Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, Febuari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan......................................................................................3
2.2 Alat Bantu Promosi Kesehatan......................................................................................4
2.3 Metode Promosi Kesehatan pada Penyuluhan..............................................................5
2.4 Media Promosi Kesehatan.............................................................................................6
2.5 Tujuan Media Promosi Kesehatan................................................................................7
2.6 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media..........................................................................7
BAB III...................................................................................................................................8
MEDIA PROMOSI KESEHATAN (MEDIA PAPAN).....................................................8
3.1 Pengertian Promosi Kesehatan......................................................................................8
3.2 Fungsi dan Manfaat.......................................................................................................8
3.3 Ciri- Ciri Billboard........................................................................................................9
3.4 Jenis Billboard...............................................................................................................9
3.5 Kelebihan dan Kelemahan Billboard.....................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian promosi kesehatan?
2. Alat bantu apa saja yang digunakan dalam promosi kesehatan?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam promosi kesehatan?
4. Apa media yang digunakan dalam promosi kesehatan?
5. Apa tujuan media promosi kesehatan?
6. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan media?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu promosi kesehatan
2. Mengatahui alat bantu apa saja yang digunakan
3. Mengetahui metode dalam promosi kesehatan
4. Mengetahui media dalam promosi kesehatan
5. Mengetahui tujuan media promisi kesehatan
6. Mengetahui dasar pertimbangan media
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat.
Promosi mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2010).
Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari
istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan,
Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi
kesehatanpendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak
bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO
merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat
harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh
tiga faktor utama, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap
seseorang.
2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan
fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang
untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan
peraturan, surat keputusan.

2.2 Alat Bantu Promosi Kesehatan


Alat bantu promosi kesehatan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam
penyampaian informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin
banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Elgar Dale (Notoatmodjo,
2010), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus menggambarkan
tingkat intensitas tiap-tiap alat tesebut dalam sebuah kerucut. Secara berurut dari
intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai
berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman, radio; 4) Film; 5) Televisi; 6).
Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda Tiruan; 11). Benda
Asli.Alat bantu akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan-
pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam alat
bantu antara lain:
a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar misalnya, televisi, video cassette.
Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Alat bantu yang rumit (complicated)seperti film, film strip, slide yang memerlukan
alat untuk mengoperasikannya.
b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang nyata,
poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya

2.3 Metode Promosi Kesehatan pada Penyuluhan


Untuk memilih metode yang efektif dalam berkomunikasi dan penyuluhan, dapat
didasarkan pada tiga cara pendekatan, yaitu:
1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan di mana dapat dibedakan atas:
a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan, tatap
muka) maupun tidak langsung (lewat radio, telefon).
b. Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lain- lain,
yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti di jalan dan
pasar.
c. Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, dan
lain-lain.
2. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, dibedakan atas 2
(dua) macam, yaitu:
a. Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau telefon yang
mana komuniasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat.
b. Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantaraan orang lain, di mana
komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat.
3. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya, dibedakan dalam 3
(tiga) hal, yaitu:
a. Pendekatan perorangan di mana penyuluh berkomunikasi secara orang perorang,
seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran.
b. Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan
sekelompok sasaran pada waktu yang sama.
c. Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau
langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar
tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi.

2.4 Media Promosi Kesehatan


Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi (Depkes, 2008). Biasanya alat
peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto
dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : alat peraga harus mudah
dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya
harus dapat diterima oleh sasaran. Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media
karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan
dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai memutuskan
untuk mengadopsi perilaku yang positif.
Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif
terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya
adalah alat bantu pendidikan (AVA), alat-alat tersebut merupakan alat untuk
memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat
(Fitriani, 2011).
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media) maka
dapat dibagi menjadi 3 (Fitriani, 2011), yakni:
1) Media cetak seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart( lembar balik, rubrik,
poster, foto.
2) Media elektronik yaitu televisi, film atau video dan radio.
3) Media papan seperti billboard.
Media papan disini mencakup berbagai pesan yang ditulis pada kain, papan yang
ditempel pada kendaraan umum ( mobil dan bus) (Fitriani, 2011).

2.5 Tujuan Media Promosi Kesehatan


Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan promosi kesehatan antara lain:
a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh
yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah
pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

2.6 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media


Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah (Sadirman,2006):
a. Bermaksud mendemonstrasikannya
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut
c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret
d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa dilakukan

Berdasarkan uraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi dasar


pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Menurut Connel yang dikutip
oleh Sadirman (2006), mengatakan bahwa jika media itu sesuai pakailah, “If the medium
fits, Use it”. Hal yang menjadi pertanyaan di sini adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian
tersebut. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya adalah tujuan yang ingin
dicapai, karakteristik sasaran, jenis rangsangan yang diinginkan, keadaan latar atau
lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor tersebut
akhirnya diterjemahkan dalam keputusan pemilihan
BAB III
MEDIA PROMOSI KESEHATAN (MEDIA PAPAN)

3.1 Pengertian Promosi Kesehatan


Billboard merupakan bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar, bisa
disebut juga billboard ialah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang
diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.
Billboard termasuk model iklan luar ruang “outdoor advertising” yang paling
banyak digunakan. Perkembangannya pun cukup pesat, sekarang di jaman digital,
billboard pun menggunakan teknologi baru sehingga muncullah digital billboard. Ada
juga mobile billboard yakni billboard yang berjalan ke sana ke mari karena di pasang di
mobil “iklan berjalan”, mobile billbioard sendiri sekarang sudah ada yang digital
mobile billboard.
Billboard merupakan salah satu bentuk media untuk menyampaikan promosi atau
pesan, seperti poster tetapi dalam ukuran besar. Pada umumnya promosi iklan luar
ruang dengan ukuran besar, bisa disebut juga billboard. bentuk poster dengan ukuran
yang lebih besar yang diletakkan di tempat yang tinggi yang ramai dilalui oleh banyak
orang misal ukuran 8m dan tinggi 12

3.2 Fungsi dan Manfaat


Billboard sendiri fungsinya ialah sebagai media promosi untuk menyampaikan
pesan yang terkandung dari jenis iklan yang dipasang.
Manfaat Billboard
Berikut adalah manfaat billboard diantaranya yakni:
- Menyampaikan materi iklan.
- Menaikan penjualan “market”.
- Media promosi yang paling diminati “pasar”.
- Penempatan iklan yang sesuai dengan media akan memperindah penataan di kota
dimana Billboard itu terpasang.
- Menaikan pamor si pengiklan “Bonafid”.
- Sebagai media promosi outdoor atau luar ruangan
- Sebagai salah satu pengingat dan pengenal produk atau brand
- Menampilkan informasi yang terkait dengan iklan produk atau brand.
- Meningkatkan penjualan dan target pasar.
- Salah satu media promosi yang efektif dan dapat memperindah kota.
- Meningkatkan citra positif bagi pemasang iklan
- Memperlihatkan secara langsung atau tidak langsung objek yang di promsikan.

3.3 Ciri- Ciri Billboard


Adapun ciri-ciri billboard antara lain sebagai berikut:
1. Meliliki ukuran besar, dengan perbandingan 2:3.
2. Terdapat warna kontras, agar lebih mudah terbaca.
3. Huruf dan ilustrasi berukuran besar, agar mudah dilihat dan dibaca sambil berjalan.
4. Di pasang dipertigaan atau perempatan jalan.
5. Pemasangan billboard dilakukan pada tempat-tempat yang strategi seperti jalan
besar yang ramai.
6. Billboard dijadikan media promosi bagi sebuah brand atau produk.
7. Isi billboard dapat berupa informasi layanan masyarakat.
8. Bahasa yang digunakan harus singkat, padat, jelas dan dapat menarik perhatian.

3.4 Jenis Billboard


Adapun jenis-jenis billboard antara lain sebagai berikut:
1. Painted Bulletins
Painted Bulletins merupakan jenis billboard yang dikerjakan dengan manual yaitu
dengan teknik air brushing. Pada saat ini, jenis billboard ini telah ditinggalkan
karena proses pembuatannya membutuhkan waktu dan juga hasil yang didapat tidak
maksiml, Alasan lainnya, pembuatan billboard secara manual juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang dapat tidak bisa konsisten atau sama
2. L.E.D Billboard
L.E.D Billboard merupakan jenis
Bilboard yang telah menggunakan
teknologi canggih yang dapat
menampilkan gambar bergerak, siang maupun malam. sehingga dapat memberikan
tampilan gambar bergerak disiang hari atau malam. Bahan yang dibutuhkan untuk
membuat L.E.D Billboard adalah A/V (audio visual) atau JPEG still highrest.
3. Poster Panel
Poster Panel merupakan jenis billboard yang dibuat secara modern serta juga dari
hasil fotografi lalu di cetak dengan kertas flexy sehingga hasil yang dapat lebih baik
dibandingkan dengan painted bulletins. Bahan poster panel ini sangat umum dipakai
untuk di jadikan sebagai back drop dan biasa juga digunakan untuk promosi film di
bioskop.
4. Inflatables
Inflatables
merupakan
jenis billboard
dengan

menambahkan benda tiga dimensi yang ditempelkan pada billboard.


5. Kinetic Board
Kinetic Board merupakan jenis billboard dengan bentuk segitiga, dengan tiang
tunggal, dan dapat berputar sehingga ketiga sisinya dapat dilihat dari barbagai arah.
Jenis billboard ini memiliki tiga jenis iklan yang berbeda disetiap sisinya.
6. Neonbox
Neonbox merupakan jenis billboard yang
berbentuk kotak dimana sisi depan dan belakang
dibuat dari bahan akrilik (di sablon) dan akan
disinari oleh lampu dari dalam box dan disinari
lampu TL dari dalam box tersebut.

7. Geometrics
Geometerics merupakan jenis billboard yang menggunakan ilusi 3-d sehingga
memberikan kesan tiga dimensi walaupun gambar tersebut dibuat diatas bidang
datar.
8. Prismatext
Prismatext merupakan jenis billboard dimana didalam satu billboard terdapat 3
(tiga) iklan yang berbeda dan iklan tersebut akan berganti disetiap beberapa detik.
Namun didalam jenis billboard ini hanya terdiri dari satu iklan produk saja.
9. Neonsign
Neonsign merupakan jenis billboard
yang dibuat dari lampu TL yang dapat
berbentuk gambar atau tulisan.
10. Backlite dan Frontlite
Backlite Dan Frontlite merupakan jenis billboard yang biasanya dipasang secara
vertikal di pinggir jalan atau jalan tol. Pada saat ini, kita dapat dengan sangat mudah
untuk menjumpai berbagai jenis bollboard terutama di kota besar. Secara umun,
bentuk billboard dapat terbagi menjadi 2 (dua) yaitu berbentuk horizontal dan
vertikal.

3.5 Kelebihan dan Kelemahan Billboard


3.5.1 Kelebihan Billboard
Adapun untuk kelebihan Billboard yaitu:
1. Informasi yang disampaikan singkat dan jelas.
2. Komunikasi dapat menjangkau daerah lokal.
3. Tepat sasaran bagi masyarakay yang lewat di depan billboard, karena
langsung bisa membaca suatu yang diinformasikan.
3.5.2 Kelemahan Billboard
Adapun untuk kelemahan Billboard yaitu:
1. Perubahan cuaca yang sering terjadi akan menyebabkan kerusakan pada
billboard karena letaknya yang diluar ruangan.
2. Apabila penempatan billboard berada di pinggir jalan raya akan mempunyai
resiko untuk dilewatkan atau tidak sengaja terlewatkan oleh pengendara
dengan kecepatan tinggi.
3. Memerlukan tempat yang luas dalam pemasangannya.
3.5.3 Pemasangan Billboard Yang Efektif
1. Memiliki visual skandal (gambar memiliki daya tarik)
2. Pesan harus jelas. Kata-kata dalam billboard harus minimalis karena
billboard dilihat dalam jarak cukup jauh (kurang lebih 3 m – 120 m), dilihat
oleh orang-orang yang bergerak (dalam kendaraan atau berjalan kaki), dan
dibaca dalam waktu yang relatif singkat (6 – 10 detik).
3. Tata letak sederhana
4. Produk jelas, begitu juga namanya
5. Ilustrasi harus besar. Sebuah gambar lebih mampu berbicara daripada seribu
tulisan
6. Penggunaan warna menarik dan tetap mudah dibaca
7. Menggunakan tipe huruf yang tebal (bold)
8. Merupakan rangkaian dari kampanye iklan sehingga harus mampu
meningkatkan khalayak terhadap iklan televisinya.
BAB IV
PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN

Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No. 36
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan
status sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah
aturan yang jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangannya. Peran utama dari
perawat adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti :
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan layanan
berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien baik individu, keluarga
maupun komunitas sesuai dengan kewenangannya. Dalamperannya sebagai care
provider, perawat bertugas untuk :
a. Memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien
b. Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang
c. memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya
d. berusaha mengembalikan kesehatan klien
2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan baik dirumah
sakit, puskesmas dan sebagainya maupun tatanan pendidikan yang berada dalam
tanggungjawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan. Dalam fungsi
perawat sebagai manager berarti perawat melakukan fungsi manajemen keperawtan
yaitu planning, organizing, actuating, staffing, directing dan controlling.
a. Perencana (planning).seorang manajer keperawatan harus mampu
menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanaka untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Fungsi perencana meliputi, mengenali masalah,
menetapkan dan mengkhususkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek,
mengembangkan tujuan dan terakhir menguraikan bagaimana tujuan dan
sasaran tersebut dapat dicapai.
b. Pengorganisasian (Organizing). Fungsi ini meliputi proses mengatur dan
mengalokasikan suatu pekerjaan, wewenang serta sumber daya keperawatan
sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai
c. Gerak aksi (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam unsur perencanaan dan pengorganisasian agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pengelolaan staf (staffing) mencakup memperoleh, menempatkan dan
mempertahankan anggota atau staf pada posisi yang dibutuhkan dalam
pekerjaan keperawatan
e. Pengarahan (directing) mencakup mampu memberikan arahan kepada staf
sehingga mereka menjadi perawat yang berpengetahuan dan mampu bekerja
secara efektif guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan
f. Pengendali (controlling) mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan yang dilaksanakan oleh staf telah berjalan dengan baik.
3. Pendidik dalam keperawatan (educator). Perawat berperan mendidik individu,
keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.
Perawat bertugas untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
sebagaiupaya menciptakan perilaku individu atau masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan. Untuk dapat melaksanakan perannya sebagaipendidik, ada beberapa
kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat antara lain wawasan ilmu
pengetahuan yang luas, kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologis dan
kemampuan menjadi model atau contoh dalam perilaku profesional.
4. Peneliti (researcher) Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan (Asmadi, 2008).

4.1 Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga


Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
1. Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
kesehatan. Misalnya : sebagai perawat komunitas akan secara berkala melakukan
kunjungan rumah pada individu atau keluarga yang mengalami penyakit TBC.
Keluarga atau individu akan diberikan pendidikan kesehatan mengenai rumah
sehat, PMO dan cara penularan
2. Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara mempertahankan
kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai edukator. Misalnya seorang
perawat keluarga melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami TBC. Pada kunjungan tersebut perawat akan
memberikan penyuluhan sekaligus contoh misalnya tentang tata cara batuk efektif.
Dalam hal ini perawat akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
3. Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga. Misalnya dalam
kunjungan keluarga perawat menemukan masalah kesehatan pada anggota
keluarga tersebut. Perawat akan membantu keluarga memecahkan masalah
tersebut dengan melibatkan keikutsertaan keluarga merawat anggotakeluarga yang
sakit
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga pada
dasarnya bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan pengetahuan
individu atau keluarga dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.

4.2 Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat
kerja dan tempat umum
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim
yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan factor
budaya setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan
lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di
lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat juga
berinteraksi dengan anggota keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang
berkenaan dengan status kesehatan. Upaya promosi kesehatan dalam hal ini pendidikan
kesehatan sangat bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan pasien dan
keluarga. Hal yang dapat dilakukan pada lingkungan rumah sakit adalah melakukan
penyuluhan baik secara massal ataupun individu di rumah sakit. Kegiatan pendidikan
kesehatan maupun penyuluhan dilakukan di sisi pasien serta keluarga secara khusus
mengenai suatu penyakit dan upaya penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawat di puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik atau penyuluh
kesehatan, penemu kasus, penghubung dan coordinator, pelaksana konseling
keperawatan dan model peran. Dua peran perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai
pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup
promosi kesehatan. (Efendi,Makhfudi, 2009)
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan daripada di
rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan menindaklanjuti
perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga
mengotori dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan
masyarakat setempat. Perawat beranggapan bahwa suatu masalah kesehatan sebagai
contoh diare. Diare yang terjadi akibat tercemarnya sumber air bersih tidak akan tuntas
apabila hanya mengobati pasien di rumah sakit tanpa memotong atau menyingkirkan
penyebab utamanya. Penyebab utamanya yaitu pencemaran serta pengkontaminasian
sumber air sungai yang menyebabkan keadaan diare pada masayarakat setempat.
Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama halnya
dengan program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi kesehatan seperti
penyuluhan dan upaya preventif seperti pemberian imunisasi pada balita serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala pada lansia yang berada di wilayah lingkungan
posyandu.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu
ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting individu,
kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di keadaan nyata
mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat yang umumnya juga menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti
pendidikan kesehatan pada kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat
umum.
Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya promosi kesehatan dalam
tatanan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). Lingkungan pabrik yang umumnya
mempunyai paparan terhadap debu, polusi serta risiko adanya cidera sangat penting
bagi perawat dalam memberikan pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan
maupun penyuluhan mengenai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD yang
mereka pakai diharapkan dapat melingdungi dari segala risiko yang mungkin terjadi
pada para pekerja.
Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya promosi
kesehatan karena disana masyarakat sering berkumpul, bercengkrama bahkan
melakukan aktivitas. Beberapa contoh tempat umum antara lain Pasar, Halte Bus,
Terminal, Stasiun, Pelabuhan bahkan Bandara yang semuanya sangat diharapkan tidak
terdapat kegiatan ataupun perilaku yang merugikan bahkan membahayakan orang lain.
Merokok di tempat umum sebagai contoh sangat dilarang karena dapat menyebabkan
polusi udara. Peran perawat untuk mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan
kegiatan merokok di tempat umum merupakan salah satu upaya dalam promosi
kesehatan.

4.3 Peran perawat dalam tatanan Organisasi kemasyarakatan/organisasi


profesi/LSM/Media massa
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar tercapai masyarakat yang sehat dan
mandiri, hal ini tidak hanya dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan namun
harus bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan/LSM/organisasi profesi dan
media massa yang peduli dengan kesehatan. Kerja sama tersebut dapat berupa
pemberian informasi yang terus-menerus agar klien dapat berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge) dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan
dari mau menjadi mampu melakukan perlaku yang diperkenalkan (aspek practise).
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan ini adalah
memberikan advokasi, hal ini penting untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari sasaran advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi dapat beberapa tahap antara
lain : Menyadari adanya suatu masalah, Tertarik untuk ikut mengatasi masalah, Pedulu
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan beberapa alternatif
pemecahan masalah, Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif dan memutuskan tindak kanjut kesepakatan. Dengan demikian advokasi
harus dilakukan secara terencana, cermat dan tepat.

4.4 Peran perawat dalam tatanan Program/petugas kesehatan


Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan penilaian, yang
dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat, propinsi maupun kabupaten/
kota. Kegiatan tersebut memuat stategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan
masyarakat, bina suasana dan advokasi.

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang besaran
masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan dalam pemecahan
masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor dalam
pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor terkait dalam
promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan di
kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara berkala
untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana yang
telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi `pada
akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran perbaikan
program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait untuk
perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan integrasi promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina suasana dan
advokasi yang meliputi :
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan
( JPK ).
e. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)

4.5 Peran perawat dalam tatanan Lembaga pemerintahan/politisi/swasta


Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat mempunyai
peran penting dalam meningkatakn kesehatan salah satunya bekerjasama dengan
tenaga kesehatan lain memanfaatkan dan memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan
sebagai tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Setiap indivividu memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu dan aman, hal ini sejalanan dengan UU RI no. 36 Tahun 2009
yang menyatakan bahwa, setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Dalam UU tersebut pasal 16 dinyatakan
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang
kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya bertujuan
untuk mensukseskan dan mendukung program pemerintah, antara lain mendukung
dalam program :
1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2. Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).
3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular (P2PTM)
(Panduan Integrasi Promosi Kesehatan, 2006)
Sesuai dengan tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli dan
mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan
perilaku sehat. Selain itu, membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Dukungan yang optimal dari
berbagai pihak seyogyanya dapat memecahkan masalah kesehatan dan dapat
membantu tenaga kesehatan terutama dalam hal promosi kesehatan. Perawat
diharapkan menjadi lini terdepan dalam upaya promosi kesehatan untuk mempengaruhi
semua sasaran yang ada.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat.
Promosi mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang promosi kesehatan, media promosi kesehatan serta peran
perawat dalam promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan promosi kesehatan yaitu
melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai perawat dapat
mencegah berbagai penyakit. kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
untuk kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai