Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No.

2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN JENIS BURUNG PANTAI


DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM MENIPO

Alfred O. M. Dima, Ike Septa F. M, Joice J. Bana,Vinsensius M. Ati,


Ermelinda D. Meye, Maria R. Hane Neno

Program Studi Biologi FST Undana

ABSTRAK

Taman wisata alam Menipo merupakan salah satu wilayah yang penting secara konservasi
karena merupakan habitat bagi satwa langka yang hidup di pulau kecil yang terisolir dari
daratan utama Pulau Timor, dan merupakan habitat satwa dan burung-burung laut pada pasang
surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis burung pantai yang hidup di
kawasan Taman Wisata Alam Menipo serta keanekaragaman, kelimpahan dan dominasi
spesies burung pantai di kawasan Taman Wisata Alam Menipo. Penelitian menggunakan
metode Titik Hitung (Point Count) dan dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 147 individu burung pantai yang terdiri dari 21 jenis dengan
nilai indeks keanekaragaman 2,65 terkategori sedang. Nilai kelimpahan burung pantai
tertinggi terdapat pada jenis Actitis hypoleucos (20%), selanjutnya Alcedo attis (11%),
sedangkan nilai terendah terdapat pada jenis Todirhamphus chlorys,Aquila chyrsaetos dan
Haliaeetus leucogaster dengan presentase masing-masing (1%). Sedangkan kategori nilai
indeks dominasi sangat rendah dengan nilai 0,09.

Kata kunci: Keanekaragaman, Burung, Menipo

38
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Indonesia memiliki 1.539 spesies Keanekaragaman hayati yang ada di dalam


burung atau 17 persen dari jumlah seluruh taman wisata alam memiliki manfaat bagi
spesies burung di dunia, 318 spesies manusia maupun lingkungan. Keberadaan
diantaranya merupakan spesies endemik burung memiliki peran dalam menjaga
(Sujatnika, et al, 1995). Pada tahun 2014 lingkungan mulai dari rantai makanan,
lembaga pelestarian burung yaitu burung jaring-jaring makanan dan proses alami
Indonesia, mencatat keanekaragaman jenis yang terjadi di lingkungannya.
burung di Indonesia meningkat dari 1.605
pada tahun 2013 menjadi 1.666 jenis pada MATERI DAN METODE
tahun 2014 (Kurniawan, 2019). Burung
merupakan keanekaragaman hayati yang Penelitian ini telah dilaksanakan
harus dijaga kelestariannya dari kepunahan pada bulan September 2021 di Taman
maupun penurunan keanekaragaman Wisata Alam Menipo. Jenis data yang
jenisnya (Ridki, 2016). Burung perlu digunakan adalah data primer yaitu data
dilestarikan karena mempunyai manfaat yang secara langsung diambil dari lokasi
yang besar bagi kehidupan manusia, antara pengamatan yaitu jenis burung yang
lain membantu mengendalikan serangga ditemukan dilokasi pengamatan/penelitian
hama, membantu proses penyerbukan dan data sekunder data penunjang
bunga, dan penyebar biji tumbuhan. penelitian yang diperoleh dari berbagai
Sebagai salah satu komponen ekosistem, sumber atau studi literatur, meliputi buku
burung mempunyai hubungan timbal balik panduan pengamatan burung “Burung-
dan saling tergantung dengan burung di kawasan Wallacea”. Teknik
lingkungannya. Atas dasar peran dan pengumpulan data yang digunakan yaitu
manfaat ini maka kehadiran burung dalam dengan melakukan observasi lapangan,
suatu ekosistem perlu dipertahankan penentuan stasiun penelitian, dan metode
(Arumasari, 1989). titik hitung. Data hasil penelitian dianalisis
Tipe habitat pada beberapa wilayah dengan menggunakan analisis statistik
konservasi berupa Suaka Alam, Cagar deskriptif dengan mengunakan rumus
Alam atau Taman Wisata Alam memiliki indeks keanekaragaman, kelimpahan dan
kondisi habitat yang tidak jauh berbeda. dominasi.
Misalnya pada Taman Wisata Alam (TWA)
Menipo yang memiliki kondisi topografi HASIL DAN PEMBAHASAN
desa atau wilayahnya lembah, landai dan
telah berdiri dari tahun 1977 di kelola Obyek Wisata dan Jasa Lingkungan
BBKSDA NTT. Wilayah ini penting secara Potensi obyek dan daya tarik wisata
konservasi karena merupakan habitat alam serta jasa lingkungan di Taman
satwa langka yang hidup di pulau kecil Wisata Alam Menipo yaitu dapat
yang terisolir dari daratan utama Pulau menikmati panorama alam berupa
Timor, dan merupakan habitat satwa dan hamparan laut lepas di pantai selatan, dan
burung-burung laut pada pasang surut. pada malam hari dalam keadaan cuaca
yang cerah dan laut tenang akan terlihat

39
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

kelap-kelip cahaya lampu di tepi pantai yang memiliki sebaran yang luas di
utara Benua Australia. Indonesia sehingga mudah ditemukan pada
Kelompok hutan Taman Wisata hampir semua tipe lahan basah. Pendapat
Alam Menipo memiliki tipe hutan tanah lain dari Chrystianto et al., (2004) yang
kering atau savana, hutan pantai dan hutan menyatakan bahwa keberadaan jenis dari
payau. Potensi jenis satwa liar yang famili ardeidae juga dapat menjadi
terdapat didaratan Taman Wisata Alam indikator ekosistem hutan mangrove masih
menipo ini diantaranya adalah rusa timor terjaga.
(Rusa timorensis), kera (Macaca Berdasarkan hasil pengamatan
fascicularis), babi hutan (Sus vitatus), jumlah jenis burung pantai yang ada pada
biawak (Varanus salvator), ular sanca Taman Wisata Alam Menipo memiliki
timor (Phyton timorensis), burung kakatu jumlah yang banyak disebabkan karena
putih jambul kuning (Cacatua sulphurea), kawasan ini masih memiliki kondisi habitat
elang laut (Haliaretus leucogaster), raja yang baik dan menyimpan banyak
udang (Halcyon sp) dan pecuk ular persediaan makanan bagi satwa jenis
(anhinga melanogaster). Adapula aneka burung pantai yang ada. Keanekaragaman
jenis fauna perairan dan laut seperti buaya dan jumlah burung sangat dipengaruhi oleh
muara (Crocodilus porosus), penyu kondisi habitat (Peterson, 1980). Sejalan
belimbing (Dermocheyis coriacea), penyu dengan pendapat Dewi et al.,(2007) yang
tempayan (Caretta caretta), dan penyu menyatakan bahwa semakin
sisik (Eretmochelys imbricata). (Resort beranekaragam struktur suatu habitat
TWA Menipo) dalam hal ini keanekaragaman jenis
Jumlah dan Jenis Burung Pantai di tumbuhan dan struktur vegetasi maka akan
kawasan Taman Wisata Alam Menipo semakin tinggi pula keanekaragaman satwa
Berdasarkan hasil pengamatan di liar termasuk burung. Dapat dipastikan
kawasan Taman Wisata Alam Menipo bahwa masih ada pertambahan jenis
ditemukan 147 individu, terdiri dari 21 burung pada lokasi tersebut jika penelitian
jenis yang termasuk dalam 11 famili dan dilakukan dengan titik pengambilan data
17 genus dengan jenis terbanyak oleh yang lebih banyak dan jangka waktu yang
spesies Actitis hipolleucos. Jenis burung lebih lama. Jenis burung yang terdapat di
termasuk kedalam famili ardeidae. kawasan Taman Wisata Alam Menipo,
Julyanto.,(2016) menyatakan famili dapat dilihat pada Tabel 1.
ardeidae merupakan tipe burung perancah

40
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Tabel 1. Jumlah Dan Jenis Burung Di Kawasan Penelitian Taman Wisata Alam Menipo
Jenis Status Konservasi
No
Nama Indonesia Nama Ilmiah Famili Genus ∑ IUCN UU/PP CITES

1 Kokokan laut Butorides striatus Ardeidae Butorides 6 LC


2 Raja udang erasia Alcedo atthis Alcedinidae Alcedo 16 LC
3 Kuntul besar Egretta alba Ardeidae Egretta 10 DD D
4 Trinil p antai Actitis hypoleucos Scolop acidae Actitis 29 LC
5 Pecuk ular Asia Anhinga melanogaster Anhingidae Anhinga 2 NT D NA
6 Kirik-kirik laut Merops philippinus M erop idae M erop s 9 LC
7 Gajahan timur Numesius madagascariensis Scolop acidae Numesius 15 EN D
8 Kuntul kecil Egretta garzeta Ardeidae Egretta 5 LC D
9 Cangak laut Ardea sumatrana Ardeidae Ardea 2 LC D NA
10 Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae Todirhamp hus 1 LC D
11 Elang laut p erut p utih Haliaeetus leucogaster Accip itridae Haliaeetus 1 LC D APP II
12 Dara laut batu Onychoprion anaethetus Sternidae Ony chop rion 13 LC D
13 Dara laut kecil Sterna albifrons Sternidae Sterna 2 LC D
14 Kuntul Australia Egretta novaehollandaie Ardeidae Egretta 2 LC D
15 Pecuk ular Australia Anhinga melanogaster Anhingidae Anhinga 2 DD
16 Delimukan zamrud Chalcophas Indica Columbidae Chalcop has 5 LC
17 M andar batu Gallinula chloropus Rallidula Gallinula 6 LC
18 Elang emas Aquila chyrsaetos Accip itridae Aquila 1 LC
19 Kirik-kirik Australia Merops ornatus M erop idae M erop s 11 LC
20 Pelikan Pelecanus onocrotalus Pelecanidae Pelecanus 3 DD
21 Pip it zebra Taenopygia guttata Estrildidae Taenop y gia 6 LC

Tabel 1 menunjukan bahwa Red-List diantaranya berstatus EN


keberadaan burung yang paling banyak (Endangered) apabila satu spesies
dijumpai adalah jenis Actitis hypoleucos dinyatakan genting. Jenis burung yang
dengan jumlah 29 individu diikuti oleh termasuk dalam kategori ini adalah
Alcedo atthis dengan jumlah 16 individu Numesius madagascariensis (gajahan
Actitis hypoleucos merupakan burung timur). Kategori selanjutnya adalah NT
yang paling sering ditemukan pada saat (Near Threatened). Spesies yang termasuk
penelitian, jenis burung ini tersebar secara dalam kategori ini adalah Anhinga
mengelompok pada setiap titik melanogaster (pecuk ular Asia).
pengamatan, merupakan jenis burung Sedangkan jenis burung lainnya yang
migrasi yang setiap tahunnya burung ini ditemukan saat pengamatan termasuk ke
selalu melakukan migrasi di kawasan dalam kategori LC (least Concern). Selain
Taman Wisata alam Menipo dikarenakan itu, terdapat satu jenis burung yang
habitat dan lingkungan dari kawasan ini termasuk dalam daftar Appendix CITES
masih memenuhi kebutuhannya sehingga yang mengatur tentang perdagangan satwa
burung Actitis hypoleucos selalu terlihat secara internasional. Jenis tersebut adalah
berada pada kawasan ini. Paruh dari Haliaeetus leucogaster (elang laut perut
burung ini berukuran kecil dan tebal untuk putih) yang termasuk ke dalam kategori
mengambil invertebrata yang berada di Appendix II.
permukaan lumpur sebagai makanannya Berdasarkan Pasal 1 Peraturan
(McKinnon, 2010). Menteri Lingkungan Hidup Dan
Jenis burung yang ditemukan di Kehutanan Republik Indonesia Nomor
Taman Wisata Alam Menipo memiliki P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018
status konservasi menurut Internasional Tentang jenis tumbuhan dan satwa yang
Union for Conservation of Nature (IUCN) dilindungi telah ditetapkan 912 jenis

41
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

tumbuhan dan satwa yang dilindungi Berdasarkan (Gambar 1) titik


termasuk 564 jenis burung, diantaranya pengamatan empat memiliki indeks
yang ditemukan pada saat pengmatan yaitu keanekaragaman paling tinggi
Egretta alba (kuntul besar), Anhinga dibandingkan lima area lain. Ini menjadi
melanogaster (pecuk ular asia), Numesius pertanda bahwa area titik pengamatan
madagascariensis (gajahan timur), Ardea ini memiliki komunitas burung lebih
sumatrana (cangak laut), Todirhamphus stabil ukuran populasinya dibanding
chloris(cekakak sungai), Haliaeetus area titik pengamatan yang lain.
leucogaster (elang laut perut putih), Keadaan ini disebabkan karena pada
Onychoprion anaethetus (dara laut batu), titik pengamatan ini tidak ada jenis
Sterna albifrons (dara laut kecil) dan burung yang mendominasi dan memiliki
Egretta novaehollandaie (kuntul jumlah jenis yang paling banyak
Australia). dibandingkan plot yang lain. Selain itu
Keanekaragaman, Kelimpahan dan tingginya nilai indeks keanekaragaman
Dominasi Burung Pantai di Kawasan pada titik ini juga di karenakan pada
Taman Wisata Alam Menipo stasiun empat, terdapat vegetasi
1. Indeks Keanekaragaman mangrove yang rimbun di sisi kiri dan
Nilai indeks keanekaragaman kanan muara, beberapa sisi pantai
burung pantai pada TWA Menipo berpasir saat pasang surut air laut, dan
berdasarkan perhitungan indeks cukup jauh dari jangkauan masyarakat.
keanekaragaman menurut Shannon- Area titik pengamatan enam
Wiener adalah 2,65. Nilai tersebut, memiliki nilai indeks keanekaragaman
dikategorikan sedang, sehingga dapat paling rendah dibandingkan dengan
dikatakan bahwa kondisi ekosistemnya lima titik pengamatan yang lain . hal ini
relatif masih cukup baik dan tidak dikarenakan vegetasi pada area ini
mengalami tekanan yang berarti dalam sangat minim sehingga keberadaan
mendukung kehidupan burung. Hal burung di titik pengamatan ini jarang
lainnya, yang mempengaruhi ditemukan. Sejalan dengan Rohiyan et
keanekaragaman jenis burung adalah al., (2014) yang menyatakan bahwa
kehadiran beberapa jenis burung satwa akan memilih habitat yang
migran (Qiptiyah et al, 2013). Menurut memiliki kelimpahan sumberdaya yang
Master et al., (2016) beberapa jenis cukup bagi kelangsungan hidupnya,
burung migran antara lain Actitis sebaliknya satwa akan jarang atau tidak
Hypoleucos (Trinil pantai). ditemukan pada lingkungan yang
kurang menguntungkan baginya.

42
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Gambar 1. Indeks Keanekaragaman Burung Pantai


2. Indeks Kelimpahan

Gambar 2. Indeks Kelimpahan Burung Pantai

Gambar 3. Burung pantai yang sering dijumpai Actitis hypoleucos (Trinil pantai)

43
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Hasil perhitungan untuk yaitu Todirhamphus chlorys


kelimpahan burung diperoleh nilai (cekakak sungai), Aquila chyrsaetos
tertinggi terdapat pada jenis Actitis (elang emas) dan Haliaeetus
hypoleucos (Trinil pantai) 20% jenis leucogaster (elang laut perut putih)
burung ini yang sering dijumpai selama dengan presentase masing-masing 1%.
pengamatan, satwa jenis ini juga Elang laut perut putih juga terdapat luas
tersebar luas di seluruh wallacea, di seluruh wallacea, merupakan burung
merupakan burung pemakan kepiting, pemakan ikan dan ular laut. Burung
cacing, moluska, yang memiliki habitat elang laut perut putih memiliki jumlah
di perairan pasang surut dan burung ini yang tidak terlalu banyak dan biasanya
biasanya mencari makan dan bermain terpencar karena bersifat soliter.
di pesisir pantai (Seipalla Billy, 2020). Biasanya menghuni pesisir dan pulau-
Sedangkan nilai presentase untuk pulau kecil. Aktivitas burung ini jarang
kelimpahan burung dengan nilai terlihat di karenakan, burung ini
terendah terdapat pada 3 jenis burung biasanya terbang dan hinggap sesaat
pada pohon sekitaran pantai dan
kemudian terbang pergi (Seipalla Billy,
2020).

3. Indeks Dominasi

Gambar 4. Indeks Dominasi Burung Pantai

44
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Berdasarkan diagram pada (elang laut perut putih) dengan


gambar 4, nilai indeks dominasi burung presentase masing-masing 1%.
pantai pada kawasan penelitian Taman Sedangkan nilai indeks dominasi burung
Wisata Alam Menipo termasuk kriteria pantai pada kawasan penelitian Taman
dominasi sangat rendah yaitu 0,09. Hal Wisata Alam Menipo termasuk kriteria
tersebut menunjukkan bahwa tidak dominasi sangat rendah yaitu 0,09.
terdapatnya spesies yang mendominasi Saran
spesies lainnya. Secara umum, nilai 1. Diperlukan tambahan waktu agar dapat
indeks dominasi pada setiap plot tidak melakukan perhitungan jumlah burung
menunjukkan perbedaan yang di setiap musim migrasi dan non
signifikan dan nilai indeks dominasi migrasi.
pada setiap stasiun tergolong kecil atau 2. Perlu dilakukan kegiatan inventarisasi
mendekati nol (0). Hal ini, sesuai keanekaragaman dan identifikasi lebih
dengan pendapat (Odum, 1971) yang lanjut dari segi penyebaran dan habitat
menyatakan bahwa nilai indeks burung pantai agar kelestarian dan
dominasi mendekati satu (1), apabila ekosistem burung pantai di Taman
komunitas didominasi oleh jenis atau Wisata Alam Menipotetap terjaga.
spesies tertentu dan jika indeks
dominasi mendekati nol (0), maka tidak DAFTAR PUSTAKA
ada jenis atau spesies yang
mendominasi. Alikodra, H. S. 1988. Dasar-Dasar
Pembinaan Margasatwa.
PENUTUP Laboratorium Ekologi Satwaliar
JurusanKonservasi Sumberdaya
Simpulan Hutan. Fakultas Kehutanan Institut
1. Jumlah dan jenis burung yang dijumpai Pertanian Bogor. Bogor.
di lokasi pengamatan tercatat 147 Arumisari. 1989. Komunitas burung pada
individu yang terdiri dari 21 jenis, berbagai habitat di kampus Ui,
dengan jumlah terbanyak oleh spesies Depok: Skripsi sarjana Biologi
Actitis hypoleucos (Trinil pantai) FMIPA Universitas Indonesia.
2. Nilai indeks keanekaragaman burung Jakarta
pantai pada TWA Menipo adalah 2,65 Chrystianto, Asiyatun S, Margareta R.
dengan kategori sedang. Hasil 2014. Keanekaragaman Jenis
perhitungan untuk kelimpahan burung Avifauna di Cagar Alam Keling II/III
diperoleh nilai tertinggi terdapat pada Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
jenis Actitis hypoleucos (trinil pantai) Indonesian Journal of Coservation.
20% sedangkan nilai presentase untuk 3(1) : 1 – 6.
kelimpahan burung dengan nilai Dewi RS, Mulyani Y, Santosa Y. 2007.
terendah terdapat pada jenis Keanekaragaman jenis burung di
Todirhamphus chlorys (cekakak beberapa tipe habitat Taman
sungai), Aquila chyrsaetos (elang Nasional Gunung Ciremai. Media
emas), dan Haliaeetus leucogaster Konservasi.

45
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 2 Juni 2022 (Hal 38 – 46)

Hasil Penelitian

Ekowati Apriyany. 2016. Ridki Muiza. 2016. Keanekaragaman


Keanekaragaman Jenis Burung Di Burung Di Kawasan Pesisir Rinon
Kawasan Telaga Warna, Desa Tugu Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar.
Utara, Cisarua Bogor. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi
Biology, 9(2),87-94 FTK UIN Ar-Raniry: Banda Aceh.
Julyanto, Harianto SP, Nurcahyani N. Rohiyan M, Setyawan A, Rustiati EL.
2016. Studi Populasi Burung Famili 2014. Keanekaragaman jenis burung
Ardeidae di Rawa Pacing, Desa di hutan pinus dan hutan campuran
Kibang Pacing Kecamatan Muarasipongi Kabupaten
Menggala Timur Kabupaten Tulang Mandailing Natal Sumatera Utara.
Bawang Provinsi Lampung. Jurnal Jurnal Sylva Lestari. 2(2):89-98.
Sylva Lestari. 4(2) Ruskhanidar dan Muhammad H, 2007.
Kurniawan, Jimmi. 2019. Kajian Tentang Keanekaragaman
Keanekaragaman Jenis Burung Spesies Burung di Hutan Mangrove
Diurnal Di Desa Bukit Batu Aceh Besar Pasca Tsunami 2004.
Kecamatan Sungai Kunyit Jurnal Ked Hewan, 1(2): 76-84.
Kabupaten Mempawah. Jurnal Seipalla Billy. 2020. Inventarisasi Jenis
Hutan Lestari. Vol.7 (3): 1017-1025 Burung Pantai Di Kawasan Pulau
MacKinnon J., K. Phillips, dan B.V. Marsegu Kabupaten Seram Bagian
Balen. 2010. Panduan Lapangan Barat Provinsi Maluku. Jurnal
Burungburung di Sumatera, Jawa, Hutan Tropis Volume 8 No. 1
Bali dan Kalimantan. Jakarta: Sujatnika, P. Joseph, T.R. Soehartono, M.J.
Puslitbang Biologi-LIPI Crosby dan A. Mardidiastuti. 1995.
Master J, Nurcahyani N, Natalia S, dan Melestarikan Keanekaragaman
Pertiwi H I. 2016. Keanekaragaman Hayati Indonesia, Pendekatan
Jenis Burung Pada Areal Tambak Daerah Endedemik, Jakarta:
Intensif di Sumatera Selatan dan PHPA/Birdlife Internasional-
Lampung. Jurnal Biospecies. 9(2) : Indonesia Programm.
24 – 31.
Odum, E.P., 1971, Fundamental of
Ecology. W.B. Sounders Company,
Philadelphia.
Peterson, R.T. 1980. Pustaka Life. Tiara
Pustaka, Jakarta.
Qiptiyah M, Broto BW, dan Setiawan H.
2013. Keragaman Jenis Burung
Pada Kawasan Mangrove di Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea. 2(1) : 41 – 50.

46

Anda mungkin juga menyukai