PENDAHULUAN
Holoprosensefali (HPE) adalah hasil dari tidak adanya atau tidak lengkapnya pembagian
garis tengah otak depan embrio (prosencephalon) yang terjadi pada hari ke 18 dan 28 setelah
terjadi pada perempuan, dimana dilaporkan 3:1 di alobar dan 1:1 di lobar 4,6. HPE
dikategorikan ke dalam empat sub kelompok berdasarkan pada peningkatan keparahan, yaitu
alobar, semilobar, lobar dan interhemisferik tengah (MIH) (syntelencephaly)3,7. Bentuk alobar
didefinisikan sebagai tidak adanya total dua belahan otak karena untuk kegagalan untuk
menyelesaikan pemisahan antara hemisfer kanan dan kiri, mengakibatkan satu ventrikel
dengan talamus menyatu, arrhinencephaly dan agenesis korpus kallosum. Bentuk semilobar
terjadi ketika belahan otak memisah di posterior tetapi menyatu di anterior. Dengan subtipe
ini, traktus olfaktorius dan optikus biasanya tidak ada dan ada agenesis atau hipoplasia korpus
kalosum. Bentuk lobar memiliki penampilan yang mendekati normal. Hal ini ditandai dengan
pemisahan hampir lengkap belahan otak; Namun, lobus olfaktori dan korpus kalosum
Kelainan kromosom (trisomi-13, delesi 18p, delesi 13p dan Meckel-Gruber syndrome)
atau defisit neurogenic terjadi pada 25-50% kasus HPE. toksoplasmosis, lainnya (sifilis,
(TORCH), lingkungan faktor, ibu diabetes, asam retinoat, obat dan penyalahgunaan alkohol
selama kehamilan awal telah terlibat dalam etiologi HPE. Tujuh gen yang positif terkait
1
dengan HPE, SHH, ZIC2, SIX3, TGIF, PTCH1, GLI2 dan TDGF1. cacat juga berhubungan
USG sonografi (USS), tomografi komputer (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)
adalah modalitas pencitraan umum yang digunakan untuk mengidentifikasi HPE antenatal dan
postnatal. Presentasi fenotipik bervariasi, ada beberapa anak-anak yang tidak bertahan dan
lain-lain memiliki defisit neurologis dan defisit intelektual yang sangat buruk. Serangkaian
anomali wajah sering terkait dengan HPE (cyclopia, ethmocephaly, bibir sumbing median dan
langit-langit, midface hypoplasia, hipotelorisme), karena asal otak depan embrio dan midface
biasanya dari mesoderm prechordal. Seperti yang diharapkan, banyak kekhawatiran orang tua
terkait dengan HPE sebagai seringkali tidak adanya prognosis yang jelas. Referat ini berusaha
Penulisan referat ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi,
1. Sebagai salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan klinik di bagian radiologi
Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf pusat terbentuk pada awal minggu ketiga sebagai lempeng neuralis (neural
plate) pada daerah middorsal di depan nodus primitif. Tepi-tepi lateralnya bergerak naik untuk
neuralis ini terus menaik, saling mendekati satu sama lain di garis tengah, dan akhirnya
menyatu membentuk tuba neuralis. Penutupan akhir neuroporus kaudal terjadi kira-kira dua
hari kemudian12.
Ujung sefalik dari tuba neuralis menunjukkan tiga pelebaran, yaitu vesikel-vesikel otak
primer: prosensefalon atau otak depan, mesensefalon atau otak tengah, dan rhombensefalon
atau otak belakang. Secara bersamaan akan terbentuk dua fleksura, yaitu: fleksura servikalis
pada pertemuan otak belakang dan medulla spinalis dan fleksura sefalik didaerah otak tengah.
Ketika embrio berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri dari dua bagian, yaitu: telensefalon
dan diensefalon12.
Rhombensefalon juga terdiri dari dua bagian, yaitu: metensefalon yang nantinya membentuk
pons dan serebellum, dan mielensefalon. Kedua bagian ini dibatasi oleh fleksura pontin.
otak. Rongga pada rhombensefalon merupakan ventrikel keempat, rongga pada diensefalon
merupan ventrikel ketiga, dan rongga pada hemisfer serebri merupakan ventrikel-ventrikel
lateral. Lumen mesensefalon menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat. Lumen ini
3
menjadi sangat sempit dan kemudian disebut aqueduct of sylvii. Ventrikel-ventrikel lateral
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita, yang terdiri dari
sel-sel neuron. Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla spinalis. Sistem
saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari sistem saraf tepi adalah
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen bagiannya
adalah:13
1) Cerebrum
Merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang hemisfer kanan dan
kiri dan tersusun dari korteks. Korteks ditandai dengan sulkus (celah) dan girus. Cerebrum
a. Lobus frontalis
Berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan
berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu, dan
emosi.pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur bicara, lobus ini juga
4
b. Lobus temporalis
Mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura lateral dan
sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis. Berfungsi mengatur daya ingat verbal,
c. Lobus parietalis
d. Lobus oksipitalis
e. Lobus limbik
otonom.
Gambar 2.1 Lobus dari cerebrum, dilihat dari atas dan samping
(sumber: Ganong, 2003)
5
2) Cerebellum
otak secara keseluruhan. Memiliki peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik
yang didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima, inputnya 40 kali lebih
banyak dibandingkan output. Cerebellum terdiri dari tiga bagian fungsional yang berbeda
yang menerima dan menyampaikan informasi ke bagian lain dari sistem saraf pusat13.
Mengendalikan kontraksi otot-otot volunter secara optimal. Bagian dari cerebellum adalah
Batang otak berada dalam tulang tengkorak atau ronga kepala bagian dasar dan
memanjang sampai medula spinalis. Batang otak bertugas untuk mengontrol tekanan darah,
6
a. Mesensefalon
Mesensefalon atau otak tengah (mid brain) adalah bagian teratas dari batang otak
yang menghubungkan serebrum dan serebelum. Saraf kranial III dan IV diasosisasikan
dengan otak tengah. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan,
gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran14.
b. Pons
Merupakan baguan dari batang otak yang berada diantara midbrain dan medulla
oblongata. Pons terletak di fossa kranial posterior. Saraf kranial V diasosiasikan dengan
pons14.
c. medulla oblongata
Merupakan baian paling bawah belakang dari batang otak yang akan berlanjut
menjadi medulla spinalis. Medulla oblongata terletak juga di fossa kranial posterior.
Kranialis VI dan VIII berada pada perhubungan dari pons dan medulla14.
Malformasi otak manusia yang kompleks yang dihasilkan dari pembelahan lengkap dari
prosensefalon kanan dan kiri yang terjadi antara hari 18 dan ke 28 hari kehamilan. Terdapat
tingkat keparahan pada penyakit ini, yaitu Lobar HPE dimana kanan dan kiri ventrikel
dipisahkan tapi dengan beberapa kontinuitas di korteks frontal, HPE semilobar dengan
pemisahan parsial, dan bentuk paling parah yaitu HPE Alobar dengan ventrikel otak tunggal
dan tidak ada retakan interhemispheric 15. Subtipe laim yang lebih ringan dari HPE disebut
varian interhemisperik tengah (MIHF) atau sintelensefali. Malformasi otak depan umumnya
terkait dengan anomali wajah, mulai dari anoftalmia, siklopia dalam kasus yang lebih parah,
7
2.4 Etiologi
Etiologi HPE sangat heterogen. Pertama dapat disebabkan oleh faktor lingkungan atau
metabolik. Faktor metabolik seperti pada ibu diabetes melitus dependent insulin, pada faktor
lingkungan seperti ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol. Selain itu dapat juga
disebabkan oleh paparan obat saat kehamilan seperti asam retinoat, biosintesis kolesterol
malformasi kariotip normal seperti kelainan kromosom. Prevalensi lebih tinggi diamati pada
2.5 Patogenesis
nondivisi dari embrio prosensefalon. HPE dihasilkan dari kegagalan rostral sederhana neural
tube yang membelah menjadi dua belahan otak sehingga tidak terjadi pemisahan di otak
embrio. Karena divertikulasi prosensefalon dan perkembangan muka erat berhubungan secara
Holoprosensefali alober sering bersamaan dengan anomali fasial, dimana hipotelorsme adalah
salah satu yang tersering. Pada bentuk berat holoprosensefali, hemisfer serebral tak dapat
dikenal dan rongga sistik terisi kantung dorsal yang berhubungan dengan monoventrikel
terdapat pada regio frontal. Kantung dorsal dikira sebagai bagian dari sistema ventrikular dan
sebagian melekat pada dura. Kantung dural mungkin menetap sebagaikista interhemisfer atau
mungkin menonjol ke ekstrakranial. Korpus kolosum sulit dikenal, namun forniks dapat
dilihat pada beberapa kasus.septum pelusidum tidak ada, ganglia basalis berkembang buruk.
Diensefalon tidak terpisah menjadi paruh kanan dan kiri dan tetap bersatu16.
8
2.6 Manifestasi Klinis
Holoprosensefal dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan tingkat keparahan, yaitu jenis alobar
yang ditandai dengan difus nonseparakortikal, bentuk semilobar ditandai dengan tidak ada
pemisahan lobus frontal, bentuk lobar ditandai dengan non separasi dari aspek basal lobus
frontal, dan interhemisfer ditandai dengan tidak terpisahnya posterior frontal dan lobus
parietal17.
Keparahan kranio malformasi wajah dan prognosis cenderung berkolerasi dengan tingkat
termasuk mikrosefal, hipotelorisme dan satu gigi insisivus sentral atas. Dengan kata lain,
Gambaran klinis yang parah termasuk didalmnya yaitu mikrosefal, siklopia, sinoftalmia
dan belalai dengan nasal seperti tabung dengan lubang hidung tunggal yang terletak diatas
wilayah okular. Sedangkan fenotip wajah yang kurang parah dapat memperlihatkan gambaran
seperti mikrosefal, hipotelorisme, midface hipoplasi dengan hidung yang datar, bibir
sumbing17.
9
Gambar 2.4 severe hypotelorism
10
2.7 Diagnosis
Diagnosis malformasi fetus khususnya malformasi sistem saraf pusat sangat penting
dalam konseling kehamilan. Diagnosis dini sangat penting, bukan hanya berkaitan dengan
Anamnesis
Pada anamnesis perlu digali riwayat keluarga dan faktor risiko. Perlu ditanyakan
apakah ini kehamilan pertama atau bukan. Pada 40% kasus holoprosensefalus (HPE)
Riwayat keluarga perlu ditanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit
kongenital. Apakah ibu menderita diabetes, terdapat infeksi intra uterin, atau riwayat terpapar
radiasi (khususnya pada trimester I). Apakah pada kehamilan terdapat polihidramnion18.
Setelah itu ditanyakan juga tentang gizi ibu selama kehamilan yaitu apakah ibunya
mendapatkan gizi yang cukup atau tidak. Defisiensi salah satu komponen dalam makro dan
mikro nutrient dapat menyebabkan gangguan pada proses perkembangan bayi dalam rahim.
Misalnya asam folat yang berfungsi dalam penutupan tabung saraf atau zat besi yang dapat
menyebabkan anemia pada ibu hamil dan berhubungan langsung dengan kesehatan dan
Pemeriksaan Fisik
Pada hampir semua kasus “the face predict the brain”, dengan kata lain beratnya
dengan survival. Pada pemeriksaan fisik, gambaran yang paling berat antara lain mikrosefali,
cyclopia (mata tunggal, terletak ditengah), synophthalmia (mata tergabung dan terletak di
tengah), dan proboscis (tuba seperti lubang hidung dengan lubang hidung tunggal terletak
11
diatas area mata). Fenotipe yang kurang berat antara lain mikrosefali (kecuali kasus
dengan batang hidung datar. Celah bibir atau palatum, coloboma ocular, dan single maxilary
central incisor. Pasien dengan holoprosensefali ringan biasanya memiliki temuan kraniofasial
tunggaltanpa temuan klasik holoprosensefalus dan terdapat gangguan neurologis yang khas
pada holoprosensefalus19.
Gambar 2.6 Spektrum malformasi kraniofasial pada HPE. (A) Cyclopia dengan proboscis yang
menempel diatasnya. (B) Cebocephaly pada bayi usia 2 bulan dengan HPE alobar dan mikrosefali yang
berat. Bayi ini sering mengalami masalah pernapasan dan hipoksemia episodik akibat stenosis lubang
hidung tunggal. (C) Agenesis premaksilari dengan lipatan median pada bayi laki-laki usia 7 bulan
dengan HPE alobar dan mikrosefalus. Karakteristik malformasi fasial terdiri dari kombinasi lipatan
median dan bibir atas. Jaringan midline berada diantara lipatan median intermaksila yang rudimenter.
(E) Hipotelorisme orbita pada anak usia 16 bulan dengan HPE semilobar. Juga terdapat mikrosefalus
ringan. (F) Gigi seri atas tunggal (panah) pada bayi usia 14 bulan dengan HPE lobaris
12
Pemeriksaan Penunjang
holoprosensefalus (HPE).
1. Pencitraan
A. USG
dan wajah bersamaan dengan berbagai malformasi sistem saraf pusat (hidrosefalus,
Pada USG prenatal, temuan pada sistem saraf pusat berupa :20
1. ventrikel single, mono ventrikel berbentuk bulan sabit atau tapal kuda
2. Tidak tampak midline echo akibat tidak adanya fisura interhemisfer, falk, corpus
4. Miksrosefali
5. Ventrikulomegali/hidrosefalus
selubung kortikal yang tidak berkembang dengan baik, kista dorsal atau sisa ventrikel20.
13
Holoprosensefalus semilobaris dideteksi dengan mengidentifikasi bagian yang terbelah
pada oksipital dan keberadaan falkposterior dan bagian posterior corpus callosum dan
septum pellusidum20.
menunjukkan pengabungan (fusi) anterior dan bagian lobus frontl. Bentuk paling ringan
Holoprosensefali alobar dapat dideteksi awal yaitu usia kehamilan 9-14 minggu (sering
semilobar dapat dideteksi pada usia kehamilan 13-20 minggu. Holoprosenselaus lobar
dapat dideteksi pada usia kehamilan 21 minggu melalui USG transvaginal. USG trans
14
Gambar 2.8 USG holoprosensefali alobar pada kasus trisomi 18 pada usia gestasi 23 minggu 1
Gambar 2.9 USG Holoprosensefalus lobaris, didiagnosis pada usia gestasi 15 minggu
Gambar 2.10 USG HPE semilobaris, didiagnosis pada usia gestasi 17 minggu
15
Gambar 2.11 USG alobar HPE didagnosis pada usia gestasi 12 minggu
B. MRI
adanya fisura interhemisfer, thalamus yang bergabung, tidak adanya falk serebri, tidak
Gambar 2.12 MRI neonatus dengan holoprosensefalus alobar. (A) Gambar T2 aksial menunjukkan
pemisahan inkomplit dua hemisfer dan thalamus, dan kista dorsalis yang besar (DC). (B) Gambar T2
coronal menunjukkan kontinuitas substansia grisea di midline tanpa fisura interhemisfer. Sistem
16
ventrikel terdiri dari garis tengah tunggal monoventrikular (MV). (C) Gambar Sagital T1 menunjukkan
tidak adanya korpus callosum dan monoventrikel yang berhubungan dengan kista dorsalis.
Pada sebagian besar kasus HPE alobar yang berat, terdapat pemisahan hemisfer
serebri yang komplit atau hampir komplit dengan ventrikel forebrain tunggal
(monoventrikel bentuk bulan sabit), yang sering berhubungan dengan kista dorsalis.
(Gambar 7) serebral holosfer biasanya memberikan tampilan massal seperti pancake pada
bagian rostral calvaria. Bagian posterior serebrum berbentuk seperti tapal kuda dengan
pinggir tipis seperti membran. Membran ini merupakan atap posterior monoventrikel.
Ketika kista dorsalis lebih kecil, posterior dorsal rim terletak lebih posterior dan holosfer
memberikan tampilan seperti cangkir. Fisura interhemisfer, falk serebri, dan korpus
callosum tidak ada. Ganglia basalis, hipothalamus, nukleus thalamus kurang terpisah,
sehingga tidak adanya ventrikel 3. Massa substansia grisea berdiferensiasi buruk. Masa ini
menempel pada holosfer oleh midline anterior kecil yang kekurangan traktus
traktus olfaktorius.21
17
Gambar 2.13 (A) Tampilan dari inferior otak bayi baru lahir berusia 3 hari (usia gestasi 37 minggu)
dengan HPE alobar dan hidrosefalus berat, yang meninggal segera setelah dilahirkan. Hemisfer tidak
membelah (komplit), sementara lobus temporal kurang berkembang namun terpisah. Fisura
interhemisfer dan traktus dan bulbus olfaktori tidak ada. Bagian kanan korteks posterior meluas
inferior dan hemisfer serebelum kanan. (B) Gambaran dari posterior otak menunjukkan struktur seperti
kantong besar (monoventrikel) dikelilingi oleh korteks holosfer yang tipis. Posterior tepi serebelum
(panah) berbentuk seperti U terbalik dan menyisakan membran tipis yang tidak terpisah (komplit) dan
menempel ke kaudal memberi tampilan mesensefalon abnormal.
18
Gambar 2.14 MRI pasien holoprosensefalus alobar (A-C). Gambar T2 Axial (A) Pemisahan 2
hemisfer inkomplit, ganglia basalis, thalamus, kista dorsalis yang besar (dc). Gambar T1 Coronal (B)
menunjukkan kontinuits substansia grisea pada dua hemisfer tanpa fisura interhemisfer. Tampak Single
midline ventrikel seperti monoventrikel. Gambar T1 Sagital (C) menunjukkan tidak adanya corpus
callosum dan monoventrikel yag berhubungan bebas dengan kista dorsalis. Dua MRI pasien
holoprosensefalus semilobaris (D-E). Gambar T2 aksial (D) menunjukkan hemisfer yang tidak
berpisah , sementara hemisfer posterior memisah dengan baik dengan perkembangan kornu posterior
dan lateral ventrikel. Terdapat kista dorsalis yang kecil (dc). Lobus frontalis tidak berkembang dengan
baik (D) dan pada posterior terdapat monoventrikel pada gambaran coronal T2 (E) sama seperti
pasien (D) Gambar T1 Sagital adalah gambar pasien lain (F) Terbentuk corpus callosum posterior
(panah), namun bagian anterior tidak berkembang. MRI dua psien dengan MIH (J-L). Gambar T1
aksial (J) menunjukkan kontinuitas substansia grisea pada posterior lobus frontal melewati midline.
Gambar T1 Koronal (K) pasien yang sama dengan (J) pemisahan inkomplit pada level ventrikel lateran
menunjukkan kontinuitas substansia grisea (panah). Pada pasien yang berbeda, Gambar T1 sagital (L)
Pada midline tampak genu dan splenium corpus callosum (panah hitam). Tidak adanya body copus
callosum pada hemisfer yang tidak memisah (panah putih)
Gambar 2.15 (A,B) MRI T1 aksial dan (C) MRI T1 Coronal pada bayi baru lahir dengan alobar
holoprosensefalus menunjukkan massa tunggal pada sentral dalam substansia grisea (panah pada A dan
C) tanpa ciri ganglia basalis, nuklus thalamus dan mesensephalon. Gambar aksial (B) menunjukkan
girus lebar dengan sulkus yang sempit
19
Gambar 2.16 Single-shot fast spin-echo MR berikut dalam tiga bdang yaitu aksial (A), Coronal (B)
dan sagittal (C), pada fetus usia kehamilan 33 minggu dengan HPE. Gambar menunjukkan HPE alobar
dengan sedikit pemisahan lobus frontal dan moniventrikel yang luas yang berhubungan dengan kista
dorsalis (DC). (D) USG fetus menunjukkan morfologi yang sama dengan gambaran MR (A).
Pada pasien HPE semilobaris Hemisfer anterior gagal memisah, sementara bagian
posterior hemisfer menunjukkan pemisahan (Gambar 12). Bagian frontal yang tidak memisah
umumnya kecil. Kornu frontal pada ventrikel lateral tidak ada namun kornu posterior dan
trigonal terbentuk. Tidak ada septum pellusidum. Korpus kallosum anterior tidak ada namun
splenium corpus callosum terbentuk. Berdasarkan studi imaging, beberapa bagian posterior
fisura interhemisfer, falk serebri, dan splenium korpus kalosum dapat diidentifikasi.
Substansia grisea bagian dalam terpisah tidak sempurna, dapat diidentifikasi sebagai struktur
yang khas, biasanya menghasilkan ventrikel ketiga.Kaput dan kauda nukleus sering tidak
terpisah. Kista dorsalis sering tampak pada HPE semilobaris, khususnya bila tidak ada
pemisahan nukleus thalamus. Bulbus olfaktoris sering tidak ada atau hipoplasia.21
20
Gambar 2.17 MRI pasien usia 3 tahun dengan HPE semilobaris. (A) gambar T2 aksial menunjukkan
gambaran tidak adanya fisura interhemisfer anterior. Hemisfer posterior terpisah dengan baik dan
kornu posterior ventrikel lateral terbentuk dengan baik. Kepala bagian kauda tidak terpisah dan
thalamus terpisah sebagian. Terdapat kista dorsalis kecil (DC). (B) Gambar T2 coronal pada pasien
yang sama menunmukkan monoventrikel (MV) dan pemisahan thalamus parsial. (C) gambar T1 sagital
pasien yang berbeda dengan HPE semilobar memberikan gambaran tidak adanya genu dan badan
korpus callosum namun terdapat splenium (panah). 21
HPE lobaris merupakan bentuk yang ringan, hemisfer serebri berkembang dengan baik
dan memisah, namun hanya bagian rostral/ventral bagian nonkorteks yang tidak memisah.
Tidak terbentuk korpus callosum pada bagian tersebut. Terdapat bagian setengah posterior
corpus callosum (termasuk splenium dan badan), meskipun genu berkembang kurang baik.
Ventrikel ketiga terbentuk sempurna. Fisura interhemisfer dan falk serebri meluas ke anterior
dibawah lobus frontal,meskipun sebagian besar aspek anterior hipoplastik. Nukleus thalamus
mungkin terpisah sempurna, meskipun mungkin terdapat pelebaran massa intermedia. Kista
dorsalis tidak ada. Bulbus olfaktori dan traktus olfaktori terbentuk meskipun sering
hipoplastik. 21
21
Gambar 2.18 (A,B) MRI psien 19 tahun dengan holoprosensefalus lobar dan subcortical heterotopia.
(A) Gambar T2 aksial menunjukkan keberadaan fisura interhemisfer (panah) yang hampir komplit dan
ventrikel lateral. Oleh karena itu, pasien ini diklasifikasikan sebagai HPE lobaris. (B) (Coronal spoiled
gradient-recalled image) gambar coronal menunjukkan pembungkusan (infolding) displastik korteks
(panah putih). Anak ini juga memiliki epilepsi berat (severe localization-related epilepsy). (D) gambar
coronal (coronal spoiled gredientrecalled) pasien HPE semilobar menunjukkan heterotopia pada atap
monoventrikel (panah putih).
Dibandingkan dengan HPE klasik, Pada MIH lobus frontal posterior dan lobus parietal
gagal memisah, sementara kutub lobus frontal dan oksipital terpisah sempurna. Nuklus
kaudatus dan thalamus sering terpisah tidak sempurna. Inferior lobus frontal, nukleus
22
Gambar 2.19 merupakan gambar MRI 2 pasien dengan Middle interhemispheric variant (MIH) . (A)
Gambaran aksial T1 menunjukkan kontinuitas substansia grisea pada posterior lobus frontal melintasi
midline. (B) gambar coronal T1 pada pasien yang sama, pemisahan hemisfer tidak sempurna pada
bagian badan dan ventrikel lateral menunjukkan kontinuitas substansia grisea (panah hitam). (C) pada
pasien yang berbeda gambar sagital T1 melewati midline tampak genu dan splenium korpus callosum
(panah hitam). Tidak terbentuk badan korpus callosum pada bagian hemisfer yang tidak terpisah
( panah putih)
2. Analisis kromosom
molecular dapat digunakan untuk menemukan mutasi gen yang tersering melibatkan Sonic
hedgehog (SHH), ZIC2 (13q32; HPE5), SIX3 (2p21; HPE2) dan TGIF (18p11.3; HPE4).
Umumnya akan ditemukan karyotype laki-laki normal 46, XY dengan inversi pada lengan
23
Gambar 2.20: Kariotiping dari kromosom
2.8.1 Trisomi 13
Trisomi 13 atau Sindrom Patau adalah salah satu kelainan kongenital yang melibatkan
kromosom, dimana pasien akan memiliki lebih satu kromosom pada pasangan kromosom 13.
Risiko untuk mendapatkan bayi dengan kelainan ini adalah lebih tinggi pada ibu yang hamil
pada usia yang sudah meningkat terutama atas 35 tahun. Sindrom Patau ini dapat ditandai
dengan gejala yang berupa bibir sumbing (cleft lip), polidaktili, mikrosefali, mikroopthalmia,
abnormalitas pada tuilang rangka, jantung dan ginjal dan perkembangan yang terhambat.
Sering kehamilan pada Trisomi 13 diakhiri dengan aborsi spontan, intra uterin fetal death
(IUFD), atau stillbirth. Diagnosa untuk kasus ini dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan kromosom melalui cairan amnion atau dengan bantuan pemeriksaan imaging
24
Gambar 2.21. Gejala sindrom Patau.
2.8.2 Trisomi 18
Trisomi 18 atau nama lainnya adalah sindroma Edwards. Sindrom yang biasanya
disebut trisomi 18 ini adalah merupakan suatu kelainan kromosom yang disebabkan adanya
aneuploidi. Ianya mengenai 1 dari tiap 8000 kelahiran. Mirip seperti sindrom Down, sindrom
Edwards kerap sering terjadi dengan usia ibu yang semakin meningkat. Trisomi 18 ini karena
adanya kegagalan berpisah saat meiosis. Oleh itu, sebuah gamet diproduksi dengan kromosom
tambahan pada kromosom 18 sehinggakan gamet itu memiliki ekstra satu kromosom yaitu 24
(normal: 23).24
Beberapa malformasi fisik yang terkait dengan sindrom Edwards termasuk kepala kecil
(mikrosefali) disertai dengan bagian belakang yang menonjol dari kepala (ubun-ubun kecil)
mulut sumbing, hidung terbalik, sempit lipatan kelopak mata (fisura palpebra), melorot dari
kelopak mata atas (ptosis),tangan terkepal, koroid pleksus kista, jempol terbelakang dan atau
25
kuku, jari-jari tidak ada dan testis tidak turun. Didapatkan juga adanya hipertrikosis, berat
badan lahir yang rendah dan adanya kelainan susunan saraf pusat yaitu holoprosensefali dan
retardasi mental.22,24
26
BAB III
KESIMPULAN
Holoprosensefali (HPE) adalah hasil dari tidak adanya atau tidak lengkapnya
pembagian garis tengah otak depan embrio (prosencephalon) yang terjadi pada hari ke 18 dan
28 setelah pembuahan. HPE dikategorikan ke dalam empat sub kelompok berdasarkan pada
peningkatan keparahan, yaitu alobar, semilobar, lobar dan interhemisferik tengah (MIH)
(syntelencephaly).
Etiologi HPE sangat heterogen. Pertama dapat disebabkan oleh faktor lingkungan atau
metabolik. Namun sekitar 25% kasus ditemukan sindrom malformasi kariotip normal seperti
kelainan kromosom. Prevalensi lebih tinggi diamati pada trisomi 13 sekitar 70%, trisomi 18
dan triploidi.
malformasi wajah yang berkolerasi dengan tingkat pemisahan masing-masing lobus atau jenis
holoprosensefali. Dimana gejala yang dihasilkan terdiri dari beberapa kecacatan fisik seperti
Diagnosis dini sangat penting, bukan hanya berkaitan dengan prognosis, namun juga
akibat efek emosional dari malformasi kraniofasial. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis,
komputer (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah modalitas pencitraan umum
yang digunakan untuk mengidentifikasi HPE antenatal dan postnatal. Pencitraan CT Scan dan
MRI dapat memberikan gambaran subtipe anatomi dan kelainan sistem saraf pusat lainnya
yang berhubungan.
27
Prognosis holoprosensefali tergantung derajat keparahan dari malformasinya, yang
juga mempengaruhi tingkat morbiditas atau mortalitas pasien. Prognosis pada pasien ini
adalah jelek. Kebanyakan dari pasien yang bertahan memperlihatkan tidak adanya
peningkatan perkembangan yang signifiican. Pemberian terpai pada pasien hanya bersifat
28