Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BUDIDAYA KERAPU CANTANG DALAM

KERAMBA JARING APUNG


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Budidaya

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Wiji Prabowo (230110164017)

Santi (230110164018)

Tria Sulistriani (230110164019)

Santika Ahmad (230110164020)

Rahmadiana (230110164021)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI PERIKANAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerapu merupakan ikan air payau yang memiliki beberapa jenis. Yaitu kerapu tikus/bebek,
kerapu sunu, kerapu kerapu macan, kerapu kertang dan lain-lain. Dari hasil tekhnologi
budidaya dihasilkanlah kerapu jenis baru yaitu kerapu cantang yang merupakan persilangan
antara kerapu macan dengan kerapu kertang. Persilangan ini dihasilkan dari keraapu macan
betina dan kerapu jantan dari jenis kertang. Rekayasa hibridasi ini telah berhasil dilakukan di
Situbondo. Hal ini diharapkan dapat menambah baik kualitas ikan cantang sehingga menjadi
bibit unggul.
Dengan adanya benih varietas baru diharapkan dapat meningkatkan pemasukaan nasional
dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat khususnya daerah pesisir. Adanya varietas
baru ini diharapkan bisa meringankan ekonomi masyarakat pesisir dengan membudidayakan
iklan cantang tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembesaran kerapu cantang?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam proses pembesaran kerapu cantang?
3. Apakah solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala yang ditemui?
4. Bagaimana cara pembuatan kja sesuai aturan pemerintah ?

1.3 Manfaat
1. Mengetahui bagaimana proses pembesaran ikan kerapu cantang
2. Mengetahui kendala yang dihadapi saat pembesaran kerapu cantang
3. Mengetahui solusi yang digunakan untuk menghadapi kendala
BAB II

PEMBAHASAN

A. BENIH

Pada kegiatan budidaya ikan kerapu cantang dalam keramba jaring apung di daerah Pantai Timur
Pangandaran ini hanya melakukan tahap pembesaran saja. Tahap pembesaran ini dimulai
dengan benih yang berukuran 10-12 cm. Benih ikan kerapu cantang berasal dari daerah
Situbondo Jawa Timur. Jumlah benih dalam satu lingkaran KJA adalah 1000 ekor. Harga benih
yang berukuran 12 cm adalah RP.12.500,-/ ekor. Sehingga harga benih satu KJA adalaah 1000 x
RP.12.500,- = RP.12.500.000,-.

B. PAKAN

Pakan yang diberikan pada ikan kerapu cantang pada saat kecil dan sudah besar berbeda. Pada
umumnya pada saat ikan berukuran kecil pakan yang diberikan adalah pakan yang berasal dari
pabrik dan biaya yang dikeluarkan cukup besar karena mahal. Pakan yang diberikan khusus
berasal dari Situbondo.

Ketika ikan sudah berumur 2-4 bulan pakan yang diberikan sudah berganti. Pakan yang
diberikan adaalah ikan bilis dan ikan montok. Pakan memiliki kisaran harga yang dimulai dari
RP.4.000,- (paling murah). Namun pada saat tertentu ikan bisa saja diberi pakan berupa rebon
atau udang kecil namun jumlahnya akan lebih banyak.

Pemberian pakan pada saat ikan berukuran kecil ataupun besar adalah 2 x sehari.
0-1 bulan : 2 x makan = 3-4 kg (1 hari)

2-4 bulan : 2 x makan = 10 kg (1 hari)

Waktu pemberian pakan :

Pagi : 05.30 – 07.00

Sore : 03.00 – 04.00


C. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan ikan kerapu cantang dilakukan selama empat bulan hingga ikan siap panen.
Pemeliharaan yang dilakukan lebih pada menjaga kebersihan keramba jaring apung itu sendiri.
Pembersihan dilakukan dengan mengganti jarring yang sudah kotor dan rusak secara berkala.
Pembersihan jaring ini dilakukan agar ikan terhindar dari berbagai penyakit yang dapat
menyerang ikan. Penyakit yang sering diderita oleh ikan disebabkan oleh jamur.

Penggantian jaring juga dilakukan saat ikan telah mencapai umur dua bulan. Pada saat ikan
berumur 0-1 bulan jaring yang digunakan mempunyai rongga yang kecil sedangkan saat ikan
berusia dua bulan lebih jarring akan diganti dengan jaring yang berongga lebih besar.
Kedalaman keramba jarring apung adalah 3 meter.

D. PANEN

Kerapu cantang yang siap panen setelah 4 bulan memiliki berat 7/8 ons per ekor atau paling
besar 1 kg/ ekor. Keseluruhan panen dapat mencapai 5-6 kuintal dengan harga jual Rp.125.000,-
/ekor. Pembeli hasil panen biasanya berasal dari luar kota seperti Jakarta.

E. Kendala

Kendala yang perlu dihadapi saat membudidaya ikan kerapu cantang dalam keramba jaring
apung adalah cuaca yang berangin adan gelombang yang tinggi. Selain itu adalah penyakit yang
menyerang ikan. Pada dasarnya budidaya kerapu cantrang memiliki tingkat kematian nol atau
bertahan hidup 100%.

Penyakit yang sering menyerang antara lain adalah bakteri dengan cirri nafsu makan berkurang,
kelesuan, pembusukan pada sirip, mata menonjol dan terjadi pengumpulan cairan pada
perut.bakteri tyang biasa menyerang adalah Vibrio sp, Pateurellia sp, Pseudomonas sp. Selain
bakteri tumbuhan air juga bisa menghambat sirkulasi air di keramba jarring apung sehingga
berkurangnya suplai oksigen akibat arus air masuk berkurang. Tumbuhan air ini biasanya berupa
lumut yang menempel pada jarring yang sudah lama tidak dibersihkan.

F. Solusi

Pemberian vit C dilakukan ketika ikan mengalami gangguan nafsu makan. Saat hal itu terjadi
maka diberikan vit C dan nutrisi dan diamati pola makannya jika tiga hari nafsu makan telah
kembali maka pemberian vitamin dihentikan. Hal ini dilakukan setelah memindahkan ikan pada
air tawar selama beberapa hari.
Sedangkan solusi untuk tumbuhan air yang sering menempel pada jarring adalah dilakukan
pembersihan secara berkala dan selalu menjaga kebersihan keramba jarring apung. Bisa juga
dengan melakukan penyemprotan menggunakan mesin semprot (compressor).

G. Keramba Jaring Apung

Keramba Jaring Apung ( KJA ) dapat dibuat dalam berbagai ukuran. Desain dan bahan
tergantung pada kemudahan penanganan, daya tahan bahan baku,harga, dan faktor lainnya.
Jaring atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibuat dari bahan polietilen. Bentuk dan
ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan,
kedalaman perairan, serta faktor kemudahan dalam pengelolaan.

Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :

1. Kerangka keramba jaring apung

Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi
bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuai-kan dengan
ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut.

Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat,
tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia
teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu
atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali. Jika akan memakai besi
anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya
relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun.

Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama
pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi
budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai garis
tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis
bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai
diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat
lapuk.
Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter sampai 10 X 10 meter. Petani ikan
jaring terapung di perairan cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan
ukuran 7 X 7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu petak/kantong
tetapi satu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong.

2. Pelampung keramba jaring apung

Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan
sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik
(stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan
lama pemakaian

Jika akan menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan
menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan
disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran
7 X 7 meter, dalam satu unit jaring terapung membutuhkan pelampung antara 33 – 35 buah.

3. Pengikat keramba jaring apung

Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5
mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka
jaring terapung, pelampung atau jaring.

4. Jangkar keramba jaring apung

Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut
terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi.
Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter
sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong
adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring
terapung. Berat jangkar berkisar antara 50 – 75 kg

5. Jaring keramba jaring apung

Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari
bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari
besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran
bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong
jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m.

Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m.
Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong jaring
terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran
jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar.

Salah satu contohnya adalah sebagai berikut :

a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08
cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.
b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch
(3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.
Jaring yang mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch biasanya digunakan untuk
memelihara ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan umum, khususnya dalam budidaya ikan
di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾ - 1 inch

Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan membeli
jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan.
Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat kantong jaring adalah membuat
desain/rancangan kantong jaring yang akan dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan
dipergunakan berkisar antara 2 X 2 m sampai dengan 10 X 10 m.
Setelah ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan, misalnya akan dibuat kantong
jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, langkah selanjutnya adalah memotong jaring. Untuk
memotong jaring harus dilakukan dengan benar berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat
perenggangannya saat terpasang di perairan. Menurut hasil penelitian, jaring dalam keadaan
terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan mengalami perenggangan atau mata jaring
dalam keadaan tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”).

Nilai ”Hang In Ratio” dalam membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Adapun
perhitungan yang digunakan untuk memotong jaring ada dua cara, yaitu : (1) menggunakan
rumus tertentu dan (2) melakukan perhitungan cara di lapangan. Rumus berdasarkan ”Hang In
Ratio” adalah sebagai berikut :
Keterangan :
S : Hang In Ratio
L : Panjang jaring sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik
i : Panjang tali ris
D : dalam kantong jaring (jumlah mata jaring dikalikan ukuran mata jaring dalam keadaan
tertarik)
d : dalam kantong jaring sesudah Hang In

Contoh penggunaan rumus dalam menghitung jaring yang akan dipotong dengan ukuran 7 X 7 X
2 m adalah sebagai berikut:
Misalnya, kantong jaring yang akan dibuat 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2
inch (5,08 cm). Diketahui Hang In Ratio (S) adalah 30% = 0,3, Panjang tali ris (i) = 4 X 7 m =
28 m. Maka untuk mencari panjang jaring sebelum Hang In adalah :
Jadi panjang tiap sisi adalah 40 m : 4 = 10 m Jumlah mata jaring 10 m = 1000 cm : 5,08 cm =
197,04 mata jaring dibulatkan 197 mata jaring. Diketahui dalam jaring sesudah Hang In (d)
adalah 2 m, maka dalam kantong jaring sebelum dipotong (D) adalah :
Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280 cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring dibulatkan menjadi 55 mata
jaring.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh ukuran lembaran jaring yang akan dipotong untuk
kantong jaring berukuran 7 X 7 X 2 m adalah 197 X 197 X 55 mata jaring.
Sedangkan para petani ikan dilapangan biasanya menghitung jaring yang akan digunakan untuk
membuat kantong jaring menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Misalnya kantong jaring yang akan dibuat berukuran 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring
(mesh size) 2 inch (5,08 cm). Berdasarkan hasil penelitian panjang jaring akan berkurang sebesar
30% dari semula. Maka secara praktis dilapangan diperhitungkan jumlah mata jaring dalam
setiap meter adalah:
Jadi dalam satu meter jaring yang berukuran 1 inch terdapat 56 mata jaring, sehingga jika akan
membuat jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, jumlah mata jaringnya adalah 392 X 392 X 112
mata jaring. Sedangkan ukuran mata jaring yang akan digunakan adalah 2 inch maka jumlah
mata jaring yang akan dipotong adalah 196 X 196 X 56. Angka-angka ini diperoleh dari hasil
perkalian antara ukuran kantong jaring dengan jumlah mata jaring.
Berdasarkan hasil kedua perhitungan tersebut memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memindahkan pola yang telah dibuat langsung
kejaring. Jaring tersebut dibentangkan dan dibuat pola

6. Pemberat keramba jaring apung

Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya
antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada
setiap sudut kantong jaring terapung.

7. Tali / tambang keramba jaring apung

Tali / tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan pada perairan
tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm, sedangkan pada perairan laut tali /
tambang yang digunakan terbuat dari nilon atau tambang yang kuat terhadap
salinitas.Tali/tambang ini dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali
tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris.

Panjang tali ris adalah sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring terapung
berukuran 7X7X2m maka tali risnya adalah 7m X 4 =28 m. Dengan dikalikan empat karena
kantong sisi jaring terapung adalah empat sisi. Khusus untuk tali ris pada bagian atas sebaiknya
dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya mempunyai panjang 28 m +( 4 X 0,5 m) =
30m. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan aktivitas kegiatan operasional pada saat
melakukan budidaya ikan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam proses pembesaran ikan kerapu cantang aadalam keramba jarring apung perlu
memperhatikan pakan, kondisi benih, kebersihan jarring, pengelolaan kualitas air, pengendalian
hama dan penyakit, dan pemanenan. Ikan kerapu memilki tingkat hidup yang tinggi dan
cenderung mudah dibudidayakan. Masalah yang sering ditemukan adalah terserangnya ikan oleh
bakteri , cuaca berangin dan gelombang air laut yang cukup tinggi.

2. Saran

Dalam proses pembesaran ikan kerapu cantang dalam keramba jarring apung diperlukan
pemeriksaan dan pemeliharaan yang berkala agar ikan tetap dalam keadaan sehat. Selalu
melakukan pembersihan jaring dan melakukan penggantian jaring. Memberikan vitamin dan
nutrisi yang cukup.
LAMPIRAN

KEGIATAN OBSERVASI DI KJA

Anda mungkin juga menyukai