Anda di halaman 1dari 23

 

LAPORAN KASUS

RUANG PELAYANAN FISIOTERAPI MOTHER AND CHILD

DI RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO

“ PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN

AKTIVITAS FUNGSIONAL DUDUK,BERDIRI,DAN

BERJALAN ET CAU
CAUSE
SE CEREBR
CEREBRAL
AL PALSY DIPLEGI  ”

DISUSUN OLEH :

ANDI ASTUTI
(PO.71.4.241.16.1.006)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MAKASSAR TAHUN AJARAN 2019/2020

1
 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai


seb agai gangguan yang berefek
 pada gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi
kaku.spastic diplegi merupakan gangguan yang mengenai pada keempat
ekstremitas tubuh (ekstremitas atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas
 bawah lebih berat dibandingkan ekstremitas
ekstremitas atas.

Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral
(Dorlan, 2005). Diplegi merupakan salah satu bentuk CP yang mengenai kedua
 belah kaki. Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh
kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang
terjadi pada periode sebelum, selama dan sesudah lelahiran yang ditandai dengan
kelemahan pada anggota gerak bawah yang lebih berat dari pada anggota gerak
atas.

Kelainan neuropatologi pada cerebral palsy bermacam-macam tergantung


 pada bentuk dan besarnya hasil dan juga pada tingkat perkembangan system
s ystem saraf

 pusat (Molnar, 1992). Terdapat tiga jenis lesi neuropati (1) lesi yang dihasilkan
oleh perdarahan dibawah lapisan ventrikel (subependimal), (2) enchepalopathy
yang disebabkan oleh anoxia dan hypoxia, (3) neuropathy akibat malformasi
system saraf pusat.

Mekanisme patologi meliputi necrosis neurology selective dan ischemic


cerebral. Cerebral ischemic necrosis meliputi focal dan multifocal, sedangkan
tipe ischaemic lesi meliputi lesi hemorargic dan periventricular leukomalacia (Hill
and Volpe,
Volpe, dikutip
dikutip oleh Shepherd, 1995). Periventrikular leukomalasia adalah
 pelebaran ventrikel yang menekan kapsula interna yang berfungsi mengatur

2
 

motor neuron dari tungkai dan trunk. Pelebaran di kapsula interna menyebabkan
gangguan di piramidalis dan menyebabkan cerebral palsy spastik diplegi (
Sheperd, 1995).

Penyebab cerebral palsy spastik diplegi yaitu karena adanya


adanya kerusakan
area 6 yang merupakan jalur ekstra piramidalis yang berfungsi untuk
menghaluskan gerakan, sehingga akan terjadi gerakan yang tangkas, harmonis dan
efektif, sehingga kerusakan pada area ini menyebabkan spastisitas.

Fisioterapi pada kasus CP berperan dalam memperbaiki postur, mobilitas


 postural, control gerak, dan mengajarkan pola gerak yang benar. Cara yang
digunanakan yaitu dengan mengurangi spastisitas, memperbaiki pola jalan, dan
mengajarkan pada anak gerakan-gerakan fungsional sehingga diharapkan anak

mampu mandiri untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari (Wikipedia Project,


2007). Salah satu pendekataan yang telah dikembangkan untuk menangani kondisi
CP adalah neuro developmental treatment (NDT).

 NDT yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha
Bobath pada tahun 1997. Metode ini khususnya ditujukan untuk menangani
gangguan system saraf pusat pada bayi dan anak-anak. Agar lebih efektif,
 penanganan harus dimulai secepatnya, sebaiknya sebelum anak berusia 6 bulan.
Hal ini sesungguhnya masih efektif untuk anak pada usia yang lebih tua, namun
ketidak normalan akan semakin tampak seiring dengan bertambahnya usia anak
dan biasanya membawa terapi pada kehidupan sehari-hari sangat sulit dicapai. ).
Dasar dari tehnik terapi latihan dengan metode pendekatan NDT yaitu
menginhibisi pola spastisitas dan fasilitasi pola-pola sikap dan gerakan. Melalui
tindakan inhibisi spastisitas dan fasilitasi maka akan dicapai tonus yang mendekati
normal dan diharapkan anak dapat bergerak bebas serta pengalaman sensoris akan
 bertambah banyak.

3
 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Anatomi Fisiologi


Otak merupakan bagian pertama dan terdepan dari sistem saraf pusat yang
mengalami perubahan dan pembesaran. Otak ini dilindungi oleh tiga selaput
 pelindung (meningen) dan berada di dalam rongga tulang tengkorak. Secara
Se cara garis
 besar otak di bagi menjadi beberpa bagian ,yaitu cortex cerebri, ganglion
 basalis,thalamus, serta hipothalamus (Chusid, 1993).

Bagian-bagian otak

1. Cortex Cerebri

Cortex cerebri secara sederhana dapat di bedakan menjadi dua macam


yaitu Allocortexditemukan predominan pada rhinenchepalon atau pada area yang
 berhubungan dengan fungsi pembau, dan juga Isocortex(Neocortex) yamg
merupakan tipe yang sebagian besar banyak dijumpai pada hemisperium
cerebri (Chusid,1993).

Beberapa daerah tertentu dari cortek serebri memiliki fungsi yang spesifik
, yang oleh para ahli berkebangsaan Jerman bernama Brodmann dibagi menjadi
47 area berdasarkan struktur selularnya .Cortex serebri dapat dianggap

mempunyai area primer dan juga area asosiasi untuk berbagai fungsi (Price dan
Wilson , 1992).

Cortex cerebri dibagi menjadi dua hemisperium kiri


danhemisperium kanan yang dihubungkan oleh corpus collasum.Cortex cerebri itu
sendiri dibagi menjadi empat lobus, antara lain adalah:

(1) lobus frontali Pada lobus


lobus frontalis terdiri dari area yaitu , area 4 yang
merupakan daerah motorik yang utama, area 6 yang merupakan bagian sirkuit
traktus ekstrapiramidal,area 8 berhubungan dengan pergerakan mata dan pupil,

area 9, 10, 11, dan 12, adalah daerah asosiasi frontalis.

4
 

(2) lobus perientalis

Pada lobus parientalis terdiri dari area 3, 1, dan 2 yang merupakan daerah
sensorik postsentralis yang utama, area 4 dan 7 adalah
adala h daerah asosiasi sensorik.

(3) lobus temporalis

Pada lobus temporalis terdiri dari area 41 adalah daerah au


auditorius
ditorius primer, area
42 merupakan cortex auditorius sekunder atau asosiasi, area 38, 40, 20, 21, dan 22
yang merupakan daerah asosiasi.

(4) lobus occipitalis

Pada lobus occipitalis terdiri dari area 17 yaitu cortex striata, cortex visual yang
utama, area 18 dan 19 merupakan daerah asosiasi visual (Chusid,1993)

2. Cerebllum 

Cerebllum ini terletak di fosa cranii posterior dan


dibagiansuperior ditutupioleh tentorium cerebelli merupakan bagian terbesar otak
 belakang (rhomben chepalon )dan terletak di posterior ventriculus quartus, pons,
dan medulla oblongata.Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada
 bagian tengahnya serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan
oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis Cerebllum berhubungan dengan

5
 

aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris yang
disebut pendunculus cereberallis superior, medius,daninferior.

Fungsi cerebellum adalah sebagai pusat koordinasi untuk


mempertahankan keseimbangan dan tonus otot. Cerebellummerupakan bagian
dari susunan saraf pusat yang diperlukan untuk mempertahankan postur dan
keseimbangan untuk berjalan dan berlari (Japardi, 2007).

1.  Anatomi peredaran darah otak

Darah mengangkut zat asam, makanan dan substansi lainnya yang


diperlukan bagi fungsi jaringan hidup yang baik. Kebutuhan otak akan substansi
tersebut sangat mendesak dan vital, sehingga aliran darah yang konstan harus
terus dipertahankan (Chusid, 1990)

Peredaran darah otak dapat dipengaruhi oleh tekanan darah di kepala dan
resistensi cerebrovasculer. Resistensi cerebrovasculerdipengaruhi oleh beberapa
faktor:

(a) Tekanan liquor cerebrospinalis intracranial,

(b) Viskositas darah,

(c) Keadaan pembuluh darah cerebral, terutama arteriole (Chusid,1990).

Circulus Willisi merupakan pokok anastomose pembuluh darah arteri yang


 penting di dalam jaringan otak. Darah mencapai circulus willisi melalui arteri
karotis interna dan arteri vertebralis, anastomose terjadi di antara cabang-cabang
arteriole dari circulus willisi pada substansia alba subcortex.

6
 

Circulus willisi dibentuk oleh hubungan antara arteri karotis interna, arteri
 basilaris, arteri cerebri anterior, arteri comunicans anterior, arteri cerebri posterior
dan arteri comunicans posterior.

Pemberian darah ke korteks serebri terutama melalui cabang-


cabang cortical dari arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dan arteri cerebri
 posterior, yang mencapai korteks di dalam piamater. Permukaan lateral masing-
masing hemispherium cerebrimendapatkan
c erebrimendapatkan darah terutama dari arteri cerebri
media. Permukaan medial dan inferior hemispherium cerebri diperdarahi
oleh arteri cerebri anterior dan arteri cerebri posterior. Cerebellumdiperdarahi
oleh arteri-arteri cerebelli (arteri cerebelli superior, arteri cerebrlli anterior
inferior, arteri cerebelli posterior inferior) (Chusid, 1990).

B.  Patologi
CP spastic diplegi dari beberapa literature diasumsikan oleh karena adanya
haemorage dan periventricular leukomalacia pada area substansi alba yang
merupakan area terbesar dari kortek motor. Periventrium leukomalacia adalah
nekrosis dari substansi alba sekitar ventrikel akibat menurunnya kadar oksigen
dan arus darah pada otak yang biasanya terjadi pada spastic diplegi.
Periventricular leukomalacia sering terjadi bersamaan dengan lesi haemoragic dan
 potensi terjadi selama apnoe pada bayi premature.
1.  Definisi

Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai


seb agai gangguan yang berefek
 pada gerakan dan postur. Pada cerebral
cer ebral palsy spastic
spa stic otot-otot menjadi kaku.
Tipe ini digolongkan berdasarkan bagian mana dari tubuh yang terpengaruh.
Spastik Diplegi
merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh
(ekstremitas
atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat dari
 pada
ekstremitas atas.

Menurut (Dorlan, 2005) CP spastic diplegi adalah bersifat atau ditandai

7
 

dengan spasme, hipertonik, dengan demikian otot-otot kaku dan gerakan


kaku.
Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral

(Dorlan,
2005). Diplegia merupakan salah satu bentuk CP yang utamanya mengenai
kedua
 belah kaki (Dorlan, 2005).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa CP Spastik Diplegi adalah
suatu
gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya
kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, selama dan sesudah
kelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota gerak atas, dengan

karakteristik tonuspostural otot yang tinggi terutama pada region trunk bagian
 bawah menuju ekstremitas bawah. Pada CP spastic diplegi kadang-kadang
disertai dengan retardasi mental, kejang dan gambaran ataksia.
2.  Etiologi
Penyebab cerebral palsy sangat bervariasi biasanya tergantung pada suatu
klasifikasi yang luas yang meliputi terminology tentang anak yang secara
neurologic sakit sejak dilahirkan, anak yang lahir kurang bulan dengan berat
 badan lahir rendah yang beresiko cerebral palsy dan terminology tentang anak
yang lahir dalam keadaan sehat dan mereka yang mengalami resiko cerebral

 palsy setelah masa kanak-kanak (Swaiman,1998). Periode terjadinya


kerusakan otak dikelompokan dalam 3 katergori yaitu masa prenatal,
 perinatal, dan post natal.
1) Prenatal
Pada masa ini banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan
otak,
antara lain :
(1) faktor herediter atau genetik
(2) infeksi virus (rubella, herpes),

 bakteri dan parasit (toxoplasmosis)

8
 

(3) anoxia janin yang disebabkan oleh perdarahan akibat pemisahan plasenta
yang terlalu dini atau kelainan pertumbuhan plasenta
(4) inkompatibilitas rhesus (Rh) yang meliputi :

anemia hemolitik, hiperbilirubinemia, dan eritroblastosis janin


(5) gangguan metabolik ibu :
Diabetus mellitus
(6) gangguan perkembangan yang meliputi kelainan pertumbuhan otak,
vaskuler, struktur skeletal.
2) Perinatal
Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak
diantaranya :
(1) pecahnya pembuluh darah otak dan

(2) kompresi otak akibat proses persalinan yang lama atau sulit
suli t
(3) asfiksia akibat sedasi obat
(4) gawat janin
dalam persalinan
(5) solutio placentae
(6) placentae previa
(7) prematuritas.
3) Post natal
Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak

diantaranya :
(1) gangguan pembuluh darah otak,
(2) cedera kepala
(3) infeksi otak yang disebabkan bakteri atau encephalopati virus (4) keadaan
toksik seperti keracunan Pb (plumbum / timah hitam)
(5) anoxia karena tenggelam
(6) serangan epilepsy
(7) tumor
(8) cardiac arrest (Campbell, 1991).
1991).

9
 

3.  Gambaran Klinis


Pada anak dengan Cerebral Palsy spastik diplegi pada umumnya ditandai
dengan adanya

(1) Gangguan yang lebih berat yang mengenai anggota gerak bawah dengan
distribusi yang seimbang diantara kedua tungkai, pada anggota gerak atas
mengalami gangguan yang sangat ringan bahkan tidak ada

(2) Hiper reflek patellar reflek,

(3) Gerak rotasi tidak berkembang secara sempurna,

(4) Gerakan yang terjadi adalah gerakan dengan pola gerak inner range pada sendi
anggota gerak.

C.  Intervensii Fisioterapi


Intervens
A.Terapi Latihan
Terapi latihan adalah suatu cara mempercepat penyembuhan
dari suatu injury/penyakit tertentu yang pernah mengubah cara
hidupnya yang normal. Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan
dalam fisioterapi yang dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-
latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif (Wisnhu, 2010).

1.  Passive exercise

Efek dan kegunaan Relaxed Passive Movement yaitu

(1) mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara


kebebasan gerak sendi.

(2) mendidik kembali pola gerakan dengan stimulasi pada


 propioceptor.

(3) mencegah pemendekan otot.

(4) memperlancar sirkulasi darah/limfe.

(5) untuk relaksasi (Wisnhu, 2010)

kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor. (3)


mencegah pemendekan otot. (4) memperlancar sirkulasi darah/limfe. (5) untuk
relaksasi (Wisnhu, 2010)

10
 

-   Bobath Exercise
Exercise

Metode Bobath merupakan metode latihan untuk mengatasi


masalah-masalah yang timbul pada keterlambatan atau kelumpuhan
otak, yang dikembangkan oleh Bobath dan istrinya Bertha Bobath
(Bobath, 1972).

Adapun teknik-teknik yang akan digunakan pada kasus


cerebral palsy spastic quadriplegi pada metode Bobath ini yaitu (1)
inhibisi yaitu penurunan reflex sikap abnormal untuk memperoleh
tonus otot yang lebih normal, (2) fasilitasi sikap normal untuk
memelihara tonus otot setelah diinhibisi, (3) stimulasi yaitu upaya
meningkatkan tonus dan pengaturan fungsi otot sehingga memudahkan
 pasien melakukan aktivitasnya (Soekarno, 2002).
2002).

1.  Latihan jongkok ke berdiri


2.  Latihan berjalan
 
3. Latihan keseimbangan
2.  Streaching
Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi dinding kapiler
sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah
kapiler dan pembuluh getah bening.Passive strstretching
etching dilakukan ketika
 pasien dalam keadaan rileks, menggunakan gaya dari luar, dilakukan
secara manual atau dengan bantuan alat untuk menambah panjang jaringan
yang memendek (Kisner & Colby, 1996)

B.  Massage

Manfaat massage adalah memperlancar peredaran darah dan getah


 bening. Dimana massage akan membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi dinding kapiler
sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler
dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan
sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone endorphin yang
 berfungsi memberikan rasa nyaman. Selain hal tersebut banyak sekali manfaat
massage bagi peningkatan fungsi-fungsi fisiologis tubuh.

11
 

BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. Identitas Umum Pasien


 Nama : An .FA
Jenis kelamin :Perempuan
Tanggal lahir : 28 September 2015
Umur : 3 tahun
Alamat : Jln. Gunung lokong
B. Anamnesis Khusus (History Taking)
1.  Keluhan utama : Belum bisa berdiri dan berjalan secara mandiri
2.  Lokasi keluhan : Terdapat di kedua tungkai bawah

3.  Pre natal :pada saat hamil usia 5 bulan,ibu pasien mengalami
 pendarahan ,lalu bedrest selama 2 bulan.
4.  Natal :proses melahirkan dengan section Caesar ,pasien
lahir premature sekitar 32 minggu ,saat lahir berat bayi 1,8 kg dan panjang
43 cm.
5.  Post natal :Riwayat kejang ada
6.  RPP :pasien lahir denga section Caesar,ketika lahir bayi
mengalami kekurangan oksigen(asfiksia),dan pasien sempat di rawat dan
di incubator selama 1 bulan dan pada saat usia 3 bulan pasien belum bisa

mengangkat kepal baru di sadari pada saat pasien b


berumur
erumur 5 bulan bahwa
 pasien mengalami gangguan tumbuh kembang karena pasien belum
mampu duduk.
7.  Riwayat penyakit sekarang : Adanya kelemahan di kedua tungkai
akibatnya tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri.

12
 

C. Inspeksi/Observasi
Statis :
  Ekspresi wajah normal,semifleksi pada cervical.

  Pasien tidur terlentang dengan posisi hip-knee semifleksi ,abduksi hip,dan


inversi pada ankel.


  Posisi atau pengembangan thorax normal
  Posis coxae normal
Dinamis :
  Pasien datang dengan di gendong.
  Ketika berdiri untuk persiapan berjalan,anak terlihat jinjit
  Pasien mampu merespon sumber suara.
  Pasien mampu duduk ,namun terlihat sangat kyphosis(agak sulit
memperbaiki postur vertebra)
Palapasi :
  Suhu :Normal
  Kontur kulit :Normal
  Tonus :Hypertonus
  Oedem :(-)

D. Pemeriksaan Spesifik (tumbuh kembang bayi/anak) dan Pengukuran tumbuh


kembang bayi/anak
1.  Pemeriksaan tumbuh kembang (DDST / Denver Devlopment Screening
Test)
-  Hasil pemeriksaan tumbuh kembang pasien menurut skala Denver
yaitu : usis perkembangan pasien -1 tahun

a.  Motorik halus : pemahaman menunjuk,mematuhi sesuatu yang di


inginkan
 b.  Motorik kasar : mengangkat kepala,tangan
kepala,tangan aktif bergerak.
c.  Bahasa : sudah mampu berbicara.
d.  Social : dapat menyatakan keinginan.

2.Tes koordinasi :Ada gangguan kordinasi

3.Tes kognitif :Baik

13
 

4.Gait analysis :Terganggu,karena sulit mempertahankan posisi


menapak.

5Tes keseimbangan :Masih terganggu

6.Asworth scale
Hasil:2

IP: Peningkatan tonus otot lebih nyata hampir seluruh lingkup gerak sendi
,namun masih bisa di gerakkan.

7.Tes MMT :

-  Ekstremitas superior:4
-  Ekstremitas inferior:-4

14
 

E.  Algorhitma Asesmen Fisioterapi


-  Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan
 perlakuan anda terhadap kasus yang anda
anda tangani !

History Taking :

 pasien lahir denga section Caesar,ketika lahir bayi mengalami kekurangan


oksigen(asfiksia),dan pasien sempat di rawat dan di incubator selama 1
 bulan,dan pada saat usia 3 bualan pasien belum bisa mengangkat kepala
,dan baru di sadari pada saat pasien berumur 5 bulan bahwa pasien
mengalami gangguan tumbuh kembang karena pasien belum mampu
duduk  

Inspeksi :

   Ekspresi wajah normal,semifleksi pada cervical.


   Pasien tidur terlentang dengan posisi hip-knee
semifleksi ,abduksi hip,dan inversi pada angkel.
   Posisi atau pengembangan thoraks normal
   Posisi coxae normal

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik

Quick Tes : Pemeriksaan


Pemeriksaan spesifik :
Tes Gerak Palpasi:
Koordinasi :Ada -  Pemeriksaan tumbuh
Belum bisa berdiri
gangguan Suhu tubuh:Norm
t ubuh:Normal
al kembang berdasarkan
dan berjalan secara skala Denver II : usia
koordinasi mandiri
Kontur kulit:Normal  perkembangan -1 tahun
-  Tes koordinasi:ada
Oedema:- Sudah mampu gangguan koordinasi
 berbicara ,dan
,dan -  Tes MMT
Tonus:hypertonus
sangat senang :Ekstremitasuperior:4
 bercerita Ekstremitas inferior:-4
-  : ketika berdiri tidak
seim
seimba
bann

Diagnosa ICF :

“ Gangguan aktifitas fungsional duduk,berdiri,dan berjalan et cause


15
cerebral palsy diplegi” 
 

F.  Diagnosa fisioterapi :”Gangguan


:”Gangguan aktifitas fungsional duduk,berdiri dan berjalan
et cause cerebral palsy diplegi” 
diplegi” 
G. Problematik Fisioterapi dan Bagan ICF

  Disability anatomical inparment:


Hypertonus ,kekakuan sendi,kelemahan otot trank,,gangguan


 postur,gangguan keseimbangan,dan
keseimbangan,dan gangguan koordinasi
  Fungsional limition :.
Pasien belum mampu berdiri dan berjalan sendiri.
  Participantion restriction:
Ketidak mampuan dalam melakuakan kegiatan (bermain)yang
 berhubungan dengan lingkungan.
LEMBAR BAGIAN ICF

 Nama pasien :An FA


Umur :3 tahun
Jenis kelamin :perempuan

Kondisi/penyakitGangguan aktifitas
fungsional duduk,berdiri dan berjalan
et cause cerebral palsy diplegi.

 
Impairment (Body structure Participation Restriction

and function) Ketidak mampuan dalam


  
Hypertonus ,kekakuan
Activity Limitation
Pasien belum mampu berdiri dan melakukan kegiatan(bermain) yang
sendi,kelemahan otot
    berjalan sendiri  berhubungan dengan lingkungan
trank,,gangguan
 postur,gangguan  

keseimbangan,dan
  
gangguan koordinasi.

16
 

H. Tujuan Intervensi Fisioterapi


Jangka pendek :
  Menurunkan hyper tonus

  Menjaga sendi agar tidak kaku


  Meningkatkan kekuatan otot trank


  Memperbaiki gangguan potur
  Memperbaiki gangguan keseimbangan
  Memperbaiki gangguan koordinasi
Jangka panjang :
  Dapat berdiri dan berjalan sendiri
  Meningkatkan kemampuan ADL
ADL (Duduk,berdiri
(Duduk,berdiri dan berjalan).

I. Program Intervensi Fisioterapi


-  Terapi latihan
1.  Passive exercise
   Tujuan : memperkuat otot-otot yang mengalami kelemahan dan
meningkatkan dan memelihara ROM
   Posisi pasien : berbaring terlentang di atas bed
   Posisi terapis : di samping pasien
   Teknik pelaksanaan :
Pasien pada posisi berbaring kemudian fisioterapis memberikan
gerakan passive pada extremitas inferior, serta disendi-sendi lainnya.
   Dosis :
F : 3 kali dalam
dalam 1 minggu

IT :: Toleransi pasien
kontak langsung
T : 30 menit
-  Stretching
   Tujuan : meningkatkan fleksibilitas tubuh, melatih sensorik dan
motorik serta penguluran otot-otot.
   Posisi pasien : terlentang di bed
   Posisi terapis : di samping pasien
   Teknik pelaksanaan :
   Pasien tidur terlentang kemudian fisioterapis menggerakkan kedua tungkai
 bergantian secara pasif disetiap persendian ke segala arah dan ditambah
dengan penguluran.
   Dosis :

  F : setiap hari

17
 

  I : penguluran max
  T : pasif stretching
  T : 8x hitungan
-  Massage

  Tujuan : adalah memperlancar peredaran darah dan getah bening.
   Posisi pasien : terlentang di bed
   Posisi terapis : di samping pasien
   Teknik pelaksanaan :
   Pasien tidur terlentang kemudian fisioterapis memijat bagian tubuh tertentu
seperti punggung tangan dan kaki
   Latihan jongkok ke berdiri
 
 Tujuan : adalah untuk melatih keseimbangan
 
 Posisi pasien : duduk di hadapan fisioterapis
 
 Posisi terapis : di di hadapan pasien
 
 Teknik pelaksanaan :
 
 Fisioterapis membantu pasien untuk mencoba berdiri dari posisi jongkok
secara mandiri dan mempertahankan keseimbangannya
  Latiha berjalan
  Tujuan
 :Agar anak dapat mempersiapkan tungkainya dari duduk
 berlutut untuk selanjutnya berdiri.
  Posisi pasien :duduk

  Posisi terapis :di belakang pasien


  Teknik pelaksanaan:fisioterapi menginstruksikan pasienuntuk mencoba


 berdiri dan bertahan selama 5 kali hitungan ,setelah itu pasien di pegang
dan di bantu berjalan.
  Dosis
 :F:settiap hari
I:toleransi pasien

T:mengamati
T:10 menit

18
 

J.  Evaluasi Fisioterapi (Follow-Up)


1.  Evaluasi sesaat :Pasien Nampak lelah setelat di berikan intervensi
2.  Evaluasi berkala :Setelah beberapa kali diberikan intervensi

fisioterapi, pasien mengalami peningkatan kekuatan otot , koordinasi dan


keseimbangan mulai membaik.

K.Edukasi
Orang tua pasien ataupun keluarga berperan penting dalam menyemangati dan
memberikan motivasi pada pasien ,dimana ii dapatberpengaruh penting dalam proses
 penyembuhan pasien .dan melatih pasien untuk mengenggam,membuka
tangan,duduk,berdiri dan melatih keseimbangan.dengan pengawasan orang tua atau
keluarga.

19
 

LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

 Nama pasien :An.FA

Umur :3 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Diagnosa fisiotrapi:”Gangguan
fisiotrapi:”Gangguan aktifitas fungsional duduk,berdiri dan
 berjalan et cause cerebral palsy diplegi”. 
diplegi”. 

Jenis intervensi Tujuan intervensi Alasan klinis


Passive exercise . memperkuat otot- mendidik kembali pola
otot yang gerakan dengan stimulasi
mengalami  pada propioceptor.
kelemahan dan mencegah pemendekan otot.

meningkatkan dan
memelihara ROM Memperlancarsirkulasi
darah/limfe.

. meningkatkan Treatment massage akan


Stretching
fleksibilitas tubuh, mempengaruhi kontraksi
melatih sensorik dinding kapiler sehingga
dan motorik serta terjadi keadaan vasodilatasi
 penguluran otot- atau melebarnya pembuluh
otot darah kapiler dan pembuluh
getah bening

Massage adalah Treatment massage akan


memperlancar
mempengaruhi kontraksi
 peredaran darah
dan getah bening. dinding kapiler sehingga
terjadi keadaan vasodilatasi
atau melebarnya pembuluh
darah kapiler dan pembuluh
getah bening 

20
 

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada gerakan
dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku.spastic diplegi
merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh
(ekstremitas atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat
dibandingkan ekstremitas atas.

Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral
(Dorlan, 2005). Diplegi merupakan salah satu bentuk CP yang mengenai kedua
 belah kaki. Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh
kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang
terjadi pada periode sebelum, selama dan sesudah lelahiran yang ditandai dengan
kelemahan pada anggota gerak bawah yang lebih berat dari pada anggota gerak
atas.

21
 

DAFTAR PUSTAKA
Pediatric Physical Therapy, Jan
J an S. Tecklin.2008. Functional Movement
Development, Donna J. Cech. Suzanne “Tink” Martin. 2012 Motor skill
Acquisition in the First Year,Lois Bly, M.A.,PT. 1994. Principal Of Neural
Science, Eric R. Candel. 2000. Motor Control,
Control, Anne Shumway Cook,
Cook, PT, PhD. ,
Marjorie H. Wollacott, PhD. 2001. Bobath Concept, Sue Raine, Linzie Meados,
Marry Lynce- Ellerington. 2009

http://eprints.ums.ac.id/39694/20/NASK
http://eprints.ums.ac.id/39694/20/NASKAH%20PUBL
AH%20PUBLIKASI.pdf
IKASI.pdf

http://eprints.ums.ac.id/39655/15/NASK
http://eprints.ums.ac.id/39655/15/NASKAH%20PUBL
AH%20PUBLIKASI.pdf
IKASI.pdf

https://fisioterapidotme.wordpress.c
https://fisioterapidotme.wordpress.com/tag/latihan-
om/tag/latihan-bobath-pada-
bobath-pada-anak-cerebra
anak-cerebral-palsy/
l-palsy/

http://eprints.ums.ac.id/36998/23/NASK
http://eprints.ums.ac.id/36998/23/NASKAH%20PUBL
AH%20PUBLIKASI-2.pdf
IKASI-2.pdf

22
 

23

Anda mungkin juga menyukai