Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok mata kuliah PMS dan HIV/AIDS
Dosen Pengampu : Dr. dr. Toha Muhaimin, MSc
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
Dini Agustini 2106776590
Prila Khairunnisa 2106776994
Vahlufi Eka Putri 2106677331
Gambar 2.
Distribusi Penderita HIV Baru
Berdasarkan Populasi Berisiko Secara Global (2018)
Gambar 3.
Peningkatan Risiko Tertular HIV
diantara Populasi Berisiko di Dunia Tahun 2018
Kasus HIV pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987. Sampai dengan
tahun 2012, kasus HIV/AIDS telah tersebar di 345 dari 497 (69,4%) kabupaten/ kota di seluruh
provinsi Indonesia. Jumlah kasus HIV baru setiap tahunnya telah mencapai sekitar 20.000
kasus. Pada tahun 2012 tercatat 21.511 kasus baru, yang 57,1 % di antaranya berusia 20-39
tahun. Sumber penularan tertinggi (58,7%) terjadi melalui hubungan seksual tidak aman pada
pasangan heteroseksual. Pada tahun 2012 tercatat kasus AIDS terbesar pada kelompok ibu
rumah tangga (18,1%) yang apabila hamil berpotensi menularkan infeksi HIV ke bayinya.
Pada tahun 2012 pula, dari 43.624 ibu hamil yang melakukan konseling dan tes HIV terdapat
1.329 (3,05%) ibu dengan infeksi HIV. Lebih dari 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu
HIV positif. Penularan tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan dan selama
menyusui.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam tahun 2019, didapatkan 78%
HIV pada regional AsiaPasifik dengan populasi faktor resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) pada
peringkat ke-2 secara global dengan persentase sebesar 25,2% (Kemenkes, 2020). LSL
menyumbang mencapai 57% di Eropa Barat, 42% pada Amerika Latin dan Karibia, 21% di
Asia Pasifik dan pada 25 negara persentase HIV pada lelaki seks lelaki mencapai 15%
(UNAIDS, 2017, 2018). Indonesia dilaporkan dengan tingkat prevalensi tertinggi sebesar
25.8%, diikuti Malaysia 21.8%, dan Australia 18.3%(amfAR, 2019).
Penemuan Kasus HIV s.d. Desember 2021
a. Jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2021
cenderung meningkat setiap tahun. Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai
dengan Desember 2021 sebanyak 456.453.
Dari grafik diatas terlihat bahwa, capaian indikator tahun 2020 tidak berjalan sesuai dengan
yang ditargetkan karena adanya pandemi COVID-19 tetapi pada tahun 2021 akan dilakukan
akselerasi percepatan pencapaian sehingga diharapkan target tahun 2021-2024 berjalan on
track. Dari data cascading HIV dan ART sampai Desember 2020 menunjukkan target ODHA
on ART tahun 2020 sebesar 40%, berdasarkan data SIHA online bulan Desember tahun 2020,
jumlah estimasi ODHA tahun 2020 sebanyak 543.100 orang, jumlah ODHA yang ditemukan
sebanyak 418.961 orang (77%) dimana sebanyak 316.191 (58%) ODHA masih hidup dan
ODHA yang meninggal sebanyak 102.770 orang. Jumlah ODHA on ART sebanyak 142.871
orang (26,3%) dan Loss to Follow Up (LFU) sebanyak 65.772 orang (12%) dan yang stop
pengobatan sebanyak 6.914 orang (1.27%). Untuk ODHA yang diperiksa viral load sebanyak
31.624 orang dan yang virusnya tersupresi sebanyak 27.303 orang (86,3%). Tingginya angka
LFU ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain akses layanan pengobatan, jam operasional
layanan kesehatan, ODHA merasa sudah sehat, dan adanya kebosanan ODHA untuk menelan
ARV. Setiap tahun angka ini dapat disesuaikan dengan data cascade yang dicatat dan
dilaporkan dalam SIHA. Upaya pencegahan dan pengendalian HIV akan berdampak pada
penurunan angka kesakitan yang dapat diukur melalui insidensi, prevalensi dan angka
kematian akibat AIDS. Secara lengkap dalam grafik berikut ini:
Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak Risiko penularan HIV dari ibu ke anak tanpa upaya
pencegahan atau intervensi berkisar antara 20-50%. Dengan pelayanan pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak yang baik, risiko penularan dapat diturunkan menjadi kurang dari 2%.
Pada masa kehamilan, plasenta melindungi janin dari infeksi HIV; namun bila terjadi
peradangan, infeksi atau kerusakan barier plasenta, HIV bisa menembus plasenta, sehingga
terjadi penularan dari ibu ke anak. Penularan HIV dari ibu ke anak lebih sering terjadi pada
saat persalinan dan masa menyusui.
Gambar 11. Bayi Lahir Hidup dari Ibu HIV
Kebijakan untuk melakukan tes HIV didasarkan pada kategori epidemi tersebut dan karena
upaya pencegahan sifilis kongenital diintegrasikan, maka tes sifilis pun mengikuti kebijakan
yang sama.
a. Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi: tes HIV dan sifilis dilakukan untuk semua ibu
hamil bersamaan dengan pemeriksaan rutin lainnya pada layanan antenatal terpadu, di
setiap kunjungan, mulai kunjungan pertama (K1) hingga menjelang persalinan.
b. Daerah epidemi rendah: tes HIV dan sifilis dilakukan untuk ibu hamil dengan indikasi
adanya perilaku berisiko, keluhan/gejala IMS atau infeksi oportunistik (khususnya TB),
bersama pemeriksaan rutin lainnya pada layanan antenatal terpadu, di setiap kunjungan
mulai kunjungan pertama (K1) hingga menjelang persalinan.
Tabel 4. Keuntungan dan Kerugian Jenis Persalinan
Achsan, M. (2014). Insidensi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) di Unit Donor
Darah PMI Kota Semarang. Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 2(2).
Ardhiyanti, Yulrina. 2015. Bahan Ajar AIDS Pada Asuhan Kebidanan. Yogyakarta; Deepublish
Publisher. Tersedia di :
https://books.google.co.id/books?id=CD9yDwAAQBAJ&pg=PT6&dq=media+penularan
+HIV&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ah
UKEwir3uaMrrf6AhU3BrcAHS4RB1kQ6AF6BAgKEAM#v=onepage&q&f=true
Besral, B. U., & Zani, A. P. (2004). Potensi penyebaran HIV dari pengguna NAPZA suntik ke
masyarakat umum. Jurnal Makara Kesehatan, 8(2).
Centers for Diseasse Control and Prevention (CDC). 2021. HIV. Tersedia di
:https://www.cdc.gov/hiv/basics/hiv-transmission/body-fluids.html
Husein, P., Purnama, A., & Rovigis, R. (2015). Informasi Dasar dan Penanganan HIV dan AIDS.
Jurnal Ledalero, 14(2), 217-239.
Kemenkes RI. 2015.Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Ibu dan Anak Kesehatan RI. 2015 ISBN
978-602-235-869-5 : Jakarta
Kemenkes, R. I. 2020. Infodatin HIV AIDS. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2011). Hubungan Karakteristik Remaja Terkait Risiko Penularan
Hiv-Aids Dan Perilaku Seks Tidak Aman Diindonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 14(4), 20975.
Ratu Matahari, S.K.M., M.A., M.Kes Fitriana Putri Utami, S.K.M., M.Kes. 2018.BAHAN AJAR
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL :
YOGYAKARTA
Shaw, G. M., & Hunter, E. (2012). HIV transmission. Cold Spring Harbor perspectives in
medicine, 2(11), a006965.
WHO HIV update, Global Summary Web, World Health Organization, 2019