Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kasus yang Dikaji

1. Pengertian Cerebral Palsy

Secara umum, cerebral palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek

pada gerakan dan postur. Pada cerebal palsy spastic otot menjadi kaku, tipe ini

digolongkan berdasarkan bagian mana dari tubuh yang terpengaruh spastik diplegi

merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh

(ekstremitas atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat

dari pada ekstremitas atas.

Menurut (Dorlan,2005) cerebral palsy spastik diplegi adalah bersifat atau

ditandai dengan spasme, hipertonik, dengan demikian otot-otot kaku dan gerakan

kaku, Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisi bilateral

(Dorlan,2005). Diplegi merupakan salah satu bentuk cerebral palsy yang

utamanya mengenai kedua belah kaki (Dorlan, 2005).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cerebal palsy spastik diplegi

adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena

adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, selama dan

sesudah kelahiran yang ditandai dengan kelemahan anggota gerak atas, dengan

karesteristik tonus postural yang tinggi terutama pada region trunk bagian bawah

6
7

menuju ekstremitas bawah. Pada cerebral palsy spastik diplegi kadang kadang

disertai dengan retardasi mental, kejang dan gambaran ataksia.

2. Anatomi fisiologi

Otak merupakan bagian terdepan dari sistem saraf pusat yang mengalami

perubahan dan pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung

(meningen) dan berada di dalam rongga tulang tengkorak. Pembagian otak terdiri

dari, cortex cerebri, ganglion basalis, thalamus, serta hypothalamus,

mesenchepalon, batang otak dan cerebellum.

“Anatomi adalah area studi yang mempelajari tentang struktur internal dan

eksternal tubuh dan cara struktur tersebut berhubungan, Seorang anak dengan

kasus cerebral palsy memiliki permasalahan diotaknya yang mana permasalahan

tersebut menghambat proses tumbuh kembang anak . Otak seorang anak belumlah

berkembang secara penuh yang artinya otak anak terus berkembang hingga massa

pertumbuhannya.

Otak terletak dalam cavum cranii dan bersambung dengan medulla

spinalis melalui foramen magnum. Secara conventional otak dibagi menjadi tiga

bagian utama. Bagian-bagian tersebut antara lain prosenchepalon, mesenchepalon

dan rhmbenchepalon. Prosenchepalon dapat dibagi menjadi dienchepalon dan

serebrum. Rhmbenchepalon dibagi menjadi medulla, pons dan cerebellum.

Struktur batang otak atau disebut juga truncus enchepali merupakan gabungan

dari mesenchepalon, pons dan medulla oblongata (Snell, 2007, dikutip oleh

universitas muhammadyah Jakarta, 2012)


8

“Otak merupakan sebuah organ besar yang terletak didalam rongga

tengkorak. Pada perkembangan awal, otak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu otak

depan, otak tengah dan otak belakang” (Watson,2002).


9

Keterangan gambar 2.1

1. Cerebrum

2. Cerebellum

3. Pons

4. Medulla spinalis

5. Spinal cord

6. Frontal lobe

7. Parietal lobe

8. Temporal lobe

9. Occipital lobe
10

Gambar 2.1 Anatomi Otak


11

1. Korteks cerebri

Permukaan korteks serebri tampak bergelung-gelung, yang

membentuk banyak girus dengan sulkus diantaranya. Sulkus yang paling

dalam membentuk fissure longitudinalis dan lateralis. Fissura-fissura dan

sulkus ini membagi otak dalam beberapa daerah atau ‘lobus’ yang

letaknya sesuai dengan tulang yang berada di bawahnya, seperti lobus

frontalis, temporalis, parietalis, dan oksipitalis. Fissura longitudinalis

adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum menjadi

hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis duramater yang disebut falx

serebri menyelipkan dirinya ke dalam fissure itu.

a. Lobus frontalis

Merupakan bagian yang terbesar dari hemispherium cerebri,

mempunyai 4 buah gyrus yaitu :

1. Gyrus centralis anterior

2. Gyrus frontalis superior

3. Gyrus frontalis medius

4. Gyrus frontalis inferior

Fungsi lobus frontalis : meliputi perencanaan, pengaturan,

penyelesaian masalah, dan selective attention. Bagian yang disebut kortex

prefrontal mengatur kepribadian dan berbagai macam fungsi kognitif

seperti sikap dan emosi. Bagian belakang dari lobus frontal terdiri dari

area pre-motorik dan motorik, yang menghasilkan dan mengubah


12

pergerakan, memulai dan mengatur gerakan motoris, speech dan berperan

dalam proses berpikir atau evaluation of ideas.

b. Lobus Parietalis

Membentuk sebagian fascies lateralis dan fascies medialis

hemispherium cerebri. Fungsi lobus parietalis : Lobus parietal kanan dan

kiri terdiri dari kortex primer sensorik yang mengatur sensasi (sentuhan

dan tekanan), dan area gabungan yang besar yang mengatur sensasi halus

(tekstur, tinggi, ukuran dan bentuk). Kerusakan pada lobus parietal sebelah

kanan bisa menyebabkan deficit visio-spacial, membuat pasien sulit untuk

menemukan jalan-jalan yang baru, bahkan tempat yang sudah dikenal.

Kerusakan pada lobus parietal sebelah kiri mungkin mengganggu

kemampuan pasien untuk memahami pada saat berbicara dan/atau menulis

kata-kata, menerima stimulus somatosensibel, memori yang berkaitan

dengan bahasa dan belajar.

c. Lobus Occipitalis

Berbentuk pyramid dengan polus occipitalis sebgai puncaknya, dan

mempunyai fascies medialis, lateralis dan inferior. Fungsi : primary

center of vision, memproses informasi visual. Kebanyakan bertanggung

jawab untuk resepsi visual dan terdiri dari area gabungan yang membantu

dalam pengenalan visual dari bentuk dan warna. Kerusakan pada lobus ini

bisa menyebabkan deficit visua.


13

d. Lobus Temporalis

Lobus ini terpisah dari lobus frontalis oleh fissure lateralis cerebri.

Fungsi : terletak di sekitar daerah telinga, membuat orang bisa mencium

dan mendengar hal yang berbeda. Selain itu, juga membantu dalam

memilih informasi baru dan terpercaya untuk short-term memori. Lobus

kanan yang utama meliputi visual memori (contoh : memori untuk wajah

dan gambar). Lobus kiri yang utama meliputi verbal Memori (contoh :

memori untuk kata-kata dan nama).

2. Diencephalon

Bangunan ini menghubungkan mesencephalon dengan hemispherium

cerebri. Didalam dienchephalon terdapat ventriculus terkius. Batas-batas

diencephalon adalah sebagai berikut :

a. Batas posterior ditentukan oleh suatu bidang yang dibuat melalui

comnisura posterior ketepi caudal corpora mamilaria

b. Batas anterior ditentukan oleh foramen intervenculare monroi dan

tepi posterosuperior ciasma opticum

c. Batas lateral dibentuk oleh caudal nuclei caudate, stria terminalis

dan crus posteriorcapsulae internae

d. Batas medial adalah ventriculus tertius


14

Terdiri atas :

1.) Thalamus

Semua saraf sensorik utama (kecuali N.Olfacturius) membentuk

sinaps dengan nucleus thalamus dalam perjalanannya mejunu korteks

Cerebri. Berfungsi sebagai pusat sensorik primitif dari nyeri (dapat

dirasakan tetapi tidak dapat ditentukan tempatnya). Tekanan, raba, getar

dan suhu yang ekstrim.

2.) Hypothalamus

Sebagai pusat otonom. Memiliki fungsi diantaranya mengatur

cairan tubuh dan susunan elektrolit, mengatur suhu tubuh, fungsi endokrin

dari tingkah laku seksual dan reproduksi, pengaturan hormone dan

ekspresi.

3.) Subthalamus

Bagian diencephalon paling inferior, terletak diantara thalamus

dengan Mesencephali. Terdapat nucleus subthalamicus

4.) Epithalamus

Membentuk atap dari diencephalon, terdiri atas : 1) trigonum

habenulare, 2) corpus pineale, 3) Commissurl posterior


15

5.) Metathalamus

Terletak bagian posterior pulvinar thalami, terdiri dari : a) corpus

geniculatum mediale terkait fungsi pendengaran, b) corpus

geniculatum laterale terkait fungsi penglihatan

3. Mesencephalon

Mesencephalon atau mid brain menghubungkan rhombecenphalon

dengan prosencephalon. Terdiri atas pars dorsalis yang membentuk

lamina quadrigemina dan corpora quadrigemina dan bagian ventral yang

bentuknya lebih besar disebut pedunculus cerebri yang mengandung

serabut-serabut motorik yang berjalan turun dari serebrum. Didalam

mesencephalon terdapat aquaeductus cerebri Sylvii, suatu saluran (kanal)

yang sempit ini terletak lebih ke bagian dorsal.

Struktur dalam mesencephalon, disekitar aquaeductus cerebri

sylvii terdapat substansia grisea central, bagian sebelah dorsalnya disebut

ductum. Tectum terdiri dari kolikulus superior yang berfungsi sebagai

reflek penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan dan kolikulus

inferior yang berfungsi sebagai reflek pendengaran (menggerakkan kepala

kea rah datangnya suara).

Pada substansia gisea centralis terdapat 3 buah gugusan nucleus, yaitu :

a. Nucleus nervi oculomotorius

b. Nucleus nervi trochleari


16

c. Nucleus mesencephalicus nervi trigemini

4. Metencephalon

a. Pons

Pons merupakan bagian ventral dari mesencephalon yang terletak

diantara medulla oblongata dan pedunculus cerebri, dan berada sebelah

ventral cerebellum. Pada aspectus ventral terdapat serabut-serabut

transfersal yang berjalan ke arah lateral, bersatu membentuk pedunculus

cerebeli medius (brachium pontis), masuk ke dalam hemispherium

cerebella. Serabut-serabut tersebut membentuk pars basilaris pontis, dan

di sebelah dorsalnya (pars dorsalis) merupakan lanjutan dari medulla

oblongata. Serabut-serabut transversal tadi adalah bagian dari lintasan

yang menghubungkan hemispherium cerebri dengan hemispherium

cerebelli yang kontralateral. Struktur dalam pons terdiri dari dua bagian

yang berbeda dalam bentuk dan struktur, yaitu:

1. Pars pasilaris atau pars ventralis

2. Tegmentum atau pars dorsalis, yang merupakan lanjutan dari

formatio retikularis medullae oblongatae.

Nuclei yang terdapat di dalam tegmentum adalah :

a) Nucleus nervi abducentis

b) Nucleus motoris nervi facialis

c) Nucleus motoris nervi trigemini


17

d) Nucleus sensibilis nervi trigemini

e) Nucleus cochlearis

f) Nucleus olivarius superior

g) Nuclei vestibulari

b. Cerebellum

Terletak di fossa crania posterior. Secara anatomis terdiri dari 1

vermis cerebella (struktur di mediana) dan 2 hemispherium cerebella.

Dihubungkan dengan medulla oblongata oleh pedunculus serebelli

(superior, media dan inferior). Semua aktivitas pada bagian ini di bawah

kesadaran (involuntary). Fungsi utamanya yaitu mengkoordinasi dan

memperhalus gerakan otot serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi

untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.

5. Mielencephalon / Medula Oblongata

Medulla oblongata merupakan bagian dari brain stem, terletak di

dalam fossa crania posterior bersama-sama dengan pons dan cerebellum.

Rostral medulla spinalis melanjutkan diri menjadi medulla oblongata

tanpa suatu batas yang tegas, dimulai setinggi foramen occipital magnum,

bentuknya lebih besar dari medulla spinalis. Ke arah rostral medulla

oblongata menjadi pons veroli dengan batas tegas pada facies ventralis,

berupa suatu celah horizontalis. Struktur dalam medulla oblongata


18

dibentuk oleh substansia grisea di bagian profunda dan substansia alba

dibagian perifer. Medula oblongata berfungsi sebagai pusat reflek untuk :

1. Jantung

2. Pembuluh darah (vasokonstriktor)

3. Paru-paru (pernafasan)

4. Saluran cerna (menelan, muntah, pengeluaran air liur)


19

Keterangan gambar 2.2

1. Interhemispheric fissure

2. Left frontal lobe

3. Parietal lobes

4. Rolandic fissure

5. Syluian fissure

6. Cerebellum

7. Temporal lobes

8. Right frontal lobe

9. Interhemispheric fissure

10. Corpus callosum

11. Brainstem

12. Cerebellum

13. Left cerebral hemisphere

14. Right cerebral hemisphere

15. Interhemispheric fissure


20

Gambar 2.2 Otak Manusia


21

Gambar 2.3 Pembagian Struktur Otak


22

3. Etiologi

Penyebab cerebral palsy sangat bervariasi biasanya tergantung pada suatu

klasifikasi yang luas yang meliputi terminology tentang anak yang secara

neurologic sakit sejak dilahirkan, anak yang lahir kurang bulan dengan berat

badan lahir rendah yang beresiko cerebral palsy dan terminology tentang anak

yang lahir dalam keadaan sehat dan mereka yang mengalami resiko cerebral palsy

setelah masa kanak-kanak (Swaiman,1998). Periode terjadinya kerusakan otak

dikelompokan dalam 3 katergori yaitu masa prenatal, perinatal, dan post natal.

Ada beberapa faktor penyebab kerusakan otak pada anak-anak yang kemudian

mengakibatkan cerebral palsy. Hal itu bisa terjadi sebelum anak dilahirkan

(prenatal), saat anak dilahirkan (neonatal), dan setelah dilahirkan (posnatal).

a. Prenatal

Pada masa ini banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan

otak, antara lain : (1) faktor herediter atau genetik, (2) infeksi virus (rubella,

herpes), bakteri dan parasit (toxoplasmosis), (3) anoxia janin yang disebabkan

oleh perdarahan akibat pemisahan plasenta yang terlalu dini atau kelainan

pertumbuhan plasenta, (4) inkompatibilitas rhesus (Rh) yang meliputi : anemia

hemolitik, hiperbilirubinemia, dan eritroblastosis janin, (5) gangguan metabolik

ibu : diabetus mellitus, (6) gangguan perkembangan yang meliputi kelainan

pertumbuhan otak, vaskuler, struktur skeletal.


23

b. Perinatal

masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak diantaranya : (1)

pecahnya pembuluh darah otak dan, (2) kompresi otak akibat proses persalinan

yang lama atau sulit, (3) asfiksia akibat sedasi obat, (4) gawat janin dalam

persalinan, (5) solutio placentae, (6) placentae previa, (7) prematuritas.

c. Post natal

Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak

diantaranya : (1) gangguan pembuluh darah otak, (2) cedera kepala, (3) infeksi

otak yang disebabkan bakteri atau encephalopati virus, (4) keadaan toksik seperti

keracunan

4. Patologi

Cerebral Palsy spastik diplegi dari beberapa literature diasumsikan oleh

karena adanya haemorage dan periventricular leukomalacia pada area substansi

alba yang merupakan area terbesar dari kortek motor. Periventrium leukomalacia

adalah nekrosis dari substansi alba sekitar ventrikel akibat menurunnya kadar

oksigen dan arus darah pada otak yang biasanya terjadi pada spastic diplegi.

Periventricular leukomalacia sering terjadi bersamaan dengan lesi haemoragic

dan potensi terjadi selama apnoe pada bayi premature.

5. Tanda dan gejala

Menurut Miller & Bachrach 1995, tanda dan gejala spesifik yang terjadi

pada cerebral palsy diplegi tipe spastik yaitu (a) spastisitas pada otototot anggota
24

gerak terutama anggota gerak bawah, (b) hyper reflek terutama patellar reflek, (c)

gerakan yang terjadi adalah gerakan dengan pola gerak inner range semua sendi

terutama sendi gerak, (d) gerak rotasi tidak berkembang secara sempurna

6. Komplikasi

Adapun komplikasi pada cerebral palsy spastik diplegi antara lain: (a)

kontraktur yaitu sendi tidak dapat digerakan atau ditekuk karena otot memendek,

(b) skoliosis yaitu tulang belakang melengkung ke samping,(c) dekubitus yaitu

adanya suatu luka yang menjadi borok akibat mengalami kelumpuhan

menyeluruh, sehingga ia harus selalu berbaring di tempat tidur, (d) deformitas

(perubahan bentuk) akibat adanya kontraktur ,(e) gangguan mental anak cerebral

palsy tidak semua terganggu kecerdasanya, mereka ada yang memiliki kadar

kecerdasanya pada taraf rata rata, bahkan ada yang bersangkutan diperlukan

secara tidak wajar

7. Prognosis

1.Quo ad Vitam

Quo ad Vitam adalah mengenai hidup matinya penderita akibat penyakit

yang dialaminya, pada pasien dengan kondisi cerebral palsy spastik diplegi quo

ad vitam dinyatakan sanam apabila keadaan yang ditimbulkan tidak mengancam

penderita.
25

2.Quo ad Sanam

Quo ad Sanam adalah mengenai kesembuhan penderita, pada pasien

dengan kondisi cerebral palsy spastic diplegi quo ad sanam dinyatakan dubia ad

sanam apabila proses penyembuhan cerebral palsy spastik diplegi tidak

menimbulkan komplikasi.

3.Quo ad Fungsionam

Quo ad Fungsionam adalah menyangkut fungsional penderita, Quo ad

Fungsionam pada pasien dengan kondisi cerebral palsy spastik diplegi

dinyatakan Sanam apabila fungsional penderita mengalami perkembangan.

4.Quo ad Cosmeticam

Quo ad Cosmeticam adalah yang berhubungan dengan kosmetika, pada

pasien dengan kondisi cerebral palsy spastik diplegi quo ad cosmeticam

dinyatakan bonam apabila tidak mengganggu penampilan penderita.

8. Diagnosis banding

a) Global Development Delay (GDD)

GDD merupakan sebuah kondisi yang menunjukkan keterlambatan

tumbuh kembang anak meliputi keterlambatan sensorik, motorik hingga

intelektual. Umumnya GDD terjadi dalam rentang usia 0 – 18 tahun. 1-3% anak di

dunia rata-rata mengalami GDD dan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang.


26

b) Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi

Adalah kekakuan yang terjadi pada kedua anggota tubuh, dua tangan dan

dua kaki. Kebanyakan anak umur 0-10 bulan dengan quadriplegia mempunyai

gangguan pada kontrol kepala.

c) Cerebral Palsy Hemiplegia Kongenital

Hemiplegia kongenital adalah salah satu jenis cedera atau kerusakan otak

yang telah terjadi sebelum bayi lahir dari kandungan. Bahkan, kerusakan otak

dapat terjadi di tengah-tengah proses persalinan, atau setelah persalinan (hingga

bayi berusia sekitar 2 tahun


27

B. Problematika fisioterapi

1. Impairment

Impairment merupakan gangguan dalam tingkat jaringan pada kasus cerebral

palsy akan menimbulkan abnormalitas tonus postural(spastisitas) yang menyebabkan

kontrol gerak tidak terkendali sehingga mempengaruhi postur tubuh apabila tidak

segera ditangani maka akan terjadi permasalahan lain berupa deformitas yaitu

kontraktur otot,kekakuan sendi skoliosis

2. functional limitation:

Funcional limitation merupakan gangguan keterbatasan atau penurunan

fungsional pada kasus cerebral palsy, funcional limitation akan mengakibatkan

adanya postur tubuh yang jelek dan kontrol gerak yang tidak terkendali maka akan

mempengaruhi aktifitas fungsional sehari hari yaitu makan, memakai baju, mandi,

bermain,berguling duduk, merangkak, merayap dan lain lain(Chusid,1990)

3. participation restriction

Dengan terbatasnya aktifitas sehari hari maka penderita cerebral palsy tersebut

akan terbatas aktifitas di luar rumah seperti sekolah bergaul dengan anak anak atau

dengan teman sebayanya.


28

C. Teknologi intervensi fisioterapi

Neuro development treatment (NDT) Adalah suatu teknik yang dikembangkan

oleh Karel dan Bertha Bobath pada tahun 1997. Metode ini khususnya ditujukan

untuk menangani gangguan sistem saraf pusat pada bayi dan anak-anak.

(shepherd,1997).Agar lebih efektif, penanganan harus di mulai secepatnya, sebaiknya

sebelum anak berusia 6 bulan. Tetapi sebenarnya hal ini masih efektif untuk anak

yang usianya lebih tua, akan tetapi abnormalitas akan semakin tampak seiring dengan

bertambahnya usia anak dengan cerebal palsy dan biasanya untuk membawa terapi

pada kehidupan sehari hari menjadi sulit dicapai (Sharperd,1997).

2. Konsep neuro developmental treatment

Konsep manajement yang dinamis pada NDT dikembangkan berdasarkan tiga

prinsip dasar NDT tersebut di atas ditambah dengan teknik teknik khusus untuk

mengatasi pola abnormal aktivitas tonus reflek (Wahyono,2008). Teknik tersebut

meliputi:

a. Inhibisi.

Suatu upaya untuk menghambat dan menurunkan tonus otot. Tekniknya

disebut Reflex Inhibitory Paternt. Perubahan tonus postural dan patern menyebabkan

dapat bergerak lebih normal dengan menghambat pola gerak abnormal menjadi sikap

tubuh yang normal dengan menggunakan teknik “Reflex Inhibitory Pattern”. Dengan
29

Inhibiting Pattern yaitu pengaturan posisi penderita untuk mengurangi bentuk-bentuk

aktivitas refleks abnormal dan untuk mengatasi tonus postural yang abnormal.

b. Fasilitasi.

Fasilitasi adalah upaya untuk mempermudah reaksi-reaksi automatik dan

gerak motorik yang sempurna pada tonus otot normal. Tekniknya disebut key point of

control. Tujunnya: untuk memperbaiki memelihara dan mengembalikan tonus

postural yang normal, untuk memudahkan gerakan-gerakan yang disengaja,

diperlukan dalam aktifitas sehari-hari.

c. Stimulasi

Stimulasi merupakan upaya untuk memperkuat dan meningkatkan tonus otot

memaluli propioseptive dan taktil. Berguna untuk meningkatkan reaksi pada anak,

memelihara posisi dan pola gerak yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara

otomatis (Ester,2016).

Pemeriksaan spesifik yang digunakan yaitu : (1) pemeriksaan spastisitas dengan

skala Asworth,

Pemeriksaan spastisitas dengan skala ukur Asworth terdiri dari 6 penilaian

yaitu (1) nilai 0 yaitu normal, tidak ada peningkatan tonus otot (2) nilai 1 yaitu ada

peningkatan tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal pada akhir

gerakan, sendi masih mampu full lingkup gerak sendi (LGS) dan mudah digerakakan
30

(3) nilai 2 ada sedikit peningkatan tonus oto, ditandai dengan adanya pemberhentian

gerakan serta diikuti munculnya tahanan minimal mulai dari pertengahan hingga

akhir gerakan, sendi masih bisa full LGS dan mudah n (4) nilai 3 yaitu peningkatan

tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar LGS tetapi secara umum sendi masih

mudah digerakkan (5) nilai 4 yaitu peningkatan tonus otot sangtat nyata, sendi sulit

digerakkan (6) nilai 5 yaitu sendi atau ekstremitas kaku pada gerakan fleksi dan

ekstensi.

3. Tujuan neuro development treatment

Tujuan aplikasi metode NDT adalah menghambat pola gerak abnormal,

normalisasi tonus otot serta memudahkan gerakan yang normal (Bobath,1964).

Menurut Cooper dkk.(1994) pasien yang mendapatkan terapi latihan yang memadai

menunjukan adanya perbaikan fungsi koordinasi dan motorik. Sedangkan menurut

Sharped,(1977) aplikasi NDT mampu meningkatkan kemampuan aktifitas penderita

serta perbaikan tonus yang abnormal.

Anda mungkin juga menyukai