Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI EKOSISTEM TAMAN NASIONAL


RAWA AOPA WATUMOHAI

OLEH :

NAMA : Zoellick
STAMBUK : F1D1 20 000
DOSEN PEMBIMBING :-

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hewan menunjukkan berbagai variasi dalam bentuk,

struktur tubuh, warna, jumlah dan sifat lainnya di suatu daerah. Sumber alam

hayati merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan hidup, yang

menjadikan lingkungan ini hidup dan mampu menghidupkan manusia dari

generasi ke generasi, banyak hewan sebagai produksi pangan, sandang, bahan

industri dan tenaga pengangkut dan bahan hiasan.

Burung yang ada di suatu habitat dan dapat menjaga keanekaragaman hayati

di integral dari rantai makanan dan jaring makanan. Beberapa burung mengambil

makanan dari tanaman seperti serangga atau cacing tanah. Hubungan antara

makan dalam ekosistem membantu mencegah satu spesies menjadi terlalu banyak,

adanya indentifikasi keanekaragaman burung di suatu wilayah dapat membantu

menjaga ekosistem di tempat tersebut.

Taman nasional rawa aopa watumohai (TNRAW) merupakan salah satu

lahan basah penting di Indonesia. Rawa gambut air tawar terluas di Pulau

Sulawesi ini tidak hanya memiliki nilai strategis bagi masyarakat sekitar, namun

juga nilai konservasi yang sangat penting, karena menjadi habitat bagi beragam

spesies burung air dan telah dinobatkan menjadi situs Ramsar keempat di

Indonesia

Hubungan antara burung dan habitatnya sangat penting untuk diketahui

karena dapat digunakan untuk memprediksi dampak perubahan habitat terhadap

populasi burung. Terdapat 16 jenis burung yang dilindungi, 13 jenis merupakan


burung endemik sulawesi dan 2 jenis dengan status vulnerable yaitu julang

sulawesi dan bangau bluwok. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan

praktikum berjudul Keanekaragaman Burung di Ekosistem Taman Nasional Rawa

Aopa Watumohai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

keanekaragaman burung di ekosistem pada taman nasional rawa aopa watumohai?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui

keanekaragaman burung di ekosistem pada taman nasional rawa aopa watumohai.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui

keanekaragaman burung ekosistem pada taman nasional rawa aopa watumohai.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekosistem

Ekosistem merupakan sebuah kelompok yang terdiri atas beragam populasi

yang berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Daerah tersebut (habitat) bisa jadi

hanya sekecil kolam local ataupun seluas gurun sahara. Berbagai populasi yang

berinteraksi dalam suatu ekosistem disebut komunitas, yakni komponen-

komponen hidup dari suatu ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem di alam

dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan

organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak

tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan

komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik

(Yulistiana. 2015).

B. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) merupakan salah satu

taman nasional yang memiliki perwakilan tipe ekosistem khas Zona Wallacea

yaitu mangrove, hutan pantai, savana, hutan hujan dataran rendah (hutan pemah),

hutan hujan pegunungan bawah, dan ekosistem rawa air tawar. Taman nasional ini

memiliki berbagai jenis satwaliar endemik langka yang dilindungi seperti anoa

(Bubalus depressicornis), babirusa (Babyrousa babirussa), kuskus (Phalanger

ursinus), tarsius (Tarsius spectrum), monyet digo (Macaca ochreata), rangkong

sulawesi (Rhyticeros cassidix), dan burung malco (Macrocephalon maleo).


Kawasan ini juga dikatakan memiliki ekosistem rawa air tawar terbesar di

Sulawesi (Gunawan, Dkk., 2015).

C. Burung

Burung merupakan satwa liar yang banyak ditemukan di berbagai tipe

habitat, mulai dari pantai, rawa, pegunungan, maupun dataran rendah. Burung

adalah salah satu jenis satwaliar yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan

makanan, binatang peliharaan, pemenuhan kebutuhan ekonomi, dan estetika.

Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung yang ditemukan dalam suatu

kawasan dapat mengindikasikan bagaimana keadaan di kawasan tersebut, sebagai

salah satu komponen dalam ekosistem, keberadaan burung dapat menjadi

indikator apakah lingkungan tersebut mendukung kehidupan suatu organisme atau

tidak karena mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan

lingkungannya (Mariana dkk., 2018).

D. Peranan Habitat Burung

Peran ekologi burung pada ekosistem yaitu sebagai penyerbuk alami

(pollinator) dan penyebar biji (seed dispersal), pengendalian hama, indikator

perubahan lingkungan dan indikator mperubahan musim, sehingga burung dapat

dijadikan sebagai indikator kesehatan lingkungan. Burung juga memiliki peranan

sangat besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem khususnya rantai makanan

dan menjaga kelestarian lingkungan, sehingga kelestariannya harus dipertahankan

dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya (Sari, dkk. 2020).

E. Peranan Habitat terhadap keanekaragaman burung


Satwa membutuhkan tempat yang dapat menjamin segala keperluan

hidupnya, baik makanan, air, tempat berkembang biak, berlindung, maupun

tempat pengasuhan anak. Habitat yang baik di dalamnya mengandung bermacam-

macam sumberpakan, memungkinkan memiliki jenis burung yang banyak, dengan

makin banyak jenis pohon berarti akan tercipta banyak relung ekologi yang

memungkinkan berbagai jenis burung dapat hidup secara bersama. Hal tersebut

dapat menyebabkan tingkat keanekaragaman jenis burung tersebut semakin

meningkat (Maya dkk., 2016).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Juli 2022 pukul 06:00-

selesai WITA. Bertempat di Vegetasi Savana Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah berbagai jenis-jenis

burung yang terdapat pada area lokasi pengamatan Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai.

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Teropong Monokuler dan Untuk mengamati burung di udara dan yang
Binokuler Hinggap dipohon
2. Jam tangan Untuk melihat waktu pergerakan burung
3. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
4. Kamera Untuk dokumentasikan hasil pengamatan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menentukan lokasi pengamatan.

3. Mengamati pergerakan burung dan jenisnya.

4. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengama


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2 sebagai

berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Burung di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai


No. Klasifikasi Fauna Gambar Gambar Deskripsi
Pengamatan
Literatur
1 Cucak kutilang Ukuran tubuh
(Pycnonotus sedang, dengan
aurigaster) panjang tubuh
Kingdom : sekitar 20 cm. Sisi
Animalia bagian atas tubuh
Filum : berwarna kelabu,
Chordata sedangkan sisi
Class : Aves bawah berwarna
Ordo : (Aris, putih keabuan dan
Passeriformes 2012) pangkal ekor
Family : berwarna merah
Pycnonotidae jingga. Memiliki
Genus : jambul berwarna
Pycnonotus hitam, memiliki
Species : tunggir berwarna
Pycnonotus putih. Suara kicauan
aurigaster jantan terdengar
lebih nyaring dan
lantang serta lebih
rajin berkicau
dibanding betinanya.
2. Kepudang Kuduk Ukuran tubuh
Hitam (Oriolus sekitar 26cm, warna
chinensis) bulunya terdiri dari
Kingdom : dua corak warna
Animalia yaitu hitam dan
Filum : kuimg muda. Untuk
Chordata warna hitam terlihat
Class : Aves menutupi beberapa
Ordo : (Ilmi, dkk., bagian tubuhnya
Passeriformes seperti area mata,
Family : 2018) area sayap,
Oriolidae punggung belakang,
Genus : Oriolus dan pangkal ekor.
Sedangkan bagian
Species : Oriolus depan kepala hingga
bagian ekor
chinensis belakangnya yang
terlihat yaitu warna
kuning muda.
Burung ini memiliki
paruh panjang
berwarna merah
muda, kakinya juga
berukuran sedang
dengan warna
keabu-abuan yang
bentuknya agak
tebal dan memiliki
cakar yang tajam.
3. Cekakak Sungai Berukuran sedang,
(Todirhamphus panjangnya sekitar
chloris) 24 cm. Tubuhnya
Kingdom : berwarna agak biru
Animalia tua dan putih. Warna
Filum : biru cemerlang
Chordata (kadang-kadang
Class : Aves terlihat agak
Ordo : (Aris, 2012) kehijauan)
Coraciiformes mencakup kepala,
Family : sayap, punggung
Alcedinidae dan ekor, sedangkan
Genus : bagian dada dan
Todirhamphus paha berwarna
Species : putih. Burung ini
Todirhamphus memiliki paruh
chloris sedang yang
berwarna keabu-
abuan gelap serta
kaki agak pendek
dan berwarna abu-
abu.
4. Pergam (Ducula) Ukuran sekitar 45
Kingdom : cm, memiliki warna
Animalia corak yang berbeda
Filum : setiap bagian
Chordata tubuhnya, pada
Class : Aves kepala berwarna
Ordo : putih kekuningan,
Columbiformes sayap berwarna
Family : hijau mengkilap,
Columbidae bagian dadanya
(Aris, 2012)
Genus : Ducula berwarna putih.
Species : Ducula Memiliki paruh
berwarna abu pucat
serta kaki berwarna
merah. Burung ini
memilki suar ayang
menggema keras.
Burung ini juga
dapat dijumpai di
hutan dataran
rendah, hutan
mangrove serta
hutan primer dan
sekunder.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Keanekaragaman jenis burung di taman nasional rawa aopa watumohai (TNRAW)

dapat diketahui bahwa terdapat banyak spesies burung yang mendiami ekosistem

di taman nasional tersebut diantaranya yaitu burung cucak kutilang (Pycnonotus

aurigaster) memakan buah-buahan bertekstur lunak yaitu pepaya dan pisang,

selain itu burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) menyebarkan biji buah-

buahan ini dengan cara membuangnya bersama kotoran. .

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Praktikan, diharapkan agar semua praktikan mengikuti praktikum dan

mendengarkan penjelasan-penjelasan asisten pembimbing.

2. Untuk Asisten, saran yang dapat saya berikan untuk kakak asisten pembimbing

adalah agar selalu sabar dalam membimbing praktikan dalam menjalankan

praktikum.

3. Untuk Laboratorium, sebaiknya alat-alat laboratorium lebih dilengkapi lagi

agar praktikum berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Mariana, F., Sri, W., Irpan, F., dan Ade, R., 2018, Keragaman Jenis Burung pada
Berbagai Komunitas di Pulau Sangiang, Provinsi Banten, Jurnal Biodjati,
3(2): 157-160.

Maya, A., Sugeng, P. H., dan Nuning, N., 2016, Keanekaragaman Jenis Burung di
Hutan Rakyat Pekon Kelungu Kecamatan Kotaagung Kabupaten
Tanggamus, Jurnal Sylva Lestari, 4(2): 51-60.

Yulistiana, N.D.H.S., 2015, Peningkatan Hasil Belajar Ekosistem Melalui


Penggunaan Laboratorium Alam, Jurnal Formatif, 5(2): 156-167.

Sari, I.F. Agus S. Dian I. dan Bainah S.D., 2020, Peran Ekologi Spesies Burung
pada Ekosistem Hutan Kota (Studi Kasus di Kota Metro), Jurnal
Kehutanan,, 2(4): 145-152

Gunawan, H. Merry ana K.A. Indra A.S.L.P. Maryatul Q. Dan Muhammad A.Z.,
2015, Model Zona Penyangga Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di
Provinsi Sulawesi Tenggara, Jurnal Penelitian Hutan DAN Konservasi
Alam, 2(5): 477-490.

Anda mungkin juga menyukai