Anda di halaman 1dari 33

VCT

MOBILE
HIV/AIDS
Yulia Herawati, S.SiT, M.KM
LATAR BELAKANG

 Epidemi HIV AIDS juga menjadi masalah di Indonesia yang


merupakan negara urutan ke-5 paling berisiko di Asia (Kemenkes,
2013)
 Jumlah kasus HIV yang dilaporkan cenderung meningkat setiap
tahunnya, sedangkan AIDS relative stabil.
 DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan
jumlah infeksi HIV terbesar dari 5 provinsi (Jawa Timur, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Papua).
 Kasus AIDS terbanyak ada di provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat,
Papua, Jawa Timur dan Bali.
 Dari jumlah infeksi HIV dan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan
paling banyak adalah di Pulau Jawa.
SITUASI EPIDEMI HIV DKI JAKARTA
Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS)

Jumlah HIV Positif Menurut Kelompok


Berisiko Tahun 2017
Populasi Rawan Hasil
WPS (Wanita Penjaja 3.313
Seks)
PPS (Pria Penjaja Seks) 112
LSL (Lelaki Seks Lelaki) 10.628
Waria 1.002
Pelanggan Pekerja Seks 3.257
Pasangan Risti 4.097
LAPORAN PERKEMBANGAN HIV AIDS &
PENYAKIT IMS TAHUN 2019
1. HIV (Januari-Maret) tahun 2019

a) Januari – Maret 2019 : jumlah orang yang dites HIV sebanyak 807.488 orang dengan kasus HIV yang
dilaporkan sebanyak 11.081 orang.

b) Persentase infeksi HIV tertinggi pada kelompok umur 25-49 tahun(70,8%), diikuti kelompok umur 20-24
tahun (15,1%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (8,9%)

c) Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1

d) Persentase factor risiko HIV tertinggi : Hub.seks berisiko pada LSL (21%), Heteroseksual (18%) serta
Penggunaan jarum suntik tidak steril (1%).

e) Terjadi penurunan jumlah kasus HIV yang dilaporkan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 13.139
orang menjadi 11.081 orang.

f) Jumlah kasus HIV ditemukan pada ibu Hamil : 1.288 dari 486.860 ibu Hamil yang dites HIV (0,27%)

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS)


LAPORAN PERKEMBANGAN HIV AIDS &
PENYAKIT IMS TAHUN 2019

2. AIDS (Januari-Maret) tahun 2019

a) Januari – Maret 2019 : jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.536 orang.

b) Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun (35%), diikuti
kelompok umur 20-29 tahun (24,5%), dan kelompok umur 40-49 tahun (22,7%)

c) Persentase factor risiko tertinggi : Hub.seks berisiko pada Heteroseksual


(67%) Homoseksual (23%), Biseksual (3%), Perinatal (3%), Penasun (1%).

d) Terjadi peningkatan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dibandingkan triwulan


sebelumnya yaitu dari 844 orang menjadi 1.536 orang.

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS)


LAPORAN PERKEMBANGAN HIV AIDS &
PENYAKIT IMS TAHUN 2019
2. PIMS (Januari-Maret) tahun 2019

a) Januari – Maret 2019 : jumlah seluruh kasus IMS dengan penegakan diagnose berdasarkan
pendekatan sindrom dan pemeriksaan laboratorium menurut kelompok risiko tertinggi
adalah Pasangan Risiko Tinggi (6.123); WPS (4.626); LSL (3.842); Pelanggan Pekerja Seks
(1.399), Waria (487); Penasun (95); Pria Pekerja Seks (41).

b) Jumlah kasus Sifilis pada Ibu Hamil :

 Jumlah Ibu Hamil berkunjung pertama kali ANC = 82.518

 Jumlah Ibu Hamil yang berkunjung pertama kali ANC dan dites Sifilis = 73.965

 Jumlah Ibu Hamil yang positif Sifilis = 1.262

 Jumlah Ibu Hamil yang diobati = 506

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS)


1. PENGERTIAN HIV
PENGERTIAN HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat


menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
PENJELASAN KOMIK

 Komik Kekebalan tubuh menggambarkan tentang fungsi sel darah putih dalam
tubuh seseorang sebagai sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi serangan
kuman, virus, dan lainnya
 HIV adalah kuman namun tidak seperti kuman lainnya (diare, influenza dan lain-
lain) yang mudah dilumpuhkan oleh sel darah putih. Bila HIV masuk ke dalam
tubuh justru akan melumpuhkan sel darah putih
 Jumlah sel darah putih yang sehat 400-1500 sel /microliter menunjukkan bahwa
seseorang masih memiliki kekebalan tubuh cukup baik
 Jika di bawah 350 sel /microliter berpotensi menunjukkan sistem kekebalan tubuh
telah melemah sehingga orang yang telah HIV positif
 HIV mengurangi jumlah sel darah putih (CD4) yang pada akhirnya membuat tubuh
seseorang rentan terkena penyakit
BAGAIMANA PENULARAN HIV?....

 p

Perpindahan Cairan Tubuh


KEGIATAN YANG DAPAT MENULARKAN
HIV ADALAH :

1. Hubungan seks tanpa kondom


2. Jarum suntik / tindik / tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
3. Peralatan dokter yang tidak steril, contohnya: peralatan dokter gigi
4. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV
5. Ibu HIV-positif ke bayinya: waktu dalam kandungan, ketika
melahirkan atau melalui ASI.
2. CARA PENULARAN HIV
Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua yang berupa cairan tubuh yang berasal dari tubuh
penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat
berpotensial untuk menularkan virus ini pada orang lain,
termasuk ketika seseorang penderita HIV positif melakukan
hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak
mungkin jika pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit
HIV/AIDS apalagi tidak menggunakan kondom.
HIV TIDAK MENULAR MELALUI :

1. Bersentuhan
2. Berciuman, bersalaman dan berpelukan.
3. Peralatan makan dan minum
4. Kamar mandi
5. Kolam renang
6. Gigitan nyamuk
7. Tinggal serumah bersama orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
8. Duduk bersama dalam satu ruangan tertutup
Bagaimana
pencegahannya?....
CEGAH HIV DENGAN
D
B C A: Abstinence
A B: Be Faithfull
C: Condom
D: No Drugs
E E: Education
PENGERTIAN

Tes HIV atau juga sering disebut dengan VCT (Voluntary Counselling and
Testing) adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui status HIV dan
dilakukan secara sukarela serta melalui proses konseling terlebih dahulu.

Sukarela, artinya keinginan untuk melakukan tes HIV harus datang dari
kesadaran sendiri bukan karena paksaan dari orang lain. Ini juga berarti
bahwa siapapun tidak boleh melakukan tes HIV terhadap orang lain
tanpa sepengetahuan yang bersangkutan
TO BE CONTINUE..

Konseling HIV adalah dialog atau konsultasi rahasia antara klien dengan
konselor HIV, dilakukan sebelum dan sesudah tes HIV.

Konseling sebelum tes (pre Test) dilakukan untuk memberikan informasi


yang lengkap tentang HIV dan AIDS, keuntungan dan kerugian VCT,
menggali faktor–faktor resiko dan cara menguranginya sehingga klien
mempunyai kesiapan untuk melakukan tes HIV.
TO BE CONTINUE..

Konseling Pasca Tes bertujuan untuk mempersiapkan klien menghadapi


hasil tes. Di sini diberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan hasil tes, kemana dan apa yang harus dilakukan
seandainya hasil positif HIV atau negatif dengan segala konsekuensinya.
TUJUAN VCT :

Umum : mempromosikan perubahan perilaku yang dapat mengurangi risiko


penyebaran infeksi HIV

Khusus :
•Menurunkan jumlah ODHA
•Mempercepat diagnosa HIV
•Meningkatkan Penggunaan layanan kesehatan dan mencegah infeksi lain.
•Meningkatkan perilaku hidup sehat.
SIAPA
SIAPA SAJA
SAJA YANG
YANG PERLU
PERLU VCT?
VCT?

Siapa saja yang merasa sudah melakukan kegiatan yang berisiko terinfeksi
HIV, seperti: melakukan hubungan seksual tidak aman, menggunakan
narkoba suntik beramai- ramai, melakukan tato dengan jarum suntik tidak
steril, dan sebagainya.
KAPAN SEBAIKNYA MELAKUKAN VCT?

VCT sebaiknya dilakukan 2-3 bulan setelah kita merasa melakukan


kegiatan tersebut di atas. Kenapa 2 bulan? Karena masa inkubasi HIV
umumnya 3 minggu sampai dengan 2 bulan. Biasanya dianjurkan untuk
melakukan tes ulang 6 bulan berikutnya untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
ARV (ANTI RETRO VIRAL)
 Ada beberapa manfaat dari terapi atau pemakaian ARV, antara lain:

  Menghambat perjalanan HIV


 Untuk orang yang belum mempunyai gejala AIDS, ARV akan mengurangi
kemungkinan menjadi sakit.
 Untuk orang yang dengan gejala AIDS, memakai ARV biasanya mengurangi
atau menghilangkan gejala tersebut. ARV juga mengurangi kemungkinan
gejala tersebut timbul di masa depan
  Meningkatkan jumlah CD 4 (sel darah putih)

  Mengurangi jumlah virus dalam darah

  Merasa lebih baik.


UPDATE….(KONSELOR DI POKDI RSCM)
 Untuk pemeriksaan bayi yang lahir dari Ibu HIV positif BISA dites

VL (Viral Load) dengan PCR (polymerase chain reaction) dalam


usia bayi mingguan (Jadi tidak harus menunggu usia 18 bulan)
khusus untuk mengetahui virusnya dan kalau untuk usia 18 bulan
biasanya dites dengan menggunakan ELISA/Rapid untuk
mengetahui antibody bayi, sementara kalau VL untuk mengetahui
antigen bisa virus/bakteri/jamur

Anda mungkin juga menyukai