Anda di halaman 1dari 28

PROSEDUR – PROSEDUR

INSTALASI FARMASI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG


INSTALASI FARMASI
Rumah Sakit
No.Dokumen Revisi Halaman
Rawamangun
001/SOP- IF/RSR/06 …….. 1/1
Ditetapkan oleh :
Prosedur Umum Tanggal Terbit Direktur Utama,
Farmasi 01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang merencanakan persediaan obat & alkes berdasarkan
minimal stok masing-masing barang dan cepat lambatnya obat & alkes
tersebut keluar.

Tujuan Untuk mengetahui & mengevaluasi kebutuhan obat & alkes selama jangka
waktu tertentu

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

1. Staf Instalasi Farmasi mencatat data obat yang persediaannya


sudah menipis berdasarkan cepat dan lambatnya obat tersebut
keluar.

2. Kepala Instalasi Farmasi (Apoteker) mengevaluasi dan menganalisa


jumlah barang yang ada, kemudian memprediksi jumlah persediaan
barang dengan membuat Daftar Perencanaan Persediaan Barang
untuk bulan berikutnya (1 atau 3 bulan).

3. Daftar Perencanaan Persediaan Barang menjadi Daftar Obat yang


harus dibeli atau dipesan.

Unit Kerja Instalasi Farmasi

1
PERMINTAAN BARANG KE LOGISTIK

No.Dokumen Revisi Halaman:


Rumah sakit 002/SOP- IF/RSR/06 ..... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :
Farmasi 01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu kegiatan pengadaan obat dan alat kesehatan.

Tujuan Agar obat & alkes selalu tersedia di Instalasi Farmasi sehingga dapat
melayani setiap permintaan obat & alkes yang datang dari dokter
maupun perawatan.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Staf farmasi mendata obat-obat/barang farmasi yang harus


dipesan ke bagian logistik (obat yang sudah mencapai minimal
stock).

2. Staf farmasi menuliskan daftar obat yang harus dipesan dalam


form Permintaan Obat/barang farmasi ke bagian logistik.

3. Staf farmasi menandatangani form Permintaan Obat/barang


farmasi dan menyerahkan ke bagian logistik.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Logistik

2
PROSEDUR PENERIMAAN BARANG

No.Dokumen Revisi Halaman


003/SOP- IF/RSR/06 1/1
Rumah sakit
Rawamangun
Ditetapkan Oleh :
Prosedur Umum Tanggal terbit Direktur Utama,
Farmasi 01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur tata cara menerima barang sesuai
permintaan.

Tujuan Agar barang yang diterima sesuai dengan pesanan atau permintaan.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Staf Instalasi Farmasi akan melakukan penerimaan dan pemeriksaan


seluruh barang yang masuk.

2. Staf Instalasi Farmasi mencocokkan antara Daftar Permintaan Barang


Farmasi & Invois List dengan barang yang diterima dari logistik.

3. Staf Instalasi Farmasi melakukan pengecekan antara lain:


 Nama barang, satuan, jumlah barang , harga satuan
 Fisik barang, tanggal kadaluarsa (expire date).

4. Setelah terdapat kesesuaian, Staf Instalasi Farmasi akan mencatat


jumlah barang yang masuk pada kartu stock menurut kelompok barang
pada kolom masuk.

5. Staf Instalasi Farmasi akan memasukkan barang ke gudang Apotik


untuk disimpan dengan sistem FIFO (Fist In First Out)

Unit Terkait 1. Instalasi Farmasi


2. Logistik

3
RETUR BARANG

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 004/SOP-IF/RSR/06 .......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suati sistem yang mengatur tata cara pengembalian obat dan/atau
alkes yang tidak sesuai dengan permintaan
Tujuan Untuk menghindari penumpukan barang yang tidak sesuai dengan
permintaan
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan
SOP Masing – masing unit.
1. Staf Instalasi Farmasi melakukan penerimaan dan
pemeriksaaan seluruh barang yang masuk ke Intalasi Farmasi.
2. Staf Instalasi Farmasi mencocokkan antara Daftar Permintaan
Barang Farmasi & Invois List dengan barang yang diterima.
3. Staf Instalasi Farmasi melakukan pengecekan dan verifikasi,
antara lain :
 Nama barang, satuan, jumlah barang, harga satuan,
discount, jumlah yang harus dibayar
 Fisik barang , tanggal kadaluarsa (expire
(expire date).
date).

4. Apabila tidak ada kesusuaian , barang tersebut harus direturn /


Prosedur dikembalikan dan tidak bisa diterima antara lain :
 Barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang
tercantum dalam Daftar Permintaan Barang Farmasi
 Barang mengalami kerusakan dalam pengiriman.
 Barang yang diterima mendekati / melewati batas tanggal
kadaluarsa (expire date).

5. Ka. Instalasi Farmasi menghubungi bagian Logistik untuk


proses retur barang.
6. Bagian Logistik menghubungi pihak distributor untuk proses
retur barang.
7. Pelaksana Pembelian membuat laporan barang yang direturn
kepada Direktur Medik..

Unit terkait Instalasi Farmasi

4
PENYIMPANAN BARANG

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 005/SOP- IF/RSR/06 .......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Ditetapkan Oleh :
Farmasi Tanggal terbit Direktur Utama,
01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur tata cara penyimpanan ke satu tempat /
gudang sesuai dengan kelompoknya

Tujuan Memudahkan pencarian suatu barang

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Staf Instalasi Farmasi menyiapkan dan menata barang sesuai


dengan kelompok barangnya dengan baik dan benar dan
ditempatkan pada tempat yang telah disediakan, dengan kondisi
dan suhu yang telah ditetapkan. Penataan barang sesuai dengan
sistem FIFO.

2. Staf Instalasi Farmasi harus menjaga dan memelihara lemari


barang agar tetap bersih dan terawat dengan baik.

Unit Kerja Instalasi Farmasi

5
PENGADAAN KIT
No.Dokumen Revisi Halaman
Rumah Sakit 006/SOP-IF/RSR/06 ............ 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu kegiataan penyiapan barang ke suatu tempat/ wadah sesuai
dengan kebutuhan unit terkait

Tujuan Agar memudahkan unit terkait dalam membutuhkan barang pada


keadaan segera / darurat

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.
Prosedur 1. Asisten Apoteker mengisi/menyiapkan barang sesuai dengan
kebutuhan unit terkait ke dalam KIT yang telah tersedia.

2. Unit terkait mengecek kembali KIT sebelum membawanya ke


ruangan/poli terkait.

3. Unit terkait mencatat pengeluaran barang pada lembar kendali yang


telah tersedia dengan mengisi jumlah obat dan/atau alkes, nama
pasien, nama dokter yang bersangkutan, tanda tangan pelaksana
unit terkait dengan jelas.

4. Lembar kendali (3 rangkap), warna hijau untuk poli/ruangan terkait,


putih dan merah dibawa oleh pelaksana unit terkait ke Instalasi
Farmasi untuk kemudian diproses.

5. Unit terkait harus mengembalikan KIT setelah praktek dokter selesai


ke Instalasi Farmasi beserta lembar kendali.

6. Asisten Apoteker mengisi kembali barang yang telah keluar ke dalam


KIT tersebut.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Unit Terkait

6
STOCK OPNAME
Rumah sakit
Rawamangun
No.Dokumen Revisi Halaman
007/SOP- IF/RSR/06 ........... 1/2
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu tertentu dan
berkelanjutan

Tujuan
Untuk mengetahui stok akhir barang dan untuk mengetahui kesesuaian
antara jumlah fisik barang dengan kartu stok

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

7
1. Instalasi Farmasi akan melakukan stock opname setiap 3 (tiga)
bulan.

2. Staf Instalasi Farmasi akan menghitung fisik seluruh barang yang


ada di Instalasi Farmasi.

3. Staf Instalasi Farmasi mencatat jumlah barang yang ada dan stock
ahir pada daftar barang stock opname

4. Staf Instalasi Farmasi menyiapkan daftar barang stock opname


dengan melampirkan :
 Masuk merupakan jumlah seluruh barang yang masuk
 Keluar merupakan jumlah seluruh barang yang keluar dari
gudang
 Stock Ahir merupakan hasil stock opname
 Keterangan merupakan penjelasan riwayat dari barang
tersebut.

5. Staf farmasi menghitung jumlah barang yang keluar dari


display pada kartu stock dan mencatat pada kolom keluar didaftar
barang stock opname

6. Staf Instalasi Farmasi, melaksanakan perhitungan dalam daftar


stock opname dengan ketentuan dan aturan : stock awal + barang
masuk –barang keluar + return = stock ahir.

7. Stock Awal merupakan jumlah persediaan bulan sebelumnya

STOCK OPNAME
Rumah sakit
Rawamangun
No.Dokumen Revisi Halaman
007/SOP- IF/RSR/06 ........... 2/2
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur,

Dr.Elviera Darmayanti,MM

8
Prosedur

8. Staf Instalasi Farmasi membubuhi warna yang berbeda di kartu stock


pada baris stock opname.
9. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara jumlah fisik barang dan kartu
stock, maka :
 Kelebihan (+) ; dicacat dikolom keterangan jumlah fisik kelebihan
 Kekurangan (-); dicatat dikolom keterangan jumlah fisik
kekurangan (-)

10. Kepala Instalasi Farmasi melaporkan hasil dari stock opname
kepada Direktur Medik

Unit Kerja Instalasi Farmasi

LAPORAN

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 008/SOP-IF/RSR/06 1/1
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

9
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu bentuk informasi mengenai suatu kegiatan

Tujuan Untuk mengetahui kinerja dari hasil yang diperoleh

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

1. Staf farmasi mendata seluruh faktur dan Bukti Penerimaan


Barang (BPB) yang telah ditanda tangan oleh kepala Instalasi
Farmasi, antara lain : Tanggal terima barang, tanggal faktur,
nomor urut faktur BPB, no.faktur, asal distributor / supplier, nama
barang, satuan, jumlah unit, harga netto, jumlah, discount, Ppn,
Jumlah total.

Prosedur 2. Staf farmasi mendata Bukti Penerimaan Barang (BPB) dan hasil
stock opname ke komputer yang selanjutnya dijadikan file mutasi
obat.

3. Staf farmasi membuat laporan bulanan mengenai mutasi obat


dengan dilampirkan nama spesifikasi barang, jumlah unit barang
dan jumlah rupiah dan dilaporkan kepada Kepala Instalasi
Farmasi.

Unit Kerja 1. Staf farmasi


2. kepala Instalasi Farmasi

PERMINTAAN OBAT RUANGAN

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 009/SOP- IF/RSR/06 .............. 1/2
Rawamangun
Prosedur Umum Ditetapkan Oleh :
Farmasi Tanggal terbit Direktur Utama,
01 Maret 2006

10
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian
Tata cara permintaan obat dan atau alat kesehatan dari ruangan
tertentu

Tujuan
Untuk mempermudah dalam pelayanan kepada pasien terutama
dalam keadaan darurat

Kebijakan
Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan
SOP Masing – masing unit.

Prosedur
1. Para medik (Perawat) membawa Form Bukti Permintaan
Obat (BPO) rangkap 2 ( Dua ) yang telah ditandatangani dan
diketahui oleh Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi.

2. Bukti Permintaan Obat (BPO) diserahkan kepada petugas


di Instalasi Farmasi.

3. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian mengambil obat


sesuai dengan jumlah permintaan.

4. Apoteker/Asisten Apoteker akan menuliskan tanggal dan


jumlah fisik obat yang dikeluarkan pada kartu stock di
pengeluaran barang.

5. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian memasukkan harga


setiap item obat yang sesuai dengan patokan harga yang
telah ditetapkan.

6. Apoteker/Asisten Apoteker menanda tangan pada Bukti


Permintaan Obat (BPO) sebagai tanda bahwa obat sudah
layak dikeluarkan.

PERMINTAAN OBAT RUANGAN

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 009/SOP- IF/RSR/06 .............. 2/2
Rawamangun
Prosedur Umum Ditetapkan Oleh :
Farmasi Tanggal terbit Direktur Utama,
01 Maret 2006

11
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Prosedur

7. Apoteker / Asisten Apoteker menyerah – terimakan obat dan


bukti permintaan obat (BPO) lember ke 2 beserta print out
kepada paramedik ( perawat) yang meminta obat dan bukti
permintaan Obat ( BPO) lembar ke 1 ( satu) kepada Apoteker /
Asisten Apoteker sebagi arsip Instalasi farmasi.

8. Permintaan Obat Ruangan berlangsung antara jam 08.00 s.d


15.00, kecuali untuk permintaan obat cito.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Keperawatan

PENJUALAN OBAT RESEP RAWAT INAP

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 010/SOP-IF/RSR/06 ............ 1/1
Rawamangun
Ditetapkan Oleh :
Prosedur Umum Tanggal terbit Direktur Utama,
Farmasi 01 Maret 2006

12
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur mengenai alur pelayanan resep pasien
rawat inap.
Tujuan Tercapainya pelayanan resep rawat inap yang cepat, tepat dan
akurat.
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.
1. Para Medik (Perawat) membawa Resep Rawat Inap disertai
buku ekspedisi yang telah diisi lengkap mengenai ; nama pasien,
no. Medical Record, Asal kamar / Kelas, dokter pengirim dan
tanggal resep serta tanggal keluar bagi pasien yang akan pulang
hari ini.
2. Resep Rawat Inap beserta buku ekspedisi diserahkan kepada
Prosedur petugas farmasi.
3. Petugas Farmasi memeriksa kelengkapan resep.
4. Petugas Farmasi memberi nomor resep tersebut sesuai dengan
No. blangko pembayaran.
5. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian mengambil obat sesuai
dengan jumlah permintaan.
6. Apoteker/Asisten Apoteker akan menuliskan tanggal dan jumlah
fisik obat yang dikeluarkan pada kartu stock dipengeluaran.
7. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian memasukkan harga setiap
item obat yang sesuai dengan jumlah dan Patokan Harga yang
telah ditetapkan.
8. Apoteker/Asisten Apoteker menuliskan aturan pakai dengan
benar.
9. Apoteker/Asisten Apoteker akan menyerah terimakan obat
kepada Para Medik (Perawat) yang meminta obat disertai buku
ekspedisi.
10. Apoteker/Asisten Apoteker akan mencatat permintaan tersebut di
lembar Daftar Permintaan Obat (DPO) untuk setiap pasien rawat
inap.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Keperawatan

PENJUALAN OBAT RESEP RAWAT JALAN

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 011/SOP- IF/RSR/06 ....... 1/2
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

13
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur tata cara/alur pelayanan resep pasien
rawat jalan.
Tujuan Tercapainya pelayanan resep pasien rawat jalan yang
berkesinambungan dan terpenuhinya kepuasan konsumen.
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

1. Pasien membawa resep ke Instalasi Farmasi.

2. Kasir akan menerima resep tersebut dan menyerahkan kepada


Apoteker/Asisten Apoteker.

3. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian akan memeriksa


kelengkapan resep dan memasukkan harga setiap item obat yang
sesuai dengan jumlah dan harga yang telah ditetapkan.

4. Resep yang telah dijumlahkan setiap item obat tersebut


kemudian diberi nomor resep sesuai dengan nomor slip
pembayaran dan diserahkan kepada Kasir disertai dengan slip
pembayaran.

5. Kasir akan memberitahukan kepada pasien jumlah tagihan


resep yang harus dibayar.

6. Apabila pasien tersebut setuju, kemudian pasien akan


membayar jumlah tagihan resep tersebut kepada kasir dengan
pembayaran :
 Tunai
 Kartu Kredit
 Jaminan Perusahaan/Asuransi

7. Kasir akan menyerahkan bukti cash register warna putih


kepada pasien bahwa pasien telah membayar jumlah tagihan
resep.

8. Kasir akan menyerahkan slip pembayaran kuning ke


Apoteker/Asisten Apoteker .

9. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian mengambil obat sesuai


dengan jumlah yang tertera diresep.

PENJUALAN OBAT RESEP RAWAT JALAN

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 011/SOP- IF/RSR/06 ....... 2/2
Rawamangun

14
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM

10. Apoteker/Asisten Apoteker menuliskan tanggal dan jumlah fisik


obat yang dikeluarkan pada kartu stock di pengeluaran obat.

11. Apoteker/Asisten Apoteker menuliskan nama yang jelas pada


resep sebagai tanda bahwa obat sudah layak dikeluarkan oleh
Farmasi.

12. Apoteker/Asisten Apoteker menyerahkan obat kepada pasien


disertai penjelasan mengenai aturan pemakaian.

13. Pada akhir shift kasir farmasi akan membuat laporan Catatan
Harian Penerimaan Kas (CHPK) yang dilaporkan juga kepada
Kepala Instalasi Farmasi.

Prosedur

Unit kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Kasir

PENJUALAN BARANG BEBAS

15
No.Dokumen Revisi Halaman
012/SOP-IF/RSR/06 ....... 1/1

Rumah sakit
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur tentang proses penjualan obat bebas.
Tujuan Terpenuhinya kepuasan pelanggan.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

1. Pasien/pengunjung menanyakan barang/obat bebas ke Instalasi


Farmasi.
2. Petugas Farmasi akan memeriksa barang/obat bebas yang
diminta pasien/pengunjung .
3. Apabila barang tersebut ada petugas Farmasi akan menulis
barang / obat bebas pada nota kontan sesuai yang dipesan oleh
pasien/pengunjung.
4. Petugas Farmasi memberitahukan kepada pasien/pengunjung
jumlah tagihan yang harus dibayar.
5. Apabila pasien/pengunjung setuju, kemudian pasien/pengunjung
akan membayar jumlah tagihan tersebut kepada kasir dengan
cara pembayaran :
 Tunai
 Kartu Kredit
Prosedur
 Jaminan Perusahaan/Asuransi
6. Kasir menyerahkan bukti cash register warna putih kepada pasien
/ pengunjung telah membayar tagihan barang / obat bebas.
7. Petugas Farmasi mengambil barang yang dipesan dan
menyerahkan kepada pasien atau pengunjung.
8. Petugas farmasi akan menuliskan tanggal dan jumlah fisik barang
bebas yang dikeluarkan ke kartu stock.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Kasir

16
KREDIT KARYAWAN
No.Dokumen Revisi Halaman
Rumah sakit 013/Sop-IF/RSR/06 ........... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur pembelian/pengambilan obat dan atau
alkes oleh karyawan atau keluarganya, dimana pembayarannya
dilakukan secara kredit.
Tujuan Meringankan karyawan dalam hal pembelian obat dan atau alkes.
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Karyawan atau keluarga karyawan yang ditanggung pihak rumah


sakit, membawa resep dokter dan surat pengantar berobat (SPB)
ke Instalasi Farmasi.
2. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian mengambil obat sesuai
dengan jumlah permintaan.
3. Apoteker/Asisten Apoteker akan menuliskan tanggal dan jumlah
fisik obat yang dikeluarkan pada kartu stock apotik.
4. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian memasukkan harga setiap
item obat yang sesuai dengan patokan harga yang telah
ditetapkan.
5. Apoteker/Asisten Apoteker menanda tangan pada resep sebagai
tanda bahwa obat sudah layak dikeluarkan.
6. Petugas Farmasi menyerahkan slip kasbon kredit karyawan,
kemudian ditanda tangan oleh pasien karyawan/keluarga
karyawan sebagai tanda setuju.
7. Pada Akhir shift kasir akan membuat laporan Harian penerimaan
kas.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Kasir
3. Karyawan

17
MERACIK OBAT DENGAN KEMASAN KAPSUL

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 014/SOP-IF/RSR/06 ......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tata cara penyediaan obat yang terbungkus dalam suatu
cangjang kapsul.
Tujuan Dengan kemasan kapsul, dokter dapat mengkombinasikan berbagai
macam zat aktif dan untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari
obat.
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.
Prosedur 1. Bahan yang diperlukan :
 Bahan obat/obat paten/obat generik
 Bahan tambahan
 Kapsul kosong
2. Alat yang diperlukan :
 Mortir dan stemper
 Blender
 Timbangan
 Kertas puyer
 Alat pengisi kapsul
3. Cara pembuatan:
a. Timbang obat dan bahan tambahan yang diperlukan.
Untuk obat yang sudah dikemas, keluarkan obat dari
kemasannya.
b. Gerus bahan obat atau obat sampai halus dan homogen.
c. Masukkan kekapsul dengan alat pengisi kapsul secara
merata.
d. Kemas dalam plastik atau wadah yang sesuai.
e. Beri etiket lengkap dengan aturan pakai.

Unit Kerja Instalasi Farmasi

18
MEMBUAT PUYER
No.Dokumen Revisi Hal
Rumah Sakit 015/SOP-IF/RSR/06 ........... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tata cara penyediaan obat dalam bentuk sediaan serbuk
terbagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

Tujuan Untuk mempermudah pemberian obat pada bayi dan anak-anak.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur
1. Bahan yang diperlukan:
 Bahan obat
 Bahan tambahan
 Pemanis

2. Alat yang diperlukan :


 Timbangan
 Mortir dan stamper
 Blender
 Kertas puyer

3. Cara Pembuatan :
a. Timbang atau hitung jumlah obat sesuai dosis yang
diperlukan.
b. Gerus / blender obat-obatan sampai halus dan homogen.
c. Siapkan kertas puyer sejumlah yang diperlukan.
d. Untuk jumlah puyer yang lebih dari 10 puyer hasil
gerusan dibagi dua lalu ditimbang sama rata.
e. Bagi rata sesuai jumlah puyer yang diminta.
f. Bungkus rapi lalu masukkan ke dalam wadah yang
sesuai.
g. Beri etiket lengkap dengan aturan pakai.

Unit Kerja Instalasi Farmasi

19
MEMBUAT OBAT LARUTAN

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 016/SOP-IF/RSR/ ........ 1/1
Ditetapkan Oleh :
Direktur Utama,
Prosedur Tanggal terbit
Farmasi 01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tata cara penyediaan obat dalam bentuk sediaan cair yang
mengandung bahan obat terlarut.

Tujuan Untuk memudahkan pasien dalam menggunakan obat khususnya


pasien bayi dan anak-anak yang tidak bisa menggunakan obat dalam
bentuk sediaan tablet atau puyer.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Bahan yang diperlukan :


 Bahan obat
 Cairan pelarut
2. Alat yang diperlukan:
 Gelas ukur
 Labu takar
 Corong gelas
 Kertas saring/kapas
 Timbangan
3. Cara Pembuatan :
a. Ukur cairan atau bahan pelarut yang diperlukan dengan
gelas ukur lalu masukkan ke dalam labu takar.
b. Timbang atau takar bahan obat yang akan dilarutkan,
masukkan ke dalam labu takar lalu dikocok sampai larut.
c. Saring larutan dengan kapas atau kertas saring.
d. Masukkan ke dalam botol yang sesuai, tutup rapat.
e. Beri etiket yang sesuai lengkap dengan aturan pakai.

Unit Kerja Instalasi Farmasi

20
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 017/SOP-IF/RSR/06 ......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur pelayanan resep-resep yang
mengandung obat-obat golongan narkotika.

Tujuan Agar pengeluaran obat-obat golongan narkotika dapat dipantau


dengan baik sehingga penyalahgunaan dapat dihindari.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur
1. Resep/permintaan obat narkotika untuk pethidin dan morfin
injeksi hanya diberikan jika resep/permintaan tersebut dari
dokter yang merawat pasiennya di RS. Rawamangun.

2. Setiap penyerahan obat golongan narkotika nama dan alamat


pasien harus dicatat dengan lengkap dan dicatat dalam buku
catatan pengeluaran harian narkotika.

3. Lembar resep narkotika disimpan secara terpisah dengan resep


lainnya.

4. Setiap awal bulan berikutnya Apoteker membuat laporan


bulanan pemakaian narkotika sesuai ketentuan yang berlaku..

Unit Kerja Instalasi Farmasi

21
RETURN OBAT PASIEN RAWAT INAP
No.Dokumen Revisi Hal
Rumah sakit 018/SOP-IF/RSR/06 ........ 1/1
Prosedur Farmasi Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :
01 Maret 2006

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur pengembalian obat pasien rawat inap
oleh perawat atas perintah dokter dikarenakan obat tersebut tidak
digunakan lagi dalam pengobatan.

Tujuan Agar obat-obatan yang diterima pasien tidak polifarmasi dan


meringankan pasien dalam hal pembiayaan.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur
1. Para medik atau perawat membawa obat-obatan yang akan
direturn beserta slip return obat yang sudah ditulis nama dan
jumlah obat yang diretur.

2. Apoteker/Asisten Apoteker memeriksa dan menghitung jumlah


obat yang diretur apakah layak diterima dan menandatangani
slip retur dari perawat.

3. Apoteker/Asisten Apoteker mencatat harga obat yang direturn


selanjutnya dicatat pada lembar kendali pasien tersebut.

4. Apoteker/Asisten Apoteker menyerahterimakan slip return


lembar ke-3 kepada perawat dan lembar ke-2 dan 1 kepada
kasir dan farmasi.

 Catatan yang harus di perhatikan :


o Kondisi obat temasuk keutuhan kemasannya.
o Tidak berlaku untuk obat yang bukan berasal dari Insralasi Farmasi
RS Rawamangun (Golongan Obat Pembelian Cito).
o Hanya berlaku untuk pasien Rawat Inap, yang disertai keterangan
dari dokter.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Kasir
3. Keperawatan

22
PENERIMAAN OBAT BARU

No.Dokumen Revisi Halaman


Rumah sakit 019/SOP-IF/RSR/06 ......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama ,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur penerimaan obat baru dari distributor

Tujuan Untuk mengontrol obat-obat baru yang masuk sesuai dengan


standarisasi

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Staf Farmasi menerima obat baru dari bagian Logistik yang telah
mendapat persetujuan dari Direktur Medis.

2. Staf Farmasi mencatat nama barang, jumlah, harga (HNA dan


HJA), nama pabrik dan nama distributor dalam Buku Obat Baru.

3. Staf Farmasi memasukkan harga obat baru dalam Buku Daftar


Harga.

4. Staf Farmasi mengontrol peredaran obat baru tersebut selama 6


(enam) bulan untuk kemudian dievaluasi.

5. Apabila obat baru tersebut tidak berjalan dengan baik, staf


farmasi menghubungi bagian Logistik untuk proses retur barang.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Logistik

23
PENERIMAAN BARANG KONSINYASI

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 020/SOP-IF/RSR/06 ............ 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur penerimaan barang konsinyasi dari
distributor
Tujuan Untuk mengontrol barang konsinyasi yang masuk dari distributor
yang sudah bekerja sama dengan pihak Rumah Sakit
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur
1. Staf Farmasi menerima dan memeriksa barang konsinyasi
sesuai dengan form serah terima barang konsinyasi dari bagian
Logistik
2. Staf Farmasi mencatat tanggal penerimaan, nama barang,
jumlah, harga (HNA dan HJA), nama pabrikdan nama distributor
dalam Buku Barang Konsinyasi.
3. Staf Farmasi membuat kartu stok setiap barang konsinyasi.
4. Staf Farmasi memasukkan harga barang konsinyasi dalam Buku
Daftar Harga Obat Instalasi Farmasi.
5. Staf Farmasi mencatat pengeluaran barang konsinyasi pada
kartu stok.
6. Staf Farmasi mengontrol peredaran obat baru tersebut selama
jangka waktu tertentu ( 6 Bulan ) untuk kemudian dievaluasi.
7. Apabila barang konsinyasi tersebut tidak berjalan dengan baik,
staf Farmasi menghubungi bagian Logistik untuk proses retur
barang.
8. Apabila barang konsinyasi tersebut berjalan dengan baik, staf
Farmasi dapat melakukan permintaan ke bagian Logistik.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Logistik

24
PENERIMAAN BARANG DONASI

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 021/SOP-IF/RSR/06 ......... 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
01 Maret 06 DirekturUtama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur penerimaan barang donasi dari
distributor atau pabrik lain secara cuma-cuma
Tujuan Untuk mengontrol barang donasi yang masuk dari distributor yang
sudah bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit
Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.
Prosedur
1. Staf Farmasi menerima dan memeriksa barang donasi sesuai
dengan form serah terima barang donasi dari bagian Logistik
2. Staf Farmasi mencatat nama barang, jumlah, harga (HNA dan
HJA), nama pabrik dan nama distributor dalam Buku Barang
Donasi.
3. Staf Farmasi membuat kartu stok setiap barang donasi.

4. Staf Farmasi memasukkan harga barang donasi dalam Buku


Daftar Harga Obat Instalasi Farmasi.
5. Staf Farmasi mencatat pengeluaran barang donasi pada kartu
stok.

6. Staf Farmasi mengontrol peredaran obat baru tersebut selama


jangka waktu tertentu ( 6 Bulan ) untuk kemudian dievaluasi.

7. Apabila barang donasi tersebut tidak berjalan dengan baik, staf


Farmasi menghubungi bagian Logistik untuk proses retur barang.
8. Apabila barang donasi tersebut berjalan dengan baik, staf
Farmasi dapat melakukan permintaan ke bagian Logistik.
Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi
2. Logistik

25
PENANGANAN BARANG RUANGAN YANG
KADALUWARSA
Rumah sakit
No.Dokumen Revisi Hal
Rawamangun
022/SOP-IF/RSR/06 ......... 1/1
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 06 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur penanganan barang farmasi di ruangan
yang akan atau sudah kadaluwarsa

Tujuan Untuk menghindari terjadinya penimbunan dan kesalahan pemberian


barang farmasi yang sudah kadaluwarsa ke pasien

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.

Prosedur 1. Staf keperawatan mendata barang farmasi di ruangan yang sudah


dan akan kadaluwarsa dan memberikan laporan yang sudah
ditandatangani oleh Kepala Keperawatan ke Instalasi Farmasi.
2. Staf Farmasi menerima laporan tersebut dan mengecek
kebenarannya.
3. Ka. Instalasi Farmasi mebuat laporan barang yang sudah
kadaluwarsa ke Direktur Medis.
4. Ka. Instalasi Farmasi membuat berita acara pemusnahan barang
farmasi yang berisi nama, jumlah, cara pemusnahan dan tanggal
pemusnahan, kemudian ditandatangani oleh Ka. Instalasi Farmasi
dengan persetujuan Direktur Medis.
5. Ka. Instalasi Farmasi menghubungi bagian Rumah Tangga untuk
proses pemusnahan
6. Untuk barang farmasi yang akan kadaluwarsa, staf farmasi
membuat laporan yang berisi nama barang, jumlah, tanggal
kadaluwarsa dan nama distributor, kemudian ditandatangani oleh
Ka. Instalasi Farmasi.
7. Ka. Instalasi Farmasi menghubungi bagian Logistik untuk proses
retur barang.
Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi
2. Keperawatan
3. Rumah Tangga
4. Logistik

26
PENGGUNAAN OBAT DAN ALKES DI DEPO

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 023/SOP-IF/RSR/06 ........ 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 06 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur alur penggunaan obat dan/atau alkes di
depo-depo

Tujuan Untuk mengetahui jumlah pemakaian obat dan/atau alkes yang


digunakan di depo-depo

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan SOP
Masing – masing unit.
Prosedur
1. Perawat mengeluarkan obat dan/atau alkes sesuai dengan
permintaan dokter.

2. Unit terkait mencatat setiap pengeluaran obat dan/atau alkes pada


lembar kendali yang telah tersedia dengan mengisi jumlah obat
dan/atau alkes, nama pasien, nama dokter yang bersangkutan,
nama unit terkait dan tanda tangan pelaksana unit terkait dengan
jelas.

3. Lembar kendali (3 rangkap), warna hijau untuk poli/ruangan terkait,


putih dan merah dibawa oleh pelaksana unit terkait ke Instalasi
Farmasi untuk kemudian diproses.

4. Unit terkait membuat laporan pengeluaran obat dan/atau alkes


setiap minggu ke Instalasi Farmasi.

Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi


2. Unit Terkait

27
KREDIT DOKTER

No.Dokumen Revisi Hal


Rumah sakit 024/Sop-IF/RSR/06 ........ 1/1
Rawamangun
Prosedur Umum Tanggal terbit Ditetapkan Oleh :
Farmasi 01 Maret 2006 Direktur Utama,

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu sistem yang mengatur pembelian/pengambilan obat dan atau
alkes oleh Dokter RS. Rawamangun, dimana pembayarannya
dilakukan secara kredit.

Tujuan Pemberian fasilitas bagi para dokter dalam hal pembelian obat dan
atau alkes.

Kebijakan Surat Edaran Direktur tanggal 14 Juni 2004 tentang pembuatan


SOP Masing – masing unit.

Prosedur 1. Dokter membawa resep dokter yang ditulis tangan asli oleh
dokter yang bersangkutan

2. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian mengambil obat sesuai


dengan jumlah permintaan.

3. Apoteker/Asisten Apoteker akan menuliskan tanggal dan jumlah


fisik obat yang dikeluarkan pada kartu stock apotik.

4. Apoteker/Asisten Apoteker kemudian memasukkan harga setiap


item obat yang sesuai dengan patokan harga yang telah
ditetapkan.

5. Apoteker/Asisten Apoteker menanda tangan pada resep


sebagai tanda bahwa obat sudah layak dikeluarkan.

6. Petugas Farmasi menyerahkan slip kasbon kredit dokter,


kemudian ditanda tangan oleh dokter sebagai tanda setuju.

7. Pada Akhir shift kasir akan membuat laporan Harian


penerimaan kas.
Unit Kerja 1. Instalasi Farmasi
2. Kasir
3. Karyawan

28

Anda mungkin juga menyukai