DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
Vahlufi Eka Putri 183112540120561
A. Definisi Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang dapat dilihat pada sclera, selaput
lendir,kulit, atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.Ikterus adalah
keadaan transisional normal yang mempengaruhi hingga 50% bayi
aterm akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis ‘jaune’ yang
berarti kuning. Ikterus adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau
jaringan lainnya (membrane mukosa) yang menjadi kuning karena
pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi
darah. Bilirubin merupakan produk utama pemecahan sel darah merah
oleh system retikuloendotelial. Kadar bilirubin serum normal pada bayi
baru lahir < 2 mg/dL. Pada konsentrasi > 5 mg/dL bilirubin maka akan
tampak secara klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan membrane
mukosa yang disebut ikterus. Ikterus akan ditemukan dalam minggu
pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus
terdapat pada 50% bayi cukup bulan (aterm) dan 75% bayi kurang bulan
(preterm).
C. Etiologi
4
1. Ikterus prahepatik
G. Pemeriksaan penunjang
Untuk menetapkan atau memperjelas diagnosa ikterus pada bayi baru
lahir tidak mudah dan memerlukan beberapa pemeriksaan laboratorium
yang membutuhkan tenaga ahli dan biaya yang tidak sedikit.
Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan, baik pada bayi maupun pada
ibu.
1. Bayi
a. Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi
pada saat lahir.
b. Bila ibu memiliki golongan darah O dianjurkan untuk
menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan.
c. Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus
pada 24 jam pertama kelahiran.
d. Uji Coombs direk untuk mendeteksi adanya antibodi maternal
pada sel darah merah (SDM) janin
e. Uji Cooms indirek untuk mendeteksi adanya antibodi maternal
dalam serum
f. Menghitung retikulosit-meningkat akibat hemolisis saat sel darah
merah (SDM) baru diproduksi
13
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pengkajian fisik, pengkajian ini meliputi pengamatan terhadap :
a. Luasnya perubahan kulit dan warna sklera
b. Progesi ikterus di sefalo-kaudal
c. Tanda-tanda klinis lain, seperti letargi dan penurunan
keinginan untuk menyusu (makan)
d. Urine gelap atau feses pucat
e. Adanya dehidrasi, kelaparan, hipotermia, asidosis, atau hipoksia
f. Muntah, iritabilitas atau menangis dengan nada tinggi
1. Perencanaan
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan ikterus patologi yaitu
a. Observasi ikterus
b. Lakukan pemeriksaan dengan bilirubin meter transkutan
c. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
d. Berikan minum, dengan frekuensi sering, pantau asupan,
bila perlu tingkatkan 25% dari kebutuhan normal, pantau
pengluaran dan turgor kulit.
e. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu inkubator
f. Pantau area bokong dan feses
g. Upayakan kulit selalu bersih dan kering, catat warna dan
kondisi kulit tiap 8 jam dan pada saat perawatan
h. Ubah posisi tiap 2 jam
i. Berikan orang tua kesempatan untuk berinteraksi
21
J. Komplikasi
Komplikasi dari ikterus patologis adalah terjadinya Kern Ikterus. Kern
ikterus adalah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada
neonatus cukup bulan dengan ikterus beret (bilirubin indirect lebih dari 20
mg%) dan disertai penyakit hemolitik beret dan pada autopsi ditemukan
bercak bilirubin di otak.Kern icterus secara klinis berbentuk kelainan‘
syaraf spastis yang terjadi secara kronik .Gejala klinis pada permulaannya
tidak jelas tapi dapat disebutkan ialah mata yang berputar, letargis, kejang,
tak mau menghisap,gumoh, tonus otot meninggi, leher kaku dan
opistotonus.
24