TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, cerebral palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek
pada gerakan dan postur. Pada cerebal palsy spastic otot menjadi kaku, tipe ini
digolongkan berdasarkan bagian mana dari tubuh yang terpengaruh spastik diplegi
(ekstremitas atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat
ditandai dengan spasme, hipertonik, dengan demikian otot-otot kaku dan gerakan
kaku, Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisi bilateral
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cerebal palsy spastik diplegi
adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena
adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, selama dan
sesudah kelahiran yang ditandai dengan kelemahan anggota gerak atas, dengan
karesteristik tonus postural yang tinggi terutama pada region trunk bagian bawah
6
7
menuju ekstremitas bawah. Pada cerebral palsy spastik diplegi kadang kadang
2. Anatomi fisiologi
Otak merupakan bagian terdepan dari sistem saraf pusat yang mengalami
perubahan dan pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung
(meningen) dan berada di dalam rongga tulang tengkorak. Pembagian otak terdiri
“Anatomi adalah area studi yang mempelajari tentang struktur internal dan
eksternal tubuh dan cara struktur tersebut berhubungan, Seorang anak dengan
tersebut menghambat proses tumbuh kembang anak . Otak seorang anak belumlah
berkembang secara penuh yang artinya otak anak terus berkembang hingga massa
pertumbuhannya.
spinalis melalui foramen magnum. Secara conventional otak dibagi menjadi tiga
Struktur batang otak atau disebut juga truncus enchepali merupakan gabungan
dari mesenchepalon, pons dan medulla oblongata (Snell, 2007, dikutip oleh
tengkorak. Pada perkembangan awal, otak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu otak
1. Cerebrum
2. Cerebellum
3. Pons
4. Medulla spinalis
5. Spinal cord
6. Frontal lobe
7. Parietal lobe
8. Temporal lobe
9. Occipital lobe
10
1. Korteks cerebri
sulkus ini membagi otak dalam beberapa daerah atau ‘lobus’ yang
adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum menjadi
hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis duramater yang disebut falx
a. Lobus frontalis
seperti sikap dan emosi. Bagian belakang dari lobus frontal terdiri dari
b. Lobus Parietalis
kiri terdiri dari kortex primer sensorik yang mengatur sensasi (sentuhan
dan tekanan), dan area gabungan yang besar yang mengatur sensasi halus
(tekstur, tinggi, ukuran dan bentuk). Kerusakan pada lobus parietal sebelah
c. Lobus Occipitalis
jawab untuk resepsi visual dan terdiri dari area gabungan yang membantu
dalam pengenalan visual dari bentuk dan warna. Kerusakan pada lobus ini
d. Lobus Temporalis
Lobus ini terpisah dari lobus frontalis oleh fissure lateralis cerebri.
dan mendengar hal yang berbeda. Selain itu, juga membantu dalam
kanan yang utama meliputi visual memori (contoh : memori untuk wajah
dan gambar). Lobus kiri yang utama meliputi verbal Memori (contoh :
2. Diencephalon
Terdiri atas :
1.) Thalamus
2.) Hypothalamus
cairan tubuh dan susunan elektrolit, mengatur suhu tubuh, fungsi endokrin
ekspresi.
3.) Subthalamus
4.) Epithalamus
5.) Metathalamus
3. Mesencephalon
4. Metencephalon
a. Pons
cerebelli yang kontralateral. Struktur dalam pons terdiri dari dua bagian
e) Nucleus cochlearis
g) Nuclei vestibulari
b. Cerebellum
(superior, media dan inferior). Semua aktivitas pada bagian ini di bawah
tanpa suatu batas yang tegas, dimulai setinggi foramen occipital magnum,
oblongata menjadi pons veroli dengan batas tegas pada facies ventralis,
1. Jantung
3. Paru-paru (pernafasan)
1. Interhemispheric fissure
3. Parietal lobes
4. Rolandic fissure
5. Syluian fissure
6. Cerebellum
7. Temporal lobes
9. Interhemispheric fissure
11. Brainstem
12. Cerebellum
3. Etiologi
klasifikasi yang luas yang meliputi terminology tentang anak yang secara
neurologic sakit sejak dilahirkan, anak yang lahir kurang bulan dengan berat
badan lahir rendah yang beresiko cerebral palsy dan terminology tentang anak
yang lahir dalam keadaan sehat dan mereka yang mengalami resiko cerebral palsy
dikelompokan dalam 3 katergori yaitu masa prenatal, perinatal, dan post natal.
Ada beberapa faktor penyebab kerusakan otak pada anak-anak yang kemudian
mengakibatkan cerebral palsy. Hal itu bisa terjadi sebelum anak dilahirkan
a. Prenatal
otak, antara lain : (1) faktor herediter atau genetik, (2) infeksi virus (rubella,
herpes), bakteri dan parasit (toxoplasmosis), (3) anoxia janin yang disebabkan
oleh perdarahan akibat pemisahan plasenta yang terlalu dini atau kelainan
b. Perinatal
pecahnya pembuluh darah otak dan, (2) kompresi otak akibat proses persalinan
yang lama atau sulit, (3) asfiksia akibat sedasi obat, (4) gawat janin dalam
c. Post natal
diantaranya : (1) gangguan pembuluh darah otak, (2) cedera kepala, (3) infeksi
otak yang disebabkan bakteri atau encephalopati virus, (4) keadaan toksik seperti
keracunan
4. Patologi
alba yang merupakan area terbesar dari kortek motor. Periventrium leukomalacia
adalah nekrosis dari substansi alba sekitar ventrikel akibat menurunnya kadar
oksigen dan arus darah pada otak yang biasanya terjadi pada spastic diplegi.
Menurut Miller & Bachrach 1995, tanda dan gejala spesifik yang terjadi
pada cerebral palsy diplegi tipe spastik yaitu (a) spastisitas pada otototot anggota
24
gerak terutama anggota gerak bawah, (b) hyper reflek terutama patellar reflek, (c)
gerakan yang terjadi adalah gerakan dengan pola gerak inner range semua sendi
terutama sendi gerak, (d) gerak rotasi tidak berkembang secara sempurna
6. Komplikasi
Adapun komplikasi pada cerebral palsy spastik diplegi antara lain: (a)
kontraktur yaitu sendi tidak dapat digerakan atau ditekuk karena otot memendek,
(perubahan bentuk) akibat adanya kontraktur ,(e) gangguan mental anak cerebral
palsy tidak semua terganggu kecerdasanya, mereka ada yang memiliki kadar
kecerdasanya pada taraf rata rata, bahkan ada yang bersangkutan diperlukan
7. Prognosis
1.Quo ad Vitam
yang dialaminya, pada pasien dengan kondisi cerebral palsy spastik diplegi quo
penderita.
25
2.Quo ad Sanam
dengan kondisi cerebral palsy spastic diplegi quo ad sanam dinyatakan dubia ad
menimbulkan komplikasi.
3.Quo ad Fungsionam
4.Quo ad Cosmeticam
8. Diagnosis banding
intelektual. Umumnya GDD terjadi dalam rentang usia 0 – 18 tahun. 1-3% anak di
Adalah kekakuan yang terjadi pada kedua anggota tubuh, dua tangan dan
dua kaki. Kebanyakan anak umur 0-10 bulan dengan quadriplegia mempunyai
Hemiplegia kongenital adalah salah satu jenis cedera atau kerusakan otak
yang telah terjadi sebelum bayi lahir dari kandungan. Bahkan, kerusakan otak
B. Problematika fisioterapi
1. Impairment
kontrol gerak tidak terkendali sehingga mempengaruhi postur tubuh apabila tidak
segera ditangani maka akan terjadi permasalahan lain berupa deformitas yaitu
2. functional limitation:
adanya postur tubuh yang jelek dan kontrol gerak yang tidak terkendali maka akan
mempengaruhi aktifitas fungsional sehari hari yaitu makan, memakai baju, mandi,
3. participation restriction
Dengan terbatasnya aktifitas sehari hari maka penderita cerebral palsy tersebut
akan terbatas aktifitas di luar rumah seperti sekolah bergaul dengan anak anak atau
oleh Karel dan Bertha Bobath pada tahun 1997. Metode ini khususnya ditujukan
untuk menangani gangguan sistem saraf pusat pada bayi dan anak-anak.
sebelum anak berusia 6 bulan. Tetapi sebenarnya hal ini masih efektif untuk anak
yang usianya lebih tua, akan tetapi abnormalitas akan semakin tampak seiring dengan
bertambahnya usia anak dengan cerebal palsy dan biasanya untuk membawa terapi
prinsip dasar NDT tersebut di atas ditambah dengan teknik teknik khusus untuk
meliputi:
a. Inhibisi.
disebut Reflex Inhibitory Paternt. Perubahan tonus postural dan patern menyebabkan
dapat bergerak lebih normal dengan menghambat pola gerak abnormal menjadi sikap
tubuh yang normal dengan menggunakan teknik “Reflex Inhibitory Pattern”. Dengan
29
aktivitas refleks abnormal dan untuk mengatasi tonus postural yang abnormal.
b. Fasilitasi.
gerak motorik yang sempurna pada tonus otot normal. Tekniknya disebut key point of
c. Stimulasi
memaluli propioseptive dan taktil. Berguna untuk meningkatkan reaksi pada anak,
memelihara posisi dan pola gerak yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara
otomatis (Ester,2016).
skala Asworth,
yaitu (1) nilai 0 yaitu normal, tidak ada peningkatan tonus otot (2) nilai 1 yaitu ada
peningkatan tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal pada akhir
gerakan, sendi masih mampu full lingkup gerak sendi (LGS) dan mudah digerakakan
30
(3) nilai 2 ada sedikit peningkatan tonus oto, ditandai dengan adanya pemberhentian
gerakan serta diikuti munculnya tahanan minimal mulai dari pertengahan hingga
akhir gerakan, sendi masih bisa full LGS dan mudah n (4) nilai 3 yaitu peningkatan
tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar LGS tetapi secara umum sendi masih
mudah digerakkan (5) nilai 4 yaitu peningkatan tonus otot sangtat nyata, sendi sulit
digerakkan (6) nilai 5 yaitu sendi atau ekstremitas kaku pada gerakan fleksi dan
ekstensi.
Menurut Cooper dkk.(1994) pasien yang mendapatkan terapi latihan yang memadai