Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

RESPECTFUL MIDWIFERY CARE (RMC)

Disusun Oleh
1. Fina Amandani Distya Ardana_172221014
2. Febrina Anggraini Kartika_172211006
3. Fainven Wirna Hulu_172211025

PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS KEBIDANAN DAN PERAWATAN
UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
HIV merupakan suatu penyakit menular yang sangat mematikan dan masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Wanita hamil memiliki risiko
lebih tinggi terjangkit HIV dibandingkan wanita yang tidak hamil. HIV menjadi
penyebab kematian maternal lebih dari 10 persen di dunia (Turan, 2013). WHO
(2018) mencatat lebih dari dua miliar kehamilan disertai kasus HIV positif.
Terdiagnosa HIV positif merupakan hal yang sangat berat, ditambah dengan kondisi
hamil. Hal ini akan mempersulit keadaan ibu hamil beserta janinnya dalam
melanjutkan kehidupan di masa depan. Oleh karena itu, Bidan memiliki peranan
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil penyintas HIV
dengan profesional dan penuh tanggung jawab.
Peranan bidan sebagai tenaga profesional dan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi (AKB). Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
pada aspek pencegahan penyakit termasuk pencegahan penularan HIV & AIDS
pada ibu hamil dan promosi HIV & AIDS pada ibu hamil dengan memberikan
pendidikan kesehatan atau konseling pada ibu hamil yang datang berkunjung ke
pusat pelayanan kesehatan. Ibu hamil akan di bimbing untuk membuat keputusan
sendiri untuk mengubah perilaku yang baru dan mempertahankannya. Dengan
intervensi pencegahan penularan HIV pada ibu hamil, diantaranya adalah
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang bisa menjadi awal atau pintu
masuk upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi pada ibu hamil.
Adapun minimnya pengetahuan tentang HIV dan AIDS merupakan masalah
terbesar di Indonesia, khususnya pada ibu hamil penyintas HIV. Para ibu hamil
penyintas HIV merasa kebingungan tentang apa yang harus dilakukan agar tidak
menularkan ke anaknya. Tidak hanya itu, masih banyak juga masyarakat yang belum
mendapatkan akses pelayanan HIV dipelayanan kesehatan dasar.

a. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV?
2. Bagaimana etiologi terjadinya HIV?
3. Apa saja tanda dan gejala terjadinya HIV?
4. Bagaimana peran bidan dalam menangani pasien HIV?
5. Bagaimana prosedur pelayanan pasien HIV di Puskesmas?
6. Bagaimana cara pengobatan pada ibu hamil penyintas HIV?
7. Bagaimana pencegahan penularan ibu hamil penyintas HIV pada janin?

b. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian HIV.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya HIV.
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala terjadinya HIV.
4. Mengetahui bagaimana peran bidan dalam menangani pasien HIV.
5. Mengetahui prosedur pelayanan pasien HIV di Puskesmas.
6. Mengetahui cara pengobatan pada ibu hamil penyintas HIV.
7. Mengetahui pencegahan penularan ibu hamil penyintas HIV pada janin.

c. Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan
dalam memperkaya pengetahuan penulis dan mempraktekkan ilmu yang
didapat.

- Bagi Tenaga Kesehatan


Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan bagi Tenaga bidan
sejawat dalam menangani pasien ibu hamil penyintas HIV dengan pelayanan
yang sesuai dengan prosedur kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV
HIV atau Human Immunodeficiency Virus secara fisiologis adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Dalam buku “Pers Meliput AIDS”,
virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus, yaitu virus yang
dapat berkembang biak dalam darah manusia. Pasien yang sudah terinfeksi HIV dan
mengalami stress yang berkepanjangan, akan mempercepat menyebarnya AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis sel darah putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas
menangkal infeksi. Replikasi virus yang terus menerus mengakibatkan semakin berat
kerusakan sistem kekebalan tubuh dan semakin rentan terhadap infeksi oportunistik
(IO) sehingga akan berakhir dengan kematian (Bruner & Suddarth, 2002)
HIV dapat menyebabkan sistem imun mengalami beberapa kerusakan dan
kehancuran, lambat laun sistem kekebalan tubuh manusia menjadi lemah atau tidak
memiliki kekuatan pada tubuhnya, maka pada saat inilah berbagai penyakit yang
dibawa virus, kuman dan bakteri sangat mudah menyerang seseorang yang sudah
terinfeksi HIV. Kemampuan HIV untuk tetap tersembunyi adalah yang
menyebabkannya virus ini tetap ada seumur hidup, bahkan dengan pengobatan
yang efektif (Gallant, 2010: 16).

B. Etiologi HIV
Penyakit AIDS, selain penyakit yang disebabkan oleh virus, juga merupakan
penyakit perilaku, karena sebagian besar penderitanya di seluruh dunia
mendapatkan penyakit tersebut melalui hubungan seksual (70-80%) dan
penyalahgunaan narkotika (10%). Hal ini tidak jauh berbeda dengan kejadian HIV di
Indonesia sampai bulan Juni 2014, yaitu ditularkan melalui hubungan heteroseksual
(54,8%) dan narkoba suntik (36,3%) (Ditjen P2PL, 2015). Begitu pun penularan
HIV/AIDS pada usia muda, sebagian besar melalui jalur heteroseksual dan perilaku
penggunaan alat suntik tidak steril secara bergantian (Andria Nefer,2016). Transmisi
HIV secara umum dapat terjadi melalui empat jalur, yaitu :
● Kontak seksual: HIV terdapat pada cairan mani dan sekret vagina yang akan
ditularkan virus ke sel, baik pada pasangan homoseksual atau heteroseksual.
Kerusakan pada mukosa genitalia akibat penyakit menular seksual seperti
sifilis dan chancroid akan memudahkan terja- dinya infeksi HIV.
● Tranfusi: HIV ditularkan melalui tranfusi darah baik itu tranfusi whole blood,
plasma, trombosit, atau fraksi sel darah lainnya.
● Jarum yang terkontaminasi: transmisi dapat terjadi karena tusukan jarum
yang terinfeksi atau bertukar pakai jarum di antara sesama pengguna obat-
obatan psikotropika.
● Transmisi vertikal (perinatal): wanita yang teinfeksi HIV sebanyak 15-40%
berkemung-kinan akan menularkan infeksi kepada bayi yang baru
dilahirkannya melalui plasenta atau saat proses persalinan atau melalui air
susu ibu
C. Tanda dan Gejala Terjadinya HIV
Gejala dan tanda terjadinya HIV yang biasanya timbul adalah: demam,
pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala dan
batuk. Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda (asimtomatik)
untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun atau lebih. Namun
orang tersebut dapat menularkan infeksinya kepada orang lain. Sesudah jangka
waktu tertentu, yang bervariasi dari orang ke orang, virus memperbanyak diri secara
cepat dan diikuti dengan perusakan sel limfosit T CD4 dan sel kekebalan lainnya
sehingga terjadilah gejala berkurangnya daya tahan tubuh yang progresif.
Progresivitas tergantung pada beberapa faktor seperti: usia kurang dari 5 tahun atau
di atas 40 tahun, infeksi lainnya, dan faktor genetik.

D. Peran Bidan Dalam Menangani Pasien HIV


Bidan dapat berperan sebagai pendidikkesehatan dan penyuluhan kepada ibu
hamil tentang perilaku yang beresiko terhadap penularan HIV dan AIDS,memberikan
informasi tentang VCT/PMTCT,tidak hanya pada perempuan,tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan kepmenekertrans No. 68 tahun 2004
pengusaha wajib melaksanakan program pencegah dan penanggulangan HIV/AIDS
si tempat kerja antara lain melalui penyusunan kebijakan,penunjukan personil dan
pelaksanaan kegiatan sosialisasi,edukasi, tidak melakukan stigma dan diskriminasi
tetapi memberi dukungan kepada masyarakat yang terkena penyakit HIV.

E. Prosedur Pelayanan Pasien HIV di Puskesmas


Penderita HIV harus mengatakan kepada pihak medis bahwa mereka terinfeksi
dan bila membutuhkan perawatan kesehatan harus mendapatkan perawatan khusus
sesuai dengan prosedur penanganan penderita HIV untuk menghindari penularan
kepada orang lain. Pemeriksaan antibodi HIV harus diberikan terhadap orang yang
bertendensi berkontak dengan penderita seropositif seperti pasangan seksual, orang
yang sering bertukar pakai jarum, dan bayi yang dilahirkan dari ibu seropositif.

F. Cara Pengobatan Pada Ibu Hamil Penyintas HIV


Pengobatan pada ibu hamil penyintas HIV, Bidan akan menyarankan ibu hamil
dengan HIV untuk mendapatkan terapi anti retroviral (ART). Perkembangan dan
percobaan klinis terhadap kemampuan obat antiretrovirus yang sering dikenal
dengan highly active antiretroviral therapy (HAART) untuk menghambat HIV terus
dilakukan selama 15 tahun terakhir ini. Pengobatan diharapkan mampu menghambat
progresivitas infeksi HIV untuk menjadi AIDS dan penularannya terhadap orang lain
serta janin pada wanita hamil. HAART menunjukkan adanya penurunan jumlah
penderita HIV yang dirawat, penurunan angka kematian, penurunan infeksi
oportunistik, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. HAART bisa memperbaiki
fung- si imunitas tetapi tidak dapat kembali normal.13,14
Pengobatan dengan menggunakan HAART yang aman saat ini pada wanita
hamil adalah dengan menggunakan AZT (azidotimidin) atau ZDV (zidovudin).
Pengobatan wanita hamil dengan menggunakan regimen AZT ini dibagi atas tiga
bagian, yaitu:15,16 wanita hamil dengan HIV positif, pengobatan dengan
menggunakan AZT harus dimulai pada usia kehamilan 14-34 minggu dengan dosis
100 mg, 5 kali sehari, atau 200 mg 3 kali sehari, atau 300 mg 2 kali sehari, pada saat
persalinan; AZT diberikan secara intravena, dosis inisial 2 mg/kgBB dalam 1 jam dan
dilanjutkan 1 mg/kgBB/jam sampai partus, terhadap bayi diberikan AZT dengan dosis
2 mg/kgBB secara oral atau 1,5 mg/kgBB secara intravena tiap 6 jam sampai
usianya 4 minggu dan ibu hamil dapat mengonsumsi lebih dari satu jenis obat.
Beberapa obat-obatan yang termasuk ARV adalah lamivudine (3TC), zidovudine
(ZDV), nevirapine (NVP), indinavir, dan nelfinavir. Penggunaan obat akan
disesuaikan dengan usia kehamilan karena beberapa obat dapat menyebabkan
cacat janin.

G. Pencegahan Penularan Ibu Hamil Penyintas HIV Pada Janin


Upaya pencegahan suatu penyakit dan virus, termasuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS selama ini sudah banyak dilakukan oleh organisasi
pemerintah maupun non pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dalam bentuk
seminar, workshop, penyuluhan, pelatihan, penerbitan buku, bahkan pamlet atau
stiker tentang bahaya HIV/AIDS dan cara-cara pencegahannya seperti :
1. Dalam perilaku seksual, menggunakan kondom ketika berhubungan seksual
dengan pasangannya
2. Tidak berganti-ganti pasangan
3. Jangan menggunakan jarum bekas
4. Tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan kontak darah
dengan penderita
5. Untuk melindungi bayi dari infeksi AIDS maka ibu hamil tidak boleh
memberikan air susu ibu kepada bayi yang telah dilahirkan dan mengonsumsi
beberapa jenis obat pencegah HIV melindungi janin dari infeksi HIV dan
AIDS.
Dengan demikian upaya pencegahan dan penularan HIV/AIDS adalah usaha yang
dilakukan untuk mencegah yang dimulai dari pengendalian populasi kunci, kelompok
yang berisiko atau rentan terkena infeksi, lalu melangkah pada orang-orang yang
berhubungan seksual dengan banyak pasangan, dan mencegah penularan pada
masyarakat umum dan bayi, serta memberdayakan sumber daya manusia yang
merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus yang
menyerang system kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan
tubuh melawan inveksi dan penyakit. Virus HIV juga dapat ditularkan dari ibu
yang HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat persalinan dan saat
menyusui2. Dengan menjalani pengobatan tertentu di pelayanan kesehatan
seperti puskesmas dengan sesuai prosedur yang ditetapkan. Maka,pengidap
HIV bias memperlambat perkembangan penyakit ini, sehinggapengidap HIV
bias menjalani hidup dengan normal.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, kami menyarankan petugas layanan kesehatan
diharapkan memberikan lebih banyak penyuluhan-penyuluhan keshatan pada
ibu hamil khususnya yang terinveksi HIV, dan melakukan screening rutin
kepada ibu hamil penyintas HIV maupun yang bukan, agar mendapat
pengobatan yang tepat serta ibu hamil mendapatkan bekal yang cukup
selama masa kehamilannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://uia.e-journal.id/afiat/article/download/698/397/

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/18778/13124

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3428/3/1.

https://ojs2.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/56/52

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/download/1724/1486/

http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/download/184/pdf_68

Anda mungkin juga menyukai