Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Biologi

Transpor Membran

I. Tujuan
- Tujuan dari praktikum biologi ini adalah untuk mengetahui mengenai proses
osmosis, turgor, dan plasmolisis sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan
jelas.
- Mengetahui efek potensial air pada sel yang diletakkan dilarutan hipotonis dan
hipertonis.

II. Dasar Teori


Transpor membran sel itu sendiri merupakan proses pengangkutan materi
atau molekul dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah tanpa menggunakan ATP (Adenosin Trifosfat), atau proses
pengangkutan molekul dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
konsentrasinya tinggi dengan menggunakan energi hasil metabolisme ATP, dan
kedua proses tersebut berlangsung secara terpadu untuk menjaga kesetimbangan
molekul biologis di dalam sel (Sumadi dan Marianti, 2007)
Membran sendiri merupakan sebuah lapisan tipis diantara 2 fase yang
bersifat selektif (semi permeable) dan berfungsi memisahkan material berdasarkan
ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai
ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang
mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Osmosis adalah sebuah proses dari berpindahnya pelarut dari suatu larutan
yang di mana memiliki daya konsentrasi yang cukup rendah ataupun suatu pelarut
yang murni dengan melewati berbagai membran semipermeabel. Plasmolisis
merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan
garam berkonsentrasi tinggi, sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi
seperti ini layu.
Tekanan turgor adalah tekanan yang mendorong membran sel terhadap
dinding sel pada tumbuhan, bakteria, dan fungi, serta pada sel protista yang tidak
memiliki dinding sel. Tekanan ini menyebabkan turgiditas sel dan disebabkan oleh
timbulnya Sel tumbuhan mengandalkan tekanan ini untuk mempertahankan
bentuknya. Sebaliknya, fenomena ini tidak ditemukan pada sel hewan yang tidak
memiliki dinding sel dan harus selalu memompa air keluar atau berada dalam
larutan isotonik yang tidak memiliki tekanan osmosis.

III. Alat dan Bahan


Alat
1. Pisau
2. Tabung reaksi
3. Spatula
4. Gelas ukur
5. Cork board
6. Tusuk gigi
7. Pipet
Bahan
1. Bayam (batangnya tebal)
2. Kentang
3. Air
4. Garam
5. Gula
6. Gliserin

IV. Cara Kerja


1. Saya memotong tiga bayam yang memiliki batang tebal, kemudian saya
memotong ujung batang tersebut menjadi 4 hingga berbentuk seperti bunga yang
mekar. Perkiraan dalamnya potongan batang itu adalah 2 cm.
2. Setelah memotong ketiga batang daun bayam itu, kita masukkan air kedalam
tiga tabung reaksi dengan takaran yang sama. Setelah itu masukkan garam 2
sendok spatula, gula 2 sendok spatula, dan menyisakan tabung reaksi yang terakhir
dengan air saja.
3. Dengan bersamaan saya memasukkan ketiga batang daun bayam itu pada ketiga
tabung reaksi yang telah disediakan. Setelah itu saya memperhatikan reaksi yang
terjadi.
4. Saya memilih kentang yang cukup besar, kemudian memotong hingga berbentuk
kotak dan memastikan untuk tidak ada kulit pada kentang tersebut.
5. Kemudian saya cuci bersih dan melubangi kentang ditengah-tengah kentang.
Saya melubanginya menggunakan Corkboard yang diameternya tidak membuat
dinding dari kentang tersebut menjadi tipis. Jadi saya mengira-ngira agar dinding
kentang tersebut tidak terlalu tipis untuk diisi gliserin nanti. Saya melubanginya
hingga kira-kira ¾ dari tinggi kentang tersebut.
6. Setelah melubangi, saya memasukkan gliserin dengan pipet di tengah lubang
kentang tersebut hingga ½ dari tinggi lubang tersebut.
7. Selanjutnya, saya meletakkan kentang yang sudah berisi gliserin itu ditengah
gelas ukur, dan memasukkan air dengan perlahan menggunakan gelas ukur yang
lebih kecil. Memasukkan air kira-kira hingga ½ dari tinggi kentang. Kemudian
diamati apa yang terjadi di percobaan itu.

V. Pembahasan
Tekstur Batang Bayam:
Bahan percobaan Larutan Garam Larutan Gula Air

Bayam Lembek/Lembut Sangat Keras dan Keras dan tegang


tegang
Hal ini terjadi karena adanya fenomena plasmolisis pada bayam. Gejala plasmolisis
yaitu lepasnya membran sel dari dinding sel. Plasmolisis terjadi karena sel
tumbuhan yang direndam oleh larutan NaCl yang bersifat hip ertonis ini akan
mengalami osmosis yaitu berpindahnya air dari cairan hipotonis atau encer di
dalam sel menuju ke cairan hipertonis atau pekat yang berada di luar sel melalui
membran semi permeable.

Percobaan kentang:
Larutan gliserin yang berada di dalam lubang kentang itu naik beberapa centimeter
setelah didiamkan lima belas menit. Hal tersebut terjadi karena fenomena osmosis.
Saat kentang yang sudah dipotong menjadi kotak itu diisi oleh gliserin dan
didiamkan didalam gelas ukur yang berisi air, gliserin yang ada di lubang kentang
tersebut bertambah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perpindahan zat
dari konsentrasi rendah (air) menuju konsentrasi zat yang lebih tinggi (gliserin)
melalui membran semi permeabel (sel-sel kentang).

VI. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa percobaan yang dilakukan telah berhasil.
1. Plasmolisis pada bayam benar-benar terjadi dan merupakan dampak dari
peristiwa osmosis yang terjadi pada kentang.
2. Definisi osmosis juga terbukti dari percobaan kentang glukosa tersebut, bahwa
osmosis ialah perpindahan air melalui membran permeable (dinding kentang) dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Hal ini terbukti dari gliserin
yang menjadi lebih tinggi dari pada sebelumnya.
3. Faktor yang mempengaruhi kecepatan osmosis pada kentang adalah konsentrasi
air dan juga zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel serta ketebalan
membran.

Anda mungkin juga menyukai