Anda di halaman 1dari 4

Materi HIV AIDS

Kelompok 6

- AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)


Kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi rentan
terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
- Tanda-tanda Pengidap HIV → Hanya diketahui jika dilakukan dengan pengujian lab,
tidak dapat tanda-tanda fisik
- Stadium
1. Inkubasi : Menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah putih → HIV
dalam darah belum bisa ditentukan, tapi sudah bisa menularkan kepada orang
lain.
- Tidak ada gejala apa-apa
- Beberapa merasa lelah, kehilangan selera makan, sedikit
pembengkakan kelenjar getah bening (Leher, ketiak, paha)
2. Awal : 3-6 bulan, pemeriksaan darah akan positif/seropositif
- Dalam tubuh sudah terbentuk zat antibodi HIV
- Orang yang seropositif HIV biasanya tetap sehat, hanya ada gejala
biasa (Pembengkakan getah bening, penurunan berat badan,
berkeringat, diare, infeksi ringan)
3. Tenang : 2-10 tahun (5 tahun)
- Penderita terlihat sehat/sakit ringan tapi sebenarnya virus sudah
menghancurkan sebagian/seluruh sistem kekebalan tubuh → Infeksi
oportunitis (Radang paru-paru, kanker kulit, TBC, penyakit saraf,
penyakit saluran pencernaan, kanker) → Bila semakin memburuk,
menyebabkan kematian
4. AIDS

- WHO menetapkan empat stadium klinis HIV, sebagaimana berikut:


A. Stadium 1: tanpa gejala
B. Stadium 2: penyakit ringan
C. Stadium 3: penyakit lanjut
D. Stadium 4: penyakit berat

- HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus patogen yang dapat
menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang. HIV berbentuk sferis
yang terdiri atas capsid yang terselimuti dengan envelope yang berupa komponen
membran dan membran yang berasal dari sel inang.

- Obat dari HIV (Vaksin apa, cara kerja vaksinnya, harga vaksin sekarang, cara
pembeliannya dimana)
- Banyak uji coba vaksin yang dilakukan, tapi vaksin yang benar-benar efektif masih
belum tersedia hingga sekarang.
- Obat dari HIV → Belum ada, adanya obat untuk mengontrol pertumbuhan virus
Dengan obat ARV (antiretroviral) → 125.000-150.000,- per botol , i
si 30 butir.
Jenis :
1. NRTI (nucleoside reverse transcriptase inhibitors)
Obat ini bekerja dengan cara memblokir enzim yang dibutuhkan HIV
untumenggandakan diri atau berkembang biak.
2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors)
memblokir aktivitas enzim reverse trancriptase. Bedanya, golongan obat
NNRTI tidak mengandung nukleosida.
3. PI (protease inhibitors)
Obat HIV golongan ini bekerja dengan cara menghambat enzim protease.
protease juga senyawa yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri.
4. INSTI (integrase strand transfer inhibitors)
INSTI adalah jenis obat HIV terbaru yang sudah tersedia di Indonesia. INSTI
bekerja dengan cara memblokir integrase, yaitu enzim yang dibutuhkan virus
HIV untuk masuk ke dalam DNA sel yang sehat. Obat ini mencegah virus
HIV menggandakan diri, sehingga dapat mengurangi gejala.
- HIV adalah virus yang kompleks karena ia bisa bermutasi dengan cepat dan sering
kali mampu menangkis respon sistem kekebalan. Saat ini, belum ada vaksin yang
mendapatkan persetujuan untuk penggunaan umum.

- Faktor risiko penularan HIV (2 jalur: cairan kelamin dan darah) :


a. Berganti-ganti pasangan dan berhubungan seksual tanpa menggunakan
pengaman
b. Menderita Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti sifilis, herpes, klamidia,
gonore, dan vaginosis bakterial
c. Terlibat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarangbagi jarum suntik,
d. Menggunakan jarum suntik secara bersamaan.
e. Penularan HIV/AIDS dari ibu hamil ke janin melalui plasenta
f. Mendapatkan injeksi, transfusi darah atau prosedur medis lainnya yang tidak
steril atau tidak dilakukan dengan profesional

- Cara Mencegah Penyakit HIV:


1. Setia dan menghindari ganti-ganti pasangan.
2. Mencari tahu lebih dalam, mengenai siapa yang akan kita jadikan sebagai
pendamping hidup, serta persetujuan kedua pihak ketika diantaranya terdapat
kekurangan.
3. Hindari penggunaan segala jenis narkotika, terutama yang melalui jarum
suntik.
4. Melakukan edukasi terkait penularan hingga pengobatan HIV/AIDS kepada
masyarakat, agar proses penularan tidak terus menerus.
5. Selalu jaga kebersihan dan kesehatan badan, baik luar maupun dalam.
- Pendekatan utama untuk pencegahan HIV:
1) Penggunaan pelindung dalam berhubungan seksual pada pria ataupun wanita
2) Tes dan konseling untuk HIV dan IMS
3) Tes dan konseling, keterkaitan dengan perawatan tuberkulosis.
4) Sunat laki-laki oleh medis secara sukarela, hal ini dapat mengurangi resiko infeksi
HIV sekitar 60% pada pria heteroseksual.
5) Penggunaan obat antiretroviral untuk pencegahan.
6) Profilaksis pasca pajanan untuk HIV adalah penggunaan obat ARV dalam 72 jam
setelah terpapar HIV untuk mencegah infeksi.
7) Pengurangan dampak buruk bagi orang-orang yang menyuntikkan dan menggunakan
narkoba.

- Paket komprehensif intervensi untuk pencegahan dan pengobatan HIV meliputi:


1) Program jarum dan alat suntik
2) Terapi substitusi opoid untuk orang yang bergantung pada opioid dan pengobatan
ketergantungan obat berbasis bukti lainnya.
3) Tes dan konseling HIV
4) Perawatan HIV
5) Informasi dan edukasi pengurangan risiko dan penyediaan nalokson
6) Penggunaan kondom
7) Manajemen IMS, tuberkulosis, dan virus hepatitis

- Pencegahan HIV:
(ABCDE)
1) A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang
belum menikah
2) B (Be faithful): artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan)
3) C (Condom): artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom
4) D (Drug No): artinya dilarang menggunakan narkoba
5) E (Education): artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV,
cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.

- Tes Infeksi HIV/AIDS: Tes yang dilakukan untuk memastikan apakah individu yang
bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau tidak. Berfungsi untuk mengetahui
adanya antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam darah.
- Jenis Tes Infeksi:
1. Tes Elisa
2. Tes Dipstik
3. Tes Western Blot
- Syarat dan prosedur tes darah HIV:
1. Bersifat rahasia
2. Harus dengan konseling pada pra tes
3. Tidak ada unsur paksaan
- Tahapan tes HIV/AIDS
1. Pre Tes Konseling:
a) identifikasi risio perilaku seksual (pengukuran tingkat risiko perilaku)
b) Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif)
c) Informasi HIV/AIDS sejelas-jelasnya
d) Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil tes
e) Rencana perubahan perilaku

- Cara mengetahui jumlah virus HIV


Melakukan tes viral load. Tes ini merupakan kebalikan dari tes CD4/TLC. Jika jumlah
viral load makin sedikit, status kesehatan seseorang akan semakin baik. Tes ini juga
tidak tersedia secara luas dan biayanya mahal. (Tes ini tidak begitu penting dan hanya
bermanfaat jika kita memakai obat antiretroviral)

- Merawat Penderita HIV


Dengan cara memperhatikan prosedur P3K ketika melakukan perawatan kepada
penderita.
1. Gunakan sarung tangan dan celemek untuk perawatan
2. Cucilah tangan setiap habis tugas
3. Pakaian kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
4. Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
5. Hindari kontak langsung jka Anda punya luka

- Bagaimana HIV dapat di tularkan?


HIV yang paling besar terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani, dan produk
darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV
berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, ada kemungkinan orang itu
akan tertular AIDS.

- Funfact
1. Lebih dari 35 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia.
2. Lebih dari 1,1 juta orang di AS hidup dengan HIV, namun hampir 1 dari 6
tidak mengetahuinya.
3. Pada akhir tahun 2011, terdapat 3,3 juta anak yang hidup dengan HIV di
seluruh dunia.
4. 70% dari seluruh orang yang hidup dengan HIV (24,7 juta) tinggal di Afrika
sub-Sahara, termasuk 91% anak-anak yang mengidap HIV positif di dunia.
5. Laki-laki gay dan biseksual dari semua ras adalah kelompok yang paling
terkena dampak HIV di Amerika.
6. Kebanyakan orang yang hidup dengan atau berisiko tertular HIV tidak
memiliki akses terhadap pencegahan, perawatan, atau pengobatan.
Hingga tahun 2014, belum ada obat yang bisa menyembuhkan virus ini.

Anda mungkin juga menyukai