NIM : 14012040
Mata Kuliah : UTS HIV/AIDS
Prodi : IKM B Non Reguler
Dosen : Nopriadi, SKM, M.Kes
b. Terjadinya penulalaran HIV melalui darah, caira vagina dan sperma, serta
plasenta dan ASI
1. Transfisi Darah
Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, Lewat pemakaian
jarum suntik yang sudah tercemar dengan virus HIV, yang dipakai secara
bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu, hal ini sering terjadi pada
kalangan pengguna Narkotika Suntikan. Hiv juga dapat menyebar melalui
pemakaian jarum suntik pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, seperti
alat tindik, tato, dan alat facial wajah yang telah digunakan pada orang yang
telah terinveksi virus hiv tanpa di sterilkan. Secara langsung (transfusi darah,
produk darah atau transplantasi organ tubuh yang tercemar HIV) l Lewat alat-
alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dll) yang telah tercemar
HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi
terlebih dahulu. Karena HIV - dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi
orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui
cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV
(misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).
2. Cairan Vagina dan Sperma
Virus HIV juga bisa menular Melalui hubungan seks penetratif (penis
masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga
memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina) atau tercampurnya cairan sperma dengan darah
(untuk hubungan seks lewat anus).
Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan
HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka
dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke
aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar
risikonya dari pada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping
itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina,
kesempatan HIV masuk ke aliran. Ketika melakukan hubungan seksual yang
tidak aman dengan penginap HIV. Ada kemungkinan cairan tubuh penginap
HIV masuk kedalam aaliran darah pasangannya, bisa secara Vaginal, Oral,
maupun Anal. Dapat kegiatan seksual dapat terjadi iritasi pada selaput lendir (
membrane mukosa) yang ada pada alat kelamin, dubur, dan mulut (laki-
laki/perempuan).
3. Plasenta dan ASI
Penularan HIV dari ibu ke bayinya terjadi jika muatan virus ibu >1000/
microliter. Melalui plasenta pada saat mengandung, diperparah jika ibu
mengalami infeksi yang disebabkan bakteri, seperti malaria, Proses persalinan
normaldan alat bantu yang memperparah resiko penularan. Ibu hamil
mengalami infeksi menular seksual (IMS) maupun kekurangan gizi (gizi
buruk), Pemberian ASI dari ibu yang positif HIV kepada bayinya.
2. Pencegahan HIV AIDS dikenal dengan pecegahan pola ABCDE, jelaskan! Serta
bagaimana pendapat saudara (Setuju/Tidak) terhadap pencegahan pola ABCDE
tersebut?
Jawaban :
a. Pencegahan HIV AIDS dikenal dengan pecegahan pola ABCDE