PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1
menjalankan fungsinya harus berdasar pada beberapa prinsip dasar penanggulangan HIV &
AIDS, yaitu : Pertama, upaya penanggulangan HIV & AIDS dilaksanakan secara bersama
dari dan oleh masyarakat beserta pemerintah. Kedua, setiap upaya penanggulangan
HIV&AIDS harus mencerminkan nilai agama dan budaya yang dianut dan berkembang dalam
tatanan masyarakat Indonesia. Ketiga, setiap kegiatan dibuat serta diarahkan untuk
mempertahankan dan memperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem
dukungan sosial yang mengakar pada masyarakat Indonesia. Keempat, pencegahan HIV &
AIDS diarahkan pada upaya preventif dengan melakukan pendidikan serta penyuluhan untuk
memantapkan perilaku masyarakat yang baik dan mengubah perilaku masyarakat yang rentan
serta berisiko tinggi terhadap perkembangan HIV & AIDS.
Oleh sebab itu Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kotawaringin Barat
mengadakan beberapa kegiatan dalam rangka upaya penanggulangan HIV-AIDS yang
tertuang dalam laporan kegiatan ini.
II. Tujuan
2
BAB II
SITUASI HIV-AIDS KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
TAHUN 2021
250
197
200
150 139
116
100 92
75
50
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 1.1 Jumlah kasus baru HIV Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2021
Berdasarkan gambar 1.1 jumlah kumulatif kasus HIV Tahun 2017 sampai
Agustus 2021 adalah 619 orang (Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat,SIHA 2021).
Grafik menunjukan terdapat peningkatan kasus dari tahun ke tahun, yang merupakan
hasil deteksi dini HIV di layanan kesehatan yang dilaksanakan di seluruh fasilitas layanan
kesehatan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Juga beberapa diantaranya pasien
yang melakukan konseling tes HIV langsung secara mandiri di RSUD Sultan Imanuddin.
Data Pelaporan dari layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) terkait
layanan ODHA bahwa jumlah kasus yang telah dilayani pengobatan ARV sebanyak 406
orang, sisa 3 (tiga) orang yang belum siap secara psikologis dan masih dalam tahap
pendampingan oleh Tim pendamping dari KPAD.
3
II. KASUS HIV BERDASARKAN KELOMPOK RISIKO
19
8
11 LSL
WPS
9 Pelanggan
Ibu Hamil
Pasangan Risti
22 Populasi non kunci
128
Gambar 2.1 Kasus HIV berdasarkan Kelompok Risiko Tahun 2021 (Dinas Kesehatan,SIHA 2021)
Gambar 1.2 diatas menunjukkan jumlah kasus HIV berdasarkan kelompok risiko di
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2021. Kasus HIV pada Wanita Penjaja Seks (WPS)
sebanyak 8 orang (4,1%), pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) sebanyak 19 orang (9,6%),
pasangan risiko tinggi sebanyak 22 orang (11,2%), kasus pada pelanggan penjaja seks
sebanyak 11 orang (5,6%), kasus pada ibu hamil sebanyak 9 orang (4,6%) sedangkan dari
populasi non kunci sebanyak 128 orang (65%).
43%
57%
Berdasarkan data pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa kasus HIV pada laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan yakni jumlah kasus berjenis kelamin laki-laki
4
sebanyak 57% dan perempuan sebanyak 43%. Namun jika dibandingkan dengan jumlah
orang yang diperiksa HIV justru lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Tahun 2021
Sampai dengan bulan Agustus 2021 jumlah yang diperiksa adalah 4592 orang, jumlah
perempuan yaitu sebanyak 3628 orang, sedangkan jumlah laki-laki yang diperiksa HIV
hanya sebanyak 964.
167
Jumlah Kasus HIV
18
2 6 4
0
Gambar 4.1 Jumlah kasus HIV berdasarkan umur Tahun 2021 (Dinas Kesehatan,SIHA 2021)
Pada Gambar 4.1 menjelaskan bahwa jumlah kasus HIV di Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2021 berdasarkan umur yakni yang menduduki jumlah terbanyak adalah pada
umur 25-49 tahun dari berbagai kelompok risiko yaitu 167 orang, sedangkan sisanya yakni
umur <4 tahun sebanyak 2 orang, umur 5-14 tahun sebanyak 6 orang, umur 20-24 tahun
sebanyak 167 orang dan >50 tahun sebanyak 4 orang, pada umur 15-19 tahun sampai saat
ini belum ada kasus.
5
V. STATUS PENGOBATAN PASIEN ODHA
105
108
406
Berdasarkan data diatas pada gambar 5.1 jumlah ODHA yang aktif pengobatan saat
ini berjumlah 406 pasien. Berdasarkan informasi dari RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun, 90 ODHA diantaranya telah di lakukan pemeriksaan Viral Load untuk mengetahui
jumlah virus pada ODHA oleh Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Pemeriksaan tersebut sangat penting untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan
pengobatan ARV dan mengetahui kepatuhan pasien dalam minum obat.
Jumlah Kasus ODHA yang Loss to Follow Up (LFU) yaitu ODHA yang tidak aktif
atau selama 3 bulan lebih berturut-turut tidak minum obat sebanyak 108 orang, sehingga
membutuhkan perhatian dan penjangkauan serta pendampingan agar ODHA mau kembali
minum obat ARV. Sedangkan jumlah ODHA yang telah meninggal dunia adalah sebanyak
105 orang.
6
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
7
II. PROMOSI DAN PENYULUHAN HIV-AIDS
a. Deskripsi Kegiatan
Melaksanakan kegiatan Promosi dan Penyuluhan HIV-AIDS pada masyarakat berisiko
dan populasi kunci serta populasi umum di Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
b. Tujuan
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV-AIDS
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit HIV-AIDS
3. Mengurangi Stigma tentang HIV-AIDS dan Diskriminasi Terhadap ODHA
c. Sasaran
1. Populasi Kunci ( Waria, WPS, LSL dll)
2. Populasi Umum ( Remaja, WUS dan PUS)
e. Anggaran
Kegiatan Promosi dan penyuluhan HIV-AIDS menggunakan anggaran APBD Tahun
2021 (DPA SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021).
f. Jumlah Peserta
Jumlah peserta yang hadir dalam rangka Kegiatan Promosi dan Penyuluhan HIV-AIDS
No Desa Waktu pelaksanaan Jumlah Peserta
1. Pelabuhan Kumai 17 September 2021 50 orang
2. Bumi Harjo 15 Oktober 2021 70 orang
3. Kumai 5 Oktober 2021 24 Orang
8
g. Hasil Kegiatan
Masyarakat antusias saat menerima materi yang di paparkan oleh sekretaris KPAD,
beberapa mengajukan pertanyaan terkait HIV-AIDS dan mendengarkan penjelasan terkait
pertanyaan tersebut. Selain kegiatan penyuluhan, juga dilakukan sosialisasi terkait
kegiatan Mobile VCT atau Deteksi dini HIV berjalan bagi masyarakat berisiko baik itu
populasi kunci maupun populasi umum yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
d. Anggaran
Kegiatan Pendampingan ODHA menggunakan anggaran APBD Tahun 2021 (DPA
SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021).
9
Melaksanakan kegiatan skrining HIV bergerak (Mobile VCT Klinik) yaitu konseling
dan tes HIV pada populasi kunci termasuk warga Lapas yang dilaksanakan oleh tim
kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui sebaran HIV-AIDS pada populasi kunci di kabupaten
Kotawaringin Barat sebagai pemerima manfaat dari program penanggulangan HIV-
AIDS
2. Untuk segera melakukan intervensi bagi populasi kunci yang terdeteksi HIV-AIDS.
3. Memutus rantai penyebaran HIV di Kabupaten Kotawaringin Barat.
c. Sasaran
1. Wanita pekerja seks (WPS)
2. Waria
3. Laki seks lelaki (LSL)
4. Pelanggan
5. Penasun
6. Warga Lapas (WBP)
10
Melaksanakan monitoring kegiatan layanan HIV-AIDS ke Fasilitas kesehatan di
Kabupaten Kotawaringin Barat.
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui layanan Konseling, Test, dukungan dan pengobatan berjalan
dengan baik.
2. Memastikan layanan memberikan dukungan dan motivasi penderita baru agar
mampu menangani tekanan psikis dan sosial yang dialami.
3. Memastikan ODHA mendapatkan pelayanan pengobatan dan tercatat dengan benar.
c. Waktu pelaksanaan
Kegiatan Monitoring dan evaluasi layanan HIV ke fasilitas Kesehatan dilaksanakan pada
bulan September- November 2021.
d. Sumber Dana
Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan evaluasi layanan HIV menggunakan
anggaran APBD Tahun 2021 (DPA SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021).
11
Hasil Rapat koordinasi terlampir
BAB IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
I. PERMASALAHAN
Kegiatan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kotawaringin Barat pada Tahun 2021
terdapat beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan Program KPAD secara keseluruhan terhambat karena Pandemi COVID-19.
2. Jumlah Loss Follow Up (LFU) pengobatan ARV pada ODHA yang membutuhkan
penjangkauan dan pendampingan sebanyak 108 ODHA sehingga membutuhkan tenaga dan
waktu ekstra untuk melaksanakannya.
3. LFU ODHA tidak disertai alamat yang lengkap
4. Tidak semua ODHA bersedia dibuka status HIV nya pada keluarga dan Tim Pendamping
sehingga menyulitkan petugas penjangkauan.
5. Staf Administrasi hanya 1 (satu) orang merangkap pelaksana dilapangan sehingga proses
pertanggungjawaban kegiatan tidak berjalan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.
II. SOLUSI
Dari berbagai permasalahan tersebut diatas Komisi Penanggulangan AIDS Kotawaringin
Barat melakukan beberapa upaya yakni sebagai berikut:
1. Memaksimalkan kegiatan program Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten
Kotawaringin Barat, dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegaham COVID
sesuai dengan himbauan Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat.
2. Telah dilaksanakan pembekalan bagi petugas penjangkau populasi kunci dan
pemdampingan ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) sehingga tim siap melaksanakan tugas
penjangkauan dan pendampingan.
3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat terkait data ODHA
yang Loss Follow Up untuk segera dilakukan pendampingan agar ODHA dapat kembali
minum obat ARV.
12
4. Berkoordinasi dengan Komunitas Pendukung Sebaya dalam pendekatan pada ODHA baru
pada kegiatan pendampingan ODHA.
5. Tetap melaksanakan sosialisasi, promosi dan penyuluhan HIV serta kegiatan mobile VCT
pada populasi kunci termasuk Warga Binaan (Lapas) dengan memperhatikan protokol
kesehatan pencegahan COVID.
13
BAB V
PENUTUP
H. ASPAN,SE.,MM
14
JUMLAH POPULASI KUNCI HASIL PEMETAAN KPAD TAHUN 2021
POPULASI KUNCI
N
Wilayah WPS LSL WARIA PENASUN WBP TOTAL
O
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
1 Arut Selatan 0 6 3 0 0 9
2 Mendawai 15 6 0 0 0 21
4 N. Palingkau 6 4 0 0 0 10
6 Kumai 0 5 7 0 0 12
7 Teluk Bogam 0 0 0 0 0 0
8 Sei Rangit 0 0 0 0 0 0
9 Pangkalan Lada 0 0 0 0 0 0
10 Semanggang 0 0 0 0 0 0
11 Karang Mulya 0 0 0 0 0 0
12 Arut Utara 0 0 3 0 0 3
13 Kotawaringin Lama 0 0 0 0 0 0
14 Pandu Senjaya 0 0 0 0 0 0
15 Riam Durian 2 0 0 0 0 2
16 Runtu 0 0 0 0 0 0
18 Sambi 0 0 0 0 0 0
15