0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
DAFTAR DIAGRAM................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
BAB II LATAR BELAKANG...................................................................................................
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.............................................................
BAB IV KEBIJAKAN MUTU..................................................................................................
BAB V SASARAN MUTU.......................................................................................................
BAB VI KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN...............................................
BAB VII PROGRAM MUTU RUMAH SAKIT.......................................................................
BAB VII INDIKATOR MUTU.................................................................................................
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
..................................................................................................................................................
BAB IX PENCATATAN DAN PELAPORAN......................................................................
BAB X LAMPIRAN...................................................................Error!
Bookmark not defined.
1
DAFTAR DIAGRAM
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
melalui kerjasama, komunikasi dan komitmen yang baik. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dimensi mutu pelayanan yang
telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pelanggan dan untuk
menentukan prioritas dan upaya peningkatan mutu pelayanan. Upaya
peningkatan mutu tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan
Keselamatan Pasien, Kepuasan Pasien, Aspek Klinis, Efisiensi dan
Efektifitas.
Rumah sakit akan berkembang dengan baik jika dapat memberi
pelayanan yang berkualitas dan menjangkau masyarakat luas serta
memberi rasa yang aman dan nyaman kepada setiap pelanggannya.
4
BAB II
LATAR BELAKANG
Visi Rumah Sakit Umum KPBS adalah Menjadi Rumah Sakit Swasta Tipe D
Pilihan Utama dengan Pelayanan Spesialis Profesional Terlengkap di Bandung
Selatan .Sehingga untuk dapat mewujudkan visi tersebut RSU KPBS menetapkan
misi-misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menjadi pilihan utama
masyarakat di kawasan Bandung Selatan secara kekeluargaan, profesional,
berdedikasi, dan sigap.
2. Menjadi rujukan pertama fasilitas kesehatan tingkat lanjut dengan saran,
prasarana serta kompetensi Rumah Sakit Swasta Tipe D yang lengkap.
3. Memberikan pendidikan kepada karyawan untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan SDM.
Maka dari itu perlu adanya pelayanan yang mengutamakan mutu, keselamatan dan
kepuasan pasien yang sesuai dengan standar seperti yang telah di cantumkan
dalam Standar Akreditasi SNARS ed.1 yang dilaksanakan di setiap instansi yang
terkait untuk mengukur kinerja pelayanan yang ada di RSU KPBS dan sebagai
menajemen kontrol untuk mendukung pengambilan keputusan, sehingga mutu
pelayanan yang ada di RSU KPBS dapat dinilai untuk selanjutnya dapat di
evaluasi demi peningkatan perbaikan RSU KPBS.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU KPBS pada bulan
Januari tahun 2021 menetapkan indikator Rumah Sakit yang sesuai dengan
standar Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dari SNARS ed.1.
Berdasarkan standar PMKP 3, dapat diklasifikasikan indikator Rumah Sakit
sebagai berikut : Indikator Wajib Nasional yang di ambil untuk mendukung
kegiatan peningkatan mutu di RSU KPBS.
5
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatnya Mutu dan Keselamatan pasien pelayanan Rumah Sakit
secara keseluruhan melalui penilaian kepuasan pelanggan dan
pencapaian indikator mutu pelayanan serta berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan rasa aman, nyaman dan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya sistem pemantauan mutu pelayanan Rumah sakit
melalui indikator mutu pelayanan rumah sakit yang mencakup :
Peningkatan mutu pelayanan di setiap unit / Departemen (melalui
sasaran mutu)
Peningkatan mutu klinis
Peningkatan mutu manajemen
Peningkatan implementasi Sasaran Keselamatan Pasien
Peningkatan mutu pelayanan dokter dan perawat
Implementasi Alur Klinis
Manajemen risiko & Insiden
Menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) maupun
Insiden Keselamatan Pasien di RS X
Terlaksananya kegiatan pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan
b. Terlaksananya Akreditasi RS
c. Diperolehnya data yang akurat sebagai dasar Pengambilan keputusan
dalam meningkatkan mutu pelayanan
d. Terlaksananya pemantauan Kepuasan Pasien/pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan
e. Dikenalinya berbagai harapan maupun keluhan terkait dengan
pelayanan yang telah diberikan
f. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan di RS
6
g. Terlaksananya pendidikan dan pelatihan PMKP di RS
h. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan nyaman
i. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RS X
j. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS X
k. Pemantauan terhadap mutu pelayanan oleh praktisi kesehatan
indipenden.
l. Terlaksananya pemantauan data mutu terhadap kontrak klinis dan non
klinis , harus memuat :
7
BAB IV
KEBIJAKAN MUTU
8
Gambar 4.1. Siklus dan Proses Peningkatan PDSA
Hubungan pengendalian kualitas pelayanan dengan peningkatan perbaikan
berdasarkan siklus P-D-S-A (Relationship between Control and Improvement
under P-D-S-A Cycle) diperlihatkan dalam gambar 3. Pengendalian kualitas
berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem informasi berjalan
dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah seperti
diperlihatkan dalam gambar 4.
Plan Do Study
Action
Follow-
Corrective up
Action
Improvement
9
(1) Plan
Acti Menentukan
(6) Tujuan dan
onn (2)
Mengambil sasaran
Menetapkan
tindakan Metode untuk
yang tepat Mencapai tujuan
Menyelenggarakan
(5) Pendidikan dan
Memeriksa latihan
Stud (4
akibat
y pelaksanaan )Melaksanakan (3)
pekerjaan Do
Keenam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar 4 di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Kepala RS atau Kepala Divisi.
Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah
tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,
semakin rinci informasi.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan
harus rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan
untuk menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan
digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima
dan dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar
dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan
untuk memahami standar kerja dan program yang ditetapkan.
10
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan →Do
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah.
Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan
modal dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.
e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan →Study
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik
atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang
harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu
dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan manakah yang
bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan
pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh
manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul
dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat →Action
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam
pengendalian kualitas pelayanan.
Konsep PDSA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang
efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas
pelayanan yang akan dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua
bagian dan semua proses. Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian
kualitas pelayanan diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak
adanya tujuan yang semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak
cara berfikir dan berbuat yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam sikap
kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan dicapai,
11
melainkan juga cara bertindak seseorang untuk mencapai sasaran tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup semua
jenis kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab
atas kualitas pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam
pengendalian kualitas pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya
terhadap outcome, tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan
menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai
jika terdapat pengendalian kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana
dalam setiap tahapan proses dapat dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang
baik antara kelompok karyawan dengan manajemen, sebagai tanggung jawab
bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata
rantai dari suatu proses.
12
BAB IV
SASARAN MUTU
13
BAB VI
PROGRAM MUTU RUMAH SAKIT
A. KEGIATAN POKOK
1. Pendidikan dan Pelatihan
14
13) Kepuasan pasien
c) Program Keselamatan Pasien
Melaksanakan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (International Patient Safety
Goals):
1. Sasaran 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Sasaran 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Sasaran 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspai
4. Sasaran 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
15
iii. Pelaksanaan penilaian kinerja staf klinis (dokter, perawat dan staf
klinis PPA lain & staf klinis lainnya)
iv. Rekapitulasi hasil penilaian
v. Dokumentasi
e) Program mutu Manajerial yang mencakup area berikut (untuk
setiap area tersebut RS menentukan minimal 1 indicator manajerial
untuk diterapkan, di monitoring dan di evaluasi secara berkala)
a. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi
kebutuhan pasien
b. Pelaporan aktifitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
c. Monitor kecenderungan risk register terkait dengan isu-isu keselamatan
d. Manajemen penggunaan sumber daya
e. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
f. Harapan dan kepuasan staf
g. Demografi pasien dan diagnosis klinis
h. Manajemen Keuangan
i. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan
masalah bagi keselamatan pasien, keluarga, dan staf.
f) Program Manajemen Risiko & Insiden
Manajemen Risiko dilakukan melalui aktivitas berikut:
a. Register Risiko dilakukan secara terus-menerus
b. Bulanan dilakukan analisa oleh sub Komite Manajemen Risko.
c. Tahunan : proses FMEA (minimal 1 proses per tahun)
Manajemen insiden:
Pelaporan dan register insiden dilakukan sub Komite Manajemen
Risko, di monitor dan di analisa oleh Komite Mutu.
Untuk Insiden yang hasil Risk Grading warna Kuning dan Merah
dilakukan proses RCA.
g) Program Budaya keselamatan
Pimpinan memastikan dan mendukung terlaksananya budaya
keselamatan dengan membangun lingkungan yang bertanggungjawab
16
(accountable) dan transparan. Hal ini dilakukan melalui penerapan
sistem pelaporan insiden, sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan
pemahaman staf mengenai pelaporan insiden dan penyediaan sarana (brosur,
dll) di area Rumah Sakit. Bisa juga dilakukan melalui ronde manajemen
yang dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit untuk memantau dan
mendorong staf untuk mampu dan berani bicara (Speak Up) terkait
peningkatan mutu layanan dan keselamatan pasien.
h) Mutu pendidikan
a. Edukasi mutu pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan
17
BAB VII
INDIKATOR MUTU
18
BAB VIII
SASARAN
1. DIKLAT
a. Diklat internal: PIC Data dan staf klinis
4. MUTU PENDIDIKAN
1. Peserta didik di rumah sakit
2. Unit Diklat
3. Unit yang menerima peserta didik
19
BAB IX
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. DIKLAT
20
MFK juga diintegrasikan dalam laporan insiden. Jika grading dari insiden
berwarna kuning/ merah maka harus dilakukan kegiatan RCA.
b. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang terjadi di unit ke tim KPRS.
Kegiatan evaluasi kinerja klinis tidak dapat dilakukan hanya oleh komite
PMKP namun melibatkan Manajer serta Komite profesi terkait dengan cara:
a. Edukasi kepada staf klinis mengenai evaluasi yang akan dilakukan.
Edukasi ini dilakukan oleh Manager/ Komite profesi terkait.
b. Penilaian staf klinis oleh Manager/ Komite profesi terkait.
21
untuk rekapitulasi pengukuran mutu pendidikan, kemudia komite
PMKP melakukan analisis terhadap penilaian tersebut.
22
BAB X
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
3. Pada akhir bulan PIC Data Unit melaporkan data yang sudah dianalisis
melalui Nextcloud .
23
pemilik setiap 3 bulan, dan diberikan kembali ke unit masing-masing untuk
ditindaklanjuti.
8. Agar data pada laporan tersebut lebih mudah dibaca, serta dapat melihat
kecenderunganya, dari tingkat mutu yang diukur, maka dibuat dalam
bentuk grafik.
contoh evaluasi kegiatan (disesuaikan dengan kondisi setiap RS)
Laporan Insiden dilakukan evaluasi setiap bulan melalui rapat insiden report
dengan kepala department terkait dan dilaporkan kepada manajemen melalui
departemen Quality & Risk.
Sasaran mutu, masing-masing departemen memasukkan hasil pantauan setiap
bulan dan di evaluasi setiap 3 bulan sekali melalui rapat sasaran mutu dengan
semua kepala departemen dan staf terlibat dalam pemantauan sasaran mutu.
Evaluasi terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara berkala setiap bulan,
dilakukan bersama dengan departemen customer service.
Pemantauan indikator lainnya dilakukan dan dilaporkan setiap bulan.
24
BAB XI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
25
LAMPIRAN
Lampiran I : Tabel Jadwal Kegiatan
Kegiatan
(hanya contoh, bisa disesuaikan Tahun 2022
No. dengan kebutuhan RS) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pengumpulan Data Indikator dan sasaran
1 mutu setiap unit
Analisa data indikator dan sasaran mutu
2 setiap
unit
3 Pelaporan insiden keselamatan pasien
4 Pembuatan FMEA
5 Pertemuan koordinasi dg Sub Komite ……
6
26
Tabel Indikator.....................
No Indikator
1 Kecepatan respon ambulance untuk panggilan Emergency
Average time for Ambulance to dispatch from hospital since the time of emergency call ends
2 Kelengkapan Informed Consent
Completeness of Informed
Consent
3 Kelengkapan resume medis
Completeness of Discharge Summary
4 Jumlah dokter dengan kredensial yang masih berlaku
Number of doctors with valid credential
5 Pelaporan Insdien Keselamatan pasien
PSG 1 sd 6 Reporting
6 Insiden tertusuk jarum
Needle Stick Injury
7 Identifikasi Pasien (IPSG 1)
Patient Identification Observation and Questionnaire Audit (IPSG 1)
8 Komunikasi verbal dan/ atau per telepon yang efektif (IPSG 2)
27
Effectiveness of verbal and/or telephone communication – Documentation Audit (IPSG 2)
9 Proses pelaporan hasil kritis untuk test diagnostic (IPSG 2.1)
Process of reporting critical results of diagnostic test – Documentation audit (IPSG 2.1)
10 Penyimpanan obat dengan kewaspadaan tinggi / High Alert Medication (IPSG 3)
High Alert Medication Storage Audit (IPSG 3)
11 Audit observasi Hand Hygiene (IPSG 5)
Hand Hygiene - Observation Audit (IPSG 5)
12 Audit Asesmen & intervensi pencegahan jatuh (IPSG 6)
Fall Prevention Assessment & Intervention Audit (IPSG 6)
13 Kepuasan Pasien
Patient satisfaction
14 BOR > 90%
15 ALOS < 4.5 hari
ALOS < 4.5 days
28
LAMPIRAN IV
Melampirkan tabel detail profil indikator.
PROFIL
INDIKATOR
PJ PENGUMPUL DATA /
<penanggung jawab pengumpulan data>
PIC
17