(Dapat menggunakan pola fungsi kesehatan dari sumber lain/Gordon)

Jenis aktifitas klien ditulis sebelum dan sesudah klien sakit


1. Pola Makan dan Minum
Makan
Jenis makanan
Frekuensi
Jumlah Makanan
Bentuk Makanan
Makanan Pantangan
Gangguan/Keluhan
Minum
Jenis minuman
Frekuensi
Jumlah Minuman
Gangguan/keluhan
2. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi
Jumlah
Konsistensi dan Warna
Bau
Gangguan/Keluhan
BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
Gangguan/Keluhan

3. Pola istirahat/tidur
- Siang : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
- Malam : (waktu, lama, kualitas/gangguan istirahat & tidur)
4. Personal Hygiene
- Mandi
- Cuci rambut
- Gosok gigi
- Ganti Pakaian
- Gunting Kuku
- Gangguan / Masalah
5. Pola Aktifitas/latihan fisik
- Mobilisasi /Jenis aktifitas
- Waktu/lama/frekuensi
- Gangguan/masalah
6 Kebiasaan Lain
- Merokok
- Alkohol

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Tingkat Kesadaran:
o Kualitatif : Compomentis/ apatis/ Somnolent/ Sopor/
Soporocomatus/ Coma
o Kuantitatif : GCS (EMV)
b) Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
2) Data fisik Head To Toe
a) Sistem pernafasan
Inspeksi : melihat apakah ada gangguan pernapasan, apakah ada
pernapasan cuping hidung, ada penumpukan sekret atau tidak
Palpasi : lakukan pemeriksaan taktil premitus
Auskultasi : kaji apakah ada suara napas tambahan atau tidak
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui area di bawah lokasi yang diperkusi
berisi jaringan paru dengan suara sonor, berisi cairan dengan suara redup,
berisi padat atau darah dengan suara pekak, atau berisi udara dengan suara
hipersonor
b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : kaji apakah terdapat sianosis atau tidak
Palpasi : biasannya denyut nadi meningkat akral hangat CRT < 2detik
Perkusi : pada pemeriksaan normal pemeriksaan perkusi yang didapatkan
pada thorax adalah redup.
c) Sistem persarafan
Inspeksi : apakah 12 saraf nervus cranial berfungsi dengan baik atau
adanya perubahan
d) Sistem perkemihan
Inspeksi : apakah klien mengeluh nyeri saat berkemih, apakah adanya
perubahan pada warna dan bau BAK, apakah ada tanda-tanda infeksi
(kalor, rubor, dolor, tumor, function laesa), terdapat massa padat dibawah
abdomen bawah (distensi kandung kemih)
Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau tidak, apakah kandung kemih teraba
penuh atau tidak, apakah teraba benjolan pada kelamin klien atau tidak,
apakah teraba massa ginjal yang membesar atau tidak
Perkusi : dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin terdapat
suara redup dikandung kemih karena terdapat residual (urin).
e) Sistem pencernaan
Inspeksi : mukosa mulut bagian dalam lembab/kering, lidah bersih atau
tidak, gigi klien utuh atau tidak, terdapat karies gigi atau tidak, apakah
terjadi pembesaran tonsil atau tidak, bentuk abdomen kembung/datar
Auskultasi : mendengarkan peristaltik usus normal atau tidak
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran
permukaan halus.
Perkusi : kesembilan regio abdomen jika perkusi terdengar tympani berarti
perkusi dilakukan diatas organ yang berisi udara, jika terdengar pekak
berarti perkusi mengenai organ padat.
f) Sistem integument
Inspeksi : turgor kulit kering atau lembab, apakah ada luka atau tidak,
apakah ada tahi lalat atau tidak, apakah adanya bulu pada kulit, warna
kulit, apakah ada kelainan di kulit
Palpasi : apakah ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
g) Sistem musculoskeletal
Inspeksi : ekstremitas kanan dan kiri simetris atau tidak, ada tidaknya
kelainan pada bentuk tulang dan sendi, apakah ada fraktur atau tidak,
kekuatan tonus otot ekstremitas atas dan bawah normal atau tidak, mampu
menggerakan persendian atau tidak
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, ada edema atau tidak
h) Sistem Reproduksi
Inspeksi : tampak bersih, tidak terdapat luka pada alat kelamin klien, tidak
adanya keputihan. tidak ada ruam kemerahan pada labia minora dan
mayora,
i). Sistem imun
Apakah ada riwayat alergi (udara dingin, ac, debu, zat kimia) atau tidak

j). Sistem endokrin

Inspeksi : apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, apakah ada


kelainan atau tidak

k). Sistem Pengindraan


Inspeksi : apakah pada fungsi perasa makanan baik atau tidak, apakah ada
gangguan penglihatan atau tidak, apakah dapa mencium bau atau tidak
e. Data psikologis
Apakah pasien merasa minder atau tidak, apakah nyaman dengan
kondisinya atau tidak, apakah klien percaya diri atau tidak, apakah klien
tau mengenai penyakit yang dideritanya dan apakah klien punya cara
tersendiri dalam mengatasi penyakitnya, bagaimana cara klien dalam
mengelola stressnya.
f. Data social
Apakah klien menolak atau menerima interaksi dengan orang lain atau
tidak, apakah klien berinteraksi dengan lingkungan sekitar atau tidak,
apakah klien berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan di
lingkungan masyarakat sekitar klien.
g. Data spiritual
Keyakinan dari klien apa, apakah klien taat beribadah atau tidak, ritual
apa yang dilakukan oleh klien (berdoa bersama dirumah atau pergi ke
tempat ibadah)
2. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk
mendapatkan masalah keperawata
3. Diagnosa Keperawatan

1.Kerusakan integritas kulit


2. Gangguan citra tubuh
3. Resiko infeksi b.d post de entry

4. Intervensi Keperawatan
N Diagn Tujuan Intervensi Rasional
o osa Keperawat
kepera an
watan
1 Kerusa TUPEN : 1. Identifik 1. Mengetahui penyebab
. kan Setelah asi dan menghindarinya
Integrit dilakukan penyeba 2. Agar kulit tidak
as Kulit tindakan b mengalami iritasi
keperawatan ganggua
1x24 jam n
diharapkan : integritas
- Klie kulit.
n 2. Gunakan
3. Agar klien tidak
dapa produk
mengalami dehidrasi
t berbahan
4. Agar dapat
men ringan/al
meregenerasi kulit
ghid ami dan
yang baru.
ari hipoalerg
5. Agar melingdungi
peny ik pada
kulit dari sinar uva
ebab kulit
dan uvb yang merusak
gang sensitive
kulit
guan 3. Anjurkan
integ minum
ritas air yang
6. Mencegah kulit kering
kulit cukup
akibat pemakaian
yang
sabun yang berlebihan
diala
miny 4. Anjurkan
meningk
a atkan
- Keb asupan
utuh buah dan
an sayur
nutri 5. Anjurkan
si menggun
dan akan
caira tabir
n surya spf
terpe minimal
nuhi 30 saat
TUPAN : berada di
Setelah luar
dilakukan rumah
tindakan 6. Anjurkan
keperawatan mandi
3x24 jam dan
diharapkan : menggun
- Tida akan
k sabun
meni secukupn
mbul ya.
kan
luka
baru
- Luka
klien
dapa
t
sem
buh
- Klie
n
dapa
t
men
guna
kan
suns
cree
n
untu
k
meli
ngdu
ngi
kulit
nya.
2 Ganggu TUPEN : 1. Identifikasi 1. Dapat
. an citra Setelah harapan citra menumbuhkan
tubuh dilakukan tubuh niat bagi klien
tindakan 1x berdasarkan dalam menerima
24 jam tahap keadaan fisiknya.
diharapakan : perkembanga
- klien n
dapat
menerim
a 2. Diskusikanla 2. Dapat
kenyataa h cara mengembangk
n akan mengembang an potensi
kondisin kan harapan yang klien
ya citra tubuh miliki.
- klien secara
dapat realistis
lebih
3. Anjurkan 3. Dengan dukungan
percaya
mengikuti klien dapat lebih
diri
kelompok bersemangat dalam
dengan
pendukung menjalani
kemamp
hidupnya.
uan yang
ada pada
dirinya
4.Dapat membangun
TUPAN :
4. Latih kepercayaan diri
Setelah
peningkatan klien dalam
dilakukan
penampilan lingkungan social.
tindakan 3x
diri
24 jam
dengan
kriteria hasil :
- Verbalisas
i perasaan
negatif
tentang
perubahan
tubuh
menurun
- Verbalissi
kekhawati
ran pada
penolakan
/ reaksi
orang lain
- Focus
pada
penampila
n masa
lalu
menurun
- Hubungan
social
baik.

3 Resiko TUPEN : 1. Monitor tanda 1. Dapat melakukan


. infeksi Setelah dan gejala penegahan seara
b.d post dilakukan infeksi local dan dini
de 1x24 jam sistemik
entry Diharapkan :
masalah
teratasi 2. Berikan 2. Agar dapat

TUPAN : perawatan kulit mempercepat


Setelah pada area penyembuhan luka
dilakukan
3x24 jam edema
dengan
kriteria hasil 3. Mempertahankan
: 3. Ajarkan cara kondisi steril
- Kebersihan
mencuci tangan
badan
dengan benar
meningkat
4. .dapat
- Kebersihan
4. Anjurkan meningkatkan
tangan
meningkatkan imun klien
meningkat
asupan nutrisi
- System
5. Melancarkan
imun klien
5. Anjurkan fungsi tubuh
mengalami
meningkatkan sehingga dapat
peningkata
asupan cairan terhindar dari
n
infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W., 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Isnaini Alifa Nur.2019. Klasifikasi jenis tumor kulit menggunakan dimensi fractal
box counting dan k-means. Jurnal riset dan aplikasi matematika. Vol 3 (2) e-IISN:
2581-0154

NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa.


Medis. Jilid 2.Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish

PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai