Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR, TRANSPIRASI, DAN EVAPORASI

Haffi Indra Fitriadi (131042)


Kelompok I A (kelas D)
Abstrak
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 dengan tujuan untuk mengukur
kadar air yang ada pada bagian tanaman, mangukur turgiditas relatif dan defisit air dari
jaringan tumbuhan, dan menghitung luas daun, laju evaporasi serta transpirasi dari
lembar daun hasil Pada daun melastoma malabatrichum ,rata-rata kadar air daun
adalah rata-rata 0,635%. Pengukuran berat turgid relativ tertinggi adalah pada daun
Zea mays yang disiram. Luas permukaan daun yang paling besar adalah pada daun 1
sebesar 104 mm2. Kecepatan evaporasinya yang didapatkan adalah
0,00014g/cm2/menit. Pandanus amaryllifolius yang diolesi vaselin pada bagian
permukaan atasnya lebih berat yaitu sebesar 1,25 gr daripada yang diberi vaselin pada
bagian bawahnya yaitu sebesar 1,19 gr. Air mempengaruhi proses membuka dan
menutupnya stomata.
Keyword: turgiditas relatif, water defisit, transpirasi, evaporasi,
I.

PENDAHULUAN
II.
Tanaman dapat menyerap air
dari tanah yang merupakan
campuran kompleks dari fase
padat,cair dan gas yang porsi
relatifnya berbeda dari satu
tanah dengan tanah lainnya. Air
di dalam tanah dan hubungan
dengan zat-zat padat, baik
untuk penggabungan untuk
koloid-koloid tanah maupun
mengisi pori-pori sempit tanah.
Air sangat diperlukan bagi
tanaman,
kebutuhan
pada
tanaman
untuk
transpirasi,
evapotranspirasi,
fotosintesis
karena air merupakan pelarut
utama
dari
unsure
hara
tanaman, sebagai pembawa
unsure hara dari tanah dan dari
suatu jaringan ke jaringan lain
(Peter,1992).
III.
Transpirasi
adalah hilangnya air dari tubuhtumbuhan dalam bentuk uap

melalui stomata, kutikula atau


lentisel. Ada
dua
tipe
transpirasi, yaitu (1) transpirasi
kutikula adalah evaporasi air
yang terjadi secara langsung
melalui kutikula epidermis; dan
(2) transpirasi stomata, yang
dalam hal ini kehilangan air
berlangsung
melalui
stomata. Kutikula daun secara
relatif tidak tembus air, dan
pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula
hanya sebesar 10 persen atau
kurang dari jumlah air yang
hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air
yang hilang melalui daundaun (Wilkins, 1989).
IV.
Mekanisme
membuka dan menutupnya
stomata
adalah
karena
perubahan-perubahan
turgor
dan perubahan turgor adalah
karena perubahan konsentrasi

nilai
osmosis
dari
sel
penutup.Pada pagi hari amilum
masih ditemukan pada sel
penutup stomata. Pengaruh
sinar-sinar
matahari
membangkitkan klorofil-klorofil
untuk berfotosintesis, maka
kadar CO2 didalam sel tersebut
menurun
karena
sebagian
karbondioksida
mengalami
reduksi menjadi CH2O. Karena
peristiwa-peristiwa
reduksi
maka
berkuranglah
ion-ion
H+.Sehingga PH menjadi naik,
kenaikan PH berguna untuk
menaikan enzim Phosphorelase
untuk mengubah amilum di
dalam sel. Dengan terbentuknya
glukosa I-Phospat maka nilai
osmosis di dalam sel-sel
penutup menjadi naik yang
menyebabkan air masuk ke
dalam sel penutup dari sel-sel
tetangga. Pertambahan volume
akan menyebabkan terjadinya
perubahan turgor, sehingga sel
penutup mengembang pada
bagian yang tipis, akibatnya
stomata
terbuka
(Dwijoseputro,1985).
V.
Proses
transpirasi
ini
selain
mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi,
juga
dapat
mendinginkan
tanaman yang terus menerus
berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati
karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui
proses
transpirasi,
terjadi
penguapan air dan penguapan
akan membantu menurunkan
suhu tanaman. Selain itu,
melalui
proses
transpirasi,
tanaman juga akan terus

mendapatkan air yang cukup


untuk melakukan fotosintesis
agar
kelangsungan
hidup
tanaman dapat terus terjamin
(Sitompul, 1995).
VI. Evaporasi
merupakan proses penguapan
air yang berasal dari permukaan
bentangan air atau dari bahan
padat yang mengandung air
(Lakitan, 1994). Laju evaporasi
sangat
tergantung
pada
masukan
energi
yang
diterima. Semakin besar jumlah
energi yang diterima, maka
akan semakin banyak molekul
air yang diuapkan. Sumber
energi utama untuk evaporasi
adalah radiasi matahari. Oleh
sebab itu, laju evaporasi yang
tinggi tercapai pada waktu
sekitar tengah hari (solar
noon). Selain masukan energi,
laju evaporasi juga dipengaruhi
oleh kelembaban udara di
atasnya. Laju evaporasi akan
semakin terpacu jika udara
diatasnya kering (kelembaban
rendah),
sebaliknya
akan
terhambat
jika kelembaban
udaranya tinggi (Lakitan, 1994).
VII.
Oleh karena itu,
praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui
hubungan
air
dengan tumbuahan dan antara
luas daun dengan kecepatan
evaporasi, dan mengetahui
hilangnya uap air dari kedua
permukaan daun.
VIII. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
IX.
2.1 Waktu dan Tempat
X.
Praktikum hubungan tumbuhan
dengan air, transpirasi, dan
evaporasi ini dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 16 Maret
2014 di Laboratorium Teaching

4, Jurusan Biologi Universitas


Andalas, Padang.
XI.
XII.
XIII.

XIV.
XV.
XVI.
XVII.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang
digunakan dalam
praktikum
adalah
koran,
timbangan, oven, cork borer,
petridish, tissue, jepitan kertas,
dan gunting. Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini
antara lain daun dan ranting
Melastoma
malabatrichum,
daun kecambah Zea mays umur
14 hari, aquadest, dan vaselin.
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Pengukuran Kadar Air
Jaringan Tumbuhan
Ditimbang
Melastoma
malabatrichum
yang
segar
seberat 10 gram dan dibuat 3
sampel. Kemudian masingmasing sampel disimpan dalam
kotak karton dan selanjutnya
dipanaskan dalam oven dengan
suhu
80oC.
Pemanasan
dilakukan sampai berat konstan.
Berat yang hilang dari bahan
yang dipanaskan, merupakan
berat air yang dikandung bahan
tersebut.
Lalu
kadar
air
tumbuhan
dengan
rumus
sebagai berikut :

XVIII.

BBBK
= dari Berat Basah(BB)
BB
XIX.

atau

XX.

BBBK
= dari Berat Kering (BK )
BK
XXI.
XXII.

2.3.2 Pengukuran Turgiditas


Relatif Jaringan Tumbuhan
XXIII. Dibuat potongan daun Zea
mays dengan menggunakan cork borer

sebanyak 10 buah dari tanaman yang


tanahnya dalam keadaan kapasitas
lapang dan 10 buah lagi dari tanaman
yang tanahnya agak kering. Berat
masing-masing
potongan
daun
ditimbang dan dicatat berapa beratnya.
Berat ini disebut berat segar (BS).
Kemudian potongan- potongan daun
dimasukkan ke dalam petridish dan diisi
aquadest.
Petridish
ditutup
dan
diletakkan pada ruangan dengan
penerangan
lampu
neon
yang
berintensitas selama 3 jam. Setelah 3
jam, potongan daun diambil, kelebihan
air dihilangkan dengan menggunakan
kertas dengan meletakkan potongan
daun di atas tissu, lalu berat daun
ditimbang. Berat ini disebut dengan
Berat
Turgid
(BT).
Selanjutnya
potongan daun dikeringkan dalam oven
dengan suhu 800C sampai kering, lalu
berat kering (BK) ditimbang. Dihitung
berapa besar Turgiditas Relatif (TR)
dan Water Defisit (WD) dari daun
dengan rumus:
XXIV. TR =

BSBK
X 100
BT BK

XXV.
XXVI. WD=

dan

BTBS
X 100
BT BK

XXVII.
XXVIII. 2.3.3
Perhitungan
Luas
Permukaan Daun, Perkiraan
Laju Evaporasi, Transpirasi
Permukaan Dorsiventral Daun
a. Menghitung Luas Daun
XXIX. Diambil lembaran daun dari
tanaman Bougenvilia spectabilis (3
lembar), lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui berat dan
luasnya. Selanjutnya lembaran daun
jiplakan pada kertas tersebut.Kemudian
jiplakan gambar daun digunting dan

ditimbang. Dengan demikian luas daun


dapat dihitung dengan rumus :
XXX. Luas Daun =

Berat Guntingan Gambar Daun


Berat Kertas

Luas Kertas
b. Perkiraan Kecepatan Evaporasi
Daun
XXXI. Diambil lembaran daun yang
telah diketahui luas permukaannya tadi,
kemudian ditimbang dan digantung
dengan jepitan kertas di dalam ruangan
atau sinar matahari langsung.Dalam
interval waktu tertentu (30 menit)
dilakukan penimbangan terhadap daun
tersebut
(penimbangan
dilakukan
sebanyak 3 kali).Lalu buat daftar
penimbangan pengurangan berat daun
selama evaporasi. Lalu masukkan ke
dalam rumus :
XXXII. Kecepata Evaporasi =

Besar Penguapan
Luas Permukaan Daun : waktu
XXXIII.
c. Perkiraan Laju Respirasi Daun
Permukaan Doesiventral
XXXIV. Diambil dua lembar daun yang
telah diketahui luasnya pada percobaan
a lalu ditimbang dan kemudian
direndam dalam air dan dikeringkan
dengan kertas tissue. Daun pertama
diolesi
vaselin
pada
permukaan
atasnya dan yang kedua pada

permukaan bawahnya, dan ditimbang


kembali.
Kedua
daun
tersebut
diletakkan pada panas matahari selama
1 jam atau lebih, dan ditimbang
kembali. Lalu bandingkan hasil antara
transpirasi kutikula dari permukaan atas
dan transpirasi stomata dari permukaan
bawah.
XXXV. 2.3.4
Pengamatan proses
membuka
dan menutupnya
stomata
XXXVI.Disiapkan daun Rhoeo discolor
kemudian daun tadi disayat tipis
pada bagian epidermisnya, lalu
tempatkan daun pada kaca
objek yang telah diberi tetesan
aquadest
kemudian
tutup
dengan cover glass dan amati
struktur
stomata
pada
mikroskop. Setelah didapatkan
hasilnya, sayatan epidermis tadi
diberi larutan sukrosa dan
kemudian diamati lagi dengan
mikroskop
dan
didapatkan
hasilnya.
Terakhir
sayatan
epidermis tadi diberi larutan
NaCl dan kemudian diamati
dimikroskop dan didapatkan lah
hasilnya.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.

XLIII.
XLIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
XLV. 3.1 Pengukuran Kadar Air Jaringan Tumbuhan
XLVI. Tabel 1. Pengukuran kadar air jaringan tumbuhan Melastoma malabathricum
XLVII. Bagian
XLVIII. Berat
XLIX. Berat
L.
BB (%)
LI.
BK
Basah
Kering
(%)
(gram)
(gram)
LII.
Ranting
LIII.
10
LIV.
3,35
LV.
0,665
LVI.
1,9
1
LVII. Ranting
LVIII. 10
LIX.
3,42
LX.
0,658
LXI. 1,92
2
LXII. Ranting
LXIII. 10
LXIV. 3,45
LXV. 0,655
LXVI. 1,89

3
LXVII. Daun 1

LXVIII. 10

LXIX. 3,50

LXX.

0,65

LXXI. 1,85

LXXII. Daun 2

LXXIII. 10

LXXIV. 3,70

LXXV. 0,63

LXXVI. 1,7

LXXIX. 3,73

LXXX. 0,627

LXXXI. 1,68

LXXVII.

D LXXVIII.
aun 3

1
0

LXXXII.
LXXXIII.
Dari tabel di atas dapat
diketahui, bahwa jumlah air berkurang
setelah tumbuhan di oven. Menurut
Lakitan (2004) bahwa tumbuhan
banyak mengandung air di dalam selselnya. Hal ini yang menyebabkan suhu
tumbuhan relative stabil walaupun
menerima atau kehilangan energy.
LXXXIV.
Pada
daun
Melastoma malabatrichum, rata-rata
kadar air daun adalah 0,635. Dari berat
basah dan berat kering daun, maka
dapat diketahui kadar air pada jaringan
pada daun tumbuhan tersebut adalah
sekitar 6,35 gram. Sedangkan rata-rata
kadar air ranting adalah 0,639%. Dari
berat basah dan berat kering ranting,
maka dapat diketahui kadar air pada
jaringan ranting pada tumbuhan
tersebut adalah sekitar 6,56 gram. Dari
hasil ini menunjukan bahwa % KB pada
ranting lebih besar dibandingkan pada
daun, hasil ini berbeda dari literature
yang
menyatakan
Bagian
daun
tumbuhan mengandung banyak air
daripada bagian rantingnya. Menurut
Bidwell (1979) menyatakan sel-sel
mesofil daun yang tidak tersusun rapat

mengandung ruang udara yang jenuh


terhadap air. Air yang diserap oleh bulubulu akar akan disebarkan oleh
jaringan pengangkut ke seluruh organ
tumbuhan untuk digunakan sesuai
kebutuhan
dari
organ
tersebut.
Misalnya, di bagian daun untuk
melakukan proses fotosintesis, dan
penguapan untuk menjaga kestabilan
suhu tumbuhan.
LXXXV.
Kesalaha
n ini juga bisa disebabkan
karenakan jenis dari tumbuhan
itu
sendiri,
seperti
yang
dinyatakan oleh Devlin (1975)
jumlah air yang dikandung
dalam tanaman tergantung jenis
tanaman.
Tanaman
herba
mengandung lebih banyak air
dibandingkan dengan maupun
pohon.
Tanaman
herba
sebagian besar sel batang dan
daunnya terisi oleh molekul air.
Kandungan air yang dimiliki oleh
tumbuhan juga dipengaruhi
struktur
morfologis
dan
anatomis
dari
tumbuhan
tersebut.

3.2 Pengukuran Turgiditas Relatif dan Defisit Air Jaringan Tumbuhan


LXXXV.1.2
Tabel 2. Pengukuran turgiditas relatif dan defisit air (water defisit)
LXXXV.1.3
LXXXV.1.4 LXXXV.1.5
LXXXV.1.6
LXXXV.1.7
LXXXV.1.8
Keadaan
Berat
Berat Turgid Berat Kering
Turgiditas
Defisit Air
Se
(gr)
(gr)
Rela
(
ga
tif
%
r
(%)
)
(gr
)
LXXXV.1.9
LXXXV.1.10 LXXXV.1.11 LXXXV.1.12 LXXXV.1.13 LXXXV.1.14
Disiram
0,03
0,04
0
75
25

LXXXV.1.15
Tidak
disir
am

LXXXV.1.16 LXXXV.1.17
0,04
0,06

LXXXV.1.21 Berdasark
an tabel 2 diatas, dapat
diketahui
turgiditas
relative
untuk tanaman basah sebesar
75 % dan untuk kondisi
tanaman yang kering 66,67 %.
Sedangkan nilai defisit air untuk
keadaan basah sebesar 25 %
dan untuk tanaman yang
kondisinya kering sebesar 33,33
%.

LXXXV.1.18
0

LXXXV.1.19
66,67

LXXXV.1.20
33,33

pada kapasitas kering. Hal ini


disebabkan
tanaman
membutuhkan air yang cukup
sehingga air yang dikandungnya
banyak dan mengakibatkan
tekanan turgor menjadi lebih
besar (Abidin, 1987)
LXXXV.1.23
Adapun
faktorfaktor
yang
mempengaruhi
kekurangan air pada tumbuhan
adalah PH yang sangat rendah,
suhu yang sangat tinggi dan
kurangnya persediaan air dalam
tanah. Penurunan kandungan
air dalam sel tumbuhan diikuti
dengan kehilangan turgor dan
terjadinya
layu,
penutupan
stomata
dan
proses
metabolisme akan terganggu,
demikian
juga
dapat
menganggu proses reproduksi
dan fotosintesis serta respirasi
(Devlin,1975).

LXXXV.1.22
Dari
data
tersebut dapat diketahui bahwa
keadaan turgiditas relative pada
keadaan basah lebih besar
dibandingkan dengan keadaan
kering. Keadaan ini sesuai
dengan teori yang menyatakan
bahwa pada keadaan basah
(lapang), tumbuhan memiliki
Turgiditas Relatif (TR) yang
besar dan Water Defisit (WD)
yang kecil daripada tanaman
3.3 Perhitungan Luas Permukaan daun, Perkiraan Laju Evaporasi dan Transpirasi
Permukaan Dorsiventral Daun
LXXXV.1.24
LXXXV.1.25

Tabel 3. Perhitungan Luas Permukaan daun Pandanus amaryllifolius

Sampel
Daun
LXXXV.1.28 Daun 1
LXXXV.1.31 Daun 2
LXXXV.1.34 Daun 3

LXXXV.1.26

Berat Daun
(gram)
LXXXV.1.29 0,69
LXXXV.1.32 0,40
LXXXV.1.35 0,46
LXXXV.1.37

LXXXV.1.38
LXXXV.1.39
LXXXV.1.40
LXXXV.1.41 Pada percobaan ini,
pengukuran luas permukaan
adalah dengan menghitung luas
permukaan
kertas,
berat
jiplakan kertas dan berat
kertas.Luas permukaan daun

LXXXV.1.27 Luas
Permukaan daun (cm2)
LXXXV.1.30 104,04
LXXXV.1.33 60,31
LXXXV.1.36 69,36

yamg paling besar adalah pada


daun 1 sebesar 104,04 cm2.
LXXXV.1.42 Bower
(1961)
menyatakan
bahwa
luas
daun
dipengaruhi oleh ketersediaan tanah,
tempat ia tumbuh dan nutrisinya. Faktor

lingkungan juga mempengaruhi luas


daun dan besar kecilnya daun.
LXXXV.1.43 Tabel 4. Perkiraan Laju Evaporasi daun Pandanus amaryllifolius
LXXXV.1.44 S
LXXXV.1.45 Berat Daun (gram)
LXXXV.1.46
ampel
Kecepatan
Daun
evap
orasi
LXXXV.1.48 LXXXV.1.49
LXXXV.1.50 LXXXV.1.51 LXXXV.1.52
awal
20 menit
40 menit
60 menit (g/cm2/menit)
LXXXV.1.53 D LXXXV.1.54 LXXXV.1.55
LXXXV.1.56 LXXXV.1.57 LXXXV.1.58
aun 1
2,15
2,07
1,93
1,87
0,00014
LXXXV.1.59 D LXXXV.1.60 LXXXV.1.61
LXXXV.1.62 LXXXV.1.63 LXXXV.1.64
aun 2
1,31
1,26
1,20
1,16
0,00004
LXXXV.1.65 D LXXXV.1.66 LXXXV.1.67
LXXXV.1.68 LXXXV.1.69 LXXXV.1.70
aun 3
1,42
1,39
1,32
1,26
0,00004
LXXXV.1.71 Kecepatan
evaporasi tersebesar yang didapatkan
adalah 0,00014 g/cm2/menit pada daun
1. Menurut Dwidjoseputro (1985)
bahwa
besarnya
evaporasi
ini
dipengaruhi oleh luas daun. Semakin
luas permukaan daun maka kecepatan
evaporasi
akan
semakin
LXXXV.1.72

tinggi,ketebalan
daun
juga
mempengaruhi kecepatan evaporasi.
Kecepatan perjalanan zat melalui xylem
dan floem dipengaruhi oleh kecepatan
transpirasi dan evaporasi. Hal ini terjadi
karena kehilangan air dan penguapan
air dari tanah (Wilson,1972).

Tabel 5. Transpirasi Permukaan Dorsiventral Daun

LXXXV.1.74
LXXXV.1.73
P
Berat daun awal (gr)
ermukaan daun
LXXXV.1.76
P
LXXXV.1.77
ermukaan atas
1,48
(kutikula)
LXXXV.1.79
P
LXXXV.1.80
ermukaan bawah
1,24
(stomata)

LXXXV.1.75
Berat daun akhir (gr)
LXXXV.1.78
1,25
LXXXV.1.81
1,19

LXXXV.1.82
LXXXV.1.83 Pada percobaan ini,
daun
Pandanus
amaryllifolius
menggunakan vaselin yang diolesi
pada bagian atas permukaan daun dan
bagian bawah daun. Dari tabel itu
dilihat bahwa berat daun Pandanus
amaryllifolius yang diolesi vaselin pada
bagian permukaan atasnya lebih berat
yaitu sebesar 1,25 gr daripada yang

diberi vaselin pada bagian bawahnya


yaitu sebesar 1,19 gr.
LXXXV.1.84 Berdasarkan
literatur, bahwa transpirasi lebih besar
terjadi pada bagian bawah daun
daripada
pada
bagian
atas
daun.Menurut Dwijoseputro (1985)
bahwa transpirasi melalui stomata lebih
aktif karena jaringan ini terdapat

jaringan
bunga
karang
yang
dengan langsung mengakibatkan uap
susunannya longgar. Lapisan kutikula
air dan terdapat lapisan penghalang
yang tebal dari lapisan lilin merupakan
pada kutikula seperti zat kutin, lilin dan
lapisan pelengkap untuk mengurangi
yang lain yang akan memperlambat
penguapan yang terlalu besar pada
proses hilangnya air dari permukaan
permukaan daun dan juga berfungsi
daun tersebut (Delvin,1975).
LXXXV.1.87
Menurut
dalam
bekerjanya
stomata
dan
Dwijoseputro
(1985)
faktor luar juga
mengubah
permeabilitas
plasma
mempengaruhi kecepatan transpirasi
(Salisbury and Ross,1977).
LXXXV.1.85
Menurut Noggle
ini yaitu cahaya (tumbuhan lebih cepat
(1979), bahwa kutikula secara relatif
bertranspirasi
bilamana
terbuka
tidak tembus air, yang pada sebagian
terhadap cahaya dibandingkan dengan
tanaman transpirasi kutikula hanya
dalam
gelap).
Suhu
juga
10% dari seluruh jumlah penguapan.
mempengaruhi tumbuhan untuk proses
Makin
banyak
jumlah
stomata
transpirasi bila suhu semakin tinggi
kemungkinan hilangnya uap air cukup
maka transpirasi semakin cepat terjadi.
besar,
sehingga
mempengaruhi
Pada
suhu
30oC
daun
dapat
besarnya laju transpirasi.
bertranspirasi tiga kali lebih cepat
LXXXV.1.86
Transpirasi yang
dibandingkan
pada
suhu
o
melalui
kutikula
lebih
sedikit
20 C.Sedangkan pada percobaan ini
dibandingkan dengan stomata, karena
suhu pada ruangan yaitu 24 - 25oC.
pada kutikula terjadi difusi uap air
LXXXV.1.88
3.4 Pengamatan Proses Membuka Dan Menutupnya Stomata
4
8
12

5
Keadaan

9
stomata
Pada percobaan

Sukrosa
Menutup

10

Air

Membuka

11

NaCl
Menutup

hasil

air ke dalam sel penjaga tersebut.

pengamatan Daun Rhoeo discolor yang

Pergerakan air dari stau sel ke sel

diberi air maka stomata pada daun

lainnya akan selalu dari sel yang

membuka, sedangkan saat pemberian

mempunyai potensi air lebih tinggi ke

sukrosa dan NaCl stomata tertutup. Hal

sel yang potensial air lebih rendah.

ini

konsentrasi

Tinggi rendahnya potensi air sel akan

larutan sukrosa maupun NaCl yang

bergantung pada jumlah bahan yang

terlalu tinggi jika dibandingkan dengan

terlarut didalam cairan sel tersebut.

air.

Semakin banyak bahan yang terlarut

disebabkan

13

karena

ini

Hal ini susuai dengan

literatur bahwa menutupnya stomata


ini,

stomata

tekanan turgor

akan

membuka

jika

kedua sel penjaga

meningkat, peningkatan tekanan turgor


sel penjaga disebabkan oleh masuknya

maka potensi osmotis sel akan semakin


renadah. Dengan demikian jika tekanan
turgor sel tersebut tetap, maka secara
keseluruhan

potensi

air

sel

akan

menurun. Untuk memacu agar air

masuk ke sel penjaga maka jumlah

tersebut harus ditingkatkan (Salisbury

bahan

and Ross, 1992).

yang

terlarut

didalam

sel

14
15
16
17
18
19
20
21
22 4. KESIMPULAN DAN SARAN
23 4.1 Kesimpulan
24 Kesimpulan yang didapatkan dari
praktikum ini antara lain :
25 1. Kadar air pada daun lebih tinggi
dibandingkan kadar air pada ranting.
26 2. Berat turgid relativ pada daun
yang tanamannya disiram lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
tanaman yang tidak disiram.
27 3. Luas permukaan daun
mempengarahi laju evaporasi.
28 4. Traspirasi terjadi tergantung pada
jumlah stomaya yang ada pada
daun.
29
30 4.2 Saran
31 Dari praktikum yang telah
dilakukan, diharapkan agar
praktikan diharapkan membawa
bahan praktikum yang representatif
dan lakukan pengamatan sesuai
dengan prosedur kerja.
32
33
34 DAFTAR PUSTAKA
35
36
Bidwell, R.G.S.1979. Plant of
Physiology Second Edition.
Mc.Milan Publishing :New York.
37

Bower, F.O.196.Botany of The


Living Plant. Mc.Milan and Co.
Ltd. St Martin Press :London.

38

Delvin,
R.M.1975.
Plant
Physiology
Third
Edition.
Mc.William Publishing Co.Inc
:New York.

39

Dwijoseputro.1985. Pengantar
Fisiologi
Tumbuhan.
PT.
Gramedia :Jakarta.

40

Kimball.1994.
Biologi
2.Erlangga :Jakarta.

41

Lakitan, Benyamin.2004. DasarDasar Fisiologi Tumbuhan. Raja


Grafindo Persada :Jakarta.

42

Noggle
and
Fritz.1979.Introduction
Plant
Physiology. Practise Hall of
India, Private Limited India :New
Delhi.

43

Peter,
E
dan
Fisher,
N.M.1992.Fisiologi
Tanaman
Budidaya Tropik. UGM Press
:Yogyakarta.

44

Salisbury,B.Frank and Cleon W


Ross.1997. Fisiologi Tumbuhan
Jilid I. ITB Press :Bandung.

45

Sitompul, S. M. dan Guritno. B.


1995. Pertumbuhan Tanaman.
UGM Press.Yogyakarta.

46

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi


Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Jilid

47

48
49

Anda mungkin juga menyukai