Nyeri bersumber dari jaringan yang cukup jauh dari tempat nyeri yang dirasakan, nyeri
dialihkan dari satu permukaan tubuh ke permukaan tubuh lain. Misalnya nyeri dari organ
viseral berasal pada masa embrio. Nyeri alih adalah akibat refleks sekunder spasme otot,
misalnya sakit kepala adalah akibat spasme otot dari tempat lain di dalam tubuh.
Teori nyeri alih yang dikenal adalah teori fasilitasi yang menjelaskan efek subliminal
ferir yang menurunkan ambang neuron pada jalur spinotalamik yang menerima impuls saraf
aferen dari daerah somatik, sehingga sedikit saja aktifitas pada jalur nyeri mengakibatkan
neuron menjadi mudah dirangsang tanpa impuls saraf yang sampai ke medula spinalis atau
otak. Teori nyeri alih yang lain adalah teori konfergensi dengan terjadinya konfergensi yang
Gambar 2.1 (A)Perlukaan pada otot trapezius akan menghasilkan kerusakan jaringan. Nosisepsi akan meningkat
di region servikal dan akan diteruskan ke neuron yang kedua kemudian ke pusat yang lebih tinggi untuk
menimbulkan intervensi. (B)Saat rangsangan tersebut timbul, neuron lain yang berdekatan juga ikut terangsang
dimana akan menambahkan nosisepsi ke daerah pusat. Korteks sensori sekarang menagkap adanya dua lokasi
nyeri. Yang pertama adalah area trapezius (Nyeri primer) dan yang kedua di area sendi temporomandibular
dimana ini hanya menunjukkan lokasi nyeri. Nyeri yang seperti ini disebut nyeri alih.
Nyeri alih di kepala berasal juga dari kelainan daerah orofasial lain, yaitu parasanal sinusitis,
gangguan TMJ, penyakit mata, telinga dan hidung. Nyeri alih tidak akan meningkat dengan
memberikan rangsangan pada lokasi nyeri, nyeri hanya akan meningkat bila rangsangan
diberikan pada sumber nyeri. Salah satu tes untuk mengetahui nyeri yang dialami pasien adalah
nyeri alih atau bukan adalah dengan anastesi pada jalur saraf pada sumber nyeri. (Okeson,2013)
Nyeri alih yang dijumpai karena kelainan gigi adalah nyeri alih ke leher dan kepala
dihalangi oleh gigi, tulang atau jaringan lunak, sehingga erupsinya tidak seperti yang
impaksi menimbulkan nyeri leher dan kepala karena gigi impaksi tersebut secara
langsung menekan saraf yang berjalan ke leher dan kepala dan komplikasi inflamasi
2) Trauma Oklusi. Trauma oklusi adalah suatu keadaan disebabkan oleh trauma selama
kontak oklusal gigi setiap posisi, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan
periodontal, gigi dan tulang rahang serta artikulasinya. Keadaan ini dilaporkan
menimbulkan rasa nyeri di daerah temporal bagian belakang kepala dan leher, pasien
mengeluh sakit kepala atau leher yang berat setiap pergerakan mandibula, baik selama
3) Pulpitis Akut. Pulpitis akut merupakan inflamasi pulpa yang diawali oleh hiperemi
pulpa, juga merupakan reaksi jaringan tubuh karena daya tahan tubuh rendah.
Disebabkan karies luas dan sangat dekat atau mengenai pula, sehingga bakteri masuk
ke dalam jaringan pulpa. Nyeri pada pulpitis akut adalah nyeri yang tidak terlokalisir,
kemudian rasa nyeri cepat, berubah menjadi nyeri hebat, berdenyut sejalan dengan
denyut nadi, nyeri hilang timbul. Pada malam hari nyeri lebih hebat atau pada
perubahan posisi duduk. Perkembangan kasus aktif selanjutnya, nyeri menyebar ke gigi
lain, diikuti dengan neuralgia pada wajah, kepala dan daerah lain yang berdekatan.
4) Gangren pulpa. Keadaan pulpitis yang tidak diobati, baik akut maupun kronis, sehingga
akhirnya jaringan pulpa menjadi nekrosis dan infeksi oleh bakteri yang masuk ke dalam
pulpa melalui aliran darah atau melalui penyebaran infeksi dari jaringan sekitarnya
menjadi gangren pulpa. Gejala pulpa kering berlanjut menjadi gangren pulpa basah
karena dekontaminasiproteolisis. Gejala nyeri hebat timbul pada gangren dengan pulpa
tertutup karena tekanan gas dalam pulpa akibat dekomposisis proteolitik, nyeri
menyebar ke kepala.
Contoh dibidang kedokteran gigi adalah pada kasus pulpitis ireversibel insicivus rahang
atas nyerinya dialihkan ke daerah wajah region frontal dan dari gigi lainnya seperti tampak
pada table 2.1 yang diklasifikasi menurut Thoma (1960), sedangkan dari satu gigi ke gigi
lainnya tampak pada table 2.2 yang diklasifikasi menurut Ingle (1985).
Maksila:
Insisisivus, Frontal
Kaninus, Premolar 1 dan 2 Nasolabial/ temporal/maksilar
Molar 1,2,3 Mandibular
Mandibula:
Insisivus, kaninus, Mental
Premolar 1
Premolar 2 Hyoid/ mental
Molar 1,2 Hyoid/telinga/angulus
Mandibula/ujung lidah
Molar 3 Sampai supra laryngeal
Table 2.1 Reffered pain dari gigi dan referensinya menurut Thoma (1960)
Tabel 2.2 reffred pain dari gigi dan referensinya menurut Ingle (1985)
2.8. Mekanisme Penjalaran Nyeri Alih Kelainan Gigi ke Leher dan Kepala
Nyeri gigi dapat menjalar ke daerah lain melalui cabang saraf maksilaris, mandibularis
dan optalmikus ke daerah lain di kepala, wajah, leher. Teori yang mengemukakan mekanisme
penjalaran nyeri gigi adalah teori konvergensi. Impuls nyeri dihantarkan oleh serabut saraf
trigeminus bersinaps dalam nukleus spinal dengan serabut saraf lain yang menghantarkan
Selain dari nyeri gigi, nyeri alih kepala berasal juga dari kelainan daerah orofasial lain,
yaitu parasanal sinusitis, gangguan TMJ, penyakit mata, telingan dan hidung.
Salah satu tes untuk membedakan bahwa nyeri kepala berasal dari gigi atau bukan, yaitu
dengan anastesi lokal pada gigi yang menyebabkan nyeri. Bila nyeri kepala masih saja
dirasakan, maka berarti bahwa nyeri kepala tersebut bukan berasal dari gigi.