PENDAHULUAN
II.
Tanaman dapat menyerap air
dari tanah yang merupakan
campuran kompleks dari fase
padat,cair dan gas yang porsi
relatifnya berbeda dari satu
tanah dengan tanah lainnya. Air
di dalam tanah dan hubungan
dengan zat-zat padat, baik
untuk penggabungan untuk
koloid-koloid tanah maupun
mengisi pori-pori sempit tanah.
Air sangat diperlukan bagi
tanaman,
kebutuhan
pada
tanaman
untuk
transpirasi,
evapotranspirasi,
fotosintesis
karena air merupakan pelarut
utama
dari
unsure
hara
tanaman, sebagai pembawa
unsure hara dari tanah dan dari
suatu jaringan ke jaringan lain
(Peter,1992).
III.
Transpirasi
adalah hilangnya air dari tubuhtumbuhan dalam bentuk uap
nilai
osmosis
dari
sel
penutup.Pada pagi hari amilum
masih ditemukan pada sel
penutup stomata. Pengaruh
sinar-sinar
matahari
membangkitkan klorofil-klorofil
untuk berfotosintesis, maka
kadar CO2 didalam sel tersebut
menurun
karena
sebagian
karbondioksida
mengalami
reduksi menjadi CH2O. Karena
peristiwa-peristiwa
reduksi
maka
berkuranglah
ion-ion
H+.Sehingga PH menjadi naik,
kenaikan PH berguna untuk
menaikan enzim Phosphorelase
untuk mengubah amilum di
dalam sel. Dengan terbentuknya
glukosa I-Phospat maka nilai
osmosis di dalam sel-sel
penutup menjadi naik yang
menyebabkan air masuk ke
dalam sel penutup dari sel-sel
tetangga. Pertambahan volume
akan menyebabkan terjadinya
perubahan turgor, sehingga sel
penutup mengembang pada
bagian yang tipis, akibatnya
stomata
terbuka
(Dwijoseputro,1985).
V.
Proses
transpirasi
ini
selain
mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi,
juga
dapat
mendinginkan
tanaman yang terus menerus
berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati
karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui
proses
transpirasi,
terjadi
penguapan air dan penguapan
akan membantu menurunkan
suhu tanaman. Selain itu,
melalui
proses
transpirasi,
tanaman juga akan terus
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
BBBK
= dari Berat Basah(BB)
BB
XIX.
atau
XX.
BBBK
= dari Berat Kering (BK )
BK
XXI.
XXII.
BSBK
X 100
BT BK
XXV.
XXVI. WD=
dan
BTBS
X 100
BT BK
XXVII.
XXVIII. 2.3.3
Perhitungan
Luas
Permukaan Daun, Perkiraan
Laju Evaporasi, Transpirasi
Permukaan Dorsiventral Daun
a. Menghitung Luas Daun
XXIX. Diambil lembaran daun dari
tanaman Bougenvilia spectabilis (3
lembar), lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui berat dan
luasnya. Selanjutnya lembaran daun
jiplakan pada kertas tersebut.Kemudian
jiplakan gambar daun digunting dan
Luas Kertas
b. Perkiraan Kecepatan Evaporasi
Daun
XXXI. Diambil lembaran daun yang
telah diketahui luas permukaannya tadi,
kemudian ditimbang dan digantung
dengan jepitan kertas di dalam ruangan
atau sinar matahari langsung.Dalam
interval waktu tertentu (30 menit)
dilakukan penimbangan terhadap daun
tersebut
(penimbangan
dilakukan
sebanyak 3 kali).Lalu buat daftar
penimbangan pengurangan berat daun
selama evaporasi. Lalu masukkan ke
dalam rumus :
XXXII. Kecepata Evaporasi =
Besar Penguapan
Luas Permukaan Daun : waktu
XXXIII.
c. Perkiraan Laju Respirasi Daun
Permukaan Doesiventral
XXXIV. Diambil dua lembar daun yang
telah diketahui luasnya pada percobaan
a lalu ditimbang dan kemudian
direndam dalam air dan dikeringkan
dengan kertas tissue. Daun pertama
diolesi
vaselin
pada
permukaan
atasnya dan yang kedua pada
XLIII.
XLIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
XLV. 3.1 Pengukuran Kadar Air Jaringan Tumbuhan
XLVI. Tabel 1. Pengukuran kadar air jaringan tumbuhan Melastoma malabathricum
XLVII. Bagian
XLVIII. Berat
XLIX. Berat
L.
BB (%)
LI.
BK
Basah
Kering
(%)
(gram)
(gram)
LII.
Ranting
LIII.
10
LIV.
3,35
LV.
0,665
LVI.
1,9
1
LVII. Ranting
LVIII. 10
LIX.
3,42
LX.
0,658
LXI. 1,92
2
LXII. Ranting
LXIII. 10
LXIV. 3,45
LXV. 0,655
LXVI. 1,89
3
LXVII. Daun 1
LXVIII. 10
LXIX. 3,50
LXX.
0,65
LXXI. 1,85
LXXII. Daun 2
LXXIII. 10
LXXIV. 3,70
LXXV. 0,63
LXXVI. 1,7
LXXIX. 3,73
LXXX. 0,627
LXXXI. 1,68
LXXVII.
D LXXVIII.
aun 3
1
0
LXXXII.
LXXXIII.
Dari tabel di atas dapat
diketahui, bahwa jumlah air berkurang
setelah tumbuhan di oven. Menurut
Lakitan (2004) bahwa tumbuhan
banyak mengandung air di dalam selselnya. Hal ini yang menyebabkan suhu
tumbuhan relative stabil walaupun
menerima atau kehilangan energy.
LXXXIV.
Pada
daun
Melastoma malabatrichum, rata-rata
kadar air daun adalah 0,635. Dari berat
basah dan berat kering daun, maka
dapat diketahui kadar air pada jaringan
pada daun tumbuhan tersebut adalah
sekitar 6,35 gram. Sedangkan rata-rata
kadar air ranting adalah 0,639%. Dari
berat basah dan berat kering ranting,
maka dapat diketahui kadar air pada
jaringan ranting pada tumbuhan
tersebut adalah sekitar 6,56 gram. Dari
hasil ini menunjukan bahwa % KB pada
ranting lebih besar dibandingkan pada
daun, hasil ini berbeda dari literature
yang
menyatakan
Bagian
daun
tumbuhan mengandung banyak air
daripada bagian rantingnya. Menurut
Bidwell (1979) menyatakan sel-sel
mesofil daun yang tidak tersusun rapat
LXXXV.1.15
Tidak
disir
am
LXXXV.1.16 LXXXV.1.17
0,04
0,06
LXXXV.1.21 Berdasark
an tabel 2 diatas, dapat
diketahui
turgiditas
relative
untuk tanaman basah sebesar
75 % dan untuk kondisi
tanaman yang kering 66,67 %.
Sedangkan nilai defisit air untuk
keadaan basah sebesar 25 %
dan untuk tanaman yang
kondisinya kering sebesar 33,33
%.
LXXXV.1.18
0
LXXXV.1.19
66,67
LXXXV.1.20
33,33
LXXXV.1.22
Dari
data
tersebut dapat diketahui bahwa
keadaan turgiditas relative pada
keadaan basah lebih besar
dibandingkan dengan keadaan
kering. Keadaan ini sesuai
dengan teori yang menyatakan
bahwa pada keadaan basah
(lapang), tumbuhan memiliki
Turgiditas Relatif (TR) yang
besar dan Water Defisit (WD)
yang kecil daripada tanaman
3.3 Perhitungan Luas Permukaan daun, Perkiraan Laju Evaporasi dan Transpirasi
Permukaan Dorsiventral Daun
LXXXV.1.24
LXXXV.1.25
Sampel
Daun
LXXXV.1.28 Daun 1
LXXXV.1.31 Daun 2
LXXXV.1.34 Daun 3
LXXXV.1.26
Berat Daun
(gram)
LXXXV.1.29 0,69
LXXXV.1.32 0,40
LXXXV.1.35 0,46
LXXXV.1.37
LXXXV.1.38
LXXXV.1.39
LXXXV.1.40
LXXXV.1.41 Pada percobaan ini,
pengukuran luas permukaan
adalah dengan menghitung luas
permukaan
kertas,
berat
jiplakan kertas dan berat
kertas.Luas permukaan daun
LXXXV.1.27 Luas
Permukaan daun (cm2)
LXXXV.1.30 104,04
LXXXV.1.33 60,31
LXXXV.1.36 69,36
tinggi,ketebalan
daun
juga
mempengaruhi kecepatan evaporasi.
Kecepatan perjalanan zat melalui xylem
dan floem dipengaruhi oleh kecepatan
transpirasi dan evaporasi. Hal ini terjadi
karena kehilangan air dan penguapan
air dari tanah (Wilson,1972).
LXXXV.1.74
LXXXV.1.73
P
Berat daun awal (gr)
ermukaan daun
LXXXV.1.76
P
LXXXV.1.77
ermukaan atas
1,48
(kutikula)
LXXXV.1.79
P
LXXXV.1.80
ermukaan bawah
1,24
(stomata)
LXXXV.1.75
Berat daun akhir (gr)
LXXXV.1.78
1,25
LXXXV.1.81
1,19
LXXXV.1.82
LXXXV.1.83 Pada percobaan ini,
daun
Pandanus
amaryllifolius
menggunakan vaselin yang diolesi
pada bagian atas permukaan daun dan
bagian bawah daun. Dari tabel itu
dilihat bahwa berat daun Pandanus
amaryllifolius yang diolesi vaselin pada
bagian permukaan atasnya lebih berat
yaitu sebesar 1,25 gr daripada yang
jaringan
bunga
karang
yang
dengan langsung mengakibatkan uap
susunannya longgar. Lapisan kutikula
air dan terdapat lapisan penghalang
yang tebal dari lapisan lilin merupakan
pada kutikula seperti zat kutin, lilin dan
lapisan pelengkap untuk mengurangi
yang lain yang akan memperlambat
penguapan yang terlalu besar pada
proses hilangnya air dari permukaan
permukaan daun dan juga berfungsi
daun tersebut (Delvin,1975).
LXXXV.1.87
Menurut
dalam
bekerjanya
stomata
dan
Dwijoseputro
(1985)
faktor luar juga
mengubah
permeabilitas
plasma
mempengaruhi kecepatan transpirasi
(Salisbury and Ross,1977).
LXXXV.1.85
Menurut Noggle
ini yaitu cahaya (tumbuhan lebih cepat
(1979), bahwa kutikula secara relatif
bertranspirasi
bilamana
terbuka
tidak tembus air, yang pada sebagian
terhadap cahaya dibandingkan dengan
tanaman transpirasi kutikula hanya
dalam
gelap).
Suhu
juga
10% dari seluruh jumlah penguapan.
mempengaruhi tumbuhan untuk proses
Makin
banyak
jumlah
stomata
transpirasi bila suhu semakin tinggi
kemungkinan hilangnya uap air cukup
maka transpirasi semakin cepat terjadi.
besar,
sehingga
mempengaruhi
Pada
suhu
30oC
daun
dapat
besarnya laju transpirasi.
bertranspirasi tiga kali lebih cepat
LXXXV.1.86
Transpirasi yang
dibandingkan
pada
suhu
o
melalui
kutikula
lebih
sedikit
20 C.Sedangkan pada percobaan ini
dibandingkan dengan stomata, karena
suhu pada ruangan yaitu 24 - 25oC.
pada kutikula terjadi difusi uap air
LXXXV.1.88
3.4 Pengamatan Proses Membuka Dan Menutupnya Stomata
4
8
12
5
Keadaan
9
stomata
Pada percobaan
Sukrosa
Menutup
10
Air
Membuka
11
NaCl
Menutup
hasil
ini
konsentrasi
air.
disebabkan
13
karena
ini
stomata
tekanan turgor
akan
membuka
jika
potensi
air
sel
akan
bahan
yang
terlarut
didalam
sel
14
15
16
17
18
19
20
21
22 4. KESIMPULAN DAN SARAN
23 4.1 Kesimpulan
24 Kesimpulan yang didapatkan dari
praktikum ini antara lain :
25 1. Kadar air pada daun lebih tinggi
dibandingkan kadar air pada ranting.
26 2. Berat turgid relativ pada daun
yang tanamannya disiram lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
tanaman yang tidak disiram.
27 3. Luas permukaan daun
mempengarahi laju evaporasi.
28 4. Traspirasi terjadi tergantung pada
jumlah stomaya yang ada pada
daun.
29
30 4.2 Saran
31 Dari praktikum yang telah
dilakukan, diharapkan agar
praktikan diharapkan membawa
bahan praktikum yang representatif
dan lakukan pengamatan sesuai
dengan prosedur kerja.
32
33
34 DAFTAR PUSTAKA
35
36
Bidwell, R.G.S.1979. Plant of
Physiology Second Edition.
Mc.Milan Publishing :New York.
37
38
Delvin,
R.M.1975.
Plant
Physiology
Third
Edition.
Mc.William Publishing Co.Inc
:New York.
39
Dwijoseputro.1985. Pengantar
Fisiologi
Tumbuhan.
PT.
Gramedia :Jakarta.
40
Kimball.1994.
Biologi
2.Erlangga :Jakarta.
41
42
Noggle
and
Fritz.1979.Introduction
Plant
Physiology. Practise Hall of
India, Private Limited India :New
Delhi.
43
Peter,
E
dan
Fisher,
N.M.1992.Fisiologi
Tanaman
Budidaya Tropik. UGM Press
:Yogyakarta.
44
45
46
Jilid
47
48
49