Anda di halaman 1dari 42

GIZI PADA ANAK SEKOLAH

Oleh :

Azka Aghnianuri NPM 2106676461


Prila Khoirunnisa NPM 2106776994
Outline

Pola Pertumbuhan dan Kebutuhan Gizi dan Pola Regulasi Berat


Growth Spurt Konsumsi Anak Usia Sekolah Badan Anak
Definisi Anak Sekolah

Yusuf (2011)
Merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan
rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
(seperti: membaca, menulis, dan menghitung)
Anak Sekolah
Menurut Buku Data Penduduk (Kemenkes, 2011), anak usia sekolah adalah anak
berusia 7-12 tahun.

Di Periode ini anak-anak dianggap mulai bertanggungjawab atas perilaku nya


sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memiliki
keterampilan tertentu.

Periode Pra Remaja atau pra-pubertas terjadi pada tahap perkembangan usia
sekolah, ditandai dengan mulainya pubertas. Periode pubertas sekitar usia 12
tahun merupakan tanda akhir masakanak-kanak menengah
Pertumbuhan
dan Perkembangan
Pertumbuhan :
Perubahan fisik dan peningkatan ukuran.
Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif. Indikator
pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran
tulang, dan pertumbuhan gigi

Perkembangan:
Peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan keterampilan
yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan,
misalnya individu mengembangkan kemampuan untuk berjalan,
berbicara, berlari, dan melakukan aktivitas yang semakin
kompleks
Pertumbuhan Fisik Anak Sekolah
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-
3,5 kg dan 6 cm atau 2,5 inchi per
tahunnya.
Rata-rata kenaikan BB anak usia sekolah 6-
12 tahun kurang lebih sebesar 3,2 kg per
tahun. Pada periode ini, perbedaan individu
pada kenaikan BB disebabkan oleh faktor
Lingkar kepala tumbuh 2-3 cm selama
genetik, lingkungan, dan gizi
periode ini, menandakan pertumbuhan otak
yang melambat karena proses mielinisasi
sudah sempurna pada usia 7 tahun.
TB anak usia 6-12 tahun relatif sama antara
perempuan dan laki-laki, kuran lebih 115 cm.
Setelah usia 12 tahun, kurang lebih 150 cm Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah
terjadi secara bertahap. Kehilangan gigi desidua
merupakan tanda maturasi, mulai sekitar usia 6
tahun setelah tumbuhnya gigi molar pertama.
Penggantian gigi dewasa terjadi pada kecepatan 4/
tahun
Growth Spurt Pada Anak Sekolah
• Peningkatan kecepatan tubuh yang mengawali periode percepatan pertumbuhan. Growth spurt terjadi dalam waktu
yang berbeda pada individu yang berbeda (Purbaningsih et al.., 2011).

• Umumnya kecepatan pertumbuhan anak meningkat setelah lahir hingga usia 2 tahun. Setelah itu, kemudian berangsur-
angsur menurun hingga meningkat lagi pada masa remaja.

• Selama waktu ini, tyerjadi percepatan pertumbuhan yang menyebabkan berat pada anak laki-laki hampir dua kali lipat
dalam periode antara tahun ke-10 sampai 16. Perempuan mengalami pubertas lebih awal (sekitar 2 tahun) daripada
laki-laki. Anak-anak yang lebih berat dan lebih tinggi pada usia 7 tahun biasanya mencapai kecepatan pertumbuhan
puncak yang lebih besar daripada mereka yang lebih ringan dan lebih pendek.

• Percepatan pertumbuhan pada anak laki-laki terjadi ketika perubahan suara mereka telah dimulai, dan tingkat
pertumbuhan melambat setelahnya
Karakteristik Anak Sekolah
1. Karakeristik fisik anak sekolah :
• Pertumbuhan lambat dan teratur
• Berat badan dan tinggi badan anak perempuan lebih besar daripada anak laki-laki pada usia yang sama
• Pertumbuhan gigi permanen
• Nafsu makan semakin besar
• Mulainya pubertas pada akhir masa usia sekolah

2. Karakteristik emosi dan sosial diantaranya suka berteman dan bermain, rasa ingin tahu menngkat

3. Karakteristik intelektual meliputi suka berbicara dan mengeluarkan pendapat, memiliki minat besar dalam belajar dan
keterampilan, rasa ingin mencoba hal baru, dan selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu, serta perhatian
terhadap sesuatu biasanya terjadi secara singkat
Pengukuran Fisik Anak Sekolah
Ada berbagai cara untuk menilai status gizi seseorang yaitu konsumsi makanan, antropometri, biokimia, dan klinis
01 02 Your Text Your Text
Here Here
Ukuran massa jaringan:
Meliputi pengukuran berat bedan, tebal lemak
dibawah kulit, dan llingkar lengan atas
Antropometri atau ukuran tubuh
merupakan refleksi dari pengaruh genetik
dan lingkungan
Ukuran linier:
Meliputu pengukuran tinggi badan, lingkar
kepala, dan lingkar dada
Ukuran Antropometri

Kemenkes menyebutkan, parameter dan indeks antropometri yang umum


digunakan adalah indikator berat badan menurut umur (BB/U), Tinggi badan
menurut umur (TB/U), dan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U)

Tabel Klasifikasi Status Gizi Pada Berbagai Ukuran Antropometri


BB/U TB/U BB/TB
Gizi lebih (> 2 SD) Normal (≥ 2 SD)
Add Contents Title
Gemuk (> 2 SD)
You
Gizicanbaik
simply(≥ 2 SD
impress s.d
your ≤2 SD)
audience and add aPendek/stunded
unique (<2 SD) Normal (-2 SD s.d 2 SD)
zing and appeal to your Presentations.
Gizi kurang (< 2 SD) Kurus/wasted (≤ -2 SD)
Add Contents Title
Gizi buruk (< 3 SD)
You can simply impress your audience and add a unique
Sangat Kurus (< -3 SD)
zing and appeal to your Presentations.
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan status gizi saat ini sama seperti BB/U dan biasanya
digunakan untuk mengevaluasi dampak gizi berbagai program dan untuk memantau perubahan gizi dalam jangka waktu
pendek. Indeks TB/U menggambarkan status gizi pada masa lalu
Masalah Gizi Anak Sekolah
Ada 2 Faktor yang mempengaruhi gizi anak sekolah di negara berkembang:
1. Penyakit infeksi
2. Konsumsi makanan yang kurang memenuhi kebutuhan gizi

Anak-anak di negara berkembang umumnya menderita kelaparan jangka pendek, kekurangan energi protein, iodium, vit. A, zat besi. Studi
mengemukakan bahwa status gizi dan kesehatan berpengaruh penting pada kapasitas belajar anak-anak dan kinerja mereka di sekolah.

Masalah yang timbul:


1. Berat badan rendah
2. Defisiensi zat besi
3. Defisiensi vitamin E
4. Berat badan lebih → Terjadi akibat asupan energi yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan.
Beresiko terhadap faktor penyakit tidak menular yang timbul lebih cepat seperti DM tipe 2, jantung, HT, selain itu masalah
lain seperti gangguan tidur, sleep apnea, dan gangguan pernafasan
Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Penelitian membuktikan bahwa, “Education and learning depend on good nutrition and health” Di
negara maju seperti, Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis makanan anak sekolah atau yang dikenal
dengan school feeding sangat diperhatikan penyelenggaranya.

Banyak intervensi yang dilakukan beberapa tahun terakhir, diantaranya Program Gizi Anak Sekolah.
Untuk wilayah yang memiliki tingkat stuntingnya tinggi, Kemendikbud melakukan intervensi pemberian
asupan makanan kepada siswa SD melalui Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) sejak 2016.

Program ini merupakan intervensi pemberian asupan gizi kepada anak usia 4-12 tahun yang
merupakan anak usia sekolah dasar dan terindikasi mengalami defisit asupan gizi, protein dan
memiliki kebiasaan makan kurang dari tiga kali sehari.
Manfaat Pemberian Sarapan
Meningkatkan fokus Mengurangi resiko
belajar atau kegemukan
konsentrasi belajar.

Meningkatkan
Mencegah jajan
ketahanan fisik dan
sembarangan
saya tahan tubuh

Meningkatkan status Melatih disiplin dan


gizi dan kesehatan kebersamaan
Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Intervensi lain yang dilakukan adalah Pemberian Makanan Bagi Anak Sekolah (PMT-AS)

Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) merupakan program nasional dimulai sejak
tahun 1996, dilaksanakan secara lintas sektoral yang terkait dalam Forum Koordinasi PMT-AS atas
dasar hukum INPRES No. 1 Tahun 1997 tentang program makanan tambahan anak sekolah.

Program PMT – AS diluncurkan dalam rangka percepatan pencapaian tujuan pembangunan


nasional yang terkait dengan pengentasan gizi buruk, mencapai pendidikan sampai tuntas tidak
sampai putus sekolah dan pengentasan kemiskinan.
Manfaat PMT - AS
Memperbaiki asupan gizi Meningkatkan kesukaan akan
makanan daerah yang bergizi

Memperbaiki ketahanan fisik


Memperbaiki perilaku bersih dan
sehat, termasuk kebiasaan
Meningkatkan kehadiran dan minat makanan sehat
belajar

Menambah pendapatan masyarakat melalui


Meningkatkan partisipasi
penggunaan produksi setempat
masyarakat
Kebutuhan Gizi
Anak Sekolah
Kebutuhan gizi anak usia sekolah ditentukan berdasarkan metabolisme
basal, kecepatan pertumbuhan, dan pengeluaran energi. Energi dari
konsumsi pangan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan,
tetapi tidak sampai terjadi pertambahan berat badan yang berlebihan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat dijadikan acuan untuk perbaikan


asupan maakan yang dianalisis secara individual maupun kelompok. AKG
ini di antaranya dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan faktor
infeksi (Almatsier, 2004).

Rekomendasi kontribusi energi dan zat gizi sarapan sebanyak 25 %,


makan siang 30 %, makan malam 25 %, dan makan selingan pagi dan
sore masing-masing 10%
PROTEIN KARBOHIDRAT
Protein dibutuhkan untuk membangun dan Asupan karbohidrat secara tidak langsung
memelihara otot, darah, kulit dan jaringan, berperan dalam proses pertumbuhan.
serta organ tubuh. Pada anak, fungsi Konsumsi karbohidrat akan disimpan di
terpenting protein adalah untuk dalam tubuh dalam bentuk glikogen atau
pertumbuhan lemak tubuh

VITAMIN DAN MINERAL


LEMAK Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh
Lemak berfungsi sebagai sumber energi, dalam jumlah kecil daripada protein, lemak,
penyerapan beberapa vitamin. Selain dan karbohidrat, tetapi memiliki fungsi
itu, lemak juga berfungsi suntuk yang sangat esensial untuk tubuh.
pertumbuhan, terutama sel otak Keduanya mengatur keseimbangan kerja
tubuh dan Kesehatan secara keseluruhan.
Pola Konsumsi Anak Sekolah
• Pola konsumsi makanan adalah susunan jumlah dan jenis beberapa makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu
tertentu untuk pengaturan makan (Lubis, 2015). Pola konsumsi makan disebut juga dengan kebiasaan makan.

• Pola konsumsi makanan yang baik berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh seseorang seperti mencegah atau membantu
menyembuhkan penyakit. Begitu juga sebaliknya, jika pola konsumsi makanan yang kurang baik akan mempengaruhi status gizi
anak.

• Pola makan dapat diukur secara kuantitatif dengan melihat jenis makanan, takaran berat, porsi, dan frekuensi, sedangkan secara
kualitatif dapat dilihat melalui jenis dan komposisi makanan saja

• Anak sekolah yang pada dasarnya memiliki kebiasaan banyak beraktivitas di luar rumah ini, biasanya sering melupakan waktu
makan. Anak juga sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak
melakukan aktivitas fisik. Anak sekolah cenderung menikmati masa bermain dan belajar mereka bersama teman-temannya, sehingga
sering melupakan waktu untuk makan, padahal setiap waktu dan jam makan memiliki peranan penting untuk menunjang aktivitas
mereka
Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

Anak sekolah memiliki karakteristik selalu aktif kegiatan fisik sehingga membutuhkan asupan energi yang tinggi untuk
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi dapat dipenuhi apabila membiasakan anak untuk makan yang baik dalam
keluarga. Pemilihan dan penentuan yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus ini akan membentuk kebiasaan
makan didalam keluarga

Pendidikan Orang tua

Pekerjaan Orang tua

Pendapatan Keluarga
Tabel. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
dianjurkan (per orang per hari)

Kelompok BB TB Energi Protein Lemak (g)


Karbohidrat (g) Serat (g) Air (ml)
Umur (thn) (kg) (cm) (kkal) (g) Total Omega 3 Omega 6

Anak

7-9 tahun 27 130 1650 40 55 0,9 10 250 23 1650


Laki-Laki
10-12 tahun 36 145 2000 50 65 1,2 12 300 28 1850
13-15 tahun 50 163 2400 70 80 1,6 16 350 34 2100
16-18 tahun 60 168 2650 75 85 1,6 16 400 37 2300
Perempuan
10-12 tahun 38 147 1900 55 65 1,0 10 280 27 1850
13-15 tahun 48 156 2050 65 70 1,1 11 300 29 2100
16-18 tahun 52 159 2100 65 70 1,1 11 300 29 2150
Tabel. Angka Kecukupan vitamin yang dianjurkan (per orang per hari)
Tabel. Angka Kecukupan mineral yang dianjurkan (per orang per hari)
Regulasi Berat Badan Pada Anak

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN
2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN
ANAK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2020 TENTANG STANDAR
ANTROPOMETRI ANAK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG
UPAYA KESEHATAN ANAK

Bagian Keempat Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan


Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah
Pemberian ASI hingga 2 (dua) tahun
Pasal 21
Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) mulai
usia 6 (enam) bulan

(1) Pelayanan kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah ditujukan untuk Pemberian imunisasi dasar lengkap bagi bayi
meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup Bayi, Anak Balita dan Prasekolah.
Pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/hib pada anak usia 18
bulan dan imunisasi campak pada anak usia 24 bulan

Pemberian vitamin A

Upaya pola mengasuh anak

Pemantauan pertumbuhan

Pemantauan perkembangan
(2) Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan melalui Pemantauan gangguan tumbuh kemban

Mtbs

Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat
waktu ke ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Regulasi Berat Badan Pada Anak
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR
ANTROPOMETRI ANAK
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK

Pasal 1
• Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh
manusia.
• Standar Antropometri Anak adalah kumpulan data tentang ukuran, proporsi, komposisi tubuh sebagai
rujukan untuk menilai status gizi dan tren pertumbuhan anak.
• Anak adalah anak dengan usia 0 (nol) bulan sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.
a. Berat Badan menurut umur (BB/U
b. Panjang/Tinggi Badan menurut umur
Standar antropometri anak (PB/U atau TB/U)
PASAL terdiri atas 4 (empat) indeks c. Berat Badan menurut panjang/tinggi
2 meliputi → badan (BB/PB atau BB/TB)
d. Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U)

PASAL Standar antropometri anak a. Status Gizi Anak


3 wajib digunakan sebagai acuan b. Tren Pertumbuhan
nakes, berikut penilaiannya →
Anak
a. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0-60 bulan
(1) Penilaian status gizi anak sebagaimana b. Indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilakukan atau TB/U) anak usia 0-60 bulan
c. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan
PASAL dengan membandingkan hasil pengukuran (BB/PB atau BB/TB) anak usia 0-60 bulan;
4 berat badan dan panjang/tinggi badan d. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 0-60
dengan Standar Antropometri Anak yang bulan
menggunakan → e. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia lebih
dari 5-18 tahun

(2) Indeks Berat Badan menurut a. Berat badan sangat kurang


Umur (BB/U) anak usia 0-60 (severely underweight)
PASAL bulan sebagaimana dimaksud b. Berat badan kurang
4 (underweight)
pada ayat (1) huruf a digunakan
c. Berat badan normal
untuk menentukan kategorI → d. Risiko berat badan lebih

(3) Indeks Panjang Badan atau a. Sangat pendek (severely


Tinggi Badan menurut Umur (PB/U stunted)
PASAL atau TB/U) anak usia 0-60 bulan b. Pendek (stunted)
4 sebagaimana dimaksud pada ayat c. Normal
(1) huruf b digunakan untuk d. Tinggi.
menentukan kategori →
a. Gizi buruk (severely wasted)
(4) Indeks Berat Badan menurut Panjang b. Gizi kurang (wasted)
Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) c. Gizi baik (normal)
d. Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)
PASAL anak usia 0-60 bulan sebagaimana dimaksud e. Gizi lebih (overweight)
4 pada ayat (1) huruf c digunakan untuk f. Obesitas (obese)
menentukan kategori →

(5) Indeks Massa Tubuh menurut Umur a. Gizi buruk (severely wasted)
(IMT/U) anak usia 0-60 bulan b. Gizi kurang (wasted)
PASAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) c. Gizi baik (normal)
4 huruf d digunakan untuk menentukan d. Berisiko gizi lebih (possible risk
kategori → of overweight)
e. Gizi lebih (overweight)
f. Obesitas (obese)

(6) Indeks Massa Tubuh menurut Umur a. Gizi buruk (severely


(IMT/U) anak usia 5-18 tahun sebagaimana thinness)
PASAL dimaksud pada ayat (1) huruf e digunakan b. Gizi kurang (thinness)
4 untuk menentukan kategor → c. Gizi baik (normal)
d. Gizi lebih (overweight)
e. Obesitas (obese
(7) Penilaian status gizi anak Dalam hal hasil penilaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) status gizi anak ditemukan PASAL
PASAL dilakukan di fasilitas pelayanan permasalahan gizi anak, wajib 5
4 kesehatan, upaya kesehatan bersumber
dilakukan tata laksana sesuai
daya masyarakat, dan institusi
pendidikan, melalui skrining dan survei kebutuhan

a. Membandingkan pertambahan berat badan


dan panjang badan atau tinggi badan dengan
(1) Penilaian tren pertumbuhan standar kenaikan berat badan dan
PASAL pertambahan panjang badan atau tinggi
anak sebagaimana dimaksud badan
6 dalam Pasal 3 huruf b dilakukan b. Menilai kenaikan indeks massa tubuh yang
terjadi di antara periode puncak adipositas
dengan
→ (peak adiposity) dan kenaikan massa lemak
tubuh (adiposity rebound)

(2) Penilaian tren pertumbuhan anak dengan


a. Grafik berat badan menurut umur (BB/U)
membandingkan pertambahan berat badan dan grafik panjang badan atau tinggi
dan panjang badan atau tinggi badan dengan badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
PASAL standar kenaikan berat badan dan b. Tabel kenaikan berat badan (weight
6 pertambahan panjang badan atau tinggi increment) dan pertambahan panjang
badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) badan atau tinggi badan (length/height
increment)
huruf a menggunakan →
(3) Penilaian tren pertumbuhan anak dengan menilai (4) Tabel kenaikan berat badan (weight increment) dan
kenaikan indeks massa tubuh dini yang terjadi di pertambahan panjang badan atau tinggi badan
antara periode puncak adipositas (peak adiposity) (length/height increment) sebagaimana dimaksud pada
dan kenaikan massa lemak tubuh (adiposity ayat (2) huruf b digunakan untuk menentukan kategori
PASAL rebound) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf anak usia 0 (nol) sampai dengan 24 (dua puluh empat)
6 b menggunakan grafik Indeks Massa Tubuh menurut bulan yang mengalami risiko gagal tumbuh (at risk of
Umur (IMT/U) berdasarkan hasil skrining yang failure to thrive) atau weight faltering, dan perlambatan
menggunakan grafik Berat Badan menurut Umur pertumbuhan linear yang merupakan risiko terjadinya
(BB/U) perawakan pendek (stunted)

1) Penilaian tren pertumbuhan anak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
(5) Penilaian tren pertumbuhan anak merupakan bagian dari upaya deteksi dini
PASAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan risiko gagal tumbuh, kenaikan massa lemak PASAL
di fasilitas pelayanan kesehatan, upaya tubuh dini, dan perawakan pendek. 7
6 kesehatan bersumber daya masyarakat, dan 2) Jika ditemukan risiko gagal tumbuh, kenaikan
institusi pendidikan massa lemak tubuh dini, dan perawakan
pendek, wajib segera dilakukan tata laksana
sesuai kebutuhan

Standar Antropometri Anak, tata cara


Pengukuran Antropometri Anak wajib penilaian status gizi anak, dan tata cara
menggunakan alat dan teknik PASAL
PASAL penilaian tren pertumbuhan anak tercantum
pengukuran sesuai standar. dalam Lampiran yang merupakan bagian 9
8 tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Umur 5- 18 tahun.
Tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Umur 5- 18 tahun.
Grafik Anak Umur 5-18 tahun Grafik 17. Indeks Massa Tubuh menurut Umur Anak Laki-laki 5-18 Tahun
Grafik Anak Umur 5-18 tahun Grafik 17. Indeks Massa Tubuh menurut Umur Anak Laki-laki 5-18 Tahun
THANK YOU
DISKUSI TANYA JAWAB
1.Indri :
- Bagaimana implementasi dari program pemerintah “PROGAS” ? Tingkat efektifitasnya?
- Penyakit infeksi apa saja yang terjadi akibat masalah gizi di negara berkembang ?
Jawab :
- Progas merupakan program bantuan pemerintah. Pelaksanaannya biasanya berbeda di setiap daerah. Dana
yang digunakan adalah dana APBD. Salah satu implementasinya, dengan memberikan sarapan kepada peserta
didik. Salah satu progas yang sudah dilakukan, di kabupaten Sorong, Mendikbud meninjau di salah satu SD
disana, mereka melihat bagaimana penyiapan sarapan yang dimasak di dapur Progas, menunya bubur ayam,
wortel, buncis, kuah kadu, dan buah pepaya.
Progas merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi kelaparan dan kematian anak, lalu untuk
meningkatkan asupan gizi seimbang, meningkatkan PHBS, dan kemampuan belajar anak sekolah.
Tingkat efektifitas Progas pada salah satu kajian, dikarenakan mereka mendapatkan asupan yang baik, maka
kemampuan belajar mereka juga semakin baik. Tetapi jika kita hanya mengandalkan pemerintah, tanpa ada
perbaikan sistem lainnya, akan menjadi tidak efektif. Harus ada perbaikan pengetahuan orang tua, pendapatan
orang tua sehingga dapat memberikan gizi yang baik untuk anak, sehingga tidak hanya eksternal saja. Sehingga
akar masalah dapat diselesaikan, bukan hanya dari pemerintah.
- Banyak penyakit infeksi yang terjadi seperti diare, ISPA, malaria. Ketika penyakit ini terjadi, maka akan
mempengaruhi status gizi. Ketika anak memiliki status gizi yang buruk, maka akan semakin mudah terjadi
penyakit infeksi
2.Ridwan :
Apakah menarche/ mimpi basah dipengaruhi oleh status gizi?
Jawab
Status gizi mempengaruhi menarche, dapat dilihat dari BMI (Boddy Mass Index) nya. Semakin besar BMI nya, maka
menarche nya akan lebih cepat, sebaliknya jika BMI nya kurang, menarche nya akan lebih lama. Biasanya menarche
terjadi mulai usia 10 tahun. Dari jurnal lain disebutkan bahwa, jika anak terlalu kurus menyebabkan amenore, berarti
status gizi berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Dapat dilihat jurnal dgn judul: “Timing of menarche in
Norwegian Girls : association with body mass index, waist circumference and skinfold thickness”- Jurnal BMC,
Publish 6 Juni 2017

3.Ricka :
Apakah ada program kesehatan anak sekolah dari pemerintah yang memantau IMT/U pada anak sekolah?
Jawab
Ada, program penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik. Mereka akan ditanyakan keadaan
umum, BB, dan TB nya oleh Puskesmas di wilayah SD tersebut.
4.Rafida :
Untuk di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa kota yang menjalankan program pemberian tablet tambah darah
dari sekolah untuk anak remaja putri. Namun, dari survey daring yang diadakan oleh UNICEF pada Juni 2020 dari
6000 anak muda hampir 90% remaja perempuan berhenti mengkonsumsi TTD selama pandemi. Menurut
kelompok bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar program pemberian TTD ini dapat berjalan selama
pandemi?
Jawab
Pemanfaatan kader kesehatan, meskipun kita memang melakukan physical distancing, kami rasa jika kader yang
bergerak tidak masalah. Kader-kader dapat menjemput bola, dengan pergi ke rumah para remaja dan memberikan
serta mengingatkan untuk minum tablet tambah darah. Bidan wilayah juga harus melakukan monitoring dari
program ini. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan mereka dala, sebuah posyandu, dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan.
5.Dhinira :
Apakah pemberian susu tinggi protein dan rendah lemak benar-benar membantu untuk menunjang pertumbuhan
dan kecerdasan anak sekolah?
Jawab
Pada kasus tertentu, asupan kalsium dari susu formula bisa diberikan jika belum adekuat atau cukup. Seperti kita
tahu, kalsium berfungsi untuk pembentukan tulang. Anak tak wajib minum susu hanya untuk pertumbuhannya.
Susu formula bisa digunakan sebagai suplementasi untuk memenuhi kebutuhan. Salah satu kandungan yang
dianggap bagus untuk meningkatkan kecerdasan anak adalah AHA dan DHA. Kedua kandungan ini ada di dalam
susu formula. Yang juga harus didasari, kecerdasan itu multifaktorial, artinya banyak faktor yang memengaruhi
selain nutrisi. Kecerdasan anak bisa dipengaruhi faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan umumnya lebih
dominan dan berperan dalam kecerdasan anak. Faktor ini meliputi kondisi kesehatan anak, stimulasi, dan nutrisi.
Sehingga, tidak semata-mata jika minum susu maka anak akan menjadi cerdas. Hal ini harus berjalan beriringan
dengan stimulasi anak.
Perlu disadari juga bahwa susu formula bukanlah pengganti makananan, khsususnya buat anak-anak. Selain
memengaruhi berat badan, pemberian susu yang tidak sesuai juga dapat mengganggu pola makan anak
6.Devvy :
Banyak sekali jajanan anak di sekolah yang mengandung MSG berlebih. Apakah jika anak banyak mengkonsumsi
MSG akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan otak anak tersebut?
Jawab
Berdasarkan makalah yang kami baca, dengan judul “Dampak MSG Bagi Kesehatan Anak” oleh Pasca Univ Jember,
disembutkan bahwa dampak MSG dalam jangka panjang salah satunya menurunnya fungsi otak. Ketika sel-sel
neuron di otak menerima senyawa MSG, mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan impulsnya pada
sampai tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi beberapa jam kemudian, neuron tersebut akan mati. Jika banyak
sel neuron yang mati, maka fungsi otak akan menurun, yang tentunya akan berbahaya bagi perkembangan anak.
MSG dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang mengkonsumsi MSG, semakin
besar bahaya yang ditimbulkan oleh MSG pada otak, sehingga resiko jangka panjangnya akan mengurangi
kecerdasan pada anak.
Perlu digarisbawahi, semua hal yang sifatnya berlebihan dan lebih dari batas AKG maka sifatnya tidak baik. Bukan
berarti, hari ini kita mengkonsumsi MSG, lalu besoknya akan terkena tumor otak dan lain sebagainya. Maka sah
saja, dan diperbolehkan untuk mengkonsumsi AKG asalkan tidak berlebihan.
7.Ridwan :
Sebagai tenaga kesehatan, bagaimana peran kita untuk mengurangi jajanan anak SD yang banyak mengkonsumsi MSG?
Jawab :
Peran kita untuk benar-benar meniadakan jajanan tersebut cukup sulit. Tetapi, kita sebagai tenaga kesehatan harus bekerja sama
dengan pihak sekolah untuk membentuk program, misalnya kantin sehat. Dalam pelaksanaannya, semua pihak yang terlibat harus konsisten. Ada
peraturan yang mengikat dari sekolah, untuk menyediakan makanan sehat.
Gaya hidup dan pola makan pada anak berdasar kebiasaan dari rumah, jadi ada baiknya juga pola hidup sehat di rumah harus dibenahi.
Untuk itu, nakes harus memberikan edukasi bagi orang tua sedari dini, yakni pada saat pemberian penyuluhan konseling pra nikah. Materi mengenai
gizi anak dan keluarga dapat dimasukkan pada program itu.
Tambahan dari Ida :
Salah satu program kami di Gunung Kidul- Jogjakarta, ada banyak sekali jajanan tidak sehat di SD. Banyak program yang disediakan
disana, mulai dari puskesmas, BPOM. Hanya saja pemerintah tidak melakukan monitoring secara berkala.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah edukasi, ke kantin, guru, kepala sekolah, orang tua. Pada akhirnya kepala sekolah akan menjadi decision
maker, dan komitmen terhadap program. Petugas kesehatan harus selalu monitoring. Kantin revitalisasi menjadi tonggak utama. Kantin tersebut
menerapkan sistem koin, anak murid tidak boleh jajan dari luar sekolah. Jadi orang tua membeli koin tersebut untuk anaknya. Ada training untuk
penjual kantin agar menjual jajanan yang sehat. Seluruh stakeholders dilibatkan dalam merubah perilaku, komitmen pimpinan, stakeholders dari
kemenkes dan puskesmas dan monitoring petugas kesehatan juga sangat penting.
Gizi adalah investasi untuk kecerdasan dan menimbulkan performance sekolah menjadi naik. Sekolah tersebut menjadi sekolah
percontohan untuk program gizi dan kesehatan sekolah.
Tambahan dari Reza :
Budaya makan, harus komprehensif dan berkelanjutan. Yang tertinggi adalah peraturan/ kebijakan. Di Singapore, ada kebijakan bahwa
kantin yang disediakan di sekolah adalah kantin menuju kantin sehat. Setiap jajanan yang dikemas, ada informasi kalori nya, fokusnya pada pemanis.
Program tersebut diadakan bukan hanya kebijakan dari sekolah, tetapi memang kebijakan pemerintah. Mungkin hal ini dapat kita contoh, untuk
membuat program jajanan yang sehat.
Beberapa puskesmas, misal PKM Duren Sawit, sidak jajanan dilakukan 1 minggu 1 kali, sidak untuk jajanan SD (fokus ke pewarna) agar
di tiadakan. Hanya saja, monitoring kita memang kurang. Atau kita juga bisa untuk menerapkan program catering untuk mengalihkan jajan yang
tidak sehat.
8.Henny :
Bagaimana menurut kelompok terkait produk-produk yang mengklaim sarapan sehat dengan tambahan vitamin
dll? Dan produk-produk ini sedang gencar iklannya
Jawab
Selama vitamin yang dibutuhkan memang dibutuhkan, tidak masalah untuk menkonsumsinya. Yang harus
diperhatikan lagi adalah kandungannya, misal kita menggantikan sarapan pagi dengan sereal, yang klaimnya
mengandung banyak vitamin dan menyehatkan, maka kita juga harus memperhatikan gula yang terkadung di
dalamnya. Jangan sampai apa yang kita konsumsi menjadi berlebihan.

9.Stefani :
Saat pandemi sekarang anak sekolah dari rumah, otomatis program peningkatan gizi anak sekolah tidak berjalan.
Menurut kelompok bagaimana cara efektif untuk mencapai status gizi optimal bagi anak sekolah terutama anak
dengan gizi kurang dan dari keluarga dengan ekonomi dibawah rata-rata?
Jawab
Optimalisasi Posyandu di masa pandemi dapat menjadi salah satu cara untuk melakukan pendekatan pada anak
dengan gizi kurang, lingkup posyandu hanya sebatas RT, sehingga masih bisa berjalan, posyandu dilakukan dengan
tetap menjalankan protokol kesehatan. Opsi lain, kita dapat melakukan sistem jemput bola, sehingga anak-anak
dengan gizi kurang tetap mendapatkan bantuan makanan.

Anda mungkin juga menyukai