PENYALAGUNAAN NAPZA
OLEH :
NIM : A.19.11.062
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang”Trend Dan
Issu Hiv/Aids, Family Centered Pada Odha Dan Penyalagunaan Napza” ini dengan baik
dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan
pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya.
Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. Sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficien Syndrome
adalah berbagai kumpulan gejala-gejala penyakit yang timbul karena terjadi
penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV.
HIV(Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang
menyerang sistem imun manusia, terutama semua sel yang memili penenda CD
4+ dipermukaannya seperti makrofag dan limfosit T. AIDS(Acquired Immune
Deficien Syndrome) merupakan suatu kondisi immunosupresif yang berkaitan
erat dengan berbagai infeksi oportunistik, neoplasma sekunder, serta manifestasi
neurologic tertentu akibat infeksi HIV(Kapita Selekta, 2014).
AIDS(Acquired Immune Deficien Syndrome) atau kunpulan berbagai
gejalah penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat akibat
HIV(Hasdianah dkk, 2014).
Trend kejadian HIV/AIDS didunia cenderung meningkat setiap tahunnya.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 didunia didapatkan
36.900,000 orang terinfeksi HIV/AIDS. Di Indonesia menurut Dirjen PP dan PL
Kemenkes (2014), ada sekitar 150.285 orang terinfeksi HIV/AIDS. Bila dilihat
keseluruhan provinsi di Indonesia, DKI Jakarta menempati urutan pertama
HIV/AIDS sebanyak 32.782 orang dan provinsi Jambi menempati urutan ke23
sebanyak 751 orang dan 15,4% berasal dari kota Jambi(Dinkes Kota Jambi,
2014). Jadi di Indonesia dan dunia memerlukan penanganan HIV/AIDS yang
sama sehingga dapat menekan peningkatan HIV/AIDS.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis perbandingan data laporan epidemic kasus infeksi HIV positif baru di
Indonesia berdasarkan wilyah 34 provinsi, dilakukan dengan menggunakan uji
friedman dan dilanjutkan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji
friedman perbandingan kasus infeksi baru HIV dari periode tahun 2012 hingga
tahun 2016 dengan menggunakan uji friedman menunjukkan nilai signifikan
sebesar 0,001(<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat
perbedaan yanh signifikan jumlah kasus HIV dari periode tahun 2012 hingga
tahun 2016.
Secara global data jumlah kasus HIV per tahun, untuk tahun 2012 rata-rata
kejadian kasus baru HIV sebanyak 652 kasus, meningkat pada tahun 2013
dengan rata-rata kejadian kasus HIV dari ke33 provinsi sebanyak 880 kasus.
Tahun 2014 mengalami peningkatan kembali dengan rata-rata kejadian kasus
HIV dari ke33 provinsi yaitu 994 kasus. Akan tetapi,selang tahun berikutnya
mengalami oenurunan oada tahun 2015 dengan rata-rata kejadian kasus HIV
dari ke34 provinsi sebesar 911 kasus. Di akhir tahun 2016, kasus HIV tersebut
malah menjadi masalah besar terkait dengan terjadinya peningkatan tajan dari
kasus tersebut dengan arata-arata kejadian menjadi 1.214 kasus HIV baru.
Apabila diamati secara nilai rata-rata, dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan dari tahun 2013 menuju tahun 2014, kemudian terjadi penurunan
dari tahun 2014 menuju tahun 2015. Akan tetapi, mengalami peningkatan
tajam sampai akhir 2016.
Perbedaan jumlah kasus HIV dari periode tahun 2012 hingga tahun 2016
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk melihat
perbedaan secara masing-masing tahun periode dapat di analisa menggunakan
uji Wilcoxon.
Meskipun demikian, masih terdapat hasil yang menunjukkan tidak terlalu
berbeda secara signifikan dari perbandingan antar tahunnya. Berikut
merupakan gambaran singkat perbandingan antar tahun dengan selang waktu 1
tahun dari tahun 2012 hingga tahun 2016.
1. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2012 dengan tahun 2013
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan terjadi peningkatan
yang cukup tajam(34,99%)dari rata-rata jumlah kasus HIV.
2. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2013 dengan tahun 2014
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistic dengan
bukti terjadi peningkatan 12,65% rata-rata jumlah kasus HIV.
3. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2014 dengan tahun 2015
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan secara statistic
dengan bukti penurunan rata-rata jumlah kasus HIV yang terjadi sebesar
5,43%.
4. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2015 dengan tahun 2016
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistic dengan
bukti terjadinya peningkatan rata-rata jumlah kasus HIV yang cukup
tajam(33,34%).
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan