Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang
menyebabkan penurunan kekebalan tubuh dan dapat menimbulkan
sekumpulan gejala penyakit disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS).
Pertengahan sampai akhir tahun 80-an HIV diketahui sebagai penyebab
AIDS, dan sudah ada tes darah untuk diagnosis. AIDS yang merupakan
penyakit fatal terus meluas penyebarannya di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia. Infeksi HIV bersifat unik diantara penyakit manusia. Penyakit ini di
tularkan lewat hubungan seks, telah menyebabkan epidemic global yang paling
luas di dunia, baru muncul di akhir abad ke 20, menjangkiti orang yang
terpinggirkan atau mengalami diskriminasi, membuat penderita di cap buruk
oleh masyarakat yang melekat seumur hidup, dan mengubah sepenuhnya dunia
tempat kita hidup (Gallant Joel,2010).
Dari tahun ke tahun jumlah perempuan yang terinfeksi HIV semakin
meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan
hubungan seksual yang tidak aman, yang akan menularkan HIV pada pasangan
seksualnya. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan pada tahun 2015 jumlah
perempuan terinfeksi HIV sebanyak 12.573, meningkat pada tahun 2016
menjadi 15.151 dan menurun di tahun 2017 menjadi 3.511 (Kemenkes RI,
2017).
Pada ibu hamil, HIV bukan hanya merupakan ancaman bagi keselamatan
jiwa ibu, tetapi juga merupakan ancaman bagi bayi yang dikandungnya karena
penularan yang terjadi dari ibu ke bayinya. Lebih dari 9.000 perempuan hamil
dengan status HIV positif dalam setiap tahun 30% diantaranya akan melahirkan
bayi yang tertular jika tidak ada pencegahan penularan dari ibu HIV positif
kepada anak Prevention Mother To Child Transmission (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan pada tahun 2015 jumlah anak usia <

1
4 tahun yang terinfeksi HIV sebanyak 795, meningkat pada tahun 2016
menjadi 903 (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2017).
Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara telah menyebar hampir seluruh
Kabupaten/Kota, tepatnya 14 kabupaten kota melaporkan adanya penemuan
AIDS, Praktis saat ini hanya 3 kabupaten yang bebas kasus HIV/AIDS, yaitu
Kabupaten Konawe Utara, Konawe Kepulauan dan Muna Barat. Jumlah kasus
tertinggi ditemukan di 2 wilayah lota yaitu Kota Kendari dam Kota Baubau.
Dua daerah tersebut memiliki kasus AIDS yang tinggi disebabkan oleh
statusnya sebagai wilayah kota yang menjadi pusat hiburan dan bisnis di
Sulawesi Tenggara, selain itu secara geografis, kedua daerah tersebut
merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerah transit yang
menghubungkan kawasan Indonesia tengah dan Indonesia timur. Faktor lain
adalah kedua daerah tersebut memiliki fasilitas pemeriksaan yang cukup
memadai sehingga lebih memungkinkan untuk penemuan kasus (Profil
Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2017).
Berdasarkan data terbaru pada tahun 2018 yang diperoleh di Rumah Sakit
Hati Mulia Kota Kendari terdapat ibu hamil yang melakukan Skrining HIV
berjumlah 436 orang (RS Hati Mulia Kota Kendari, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu:

Bagaiamanakah hasil skrining HIV pada ibu hamil di Rumah Sakit Hati Mulia
Kota Kendari.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil Skrining HIV pada ibu hamil di Rumah Sakit
Hati Mulia Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
Dilakukan Skrining HIV pada ibu hamil menggunakan sampel serum
dengan metode Rapid Test.

2
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Akademis
Untuk memberikan sumbangsih ilmiah untuk almamater berdasarkan hasil
penelitian tentang skrining HIV pada ibu hamil di Rumah Sakit Hati Mulia
Kota Kendari.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai skrining HIV pada
ibu hamil.
3. Bagi Peneliti
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di Program Studi
Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
2. Sebagai syarat kelulusan pendidikan Program Studi Analis Kesehatan
Poltekkes Kendari.

Anda mungkin juga menyukai