Tugas Individu
Disusun oleh :
Prayogi Dwi Winarko
G3A016275
D. DAMPAK IMOBILISASI
Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang
berkepanjangan dan bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada
berbagai sistem tubuh antara lain :
Kontraktur : Jaringan ikat kolagen pada otot dan persendian akan
digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan
menyebabkan kekakuan pada pergerakan persendian. Hal ini karena untuk
sintesis kolagen diperlukan rangsangan pergerakan
Disuse Atrofi : Atrofi otot adalah berkurangnya massa otot karena
berkurangnya lapisan aktin dan myosin pada myofibril.
Konstipasi : Imobilisasi menyebabkan peristaltik menurun sehingga
menyebabkan absopsi cairan berlebihan pada intestinum.
Pressure Ulcer : Pasien imobilisasi berisiko untuk mengalami luka tekan
sebagai akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony prominen),
keringat, lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat tidur.
Gastritis : Selama bedrest, sekresi bikarbonat lambung menurun sehingga
meningkatkan keasaman pada lambung
Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit : Imobilisasi dan bedrest yang
laka erhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium, potassium, zinc,
phosphor, sulfur, dan magnesium. Hal ini berhubungan dengan penurunan
sekresi antidiuretik hormone selama bedrest
Kehilangan mineral tulang : Immobilisasi dan bedrest berhubungan
dengan demineralisasi tulang akibat aktivasi osteoklas dan peningkatan
kadar kalsium darah.
E. NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan