OLEH:
KELOMPOK 2
1) Putu Devi Pradnyani (NIM.1913041002)
2) Ni Putu Yulita Ardianitari (NIM.1913041003)
3) Ni Putu Ririn Mirayanti (NIM.1913041004)
4) Made Ayu Malina Dewi (NIM.1913041005)
5) Baiq Mar’atun Sholihah (NIM.1913041008)
6) Peni Fitriani (NIM.1913041010)
B. Tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media AHOR (Akuaponik Hortikultura)
terhadap pertumbuhan kangkung
C. Landasan Teori
Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan
akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Wikipedia).
Menurut (Habiburrohman, 2018) akuaponik merupakan kombinasi sistem akuakultur dan
hidroponik yang saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan,
sedangkan hidroponik dapat diartikan memberdayakan air. Dalam proses akuaponik
tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan. Bakteri pengurai akan
mengubah kotoran ikan menjadi unsur nitrogen, kemudian unsur tersebut akan
dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Sehingga pada sistem aquaponik
terdapat simbiosis antara ikan dan tanaman. Kotoran ikan akan memberikan nutrisi
tambahan untuk tanaman, sebagai gantinya tanaman akan memberikan oksigen untuk
ikan. Adanya sinergi antara kegiatan pertanian dan budidaya ikan dalam satu proses
produksi yang saling terkait membuat aquaponik dapat mengasilkan produk pertanian dan
perikanan sekaligus.
Akuaponik sendiri terdiri dari dua bagian utama. Bagian-bagian utama tersebut
adalah bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian hidroponik untuk
menumbuhkan tanaman. Salah satu jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem
akuponik adalah ikan lele (Clarias gariepinus). Lele adalah spesies ikan yang hidup di air
tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki ciri khas berupa kumis atau sungut yang panjang, yang mencuat dari sekitar
bagian mulutnya.
Tidak semua ikan dapat dibudidayakan dalam sistem akuaponik. Hanya ikan yang
tahan oksigen rendah yang cocok dibudidayakan, seperti ikan lele, patin, betok, gabus,
dan gurame. Lele memiliki alat pernapasan tambahan (accesory breathing organ) berupa
kulit tipis menyerupai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini lele dapat hidup
pada air dengan kadar oksigen rendah. Sehingga ikan ini lebih mudah untuk bertahan
hidup. Selain itu, ikan lele merupakan ikan yang bernilai ekonomis, serta disukai oleh
masyarakat sebagai salah satu bahan makanan bergizi yang mudah dihidangkan sebagai
lauk. Kandungan gizi ikan lele sebanding dengan daging ikan lainnya. Karena itulah ikan
lele ini cocok digunakan dalam sistem akuaponik.
Dalam budidaya ikan lele pada sistem akuaponik, harus diperhatikan kualitas dan
kuantitas pakan yang akan diberikan pada ikan. Pemberian pakan harus tepat dalam
menentukan jumlah pakan, ukuran pakan, jenis pakan, dan waktu pemberian pakan.
Pemberian pakan tidak boleh berlebihan, karena akan mengakibatkan sisa pakan akan
menjadi bahan beracun dan akan merusak kulitas air serta akan mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan pakan. Panen ikan lele dapat dilakukan dalam 2 bulan
atau 3 bulan, jika benih bagus dan pakan baik. Pada umur ini, ikan lele biasanya memiliki
panjang tubuh sekitar 9-12 cm bahkan lebih.
1 3 – 4,5 3–5 7%
4 12,5 – 16,5 9 – 11 4%
5 16 – 25 12 – 15 4%
6 25 – 66 15 – 20 3%
7 66 – 100 20 – 25 3–2%
8 100 – 120 25 – 30 2%
Jenis tanaman yang sering dibudidayakan dalam akuaponik pada umumnya
berupa sayuran daun, salah satunya adalah kangkung (Ipomoea reptans Poir). Kangkung
merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Kangkung juga mudah dalam
perawatan karena yang terpenting, kangkung mendapatkan cukup nutrisi. Setiap wadah,
dapat diisi dengan beberapa benih kangkung. Kangkung sudah dapat dipanen dalam 21
hari, dengan panjang tanaman sekitar 20-20 cm dengan berat basah 5-12 gram/tanaman.
E. Langkah Kerja
1. Kayu reng dipotong sesuai dengan ukuran kolam yang akan dibuat yaitu panjang 100
cm, lebar 60 cm, dan tinggi 70 cm. Khusus untuk rusuk kolam bagian belakang
dibuat lebih tinggi yaitu sepanjang 110 cm karena akan digunakan untuk bagian rak
hidroponik. Berikut ini gambaran desain kolam yang dibuat:
Gambar 4. Desain kolam lele (pemasangan plastik pada kolam dan alas stereoform)
7. Pipa dilubangi sebanyak 6 buah dengan menggunakan solder. Ukuran lubang
menyesuaikan dengan ukuran diameter selang kecil yang digunakan.
8. Warnai selang ukuran kecil dengan cat semprot warna hitam. Kemudian selang kecil
dipotong sepanjang kurang lebih 25 cm dan dipasang pada lubang pipa.
9. Bagian tengah pipa dipotong dan disambungkan ke mesin kolam dengan bantuan
selang yang lebih besar. Kedua ujung pipa diberi penutup dan di lem. Pipa kemudian
dipasang di bagian atas kolam (diatas rak hidroponik). Berikut ini gambaran
pemasangan pipa pada kolam.
Gambar 5. Desain kolam lele (pemasangan pipa dan mesin pompa air)
10. Kolam diisi air hingga teiri setengah dari ketinggian kolam, lalu diamkan selama
seminggu. Setelah seminggu kuras kolam dan isi lagi dengan air yang baru. Diamkan
lagi hingga seminggu. Setelah itu barulah bisa diisi dengan bibit ikan lele.
11. Botol dan gelas plastik bekas dibersihkan dari kotoran dan label yang menempel.
Bagian luar botol bekas diwarnai dengan cat semprot warna hitam. Botol kemudian
diberi lubang sebanyak 2 buah di bagian badan botol sebagai tempat untuk
memasukkan gelas plastik. Enam buah botol yang akan dipasang pada rak bagian
atas dilubangi tutupnya dan dipasangi selang kecil
12. Gelas plastik diberi lubang pada bagian bawahnya agar air dapat mengalir masuk ke
gelas. Potong rockwool sesuai ukuran gelas plastik dan pasang pada gelas plastik.
Kemudian masing-masing gelas diisi 5 batang tanaman kangkong yang sebelumnya
sudah disemai selama 2 minggu.
13. Pasang gelas plastik pada botol, kemudian pasang botol pada rak hidroponik. Satu
tingkat rak diisi 6 botol. Jadi totalnya ada 12 botol
14. Setelah semua rangkaian selesai dipasang termasuk tanaman kangkung dan bibit
ikan lele, hubungkan mesin pompa ke sumber listrik dan rangkaian akuaponik siap
digunakan.
F. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tanaman Kangkung
No. Sampel Tanaman Panjang Berat
1. Sampel 1 24,5 cm 0,6 gr
2. Sampel 2 21,5 cm 0,6 gr
3. Sampel 3 30,5 cm 0,8 gr
4. Sampel 4 27 cm 0,7 gr
5. Sampel 5 28,5 cm 0,78 gr
6. Sampel 6 29 cm 0,8 gr
7. Sampel 7 19,5 cm 0,5 gr
8. Sampel 8 26,5 cm 0,7 gr
9. Sampel 9 24,5 cm 0,6 gr
10. Sampel 10 33 cm 0,8 gr
11. Sampel 11 37 cm 1 gr
12. Sampel 12 32 cm 0,75 gr
Rata-rata 27,8 cm 0,72 gr
G. Pembahasan
Akuaponik merupakan perpaduan antara akuakultur (budidaya ikan) dan
budidaya tanaman secara hidroponik dalam satu tempat. Prinsip dasar akuaponik adalah
dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan cara memanfaatkan limbah
kotoran ikan dan sisa makanan ikan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang
dibudidayakan (Nugroho et all., dalam Rahmadhani, et all., 2020). Pada project ini,
kami menggunakan ikan lele (Clarias sp.) dan kangkung (Ipomoea reptans Poir) untuk
akuaponiknya. Selain itu, pada project ini kami lebih memfokuskan desain dan
rangkaian sistem dimana kami mencoba membuat rangkaian akuaponik dengan bahan
yang mudah dicari seperti kayu dan bambu.
Rangkaian akuaponik yang kami buat menggunakan kayu sebagai pondasinya
dan bambu sebagai penyangganya. Rangkaian dibuat sebanyak dua tingkat. Satu tingkat
rangkaian akuaponik terdiri dari enam botol aqua yang sudah dilubangi sebelumnya,
sehingga total keseluruhan botol aqua yang kami gunakan untuk tempat kangkung
berjumlah 12 botol. Dalam botol kami menggunakan rockwall sebagai media tumbuh
bagi tanaman kangkung dimana dalam 1 botol berisi 4-5 benih tanaman kangkung yang
telah disemai sebelumnya selama kurang lebih 2 minggu. Adapun untuk kolamnya,
kami menggunakan sterefoam sebagai alas (dasar) dan wadah pelapis kolamnya
menggunakan plastik berwarna biru terang yang kuat dan tebal, untuk menghindari
sewaktu-waktu mengalami kebocoran.
Selain itu, untuk mengalirkan airnya, kami menggunakan pipa plastik bening
yang sebelumnya sudah diwarnai dengan warna hitam piloks, hal ini untuk menghindari
tumbuhnya lumut atau algae pada pipa yang bening. Selain pipa plastik, kami juga
menggunakan pipa tebal sebagai pipa utama untuk mengalirkan air yang bersumber dari
keran air. Adapun tinggi dan lebar rangkaian hidroponik yang kami buat yaitu 100 cm,
dimana tinggi rangkaian dimulai dari dasar kolam sampai rangkaian paling atas
hidroponik. Desain dan rangkaian sistem akuaponik dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
2 Pembersihan tempat Pembersihan tempat dilakukan secara Selasa, 8 Maret 2022 Semua hadir
gotong royong oleh semua angota
kelompok kemudian dilakukan pengukuran
tempat untuk mempermudah penyiapan
alat dan bahan
3 Pembuatan kerangka Pembuatan kerangka kolam dilakukan di Minggu, 13 Maret 2022 Semua hadir
kolam dan mengecat botol sambangan oleh 4 orang dan pengecatan
botol menggunakan pilox dilakukan oleh 2
orang.
4 Pemasangan bambu pada Pemasangan bambu dilakukan untuk Minggu, 20 Maret 2022 Baiq Mar’atun
kerangka kolam memperkuat kerangka kolam. Sholihah (izin)
5 Menyelesaikan rangakian 1) Mengecat botol dengan pilox berwarna Minggu, 10 April 2022 Semua hadir
sistem aquaponik hitam, setelah kering botol dilubangi
sesuai ukuran gelas plastic
2) Melubangi sisi gelas plastic agar air
dapat mengalir masuk ke gelas
3) Melubangi pipa sebagi tempat air
keluar, kemudian memasangnya di
bagian atas kolam
4) Pemasangan selang pada pompa
kemudian disambung ke pipa
5) Pemasangan botol pada bagian rak
hidroponik
6) Pemasangan gelas plastik pada botol
6 Menyelesaikan rangakian 1) Mengecat sisa botol yang belum dicat Minggu, 17 April 2022 Ni Putu Yulita
sistem aquaponik 2) Melubangi tutup botol sebagai tempat Ardianitari
memasang selang-selang kecil untuk (izin)
mengalirkan air ke rak bagian bawah
hidroponik
3) Mengecat selang kecil dengan pilox
berwarna hitam, setelah kering selang
diukur sesuai kebutuhan, kemudian
dipotong dan dipasang pada lubang
pipa dan tutup botol
4) Mengisi air kolam
5) Melepaskan benih ikan lele ke dalam
kolam
7 Perawatan dan Perawatan dan pemeliharaan sistem 18 April-25 Juni 2022 Semua
pemeliharaan aquaponik dilakukan dengan sistem piket. melakukan piket
Dalam satu minggu terdapat dua orang
yang bertugas untuk mengecek dan
melaporkan kondisi sistem aquaponik,
serta memberikan makan ikan lele.
Pengecekan yang dilakukan meliputi
pengecekan kondisi tanaman kangung,
kondisi ikan lele, kondisi kolam dan sistem
aquaponik secara keseluruhan.
8 Pengecekan ikan lele Karena banyak benih ikan lele yang mati, 24 April 2022 Peni Fitriani
maka dilakukan pengecekan kondisi ikan (izin)
lele. Ikan lele yang mati dikeluarkan agar Baiq Mar’atun
tidak mengotori kolam dan mengganggu Sholihah (izin)
leel yang masih hidup.
9 Pembersihan kolam dan 1) Memindahkan ikan lele dari kolam ke Sabtu, 21 Mei 2022 Baiq Mar’atun
selang sistem aquaponik wadah yang lain Sholihah (izin)
2) Menguras air kolam
3) Melepaskan gelas plastic tanaman dari
botol, botol kemudian dibersihkan
4) Membersihkan selang-selang kecil
yang mengalirkan air
5) Memasangkan kembali selang-selang
kecil dan botol serta gelas plastic
tanaman kangkung
6) Mengisi air kolam
7) Mengembalikan ikan lele ke dalam
kolam
10 Pembersihan kolam, pipa, 1) Memindahkan ikan lele dari kolam ke Sabtu, 11 juni 2022 Ni Putu Yulita
dan selang sistem wadah yang lain Ardianitari
aquaponik 2) Menguras air kolam (izin)
3) Melepaskan gelas plastic tanaman dari
botol, gelas plastic dan botol kemudian
dibersihkan
4) Melepaskan selang penghubung pipa
dengan pompa, lalu dibersihkan
5) Melepaskan pipa di bagian atas
rangakaian hidroponik, lalu
dibersihkan
6) Membersihkan selang-selang kecil
yang mengalirkan air
7) Memasangkan kembali selang-selang
kecil dan botol serta gelas plastic
tanaman kangkung
8) Mengisi air kolam
9) Mengembalikan ikan lele ke dalam
kolam
11 Pengambilan data tanaman 1) Menguras air kolam hingga Sabtu, 25 Juni 2022 Semua hadir
kangkung dan ikan lele menyisakan sedikit untuk
mempermudah pengambilan ikan lele
2) Ikan lele ditangkap lalu dipindahkan ke
wadah lain
3) Mengukur berat dan panjang ikan lele
4) Mengukur berat dan panjang tanaman
kangkung