Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TREND DAN ISSU HIV/AIDS,

FAMILY CENTERED PADA ODHA DAN

PENYALAGUNAAN NAPZA

OLEH :

NAMA : RISKI NOPRIANI

NIM : A.19.11.062

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang”Trend Dan
Issu Hiv/Aids, Family Centered Pada Odha Dan Penyalagunaan Napza” ini dengan baik
dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan
pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Terima kasih.

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. Sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficien Syndrome
adalah berbagai kumpulan gejala-gejala penyakit yang timbul karena terjadi
penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV.
HIV(Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang
menyerang sistem imun manusia, terutama semua sel yang memili penenda CD
4+ dipermukaannya seperti makrofag dan limfosit T. AIDS(Acquired Immune
Deficien Syndrome) merupakan suatu kondisi immunosupresif yang berkaitan
erat dengan berbagai infeksi oportunistik, neoplasma sekunder, serta manifestasi
neurologic tertentu akibat infeksi HIV(Kapita Selekta, 2014).
AIDS(Acquired Immune Deficien Syndrome) atau kunpulan berbagai
gejalah penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat akibat
HIV(Hasdianah dkk, 2014).
Trend kejadian HIV/AIDS didunia cenderung meningkat setiap tahunnya.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 didunia didapatkan
36.900,000 orang terinfeksi HIV/AIDS. Di Indonesia menurut Dirjen PP dan PL
Kemenkes (2014), ada sekitar 150.285 orang terinfeksi HIV/AIDS. Bila dilihat
keseluruhan provinsi di Indonesia, DKI Jakarta menempati urutan pertama
HIV/AIDS sebanyak 32.782 orang dan provinsi Jambi menempati urutan ke23
sebanyak 751 orang dan 15,4% berasal dari kota Jambi(Dinkes Kota Jambi,
2014). Jadi di Indonesia dan dunia memerlukan penanganan HIV/AIDS yang
sama sehingga dapat menekan peningkatan HIV/AIDS.

B.Rumusan Masalah

a. Apa trend dan issu hiv/aids?

b. Apa saja yang bisa dilakukan keluarga pada odha?

c.Apa itu family centered care pada odha?

C.Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui trend dan issu hiv/aids


b. Untuk mengetahui pengertian fcc pada odha

c. Untuk bisa membantu odha dalam melawan penyakitnya

BAB II

PEMBAHASAN

A.Epidemi HIV/AIDS di Indonesia


Di Indonesia, kasus epidemi penyakit HIV/AIDS masih terus meningkat,
meskipun jumlah infeksi baru menunjukkan tren penurunan di Myanmar, Nepal,
dan Thailand. Indonesia merupakan Negara penularan HIV/AIDS tercepat di Asia
Tenggara(WHO,2009). Indonesia merupakan Negara yang menempati urutan
pertama dalam penularan HIV/AIDS di Asia Tenggara. Dari total populasi
penduduk sebanyak 240 juta jiwa, Indonesia memiliki prevalensi HIV sebanyak
0,24% dengan estimasi ODHA 186.000, bahkan bisa mencapai 200.000(profil
kesehatan Indonesia,2010).
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia sangat mengancam oleh karena kaitannya
dengan faktor resiko, terutama perilaku seksual dan penggunaan NAPZA suntik
yang semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir ini. Walaupun agama dan
budaya Indonesia tidak permisive terhadap hubungan seks diluar nikah, dalam
kenyataannya penularan melalui hubungan seksual meningkat dihampir semua
provinsi. Dari hasil penelitian perilaku diketahui bahwa lebih dari separuh laki-
laki dari kelompok tertentu baik yang sudah menikah maupun belum menikah,
pernah berhubungan seks dengan wanita penjaja seks dalam tahun terakhir.
Dalam hubungan ini Sembilan diantara sepuluh orang tidak selalu menggunakan
kondom, dan angka ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan Negara
Asia lainnya. Dengan perilaku beresiko ini laki-laki dapat tertular ataupun
menularkan HIV kepada pasangannya, istrinya selanjutnya kepada bayinya.
Angka kejadian infeksi HIV pada ibu hamil dari survey di provinsi Riau dan
Papua adalah 0,35% dan 0,25%. Namun dari hasil testing suka rela pada ibu
hamil di DKI Jakarta ditemukan infeksi HIV sebesar 2,86%. Dalam kelompok
wanita penjajah seks kecenderungan meningkat di beberapa provinsi misalnya
Papua, Riau dan Jawa Barat angka infeksi sudah diatas 5%. Di kota besar seperti
Jakarta, Surabaya walaupun masih dibawah 5% tetapi terlihat meningkat pula
pada dua tahun terakhir ini.
HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan penyebab utama
kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Rendahnya pemahaman
tentang HIV/AIDS sampai saat ini karena masih banyak yang belum memahami
resiko penularan penyakit tersebut dan angka kejadian belum dapat diprediksi
dengan baik. Permasalahan HIV/AIDS merupakan fenomen gunung es,artinya
data yang ada merupakan data kasus HIV/AIDS yang hanya muncul di
permukaan. Asih banyak kasus yang belum terdeteksi karena ada banyak orang
yang sudah terinfeksi HIV tetapi tidak terbuka untuk melakukan pemeriksaan di
klinik. Hal ini di sebabkan karena perasaan takut dan malu untuk memeriksakan
diri yang muncul karena adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat bahkan
keluarga sebagai lingkungan terdekat terhadap orang dengan HIV/AIDS(ODHA).

B.Trend kasus Baru Infeksi HIV di Indonesia Periode 2012-2016

Setelah tiga tahun berturut-turut(2010-2012) cukup stabil, perkembangan


jumlah kasus baru HIV positif di Indonesia pada tahun 2013 kembali mengalami
peningkatan secara signifikan sebesar 34,99% pada tahun 2012 jumlah kasus baru HIV
positif yang dilaporkan adalah sebanyak 21.511 kasus, dan meningkat menjadi 29.037
ditahun 2013.jumlah kasus baru HIV ditahun 2014 juga kembali mengalami
peningkatan secara signifikan sebesar 12,65% dari sebelumnya, yaitu tahun 2013. Akan
tetapi, jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 30.935
kasus, mengalami penurunan 5,43% dibandingkan tahun 2014. Penghujung tahun 2016,
kasus baru HIV positif ini kembali meningkat tajam sebesar 33,34% menjadi 41.250
kasus.

Analisis perbandingan data laporan epidemic kasus infeksi HIV positif baru di
Indonesia berdasarkan wilyah 34 provinsi, dilakukan dengan menggunakan uji
friedman dan dilanjutkan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji
friedman perbandingan kasus infeksi baru HIV dari periode tahun 2012 hingga
tahun 2016 dengan menggunakan uji friedman menunjukkan nilai signifikan
sebesar 0,001(<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat
perbedaan yanh signifikan jumlah kasus HIV dari periode tahun 2012 hingga
tahun 2016.
Secara global data jumlah kasus HIV per tahun, untuk tahun 2012 rata-rata
kejadian kasus baru HIV sebanyak 652 kasus, meningkat pada tahun 2013
dengan rata-rata kejadian kasus HIV dari ke33 provinsi sebanyak 880 kasus.
Tahun 2014 mengalami peningkatan kembali dengan rata-rata kejadian kasus
HIV dari ke33 provinsi yaitu 994 kasus. Akan tetapi,selang tahun berikutnya
mengalami oenurunan oada tahun 2015 dengan rata-rata kejadian kasus HIV
dari ke34 provinsi sebesar 911 kasus. Di akhir tahun 2016, kasus HIV tersebut
malah menjadi masalah besar terkait dengan terjadinya peningkatan tajan dari
kasus tersebut dengan arata-arata kejadian menjadi 1.214 kasus HIV baru.
Apabila diamati secara nilai rata-rata, dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan dari tahun 2013 menuju tahun 2014, kemudian terjadi penurunan
dari tahun 2014 menuju tahun 2015. Akan tetapi, mengalami peningkatan
tajam sampai akhir 2016.
Perbedaan jumlah kasus HIV dari periode tahun 2012 hingga tahun 2016
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk melihat
perbedaan secara masing-masing tahun periode dapat di analisa menggunakan
uji Wilcoxon.
Meskipun demikian, masih terdapat hasil yang menunjukkan tidak terlalu
berbeda secara signifikan dari perbandingan antar tahunnya. Berikut
merupakan gambaran singkat perbandingan antar tahun dengan selang waktu 1
tahun dari tahun 2012 hingga tahun 2016.
1. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2012 dengan tahun 2013
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan terjadi peningkatan
yang cukup tajam(34,99%)dari rata-rata jumlah kasus HIV.
2. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2013 dengan tahun 2014
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistic dengan
bukti terjadi peningkatan 12,65% rata-rata jumlah kasus HIV.
3. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2014 dengan tahun 2015
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan secara statistic
dengan bukti penurunan rata-rata jumlah kasus HIV yang terjadi sebesar
5,43%.
4. Perbedaan jumlah kasus HIV periode tahun 2015 dengan tahun 2016
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistic dengan
bukti terjadinya peningkatan rata-rata jumlah kasus HIV yang cukup
tajam(33,34%).

C. Family Centered Care pada ODHA

1. Konsep dari family centered care pada ODHA


 Martabat dan kehormatan praktisi keperawatan mendengarkan
dan menghormati padangan dan pilihan
pasien.Pengetahuan,nilai,kepercayaan dan latar belakang budaya
pasien dan keluarga bergabung dalam rencana dan intervensi
keperawatan pada ODHA.
 Berbagai informasi. Keperawatan berkomunikasi dan
memberitahukan informasi yang berguna bagi pasien dan
keluarga dengan benar dan tidak memihak kepada pasien dan
keluarga. Pasien dan keluarga menerima informasi setiap waktu,
lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam perawatan dan
pengambilan keputusan pada ODHA.
 Partisipasi. Pasien pada ODHA dan keluarga termotivasi
berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan
sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka buat.
 Kolaborasi. Pasien pada ODHA dan keluarga juga termasuk
kedalam komponen dasar kolaborasi. Perawat berkolaborasi
dengan pasien pada ODHA dan keluarga dalam pengambilan
kebijakan dan pengembangan program, implementasi dan
evaluasi desain.

2. Penyebab dilakukan family-centered care pada ODHA


 Membangun system kolaborasi dari pada control atau
penyembuhan pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
 Berfokus pada kekuatan dan sumber keluarga daripada
kelemahan keluarga.
 Mengakui keahlian keluarga dalam merawat ODHA (orang
dengan HIV/AIDS) seperti sebagaimana professional.
 Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku.

3. Elemen family-centered care pada ODHA


Sembilan elemen family-centered care pada ODHA (orang dengan
HIV/AIDS)
yaitu :
 Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara
kehadiran profesi kesehatan fluktuatif.
 Memfasilitasi kolaborasi keluarga professional pada semua
level perawatan kesehatan.
 Meningkatkan kekuatan keluarga, dan mempertimbangkan
metode-metode alternativ dalam koping.
 Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi yang lebih
komplit oleh keluarga tentang perawatan pada ODHA (orang
dengan HIV/AIDS) yang tepat.
 Menimbulkan kelompok support antara orang tua dengan (orang
dengan HIV/AIDS).
 Mengerti dan memanfaatkan system pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pelayanan pada ODHA(orang dengan
HIV/AIDS).
 Melaksanakan kebijakan dan program yang tepat, komprehensif
meliputi dukungan emosional dan finansial dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan keluarganya.
 Menunjukkan desain transportasi perawatan kesehatan fleksibel,
accessible, dan responsive ODHA(orang dengan HIV/AIDS)
terhadap kebutuhan pasien
 Implementasi kebijakan dan program yang tepat komprehesif
meliputi dukungan emosional dengan staff. Elemen family
centered care

BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

Perkembangan jumlah kasus baru HIV di Indonesia mengalami


peningkatan secara signifikan pada tahun 2013 dan 2014, bila dibandingkan
dengan perkembangan jumlah kasus baru pada tahun 2010-2012 yang relative
cukup stabil. Pada tahun 2012 jum;ah kasus baru HIV sebesar 21.511 kasus,
sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 29.037 dan 32.711
kasus. Provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta, Jawa
Timur, dan Jawa Barat.
Berdasarkan kondisi yang berkembang saat ini dapat dipahami bahwa
HIV/AIDS adalah sebuah isu yang sangat rumit. Hal ini bukan hanya menjadi
masalah kesehatan semata, tetapi sekaligus telah menjadi masalah social.
Mengingat kompleksitas permasalahan tersebut, penyelesaiannya pun menjadi
tidak mudah.
B.Saran
Mari bersama-sama berikan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS
sehingga tidak menimbulkan stigma buruk pada ODHA. HIV/AIDS tidak
menular melalui pakaian, alat-alat makan, besalaman ataupun berpelukan. Mari
cegah HIV dengan :
1. Tidak berhubungan seks saat jauh dari pasangan
2. Tidak gonta-ganti pasangan
3. Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
4. Tidak mengonsumsi narkoba
5. Aktif mencari informasi yang benar

Anda mungkin juga menyukai