Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN HIV AIDS DAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (PIMS)


TRIWULAN I TAHUN 2022

Bersama ini kami sampaikan laporan perkembangan HIV AIDS & PIMS di Indonesia
Triwulan I Tahun 2022. Beberapa hal yang dapat laporkan sebagai berikut:
a. Laporan kasus HIV AIDS sampai dengan Maret 2022 sudah dilaporkan oleh 34 Provinsi di
Indonesia.
b. Jumlah kabupaten/kota yang pernah melaporkan kasus HIV AIDS sampai dengan Maret
2022 sebanyak 502 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya
482 kabupaten/kota yang melaporkan kasus HIV AIDS pada periode Januari – Maret 2022.
Adapun kabupaten/kota yang belum pernah melaporkan kasus HIV AIDS sampai dengan
Maret 2022 sebanyak 12 kabupaten/kota dengan rincian sebagai berikut:
No. Provinsi Kabupaten/ Kota No. Provinsi Kabupaten/ Kota
1 Aceh Kota Sabang 7 Sultra Konawe Utara
2 NTT Alor 8 Malut Pulau Taliabu
3 NTT Sumba Tengah 9 Papbar Tambrauw
4 Sulut Kepulauan Sagihe 10 Papbar Maybrat
5 Sulut Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 11 Papbar Pegunungan Arfak
6 Sultra Buton Utara 12 Papua Nduga

Jumlah ODHIV yang ditemukan periode Januari – Maret 2022 sebanyak 10.525 orang dari
941.973 orang yang dites HIV, dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan ARV
(83,4%).

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022

Distribusi ODHIV yang di tes per Provinsi dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022


Distribusi ODHIV yang di temukan dan memulai pengobatan ARV per Provinsi dapat dilihat pada
grafik berikut ini

Sumber Data: SIHA Laporan KT dan LBPHA Jan – Mar 2022

c. Jumlah ODHIV yang ditemukan pada periode Januari – Maret 2022, sebagian besar
terdapat pada kelompok umur 25 - 49 tahun (67,9%) dan berjenis kelamin laki-laki (71%).

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022

d. Jumlah ODHIV yang ditemukan pada periode Januari – Maret 2022 berdasarkan faktor
risiko, sebanyak 30,2% homoseksual yang merupakan kelompok populasi LSL (28,8%)
dan Waria (1,3%)

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022

e. Jumlah kumulatif ODHIV ditemukan (kasus HIV) yang dilaporkan sampai dengan Maret
2022 sebanyak 329.581 orang, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan
sampai dengan Maret 2022 sebanyak 137.397. Distribusi temuan Kasus HIV per tahun
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Sumber Data: SIHA Laporan KT dan Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 – 2022

f. Perkembangan menuju target 95-95-95 (menggunakan multi denominator) sampai


dengan Maret 2022 adalah sebagai berikut:
a. Jumlah estimasi ODHIV tahun 2022 sebanyak 543.100 orang.
b. Jumlah ODHIV hidup dan mengetahui statusnya sebanyak 393.538 orang (72%).
c. Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 160.249 orang (41%).
d. Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL pada tahun 2022,
minimum setelah 6 bulan pengobatan ARV dengan hasil VL tersupresi sebanyak 23.075
orang (14%).

Sumber Data: SIHA Laporan KT, LBPHA, dan Laporan ARK VL s.d Mar 2022

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS


LAPORAN
PERKEMBANGAN HIV AIDS DAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (PIMS)
TRIWULAN I TAHUN 2022

A. SITUASI HIV AIDS & PIMS TRIWULAN I (JANUARI – MARET) TAHUN 2022

1. Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV Periode Januari – Maret 2022


a. Jumlah ODHIV ditemukan yang dilaporkan sebanyak 10.525 orang dari 941.973
orang yang dites HIV, dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan ARV.

Sumber Data: SIHA Laporan KT dan LBPHA Jan – Mar 2022

Distribusi orang yang dites HIV pada bulan Jan- Maret tahun 2022 per provinsi

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022


Distribusi ODHIV yang ditermukan dan mulai pengobatan pada bulan Januari – Maret 2022

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022

b. ODHIV bayi ≤18 bulan yang ditemukan periode Januari – Maret 2022 sebesar 20 dari
358 bayi yang dites HIVV menggunakan PCR DNA (EID).

Sumber Data: Laporan EID dari 4 Lab Jan – Mar 2022

c. Persentase ODHIV ditemukan periode Januari – Maret 2022 yang tertinggi terdapat
pada kelompok umur 25-49 tahun (67,9%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun
(17,7%), dan kelompok umur ≥50 tahun (9,5%). Berdasarkan jenis kelamin,
persentase ODHIV yang ditemukan pada laki-laki sebesar 71% dan perempuan
sebesar 29% dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022


d. Persentase ODHIV ditemukan periode Januari – Maret 2022 berdasarkan faktor
risiko pada homoseksual 30,2%; heteroseksual 12,8%; dan penggunaan jarum
suntik bergantian 0,7%. Persentasi ODHIV ditemukan yang dilaporkan pada
kelompok populasi WPS 2,9%; LSL 28,8%; waria 1,3%; penasun 0,7%; WBP 0,9%,
ibu hamil 16,7%; pasien TB 11,7%; dan pasien IMS 0,8%.

Sumber Data: SIHA Laporan KT Jan – Mar 2022

2. Penemuan Kasus AIDS Periode Januari – Maret 2022


a. Jumlah penemuan kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.907 orang. Lima provinsi
dengan jumlah kasus AIDS dilaporkan terbesar berturut-turut adalah Jawa Tengah,
Bali, Papua, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS Jan – Mar 2022

b. Kelompok umur 20-29 tahun merupakan kelompok dengan persentase AIDS tertinggi
(31,8%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan kelompok umur 40-49 tahun
(14,4%).

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS Jan – Mar 2022
c. Faktor risiko tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada homoseksual (30,2%),
heteroseksual (12,8%) dan penggunaan jarum suntik bergantian (0,7%).

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS Jan – Mar 202

3. Penemuan Kasus PIMS Periode Januari – Maret 2022


a. Jumlah seluruh kasus PIMS dengan penegakan diagnosis berdasarkan pendekatan
sindrom berjumlah 8.462 kasus, sedangkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium
berjumlah 10.954 kasus.
b. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan sindrom yang dilaporkan, yaitu: duh
tubuh vagina 5.618 kasus, duh tubuh uretra 2.222 kasus, tumbuhan genital/vegetasi
423 kasus, penyakit radang panggul 151 kasus, duh tubuh anus 28 kasus,
pembengkakan skrotum 17 kasus, bubo inguinal 3 kasus.

Sumber Data: SIHA Laporan IMS Jan – Mar 2022


c. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan pemeriksaan laboratorium yang
dilaporkan, yaitu servisitis proctitis 4.286 kasus, sifilis dini 3.272 kasus, gonore 1.877
kasus, sifilis lanjut 920 kasus, trikomoniasis 272 kasus, herpes genital 254 kasus,
urethritis non-GO 73 kasus.

Sumber Data: SIHA Laporan IMS Jan – Mar 2022

d. Jumlah kasus PIMS terbesar berdasarkan kelompok risiko secara berurutan adalah;
Pasangan Risti (2.035), LSL (2.427); WPS (2.254); Pelanggan PS (913); Waria (197);
PPS/Pria Pekerja Seks (11), dan Penasun (19).

Sumber Data: SIHA Laporan IMS Jan – Mar 2022

4. Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Periode Januari –
Maret 2022
a. Estimasi ibu hamil periode Jan – Mar 2022 sebanyak 5.256.483 orang
b. Jumlah ibu hamil dites HIV sebanyak 590.430 orang.
c. Jumlah ibu hamil HIV sebanyak 1.360 orang.
d. Jumlah ibu hamil HIV mendapat pengobatan ARV sebanyak 238 orang.
e. Jumlah ibu hamil dites sifilis sebanyak 273.063 orang.
f. Jumlah ibu hamil sifilis sebanyak 1.466 orang.
g. Jumlah ibu hamil sifilis yang diobati sebanyak 712 orang.
Sumber Data: SIHA Laporan KT dan IMS Jan – Mar 202

h. Jumlah bayi (<1 tahun) lahir dari ibu HIV positif sebanyak 111 orang.
i. Jumlah bayi (<1 tahun) dari ibu HIV positif mendapat profilaksis ARV sebanyak 87
orang.
j. Jumlah bayi (<1 tahun) HIV mendapat pengobatan ARV sebanyak 22 orang.

Sumber Data: SIHA Laporan PPIA dan LBPHA Jan – Mar 2022

k. Jumlah bayi (≤18 bulan) dari ibu HIV positif dites diagnostik dini HIV sebanyak 358
bayi.
l. Jumlah bayi (≤18 bulan) HIV sebanyak 20 bayi.

Sumber Data: Laporan EID dari 4 Lab Jan – Mar 2022


m. Jumlah bayi (<1 tahun) sifilis sebanyak 120 orang.
n. Jumlah bayi (<1 tahun) sifilis yang diobati sebanyak 17 orang.

Sumber Data: SIHA Laporan IMS Jan – Mar 2022

5. TB-HIV
Upaya penurunan beban TB pada ODHIV dan Beban HIV pada pasien TB, maka terdapat
Beberapa indikator yang diukur untuk melihat pelaksanaan program dalam penurunan beban
ke-2 penyakit tersebut.
a. ODHIV DISKRINING TBC
Target skrining TB pada ODHIV di tahun 2022 adalah 100%. Secara nasional capaian skrining
TB pada ODHIV mencapai 80%. Capaian skrining tertinggi terdapat di Provinsi Lampung (99),
Skrining TB pada ODHIV belum atau tidak dilaporkan pada provinsi Sulawesi Tenggara, Papua
Barat dan Papua (0%)

Sumber Data: SIHA s.d Mar 2022


b. ODHIV BARU MENDAPAT TPT
Target pemberian TPT untuk menekan terjadinya infeksi TB pada ODHIV baru pada tahun
2022 adalah sebesar 50%, sampai dengan Triwulan 1, secara nasional pemberian TPT pada
ODHIV baru mencapai 8%. Provinsi dengan capaian pemberian TPT kepada ODHIV baru
tertinggi yaitu Provinsi Lampung. Terdapat 7 Provinsi yang terlaporkan dengan pencapaian 0%,
yaitu Bengkulu, NTB, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua
Barat.

Sumber Data: SIHA s.d Mar 2022

c. Pasien TB Mengetahui Status HIV


Untuk menekan beban HIV pada pasien TB, sekaligus untuk menemukan ODHIV melalui
skrining pada pasien TB, target skrining HIV pada pasien TB sejalan dengan target
pelaksanaan Standar pelayanan minimum adalah sebesar 100%. Secara Nasional pada
triwulan 1, pasien TB yang diskrining HIV baru mencapai 53% Capaian tertinggi dilaporkan oleh
Provinsi Bali yaitu 80% dan terendah pada Provinsi Sulawesi tenggara : 33%

Sumber Data: SITB s.d Mar 2022


d. Ko-Infeksi TB Mendapat OAT dan ART
Setiap ODHIV yang terinfeksi TB, diberikan tata laksana OAT dan ART. Target tata laksana ini
secara nasional pada tahun 2022 adalah 100%. Pada Triwulan 1, capaian ko-infeksi TB
mendapatkan OAT dan ART secara nasional baru mencapai 36%. Provinsi yang melaporkan
capaian 100% adalah Provinsi Kalimantan Utara dan 6 Provinsi yang terlaporkan 0% adalah
Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan NTT.

Sumber Data: SIHA s.d Mar 2022


B. SITUASI HIV AIDS DAN PIMS TAHUN 1987 SAMPAI DENGAN MARET 2022
Dari 514 kabupaten/kota, hanya 482 kabupaten/kota yang melaporkan kasus HIV AIDS
pada periode Januari – Maret 2022.

1. Penemuan Kasus HIV s.d. Maret 2022


a. Jumlah kumulatif ODHIV ditemukan (kasus HIV) yang dilaporkan sampai dengan
Maret 2022 sebanyak 329.581 orang, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang
dilaporkan sampai dengan Maret 2022 sebanyak 137.397.

Sumber Data: SIHA Laporan KT 2009 - 2022

b. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun
(70,5%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15,9%), dan kelompok umur ≥50 tahun
(7,2%). Berdasarkan jenis kelamin, persentase ODHIV yang ditemukan pada laki-laki
sebesar 63% dan perempuan sebesar 37% dengan rasio laki-laki dan perempuan
adalah 2:1.

Sumber Data: SIHA Laporan KT s.d Mar 2022


c. Persentase HIV ditemukan berdasarkan transmisi masing-masing secara
homoseksual 18%; heroseksual 28%; dan penggunaan jarum suntik bergantian 4%.

Sumber Data: SIHA Laporan KT s.d Mar 2022

d. Lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi berdasarkan data dan pelaporan dari
tahun 2010 s.d Mar 2022 adalah DKI Jakarta (76,103), Jawa Timur (71,909), Jawa
Barat (52,970), Jateng (44,649), dan Papua (41,286)

Sumber Data: SIHA s.d Mar 2022


2. Pengobatan HIV s.d. Maret 2022
a. Perkembangan menuju target 95-95-95 (menggunakan multi denominator) sampai
dengan Maret 2022 adalah sebagai berikut:
➢ Jumlah estimasi ODHIV tahun 2022 sebanyak 543.100 orang.
➢ Jumlah ODHIV hidup dan mengetahui statusnya sebanyak 393.538 orang (72%).
➢ Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 160.249 orang
(41%).
➢ Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL pada tahun
2022, minimum setelah 6 bulan pengobatan ARV dengan hasil VL tersupresi
sebanyak 23.075 orang (14%).

Sumber Data: SIHA Laporan KT, LBPHA, dan Laporan ARK VL s.d Mar 2022

b. Kaskade HIV dan pengobatan ARV 95-90-86 (menggunakan single denominator)


sampai dengan Maret 2022 adalah sebagai berikut:
➢ Jumlah estimasi ODHIV tahun 2020 sebanyak 543.100 orang.
➢ Jumlah ODHIV hidup dan mengetahui statusnya sebanyak 393.538 orang (72%).
➢ Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 160.249 orang
(30%).
➢ Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL pada tahun
2022, minimum setelah 6 bulan pengobatan ARV dengan hasil VL tersupresi
sebanyak 23.075 orang (4,2%).

Sumber Data: SIHA Laporan KT, LBPHA, dan Laporan ARK VL s.d Mar 2022
3. Penemuan Kasus AIDS s.d Maret 2022
a. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 2009 sampai dengan Maret 2022 sebanyak
137.397 orang.

Kumulatif Kasus AIDS s.d Desember 2021 = 137.397


26.054

12.214
11.238
10.146 10.488 10.190
8.754 9.215 8.639
8.329
7.437 7.036
5.750

1.907

s.d 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
2009 Jumlah Kasus AIDS

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 - 2022

b. Kelompok umur 20-29 tahun merupakan kelompok dengan persentase AIDS tertinggi
(31,8%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan kelompok umur 40-49 tahun
(14,4%).

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 - 2022

c. Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 60% dan perempuan 33%. Sementara itu,
7% tidak melaporkan jenis kelamin

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 - 2022
d. Jumlah AIDS tertinggi menurut pekerjaan/status adalah tenaga non profesional
(karyawan) (22.909), Ibu rumah tangga (19.581), wiraswasta/usaha sendiri (17.765),
petani/peternak/nelayan (6.735), dan buruh kasar (6.705)

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 – 2022

e. Lima provinsi dengan jumlah AIDS terbanyak adalah Papua (24.873), Jawa Timur
(21.815), Jawa Tengah (14.617), DKI Jakarta (10.913), dan Bali (9.728).

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 - 2022
f. Faktor risiko penularan terbanyak melalui hubungan seks berisiko pada homoseksual
(30,2%), heteroseksual (12,8%) dan penggunaan jarum suntik bergantian (0,7%).

Sumber Data: SIHA Laporan Surveilans Kasus AIDS s.d 2009 - 2022

4. Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Tahun 2017 s.d 2022
a. Ibu Hamil Dites HIV dan Sifilis

Skrining HIV dan Sifilis pada ibu hamil sejak tahun 2017 – 2021 terjadi peningkatan namun
belum semua ibu hamil mendapatkan skrining HIV dan Sifilis ini. Pada Grafik berikut terlihat
terdapat kesenjanganan skrining HIV dan sifilis yang dilakukan dan dilaporkan.

Sumber Data: SIHA Laporan KT 2017 – 2022


b. Ibu Hamil Tes HIV sampai Mendapat Pengobatan ARV

Setiap ibu hamil yang ditemukan positif HIV harus mendapatkan pengobatan ARV untuk
menekan Virus yang ada. Data ibu hamil yang terinfeksi HIV mendapatkan pengobatan ARV
dari tahun 2017 – 2022 masih kurang dari 40%.

Sumber Data: SIHA Laporan KT dan LBPHA 2017 – 2022

c. Ibu Hamil Tes Sifilis sampai Mendapat Pengobatan

Ibu hamil yang terdiagnosa sifilis dan mendapatkan pengobatan dari tahun 2017 – 2022 baru
mencapai 50%. Setiap ibu hamil yang terdiagnosa sifilis harus dipastikan mendapatkan
pengobatan yang adekuat.

Sumber Data: SIHA Laporan IMS 2017 - 2022


d. Bayi Lahir Hidup dari Ibu HIV
Belum semua bayi yang lahir hidup dari ibu hamil yang terinfeksi HIV di catat dan dilaporkan
serta belum semua bayi tersebut mendapatkan profilaksis ARV.

Sumber Data: SIHA Laporan PPIA dan LBPHA 2017 – 2022

Data Bayi lahir hidup yang mendapatkan skrining HIV pada usia 6 – 8 minggu (EID), bayi
terdeteksi dan tidak terdeteksi HIV, tahun 2019 – Maret 2022

Sumber Data: Laporan EID dari 4 Lab 2019 – 2022

e. Bayi Lahir Hidup dari Ibu Sifilis


Bayi yang lahir berusia 0 – 1 tahun dari ibu yang terinfeksi Sifilis dan terdiagnosa Sifilis,
kemudian mendapatkan pengobatan baru mencapai 13% pada tahun 2021 dan 14% pada
triwulan 1 tahun 2022.

Sumber Data: SIHA Laporan IMS 2017 – 2022


C. STOK ARV

1. Kecukupan Stok ARV


Kecukupan stok ARV Nasional (Pusat dan Provinsi):

Ketersediaan
National Buffer Stock
No ARV Patient / month
Stock Pusat
(month)

1 3TC (150) 22.952 286.888 12,50

2 EFV (600) 25.242 146.874 5,82

3 LPV (200)/r(50) 4.489 4.131 0,92

4 NVP (200) 28.274 70.121 2,48

5 TDF (300) 20.975 128.718 6,14

6 ZDV (100) 1.064 150 0,14

7 TDF(300)/FTC(200) 4.731 20.640 4,36

8 ZDV(300)/3TC(150) 32.921 27.876 0,85

9 TDF(300)/3TC(300)/EFV(600) 81.081 150.754 1,86

10 LPV(100)/r(25) 155 30 0,19

11 TDF(300)/3TC(300)/DTG(50) 23.682 276.884 11,69

12 DTG (50) 3.842 17.568 4,57

13 ABC (300) 1.105 128.718 116,49

14 EFV (200) 298 4.445 14,92

15 ZDV Syrup 19 145 7,63

16 ABC(120)/3TC(60) 468 37.589 80,32

17 LPV(40)/r(10) 410 5.806 14,16


2. Ketersediaan Logistik Non ARV
Berikut ketersediaan stok logistik non ARV yang berada di tingkat pusat dan provinsi. Beberapa
kategori logistik tidak tersedia di tingkat pusat yaitu Rapid Duo HIV Sifilis, Reagen Prima, Abbott
VL Reagen, Reagen EID (VL Kualitatif), Cryptococcus Antigen, RPR Antigen, Amphotericin B
50mg, Kondom, dan Lubrikan. Hal ini dikarenakan masih dalam proses pengadaan tahun 2022.
Sementara itu, kategori logistik yaitu BD Facscalibur CD4 Reagent dan Facscount CD4 Reagent
tidak tersedia stok pusat dikarenakan tidak adanya pengadaan logistik tersebut di tahun 2022.
Kategori logistik Oral Quick Test (OFT) tidak tersedia dikarenakan OFT baru hanya digunakan
pada tingkat LSM.

JENIS LOGISTIK NON-ARV SATUAN STOK PUSAT STOK PROVINSI

LOGISTIK LABORATORIUM
1 RDT 1 Tes 2.347.100 1.745.924
2 RDT 2 Tes 138.194 190.913
3 RDT 3 Tes 86.075 173.443
4 Rapid Duo HIV Sifilis Tes - 270.992
5 BD Facscalibur CD4 Reagent Paket - 18
6 Facscount CD4 Reagent Paket - 11
7 Reagen Pima Tes - 1.426
8 Abbott VL Reagen Tes - 716
9 Cartridge GenXpert Tes 11.260 35.234
10 DBS Kit (Dried Blood Spot) Tes 7.770 83.856
11 Reagen EID (VL Kualitatif) Tes - 8.912
12 Cryptococcus Antigen Tes - -
13 RPR Antigen Sifilis Tes - 119.445
14 TP Rapid Syphilis Tes 3.050 679.738
15 Oral Quick Test Tes 4.435 -
LOGISTIK OBAT IO IMS
1 Cotrimoxazole Tablet 4.688.600 2.838.446
2 Pyrimethamine Tablet 466.750 618.945
3 Amphotericin B Tablet - 328
4 Azithromycin 1000mg+cefixime 400 mg Paket 70.025 87.271
5 Benzathine Penicillin Vial 198.050 34.416
6 Fluconazole Kapsul 1.012.700 72.218
7 Mycamin Vial 200 25.140
LOGISTIK PENCEGAHAN
1 Kondom Pcs - 505.843
2 Lubrikan Pcs - 24.320
3 Jarum Suntik Pcs 540.000 3.817.934
4 Alcohol Swab Pcs 300.000 1.119.141
5 INH 300mg Tablet 4.421.200 29.273
6 3HP Tablet 20.000 2.598.596
7 Vitamin B6 Tablet 3.805.610 -
D. ANALISIS CAPAIAN

1. Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan tes HIV pada periode Januari – Maret
2022 (triwulan I) baru mencapai 941.973 orang dari target tes sebanyak 7.191.405 Orang.
2. Temuan Kasus HIV pada triwulan 1 ini sebanyak 10.525 Orang dan yang mulai pengobatan
ARV sebanyak 8.784 orang (83%).
3. Jumlah ODHIV yang memeriksakan Viral load dan virusnya tersupresi sebanyak 23.075 Orang
dari Total ODHIV on ARV yang ada pada bulan Maret yaitu 160.249 Orang (4,2%).
4. Skrining HIV baru dilakukan pada 590.430 Ibu hamil, dimana 1.360 (0,3%) ibu hamil dinyatakan
positif HIV, namun yang mendapatkan pengobatan ARV sebanyak 238 Orang (18%)
5. Ibu hamil di skrining Sifilis sebanyak 273.063, dimana 1.466 (0,5%) terdiagnosa Sifilis dan 712
(49%) mendapatkan pengobatan.
6. ODHIV yang tidak terdiagnosa TBC diberikan TPT baru mencapai 8% dan Pasien TB HIV
mendapatkan OAT dan ARV mencapai 36%.
7. Kecukupan stok non ARV diperhitungkan sampai dengan pengadaan tahun berikutnya,
sehingga bisa mendukung pelaksanaan program.

E. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Peningkatan pelaksanaan skrining melalui SPM, skrining pasangan dan anak biologis serta
skrining mandiri yang dibantu oleh komunitas kepada populasi yang sangat tersembunyi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan ODHIV yang ditemukan mendapatkan pengobatan ARV
melalui konseling yang baik di fasyankes dan psiko support yang dikerjakan oleh Komunitas
untuk menekan angka lost to follow up pada 6 bulan pertama dan 12 bulan pertama pengobatan.
3. Memperkuat jejaring pemeriksaan Viral Load dengan pemanfaatan mesin konfensional maupun
TCM Gen Xpert untuk memastikan virus ODHIV yang mendapatkan pengobatan ARV
tersupresi.
4. Skrining HIV pada semua ibu hamil pada ANC pertama dan memastikan semua ibu hamil yang
terinfeksi HIV mendapatkan tatalaksana sesuai dengan pedoman yang berlaku.
5. Skrining Sifilis juga dilakukan pada semua ibu hamil pada ANC pertama dan harus memastikan
semua ibu hamil yang terinfeksi Sifilis mendapatkan tata laksana sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
6. Skrining TBC dilakukan sesuai pedoman kepada semua ODHIV yang ada sesuai pedoman dan
pastikan setiap ODHIV yang tidak terdiagnosa mendapatkan TPT dan ODHIV yang terdiagnosa
TBC mendapatkan pengobatan ARV dan OAT.
7. Penguatan pencatatan dan pelaporan yang tepat dan lengkap serta tingkatkan monitoring dan
evaluasi secara berjenjang.

Demikian laporan kami, mohon arahan lebih lanjut dari Bapak Menteri. Atas perkenan dan arahan dari
Bapak Menteri, kami ucapkan terima kasih.

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS

Anda mungkin juga menyukai