Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOSTATISTIK

DATA, VARIABEL, DAN SKALA PENGUKURAN

Disusun Oleh :
Mirza Adhalul Fahmi
Sri Waningsih
Wakhidatun Ulfah
Nur Azizah
M Auvi Riyadi

PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN LINTAS JALUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN ILMU KRPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
BAB I
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DATA

Data berasal dari kata Latin, yaitu datum, yang merupakan bentuk jamak, datum

adalah keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan sedangakan data

adalah segala keterangan atau informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu

keadaan.

Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan angka/huruf

hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti. Data merupakan materi

mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey, 2002). Jadi dari pengertian di atas

dapat saya simpulakan bahwa Data adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk

angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan.

Data statistik merupakan keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal yang bisa

berbentuk kategori ( misal: rusak, baik, cerah, berhasil, ataupun bilangan). Tujuan

pengumpulan data untuk memperoleh gambaran suatu keadaan dan untuk dasar

pengambilan keputusan.

B. JENIS-JENIS DATA

1. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya

a. Data Kualitatif

Adalah data yang berbentuk kualitas, seperti penyataan terhadap KB yang

dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju, kurang setuju, tidak setuju).
Berbentuk kata-kata atau pengkategorian. Dalam mengolah data mengunakan

komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses coding terlebih dahulu.

Misalkan : untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju diberi kode 1 dan tidak setuju

diberi kode 0. Data Kualitatif disebut juga dengan data kategori.

b. Data Kuantitatif

Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya : jumlah balita yang mendapatkan

imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan cara menghitung maupun

mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data numerik.

2. Jenis data menurut cara memperolehnya

a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung

penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.

Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain

dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari

surat kabar atau majalah.

3. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data

a. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu

organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di

luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada

konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain

sebagainya.

4. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

a. Data Cross Section

Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya

laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei

2004, dan lain sebagainya.

b. Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke

waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data

perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004

sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan

ke bulan, dll.

5. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

a. Data Literal (diskrit)


Adalah data yang berbentuk bilangan bulat, misalnya: Jumlah anak dalam

keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan jalan raya. Diperoleh dengan

cara menghitung.

b. Data Kontinyu

Adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya berbentuk desimal. Misalnya

:Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah. Diperoleh dengan cara mengukur.

C. VARIABEL DATA

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, (Sugiyono:

2012:39) menyebutkan macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi

variabel idependen, variabel dependen,variabel moderator, dan variabel kontrol.

1. Variabel Independen

Variabel independen juga disebut dengan variabel bebas yaitu merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen( terikat).

2. Variabel Dependen

Disini variabel dependen juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3. Variabel Moderator

Variabel moderator disebut juga dengan variabel independen kedua yaitu variabel yang

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen.

4. Variabel Intervering
Adalah variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi hubungan antara variabel

independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat

diamati dan diukur.

5. Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh variabel independen

terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Umumnya

variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis penelitian perbandingan.

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat B.Sandjaja dan Albertus (2006: 84) yang

membedakan variabel sebagai berikut:

1. Variabel Nominal

Variabel Nominal adalah variabel yang di tetapkan berdasar atas proses

penggolongan. Misalnya: jenis kelamin (dipilah dalam pria dan wanita), jenis

pekerjaan (dipilah dalam PNS dan swasta) dan lain-lain.

2. Variabel Ordinal

Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam

atribut tertentu. misalnya ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah (dipilah

dalam ranking tinggi, sedang dan rendah).

3. Variabel Interval

Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran dimana

pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Sifat yang

melekat pada variabel ini yaitu adanya penggolongan, urutan atau ranking dan

satuan pengukuran. Misalnya prestasi belajar, penghasilan dan sikap yang

dinyatakan dalam skor.


4. Variabel Ratio

Variabel ratio adalah variabel dalam kuantifikasinya terdapat nol mutlak. Sifat

variabel ratio yaitu adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran dan nol

mutlak.

Lebih lanjut Budino (2003: 29) menyatakan bahwa menurut fungsinya variabel

dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering disebut

dengan variabel independen atau variabel penyebab. Variabel terikat dipikirkan sebagai

variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel bebas.

Suharsimi Arikunto (2006: 116) membedakan variabel menjadi variabel kuantitatif

dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu

menjadi variabel diskrit dan variabel kontinum (discrete and continous).

1. Variabel Diskrit

Disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya diategorikan dalam

2 jawaban yang berlawanan yaitu ya dan tidak.

2. Variabel Kontinum

Dipisahkan dalam 3 variabel kecil yaitu varibel ordinal, interval, dan rasio.

Lebih lanjut Arikunto (2006: 123) mengungkapkan bahwa variabel penelitian ditinjau dari

sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Variabel Statis

Varibel statis adalah variabel yang tidak dapat dirubah keberadaannya seperti jenis

kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.

2. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah variabel yang dapat dirubah keberadaannya, berupa

pegubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi kepedulian,

dan lain-lain.

D. S K A L A P E N G U K U R A N

Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala

yang bervariasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena

menurut aturan tertentu. Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi

terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan

dan aturan. Pengukuran yang baik, harus mempunyai sifat isomorphism dengan realita.

Prinsip isomorphism artinya terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang

diteliti dengan nilai yang diperoleh dari pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen

pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari

fenomena yang hendak diukur.

Teknik pengukuran merupakan aturan dan prosedur yang digunakan untuk

menjembatani antara apa yang ada dalam dunia konsep dengan apa yang terjadi di dunia

nyata.Proses pengukuran sangat berkaitan dengan desain instrumen. Desain instrumen

dapat diartikan sebagai penyusunan instrumen pengumpulan data (biasanya berupa suatu

kuesioner) untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah

penelitian.

1. Komponen Pengukuran

Tujuan pengukuran adalah menerjemahkan karakteristik data empiris ke dalam bentuk

yang dapat dianalisa oleh peneliti. Titik focus pengukuran adalah pemberian angka
terhadap data empiris berdasarkan sejumlah aturan/prosedur tertentu. Prosedur ini

dinamakan proses pengukuran yaitu investigasi mengenai cirriciri yang mendasari

kejadian empiris dan memberi angka atas ciriciri tersebut. Komponen yang

dibutuhkan dalam setiap pengukuran :

a. Kejadian empiris ( empirical events)

Kejadian empiris merupakan sejumlah ciriciri dari objek, individu, atau kelompok

yang dapat diamati.

b. Penggunaan angka ( the use of number).

Komponen ini digunakan untuk memberi arti bagi ciriciri yang menjadi pusat

perhatian peneliti. Spesifikasi tingkat pengukuran, kemudian, diberikan dengan

memberi arti bagi angka tersebut.

c. Sejumlah aturan pemetaan ( set of mapping rules)

Komponen ini merupakan pernyataan yang menjelaskan arti angka terhadap

kejadian empiris. Aturanaturan ini menggambarkan dengan gamblang ciri ciri apa

yang kita ukur. Aturan aturan pemetaan disusun oleh peneliti untuk kepentingan

penelitian

2. Proses pengukuran

Proses pengukuran dapat digambarkan sebagai sederet tahap yang saling berkaitan

yang dimulai dari:

a. Mengisolasi kejadian empiris

Aktivitas ini merupakan konsekuensi langsung dari masalah identifikasi dan

formulasi. Intinya kejadian empiris dirangkum dalam bentuk konsep/konstruksi


yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b. Mengembangkan konsep kepentingan

Yang dimaksud dengan konsep dalam hal ini adalah abstraksi ide yang

digeneralisasi dari fakta tertentu.

c. Mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional.

Definisi konstitutif mendefinisikan konsep dengan konsep lain sehingga melandasi

konsep berkepentingan. Jika suatu konsep telah didefinisikan secara konstitutif dan

benar, berarti konsep tersebut telah siap untuk dibedakan dengan konsep lain.

Defenisi operasional memperinci aturan pemetaan dan alat di mana variable akan

diukur dalam kenyataan. Defenisi ini menyatakan prosedur yang harus diikuti oleh

peneliti dalam memberikan angka terhadap konsep yang diukur. Oleh karena itu

defenisi operasional akan merefleksikan dengan tepat esensi defenisi konstitutif.

d. Mengembangkan skala pengukuran

e. Mengevaluasi skala berdasarkan reliabilitas dan validitasnya

f. Penggunaan skala.

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Skala pengukuran ini terdiri

dari:

a. Skala Nominal

Skala nominal adalah pengukuran yang dilakukan untuk membedakan memberikan


kategori, memberi nama, atau menghitung faktafakta. Skala nominal akan

menghasilkan data nominal atau diskrit, yaitu data yang diperoleh dari

pengkategorian, pemberian nama, atau penghitungan faktafakta.

b. Skala Ordinal

Tidak hanya membedakan kategori dan nama pada skala nominal, pada skala

ordinal kategori kategori ini kemudian diberi urutan yang berjenjang.

c. Skala Interval

Pada skala interval perbedaan antara satu kategori dengan kategori yang lain dapat

kita ketahui. Skala interval tidak memiliki nilai nol absolut. Contohnya: pada

temperatur, nilai 0 derajat celcius tidak berarti bahwa tidak ada temperatur, nol

derajat celsius berarti titik beku air dan merupaka suatu nilai. Pada skala interval

ini kita juga dapat mengatakan bahwa suhu 100 derajat celsius berati lebih panas

dua kali lipat dari suhu 50 derajat celsius.

d. Skala Rasio

Hampir sama dengan skala interval, hanya saja pada skala rasio nilai nol tidak

mempunyai nilai dan tidak berarti apaapa. Misalnya : data jumlah persediaan

barang menunjukkan angka 0 (nol) ini berarti pada tidak terdapat barang persediaan

sama sekali.

4. Tipe Skala Pengukuran

Skala pengukuran amat bervariasi. Skala yang sederhana (simple scales) adalah

suatu skala yang digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik. Misalnya Laki

laki atau perempuan. Skala yang kompleks kompleks adalah skala yang beragam yang

digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik.


Skala mempunyai ciriciri setidaknya satu dari empat tingkat pengukuran yaitu:

nominal, ordinal, interval dan rasio. Untuk memilih skala yang sesuai, peneliti harus

memilih peralatan yang dapat mengukur secara tepat dan konsisten apa yang harus

diukur untuk mencapai tujuan pnelitian. Proses ini disebut evaluasi mengenai skala

pengukuran. Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus dipertimbangkan dua hal

yaitu validitas dan relabilitas.

a. Validitas

Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dan

mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia

tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang

seharusnya dilakukan. Secara konseptual, ada 3 macam validitas:

1. Validitas isi (content validity)

2. Validitas yang berkaitan dengan criteria (criterionrelated validity)

3. Validitas konstruk (construct validity)

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran). Reliabilitas mencakup dua hal utama yaitu:

1. Stabilitas ukuran

Menunjukan sebuah ukuran untuk tetap stabil dan tidak rentan terhadap

perubahan situasi apa pun. Terdapat dua jenis uji stabilitas, yaitu :

a. Testretest reliability

Yaitu koefisien reliabilitas yang diperoleh dari pengulangan pengukuran

konsep yang sama dalam dua kali kesempatan.


b. Reliabilitas bentuk paralel (paralelform realibity)

Terjadi ketika respon dari dua penguikuran yang sebanding dalam

menyusun konstruk yang sama memiliki kolerasi yang tinggi.

2. Konsistensi Internal Ukuran

Merupakan indikasi homogenitas itemitem yang ada dalam ukuran yang

menyusun konstruk. Konsistensi ukuran dapat diamati melalui: Reliabilitas

konsistensi antar item (konsistensi jawaban responden untuk semua item dalam

ukuran) dan splithalf reliability yang menunjukkan korelasi antara dua bagian
DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh, (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Riduwan, (2009). Skala pengukuran dalam Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukardi, (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT.Bumi Aksara

Suprananto, Kusaeri, (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogjakarta :


Graha ilmu

Anda mungkin juga menyukai