DISUSUN OLEH :
1. Ceryn Aisya Deyana
2. Elmania Rahma
3. Ocy Khoirunnisya
4. Tansika R Sira
5. Widya Afiska Yunaini Nabila
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran
tentang media edukasi, penyuluhan, dan nasehat gizi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3
A. Pengertian Media...............................................................................................3
B. Manfaat Media....................................................................................................3
A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan
bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung
lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran,
siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya
tersebut maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya pendidikan tersebut diharapkan dapat
membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan sebagai suatu proses di mana proses tersebut mempunyai masukan (input)
dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya
tujuan pendidikan yakni: perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping faktor masukannya sendiri juga faktor
metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat bantu
atau alat peraga pendidikan yang dipakai.
Agar dicapai suatu hasil yang maksimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
haronis. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertenu harus menggunakan
cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan harus disesuaikan. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran maupun harus berbeda dengan sasaran
individual dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media
2) Untuk mengetahui apa manfaat media
3) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis media dalam penyuluhan dan konsultasi gizi
4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyuluhan gizi
5) Untuk mengetahui apa saja metode penyuluhan gizi
6) Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan
D. Manfaat Penulisan
1) Makalah ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu
bacaan yang bermanfaat.
2) Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang Media Penyuluhan dan Konsultasi Gizi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Media dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan
yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan
penyebar-luasan informasi. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam
menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam prakteknya alat bantu ini lebih
sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan atau pengajaran (Notoadmodjo,2003).
Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan (Audio Visual Aids). Disebut media
pendidikan kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien
(Notoadmodjo,2003).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
B. Manfaat Media
Media memiliki manfaat sebagai pembawa informasi dari sumber (dosen) menuju penerima
(mahasiswa). Media juga memiliki manfaat yang lain yaitu sbb:
a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
b) Mencapai sasaran yang lebih banyak
c) Membantu dalam mengatasi berbagai hambatan dalam proses pendidikan
d) Merangsang masyarakat atau sasaran pendidikan untuk mengimplementasikan atau
melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang disampaikan
e) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat dan belajar lebih banyak
materi/bahan yang disampaikan
f) Merangsang sasaran pendidikan untuk dapat meneruskan pesan-pesan yang disampaikan
pemateri kepada orang lain
g) Mempermudah penyampaian bahan/materi pendidikan/informasi oleh para pendidik atau
pelaku pendidikan
3
h) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan di atas,
bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui panca indera. Berdasarkan
penelitian para ahli, bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak
adalah mata. Kurang lebih 75 % sampai 87 % dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan
melalui mata. Sedangkan 13 % sampai 25 % lainnya diperoleh atau tersalur melalui indera yang
lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat peraga/media/alat bantu visual akan lebih
mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan atau materi pendidikan.
i) Dapat mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan
akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Orang yang melihat sesuatu yang memang
diperlukan tentu akan menarik perhatiannya. Dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan
memberikan pengertian bru baginya, yang merupakan pendorong untuk melakukan atau
memakai sesuatu yang baru tersebut.
j) Membantu menegakkan pengertian/informasi yang diperoleh. Sasaran pendidikan di dalam
memperoleh atau menerima sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk
melupakan atau lupa. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut, AVA (Audio Visual Aid - alat
bantu/peraga audio visual) akan membantu menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang telah
diterima oleh sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di dalam
ingatan.
Pengelompokan / klasifikasi media pada dasarnya dilakukan menurut kesamaan ciri atau
karakteristiknya. Beberapa contoh usaha kearah taksonomi media tersebut antara lain :
5
b) Berdasarkan elektronik dan non elektronik
c) Berdasarkan audio visual dan non audio visual
Audio visual: program televisi,program radio,slide,dan film
Non audio visual:papan tulis,majalah,buku,gambar,foto,boneka
6
D. Pengertian Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang menghasilkan
perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi
baik. Dengan kata lain dalam perencanaan penyuluhan gizi yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu kegiatan, dimana dalam
kegiatan tersebut kita harus mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Seperti
halnya dalam suatu penyuluhan kita membutuhkan : poster, alat peraga, LCD projector,
microphone, speaker, media gambar, dan tempat untuk melakukan penyuluhan.
· Adanya motivasi mengetahui lebih lanjut ttg hal-hal yg berhubungan dgn gizi.
3. Ciri-ciri Penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan perlu direncanakan dimulai dari penemuan data atau masalah yg
dihadapi, penetapan tujuan, hingga evaluasi dan pengembangan.
b. Penyuluhan merupakan suatu proses merupakan suatu rangkaian kegiatan. Satu kegiatan
disusul kegiatan lain. Yg berarti juga lebih dari satu kegiatan.
c. Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar. Hal ini berarti bukan hanya satu
metode.
e. Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yg berarti pengetahuan, sikap dan
ketrampilan. Perilaku hidup sehat meliputi promotive, preventive, kurative dan rehabilitative.
· Penyuluhan dapat dilakukan oleh perorangan sebagai anggota masyarakat (ahli gizi)
ataupun sebagai petugas suatu lembaga (Puskesmas, RS, lembaga swasta / LSM).
· Seluruh petugas kesehatan / gizi, maupun institusi kesehatan / gizi formal maupun
lembaga swadaya masyarakat mempunyai kewajiban moral untuk melakukan penyuluhan
kesehatan / gizi baik secara individu, kelompok maupun massa.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil,
kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yangrawan terhadap masalah
kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan
seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan,
masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003). Penyuluhan
dapat dilakukan bila :
E. Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang dikemukakan
antara lain :
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang
yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-
beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini
antara lain :
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi
oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2). Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang
kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda
dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
1). Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
· Ceramah, Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah :
a). Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan
sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
b). Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran
Untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang
meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan
jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan/dipertengahan, seyogianya
tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.
· Seminar, Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
2). Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju,
memainkan peranan, permainan simulasi.
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato
melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
10
a. Faktor penyuluh
Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang
meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu
kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga
membosankan.
b. Faktor sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan,
tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang
disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat
kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat
tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.
Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat
penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan,
jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang
digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang
dimengerti oleh sasaran.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Media pendidikan kesehatan adalah alat untuk menyampaikan informasi kesehatan dan di
gunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.
Secara garis besar alat bantu pendidikan dikelompokan menjadi:
a. Alat bantu lihat (visual aids)
b. Alat bantu dengar (audio aids)
c. Alat bantu lihat dengar (audio visual aids)
Manfaat/kegunaan media, antara lain sbb:
a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Penyuluhan gizi menurut Suharjo adalah pendekatan edukatif yang menghasilkan perilaku
individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik.
Metode penyuluhan gizi terdiri dari metode penyuluhan individual, kelompok, dan massa.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat memahami tentang media edukasi, penyuluhan,
dan nasehat gizi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asep.2009.”Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan”, (online),http://chevichenko.
wordpress.com, diakses 12 Maret 2014).
Dwinie.2010.”KarekteristikMedia Promkes”, (online),http://wahyuniekdwinur.blogspot.com,
diakses 12 Maret 2014).
Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan..Jakarta:Rineka Cipta.
Putu dan Nyoman.2008. Media Pendidikan Kesehatan.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Santyasa,Wayan.2007.”Media Pembelajaran”.UNDIKHSA
Ihsanfadhielah.blogspot.co.id/2015/01/penyuluhan-dan-konseling-gizi.html?m=1
13