STUDI LITERATUR
Pada Bab ini dijelaskan tentang teori yang mendukung penelitian ini antara
lain : (1) Konsep HNP (Hernia Nucleus Pulsosus), (2) Konsep Nyeri Akut, (3)
Utama Nyeri.
1.1.1 Definisi
tegang dalam waktu yang lama, sehingga fungsi sistem hidrolis hilang
(Annor, 2011).
7
8
1.1.2 Etiologi
nukleus pulposus (Moore & Agur, 2013). Selain itu, HNP kebanyakan juga
fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala
ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun (Helmi & Zairin, 2012).
1.1.3 Patofisiologi
fibroblastik terputus dan sebagian rusak diganti oleh jaringan kolagen. Proses
penyusutan kadar air. Jadi tercipta suatu keadaan dimana di satu pihak
volume materi nukleus pulposus berkurang dan di pihak lain volume rongga
(Widhiana, 2012).
terbentuk osteofit.
fibrosus makin mendekati lapisan luar dan akhirnya lapisan paling luar.
tekanan ini akan mampu mendorong nukleus pulposus keluar. Hal ini
Menurut gradasi, herniasi dari nukleus pulposus (Lumbal, 2014) dibagi atas:
annulus fibrosus.
fibrosus.
3. Ekstrusi adalah nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah
posterior.
10
Proses degeneratif
HNP
Nyeri
2015) adalah :
punggung bawah.
2. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal,
patella (KPR) dan achilles (APR), bila mengenai konus atau kauda
bisa ruptur atau pecah sehingga material diskus akan ekstrusi dan dapat
bawah. Skiatika juga dapat diartikan sebagai nyeri pada distribusi saraf
iskiadikus. Skiatika sering disertai dengan rasa tebal (numbness) dan rasa
(prosedur operasi) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual (Potter & Perry,
2010). Nyeri juga merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedah, dan memiliki awitan bedah yang cepat, dengan intensitas
yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang dari
enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat,
misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut biasanya
meningkat.
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh
13
keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari
Neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan
masukan yang dominan berasal dari serabut deltaA dan serabut C, maka akan
impuls diantarkan ke otak, terdapat pusat korteks yang lebih tinggi di otak
endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah
satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna
sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak
yaitu etnik dan nilai budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan individu
2) Tahap perkembangan
yang mereka rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini dapat
mereka.
15
memperberat nyeri. Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat
individu yang percaya bahwa mereka mampu mengontrol nyeri yang mereka
rasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
sendiri.
merupakan sebuah garis yang terdiri atastiga sampai lima kata pendeskripsi
yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini di-
ranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”.
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi data. Dalam hal ini, klien
terapeutik.
yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik paada
melengkapinya.
Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2017), data mayor dan data minor
Tabel 1
(siatika). Nyeri akibat HNP timbul bila dilakukan fleksi lumbal. Dan nyeri
Nyeri pada HNP dapat timbul pada saat batuk atau bersin. Nyeri HNP
bertolak dari lokasi syaraf yang terjebak dan menjalar ke arah perifer.
menjebol itu, maka satu atau dua radiks akan mengalami iritasi, sehingga
19
yang terkena itu. Pada HNP lumbosakralis tertentu nyeri hasil iritasi
1.3.1 Pengkajian
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat
ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini
dan waktu sebelumnya. Tujuan dari pengkajian adalah untuk menyusun data
klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri, tingkat keparahan dan kualitas
nyeri.Untuk klien yang mengalami nyeri kronik, cara pengkajian yang paling
kognitif, perilaku dari pengalaman nyeri dan pada riwayat nyeri tersebut atau
maupun tidak akan didapatkan dua data yaitu subyektif dan objektif.
1. Data Subyektif
kesehatan. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari hasil anamnese
a. Biodata pasien
kesehatan.
a) Keluhan Utama
analgetik
nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tidak sedap pada mulut
3) Pola Eliminasi
konstipasi, diare, dan retensi urin. eliminasi alvi, pola BAB meliputi
obstipasi, inkontinensia alvi, jenis ostomi, alat bantu, obat, dan lain –
konstipasi
kardiovaskuler.
a) Mobilitas/Aktivitas
tidak, jenis alat bantu yang digunakan apakah berupa walker, kruk,
b) Respirasi
c) Sirkulasi
terhadap kurang tidur. Kebiasaan tidur meliputi siang hari dan malam
hari jumlah berapa jam, yang dirasakan setelah bangun tidur apakah
1. Data subjektif
nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan
b) Kualitas (Q : Quality)
25
c) Lokasi (R : Region)
perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik
yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang
d) Keparahan (S : Severe)
VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih
Keterangan :
0 = Tidak nyeri
10 = Nyeri terhebat
e) Durasi (T : time)
c. Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap
hari?
2. Data objektif
1) Respon simpatik
f. Diaforesis
28
h. Dilatasi pupil
2) Respon parasimpatik
a. Pucat
b. Ketegangan otot
3) Respon afektif
seperti : Apakah Anda saat ini merasakan cemas?. Selain itu adanya
penggunaan kontrasepsi.
penggunaan alkohol dan obat lain untuk mengatasi stres, dan keadaan
emosi sehari-hari
c. Pemeriksaan Fisik
3) Tanda vital : tekanan darah menurun, nafas sesak, nadi lemah dan
4) Pemeriksaan Cephalo-caudal
30
pucat
kelenjar tiroid
tambahan
aktivitas
ada
dan kaki
dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien.Hal ini juga mencakup
konklusi tentang kelompok dan pola data (Potter & Perry, 2009).
Menurut (SDKI, 2017), tanda dan gejala Mayor dan Minor pada
a) Nyeri akut
b) Nyeri kronis
aktivitas.
sendiri.
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari
3 bulan.
Keperawatan
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Nyeri Kronis Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Observasi:
Identifikasi lokasi,
35
meredakan nyeri
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
1.3.5 Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
1.3.6 Evaluasi
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak dan perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah