Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT HIV / AIDS

A. Pengertian HIV / AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang


menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan
kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di


mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah
mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk
melawan infeksi yang ditimbulkan.

Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa


memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV
bisa menjalani hidup dengan normal.

B. Penyebab HIV / AIDS

Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling


banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan
bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat
memakai narkoba.

Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada


orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua
orang berisiko terinfeksi HIV.

C. Cara Penularan

1. Hubungan Seks Tanpa Alat Pengaman (Kondom)

Cara Penularan AIDS yang pertama adalah berhubungan seks


tanpa menggunakan kondom atau pengaman. Virus HIV akan
sangat mudah menular ketika seseorang dengan latar belakang
terkena virus HIV melakukan hubungan suami istri dengan
pasangannya tanpa menggunakan alat pengaman berupa kondom.
Karena pertukaran cairan yang terjadi ketika berhubungan seks
akan menjadi penyebab utama virus itu bisa berpindah dan
menyebar.

2. Berbagi Alat Suntik dengan Orang yang positif Mengidap HIV

Salah satu cara penularan virus HIV selain berhubungan seks


tanpa alat pengaman adalah dengan cara berbagi alat suntik
dengan orang yang positif mengidap HIV, khususnya pada para
pengguna narkoba. Penularan melalui alat suntik ini dikarenakan
ketika memakai jarum yang bergantian maka cairan dalam tubuh
orang yang positif terkena HIV akan meyebar ke lawannya, hal ini
sangat berbahaya karena merupakan salah satu cara penularan
HIV yang paling mudah terjadi.

3. Ibu Hamil Positif HIV Kepada Bayinya Selama Masa Kehamilan,


Persalinan.

Ibu hamil yang positif HIV sebaiknya tidak memberikan asupan


ASI kepada anaknya, bahkan sejak didalam kandungan anak
tersebut memiliki potensi besar tertular virus yang di derita oleh
ibunya. Maka dari itu ibu hamil yang positif HIV berpotensi
menularkan virus ini kepada bayinya ketika persalinan, atau pun
menyusui.

4. Melalui Transfusi darah

Salah satu penyebab penularan virus HIV selain dua contoh


yang telah dijelaskan adalah melalui transfusi darah, virus HIV
dapat menyebar melalui donor darah yang dilakukan oleh pendonor
yang positif terkena virus HIV atau bisa melalui transfusi darah
yang sudah tercemar virus HIV.

5. Melakukan Seks Oral

Salah satu penyebab lain dari penyebaran virus HIV adalah


dengan cara melakukan hubungan seks dengan berbagai macam
cara. melakukan seks oral bisa menjadi penyebab tersebarnya virus
HIV. Sex oral adalah suatu aktivitas yang memberikan stimulasi
atau rangsangan pada alat kelamin pasangan dengan
menggunakan mulut, ludah, gigi, atau lidah. Sex oral yang
dilakukan seseorang kepada wanita disebut dengan Cunnilingus,
sedangkan sex oral yang dilakukan seseorang kepada pria disebut
dengan fellatio.

6. Terkena atau Tertukarnya Cairan Vagina atau Sperma

Cara Penularan AIDS selanjutnya adalah terkena atau


bertukarnya cairan vagina dan sperma. Biasanya dalam memilih
toilet umum orang harus berhati-hati karena jika saja secara tidak
sengaja terkena cairan berupa sperma dan cairan vagina bisa saja
orang yang belum terinfeksi kemudian tertular. Maka dari itu, kita
semua harus berhati-hati dalam menjaga kesehatan. Selain itu pula
terjadinya hal ini kadang saat melakukan hubungan sexual yang
akan mengakibatkan terkenanya cairan vagina atau sperma.

7. ASI (Air Susu Ibu) Kepada Bayi

Jika difikirkan kembali, seorang ibu pengidap penyakit HIV


AIDS yang sedang mengandung anaknya, anaknya bisa tertular
virus yang sangat mengerikan ini. Apalagi jika ibunya memberikan
ASI kepada anaknya. Untuk melindungi bayi dari infeksi AIDS
maka ibu hamil tidak boleh memberikan air susu ibu kepada bayi
yang telah dilahirkan. Konsumsi beberapa jenis obat pencegah HIV
melindungi janin dari infeksi HIV dan AIDS.

D. Cara Megatasi HIV dan AID

1. Cara Pencegahan Tertular AIDS

HIV merupakan jenis virus yang rapuh. Virus ini tidak bisa
bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di
dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi virus HIV. Cairan
yang dimaksud merupakan cairan sperma, cairan vagina, cairan
anus, darah, dan juga ASI. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa
HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine. Dan berikut
adalah cara pencegahan virus HIV diantaranya adalah:

a. Untuk mencegah penyebaran virus HIV adalah dengan


melakukanhubungan seks secara aman, yaitu hubungan seks
setelah menikah dan tidak pernah berbagi jarum suntik atau
peralatan menyuntik atau apapun yang dapat menyebabkan
berpindahnya virus HIV. Orang yang sering melakukan
hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan memiliki resiko
terinfeksi terkena HIV.
b. Pencegahan HIV selain tidak berganti ganti pasangan adalah
dengan mengkonsumsi obat yang dihasilkan oleh para peneliti
untuk bertahan dan memiliki waktu lebih lama, mengingat
virus HIV adalah virus yang sangat berbahaya, maka kita harus
bisa melindungi diri agar tidak terinfeksi virus HIV.
c. Pencegahan yang paling mudah dilakukan adalah dengan setia
pada Pasangan. Salah satu upaya yang sangat umum dilakukan
untuk mencegah virus HIV adalah setia dengan pasangan.
Hubungan seks yang sudah didasari dengan pernikahan jauh
lebih aman daripada seks bebas. Pemeriksaan infeksi HIV
sangat perlu dilakukan oleh pasangan yang akan menikah
untuk melindungi diri dari infeksi HIV. Hindari semua jenis
hubungan seksual yang bebas dan tidak dengan pasangan.
d. Lakukan Seks Aman. Upaya untuk melakukan seks aman
hanya bisa dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
Namun jika Anda memiliki beberapa pemikiran yang lain
mengenai budaya ini misalnya seks bebas, maka tetap harus
memakai kondom atau pengaman saat berhubungan seksual.
e. Virus HIV juga bisa disebabkan oleh hal-hal seperti kontak Fisik
tidak Menyebabkan AIDS. Ciuman dan belaian tangan tidak
akan menyebabkan penularan AIDS atau virus HIV. Akan tetapi
bisa melakukan langkah ini sesuai dengan adat dan budaya
yang Anda pahami atau anut.
f. Cara pencegahan lainnya adalah dengan menghindari Narkoba.
Bahaya narkoba memang sudah menjadi rahasia umum sangat
mematikan. Narkoba yang dikonsumsi dengan cara suntikan
menjadi salah satu penyebab AIDS yang sangat besar. Anda
bisa melindungi diri Anda sendiri dengan tidak memakai
narkoba. Pemakaian jarum suntik secara bergantian telah
meningkatkan angka penularan AIDS.
g. Ibu hamil yang dinyatakan positif HIV memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk menularkan AIDS pada janin. proses
penularan dapat terjadi dari plasenta atau ASI. Bahkan bayi
juga bisa terkena AIDS selama proses persalinan. Untuk
melindungi bayi dari infeksi AIDS maka ibu hamil tidak boleh
memberikan air susu ibu kepada bayi yang telah dilahirkan.
Konsumsi beberapa jenis obat pencegah HIV melindungi janin
dari infeksi HIV dan AIDS.
h. Cara mencegah Virus HIV salah satunya adalah dengan
melindungi proses pertukaran cairan, dalam hal ini adalah
transfusi darah. Darah merupakan salah satu jenis penyebab
infeksi HIV dan AIDS yang sangat tinggi. Jika Anda terpaksa
harus melakukan transfusi darah karena kondisi kesehatan
maka pastikan bahwa darah yang Anda pakai sehat dan telah
mendapatkan uji HIV AIDS.
i. Salah satu upaya spiritual yang dapat dilakukan dalam
mencegah virus HIV adalah dengan bimbingan Moral dan
Sosialisasi. Salah satu upaya pencegahan AIDS yang perlu
dilakukan saat ini adalah melakukan berbagai jenis kegiatan
dan kampaye untuk memberikan bimbingan moral kepada
remaja dan anak muda. Sosialisasi ini bermanfaat untuk
memberikan ilmu-ilmu tentang apa itu AIDS, penularan AIDS
dan metode untuk mencegah penularan AIDS.
j. Bagi ramaja yang masih dalam kondisi labil, sebaiknya
menghindar dari pergaulan yang bebas. Pergaulan bebas yang
terjadi pada remaja dan anak-anak bisa disebabkan oleh
berbagai faktor. Namun bagian yang lebih penting dari akibat
pergaulan bebas seperti seks bebas dan pemakaian narkoba
telah meningkatkan jumlah penderita AIDS. Untuk melindungi
diri maka sebaiknya jika Anda tidak masuk ke dalam pergaulan
bebas dan memakai waktu luang untuk kegiatan yang
bermanfaat.
k. menggunakan pelindung tangan jika Anda harus merawat
penderita AIDS. Pelindung tangan akan melindungi Anda dari
virus yang terdapat pada darah, muntah atau urin. Hal ini pada
umumnya dianjurkan kepada para petugas medis.
l. Cara menghindari virus HIV salah satunya jika Anda memiliki
luka maka pastikan untuk selalu menutup luka dengan perban
atau bahan lain yang aman untuk melindungi dari infeksi HIV.
m. Tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan
kontak darah dengan penderita seperti sikat gigi, pisau cukur
dan peralatan lain.
n. Cara terakhir adalah dengan semua jenis perlengkapan
kesehatan yang digunakan untuk kontak fisik dengan
penderita.

2. Cara Pengobatan HIV dan AIDS

Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan


penyakit HIV/AIDS. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
mencegah infeksi berkembang agar penderita bisa hidup normal.
Pengobatan penyakit HIV/AIDS umumnya dilakukan dengan
melakukan terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral bertujuan
untuk melawan infeksi virus dan memperlambat penyebaran virus.
Obat antiretroviral yang umumnya digunakan dalam mengobati
penyakit HIV/AIDS seperti berikut.

a. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

Pada saat awal terinfeksi, virus HIV/AIDS akan mulai


masuk ke sel-sel sistem kekebalan tubuh. Sel tersebut antara
lain sel CD4 atau sel T. Setelah virus masuk ke sistem
kekebalan tubuh, virus mulai berkembang dan memperbanyak
diri. Setelah itu, virus akan mengubah materi genetik yang
normalnya dari DNA ke RNA menjadi RNA ke DNA. Proses
tersebut disebut dengan transkripsi terbalik. Selama proses
transkripsi terbalik dibutuhkan enzim reverse transcriptase.
Obat NRTI bekerja dengan cara memblokir enzim reverse
transcriptase agar tidak berkembang semakin banyak dan
mencegahnya menjadi parah. Obat NRTI yang umumnya
digunakan antara lain abacavir, emtricitabine, lamivudin,
tenofovir disoproxil fumarate, dan zidovudine.

b. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors merupakan


obat dengan cara kerja yang mirip dengan NRTI. Obat ini
menghentikan virus HIV agar tidak mereplikasi diri dan
berkembang semakin banyak. Obat yang termasuk dalam non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitors seperti doravirine,
efavirenz, etravirine, dan rilpivirine

c. Cytochrome P4503A (CYP3A) Inhibitors

Cytochrome P4503A atau CYP3A merupakan enzim di


dalam hati yang membantu beberapa fungsi tubuh. Enzim ini
membantu tubuh dalam memecah atau memetabolisme berbagai
jenis obat-obatan yang masuk ke tubuh. Mengonsumsi obat ini
dapat meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan obat lain yang
dikonsumsi. Alhasil, kinerja obat akan semakin maksimal dan
dapat membantu mengoptimalkan kondisi kesehatan pasien
HIV/AIDS. Beberapa obat yang sering digunakan seperti
cobicistat dan ritonavir.

d. Integrase Inhibitors

Virus HIV yang masuk ke tubuh membutuhkan enzim


integrase untuk menginfeksi sel T. Virus akan memasukkan DNA
HIV ke dalam DNA manusia dan berkembang semakin banyak.
Obat integrase inhibitors merupakan obat antiretroviral yang
bertugas untuk memblokir tindakan tersebut agar virus tidak
bertambah banyak. Pemberian obat integrase inhibitors biasanya
akan diberikan sejak pertama kali didiagnosis positif HIV. Obat-
obatan yang termasuk dalam jenis integrase inhibitors seperti
dolutegravir dan raltegravir.

e. Protease Inhibitors (PI)

Virus HIV membutuhkan enzim protease untuk dapat


bereplikasi menjadi lebih banyak. Obat protease inhibitors
bekerja dengan cara mengikat enzim protease. Enzim protease
yang diikat oleh protease inhibitors akan mencegah virus HIV
bereplikasi menjadi lebih banyak. Akibatnya, dapat mengurangi
jumlah sel sehat yang terinfeksi oleh virus HIV. Obat protease
inhibitors yang digunakan untuk mengobati penyakit HIV/AIDS
seperti atazanavir, darunavir, fosamprenavir, ritonavir, dan
tipranavir.

f. Entry Inhibitors

Virus HIV/AIDS harus mengikat protein sel untuk dapat


masuk ke dalam sel T yang sehat. Obat entry inhibitors memiliki
kegunaan untuk mencegah virus HIV/AIDS masuk ke dalam sel
T. Namun, penggunaan obat ini jarang digunakan pada
pengobatan awal. Dokter akan mulai merekomendasikan obat ini
ketika pengobatan lain tidak memberikan perubahan. Obat entry
inhibitors yang digunakan antara lain enfuvirtide dan maraviroc.

g. Fusion Inhibitors

Fusion inhibitors merupakan obat jenis lain yang banyak


digunakan dalam proses pengobatan penyakit HIV/AIDS. Untuk
dapat berkembang semakin banyak, virus HIV membutuhkan sel
T inang. Disinilah fungsi obat ini, yaitu menghambat virus HIV
yang memasuki sel T inang sehingga mencegah virus bereplikasi.
Hingga saat ini, masih terdapat satu obat fusion inhibitors, yaitu
enfuvirtide.

f. Post-attachment Inhibitors

Post-attachment inhibitors termasuk dalam obat


antiretroviral untuk mengobati penyakit HIV/AIDS. Obat ini
bekerja dengan cara mencegah virus agar tidak berkembang
semakin banyak. Selain itu, obat ini juga mencegah virus HIV
masuk ke sel tertentu yang dapat memengaruhi sistem
kekebalan tubuh. Umumnya, agar lebih maksimal obat ini harus
dikombinasikan dengan obat antiretroviral lainnya. Obat post-
attachment inhibitors yang digunakan, yaitu ibalizumab-uiyk
(Trogarzo).

Cara untuk mengobati penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan


dengan menggunakan obat antiretroviral. Obat antiretroviral
bekerja dengan cara mengendalikan virus HIV/AIDS agar tidak
berkembang semakin banyak. Selain itu, juga mencegah kondisi
pasien agar tidak semakin parah. Pastikan untuk mendapatkan
resep dari dokter sebelum menggunakan obat ini. Sekian ulasan
tentang bagaimana cara untuk mengobati penyakit HIV/AIDS.
Semoga bermanfaat.
MAKALAH
PENYAKIT HIV / AIDS

Oleh:
Nama : Enggi Ngutra
Kelas : II TKRA

SMK SIWA LIMA ST. JOSEP LANGGUR


TAHUN 2024

Anda mungkin juga menyukai