Anda di halaman 1dari 31

MATA KULIAH

Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu II

Penilaian mutu terhadap pelayanan kesehatan berdasarkan siklus PDCA

Disusun Oleh
Nama : Vahlufi Eka Putri
NPM : 183112540120561
Kelas : B5 Kebidanan

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya Makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Individu

“Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan : Penilaian mutu terhadap

pelayanan kesehatan berdasarkan siklus PDCA” dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,

begitupun makalah yang telah penyusun buat, baik dalam hal isi maupun

penulisannya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan

untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah

ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu

pengetahuan, baik di Universitas Nasional maupun lingkungan masyarakat.

Jakarta, Desember 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
Menggunakan Siklus PDCA............................................................3
B. Pengertian Siklus PDCA..................................................................7
C. Siklus PDCA....................................................................................7
D. Posyandu........................................................................................12
E. Jenis Posyandu...............................................................................14
F. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu................................................16
G. Kegiatan Pokok Posyandu..............................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Kasus Semu....................................................................................19
B. Penyelesaian Masalah dengan Siklus PDCA.................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................25
B. Saran...............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan

sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi

yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang

bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan

dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah

dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah

mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multi dimensional.

Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari

dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara untuk menilai mutu

pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari

perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja

yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan.

Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian

masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Dalam sistem tenaga kesehatan ini tidak luput merupakan tugas

untuk bagaimana membangun dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan

maka.Kami membuat suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu


2

Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami

menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu Rencanakan,

Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus

PDCA.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah

dengan siklus PDCA.

3. Mengetahui lebih lanjut mengenai mutu pelayanan kesehatan dalam

praktek tenaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari:

4. Untuk lebih mengenal mutu pelayanan kesehatan yang seharusnya

dicapai oleh tenaga kesehatan

5. Untuk lebih memahami tentang mutu pelayanan kesehatan yang ada di

lapangan

6. Untuk dijadikan sebagai pandangan dalam mengaplikasikan mutu

kesehatan yang seharusnya dengan mutu kesehatan yang tampak ada

di lapangan.

7. Untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan antara mutu kesehatan

yang baik dan yang kurang baik.

8. Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

lebih baik
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Menggunakan Siklus PDCA


1. Penilaian Mutu

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai

(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang

diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat

yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amirudin, 2007). Mutu

merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan

(Saifudin, 2006).

2. Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :

a. Kompetensi Teknis (Technical competence)

b. Akses terhadap pelayanan (Access to service)

c. Efektivitas (Effectiveness)

d. Efisiensi (Efficiency)

e. Kontinuitas (Continuity)

f. Keamanan (Safety)

g. Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)

h. Kenyamanan (Amenities

Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah

dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah

mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat


4

multidimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi

penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.

Robert dan Prevost (dalam Saifudin, 2006) menyatakan perbedaan dimensi

penilaian yaitu :

1. Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi

ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan klien, kelancaran

komunikasi, keprihatinan dan keramahtamahan petugas terhadap

klien.

2. Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian

pelayanan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi

profesi sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi

pemakaian dana, kewajaran pembiayaan dan kemampuan menekan

beban biaya.

Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa

penilaian mutu berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health needs and demannds) klien

pengguna pelayanan yang apabila berhasil akan menghasilkan

kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan kebidanan yang

diselenggarakan. Maka mutu pelayanan kebidanan menunjuk pada

tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada

klien. Makin sempurna kepuasan, maka semakin sempurna pelayanan

yang dilakukan.Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok


5

yang ditemukan yaitu kepuasan bersifat subjektif. Tiap orang

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun pelayanan

kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan

pelayanan yang tidak sesuai dengan standar profesi dan kode etik.

Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pembatasan, yaitu:

a. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien

Pengukuran kepuasan dilakukan tidak secara individual, tetapi

yang dipakai adalah kepuasan rata-rata. Pelayanan kebidanan

bermutu apabila dapat memuaskan rata-rata klien

b. Pembatasan pada upayan yang dilakukan

Pelayanan kebidanan yang menimbulkan kepuasan harus

memenuhi kode etik dan standar pelayanan kebidanan.

Mutu pelayanan kebidanan merujuk pada tingkat kesempurnaan

yang dapat memuaskan dengan tingkat rata-rata klien serta

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar profesi

kebidanan.Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian

mutu ada tiga pendekatan penilaian mutu, yaitu :

a. Struktur

Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan,

organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia

lainnya di fasilitas kesehatan.

Struktur = input

Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :


6

1) Jumlah, besarnya input

2) Mutu struktur atau mutu input

3) Besarnya anggaran atau biaya

4) Kewajaran

b. Proses

Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara

profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga

profesi lain) dan interaksinya dengan klien .Proses mencakup

diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan

penanganan kasus. Baik tidaknya proses dapat diukur dari

1) Relevan tidaknya proses itu bagi klien

2) Fleksibilitas dan efektifitas

3) Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan

yang semestinya

4) Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan

c. Outcomes

Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga

kesehatan profesional terhadap klien.

Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan

kepuasan baik positif maupun negatif. Outcome jangka pendek

adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur

tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan

kemampuan fungsional klien


7

B. Pengertian Siklus PDCA

PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu

proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan

dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards

Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern

sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu

merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart,

yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis.

Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study,

Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.

C. Siklus PDCA

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan ( Plan )

Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan

merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang

ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling

terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam

melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari

perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah

mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah


8

mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana

yaitu:

a. Judul rencana kerja (topic),

b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang

dihadapi (problem statement),

c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target

yang ingin dicapai (goal, objective, and target),

d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities),

e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and

personnels)

f. Biaya yang diperlukan (budget)

g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )

Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah

disusun.  Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota

dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik,

diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :

a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan

pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan

dilaksanakan

b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf

bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang

telah direncanakan
9

c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk

mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang

dilaksanakan

d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan

kegiatan yang dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa

kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah

ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :

a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang

belum berjalan dengan baik

c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia

d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan

memerlukan perbaikan

Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada

dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni:

a. Lembaran pemeriksaan (check list)

Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan

untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang

terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:

1) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati


10

2) Tetapkan jangka waktu pengamatan

3) Lakukan perhitungan penyimpangan

b. Peta kontrol (control diagram)

Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan

besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu

tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol

adalah :

1) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum

2) Tentukan prosentase penyimpangan

3) Buat grafik penyimpangan

4) Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan

rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila

perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah

lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut

dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta

hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta

hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.


11

Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan

a. Lihat daftar tilik

Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk

mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak

sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar

kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi

teknis, persepsi klien, dsb.

b. Lihat sasaran penilaian

1) Observasi : mengamati pada saat pelayanan

Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan secara

sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat

indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg

langsung (Bimo Walgito, 1987:54)

2) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih

dulu.

3) direncanakan secara sistematis.

4) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.

5) dpt diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya

6) bersifat kwantitatif.

c. Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman

Kartono (1980: 171) interview (wawancara) : suatu percakapan

yg diarahkan pd suatu masalah ttt; ini merupakan proses tanya

jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara


12

fisik.Dalam proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg

berbeda. pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula

sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi

informasi (Information supplyer), interviewer atau

informan.Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai jawaban-

jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan

kembali isi jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-

ingat & mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga

menggali keterangan-keterangan lebih lanjut & berusaha

melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) .Dokumen adalah

sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis

di kertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai

tangan atau memakai media elektronik. melihat kelengkapan

dokumen rekam medik, register, buku catatan.

D. Posyandu

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program

dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan

terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau

berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat

(BKKBN, 1989). Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih

teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana


13

dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan

pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga

berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu

manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan

perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan

untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan

ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan

untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik

maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk

memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan

bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit

bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan

Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini.Intervensi ke 3

perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.

1. Manfaat Posyandu bagi Masyarakat adalah sebagai berikut

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dasar
14

b. Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan

b. Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3. Bagi Puskesmas

a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan

kesehatan strata 1

b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian

pelayanan secara terpadu

4. Bagi Sektor Lain

a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi

masing-masing

E. Jenis Posyandu

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan

intervensi sebagai berikut :

1. Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,

kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas.Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah


15

pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan

dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih

dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau

lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan

Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian

posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk

posyandu madya ada 2 yaitu :

a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah

dilengkapi dengan metoda simulasi.

b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah

dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program

tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya

lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau

lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA,Gizi dan Imunisasi)

lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah

ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di

tingkat ini adalah :


16

a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan

masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di

posyandu

b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana

Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau

lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru)

Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali

pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5

kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana

dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan

pembinaan program dana sehat, memperbanyak program tambahan

sesuai dengan masalah dan  pendekatan PKMD.

F. Tujuan penyelenggaraan Posyandu


1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu

Hamil, melahirkan dan nifas)

2. Membudayakan NKKBS.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya

yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga

Sejahtera.
17

G. Kegiatan Pokok Posyandu

1. KIA

2. KB

3. lmunisasi.

4. Gizi.

5. Penanggulangan Diare.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,

Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan

dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat

dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

a. Meja I : Pendaftaran.

b. Meja II : Penimbangan

c. Meja III : Pengisian KMS

d. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

e. Meja V : Pelayanan KB Kesehatan :

1) Imunisasi

2) Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut

tiap Februari dan Agustus.

3) Pembagian pil atau kondom

4) Pengobatan ringan.

5) Kosultasi  KB-Kes.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK

sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis


18

(petugas kesehatan, desa, perawat ).Dana pelaksanaan

Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong

royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa

lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat

yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.


19

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kasus semu
Suatu hari, seorang ibu yang baru saja selesai menimbang anaknya

diposyandu, mengeluh bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas

kesehatan di Posyandu ini kurang memuaskan.Petugas kesehatannya tidak

menampakkan sikap ramah kepada pasiennya.saat ini Sudah 6,8% Ibu yang

berkunjung keposyandu mengeluh petugas kurang ramah di Posyandu XX

pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah kurangnya petugas dalam

memberikan pelayanan secara 5S.

B. Penyelesaian masalah dengan siklus PDCA


1. Planning
a. Judul Rencana
menurunkan angka keluhan klien terhadap petugas kesehatan yang
kurang ramah di posyandu XX pada tahun 2013.
b. Rumusan pernyataan masalah dan penyebab masalah
6,8% Ibu yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas kurang
ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah
kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan secara
5S.
c. Rumusan tujuan
Menurunkan angka keluhan ibu yang datang berkunjung keposyandu
di Posyandu XX tahun 2012 terhadap petugas kesehatan yang kurang
ramah dari 6,8% menjadi 2% pada tahun 2013.
20

d. Uraian Kegiatan

Plan Do Check Action


1. Buat peraturan 1. Membuat 1. Evaluasi 1. Memberlakuka
tertulis peraturan dengan n sebagai
2. Sosialisasikan pe tertulis kuesioner kegiatan rutin
raturan tersebut 2. mensosialisasi kembali pada  2. Memberikan
3. Buat perjanjian kan peraturan bulan
 penghargaan
reward tersebut berikutnya
atau penghargaan  3. Membuat
jika ia memenuhi perjanjian
kriteria reward
4. Buat perjanjian ataupengharga
sangsi jika ia an jika ia
melanggar  memenuhi
5. Terapkan prinsip kriteria
5S 4. membuat
6. Buat kuesioner  perjanjian
7. Buat kotak saran sangsi jika ia
melanggar 
5. menerapkan
prinsip 5S
6. Membuat
kuesioner dan
menyebarkan
kuesioner
7. Buat kotak
saran
8. Menerapkan
prinsip 5S
(senyum,
sapa, salam,
21

sopan, santun)
pada petugas
kesehatan

e. Metode dan kriteria penilaian


Kuesioner yang berisi tentang bagaimana kepuasan klien dengan
pelayanan yang diberikan petugas kesehatan, criteria nilai 2 jawaban
iya 1 jawaban tidak mengandung arti bahwa pelayanan yang
diberikan sudah menerapkan prinsip 5S, sedangkan 2 jawaban tidak
1 jawaban iya mengandung arti bahwa pelayanan yang diberikan
tidak / belum menerapkan prinsip 5S.Menyediakan kotak saran
dimana klien dapat menulis keluhan-keluhannya.Menerapkan prinsip
5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada petugas kesehatan
f. Waktu

MEI JUNI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat peraturan tertulis x 
2 Buat kuesioner x 
3 Buat kotak saran  x
4 Menyebarkan kuesioner  x
5 Meninjau kotak saran  x
6 Mengevaluasi kuesioner  x
Memberlakukan peraturan sebagai
7
kegiatan rutin  x

g. Pelaksana

No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab


1. Elita Membuat peraturan
22

2. Kiki Desi Membuat kuesioner, menyebarkan kuesioner


3. Refina Membuat kotak saran dan meninjau kotak saran

h. biaya

biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu ini + Rp. 750.000
Pengeluaran Biaya
Pengetikan Rp. 250.000
Fotocopi Rp. 150.000
Peralatan kotak saran Rp. 50.0000
Konsumsi Rp. 200.000
Transportasi Rp. 100.000
Jumlah Rp. 750.000

2. DO
a. Membuat peraturan tertulis yaitu “Menerapkan prinsip 5S (Senyum,
sapa, salam, sopan, santun) kepada klien”
b. mensosialisasikan dan mulai menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun) kepada setiap klien yang berkunjung ke
posyandu
c. Buat perjanjian reward atau penghargaan jika ia memenuhi kriteria
d. Buat perjanjian sangsi jika ia melanggar berupa teguran selama 3x,
dan dilanjutkan penggantian tenaga kesehatan yang lain.
e. Buat kuesioner 

Pertanyaan Ya Tidak
Apakah petugas kesehatan
melakukan pelayanan di
posyandu dengan baik?
Apakah anda puas dengan
pelayanan yang diberikan
petugas kesehatan
diposyandu dan bersedia
melakukan kunjungan
keposyandu bulan depan
Apakah dalam
23

menjalankan
pelayanannya petugas
kesehatan menerapkan
prinsip 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun)
kepada anda?

f. Mengevaluasi Kuesioner, hasil:


100 klien yang berkunjung ke posyandu yang telah mengisi
kuesioner, 40 klien memilih 2 jawaban iya dan 1 jawaban tidak, 40
klien memilih 3 jawaban iya, dan 20 klien memilih 2 jawaban tidak.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikanoleh
petugas kesehatan telah menggunakan prinsip 5S.
g. Membuat kotak saran dan menyediakan kertas serta bulpoin yang
diletakkan di atas kotak saran.

3. Check

No Kegiatan Dilakukan Tidak


Dilakukan
1 Petugas kesehatan √
memberikan sapa dan
salam kepada klien yang
baru datang
2 Petugas kesehatan √
memberikan pelayanan
kesehatan dan penyuluhan
dengan senyum, sopan dan
santun
3 Melakukan pelayanan √
kesehatan diposyandu
sesuai dengan standar
24

4. Action
Memberlakukan prinsip 5S sebagai kegiatan rutin yang dilakukan
petugas kesehatan terhadap klien yang berkunjung keposyandu serta
memberikan reward dan punishment terhadap petugas kesehatan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan
terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA terdiri
dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
25

2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.Pada masalah 6,8% Ibu yang berkunjung ke posyandu mengeluh petugas
kurang ramah si posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah
kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan secara 5S. Penyelesaian
masalah ini mengunakan siklus PDCA yaitu :

Plan Do Check Action


-    Membuat peraturan tertulis -    Membuat peraturan Evaluasi dengan - Memberlakukan
-    Sosialisasikan peraturan tertulis kuesioner sebagai kegiatan rutin
tersebut -    kembali pada bulan - Memberikan
-    Buat perjanjian reward mensosialisasikan peratu berikutnya  penghargaan
atau penghargaan jika iame ran tersebut
menuhi kriteria -    Membuat perjanjian
-    Buat perjanjian sangsi jika reward
ia melanggar  ataupenghargaan jika ia
- Terapkan prinsip 5S memenuhi kriteria
-   Buat kuesioner  -    membuat perjanjian
-    Buat kotak saran sangsi jika ia melanggar 
- menerapkan prinsip 5S
-   Membuat kuesioner dan
menyebarkan kuesioner
-    Buat kotak
saranMenerapkan prinsip
5S (senyum, sapa, salam,
26

sopan, santun) pada


petugas kesehatan

Check(pemeriksaan)
No Kegiatan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1 Petugas kesehatan √
memberikan sapa dan
salam kepada klien yang
baru dating
2 Petugas kesehatan √
memberikan pelayanan
kesehatan dan penyuluhan
dengan senyum, sopan dan
santun
3 Melakukan pelayanan √
kesehatan diposyandu
sesuai dengan standar
Dari hasil penyelesaian masalah didapatkan bahwa pelayanan yang
diberikan oleh petugas kesehata sudah menggunakan prinsip 5S dimana
sudah melakukan pelayanan kesehatan dengan lebih ramah kepada klien.

B. Saran
1. Sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S
dalam melakukan pelayanan kesehatan.
2. sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah
karena siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami.
27

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam


Pelayanan Kesehatan.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Buku 1 Standar


Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Yulifah, dkk. 2009. .Komunikasi dan Konseling Dalam Kebidanan.


Jakarta. Salemba Medika

Yulifah, Rita, dkk. 2009. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.


Jakarta: Salemba Medika.
28

Anda mungkin juga menyukai